Anda di halaman 1dari 10

LABORATORIUM FISIKA

PROGRAM STUDI FIRE & SAFETY


AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2017

PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN


MEASUREMENT AND UNCERTAINTY
Erdin Hadi.W. Apriani Qodriah , Arofian Caesar.V , Des Andre R ,
15020098
Kelompok126fisdas@gmail.com

Praktikum : Senin, 27 November 2017


Pengumpulan : Sabtu, 01 Desember 2017
Asisten : Christine Jessica.N (15010131)
Aditya Lutfi Munthaha(15030038)
Ahmad Asep Syaeful (15030033)
Ayu Ulandari Pamungkas (15030014)
Bondan Dananjaya (15010041)
Christine Jessica (15010131)
Dhanu Abrianto (15010136)
Elsa Salsabila (15030017)
Fadel Muhammad (15010081)
Faisal Azhar (15010058)
Muhammad Rizal Azizi (15010024)
Noviani Merlin Evrilia (15010169)
Ramadhan (15010131)
Raras Saida (15030031)
Robersyah Sumantri (15010101)
Selli Cahyani Zakti (15010090)

Abstrak
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap
suatu standar atau satuan ukur. Pengukuran juga dapat diartikan sebagai pemberian angka
tehadap suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang, hal, atau
objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas dan disepakati. Pengukuran dapat
dilakukan pada apapun yang dibayangkan, namun dengan tingkat kompleksitas yang
berbeda. Misalnya untuk mengukur tinggi, maka seseorang dapat mengukur dengan mudah
karena objek yang diukur merupakan objek kasat mata dengan satuan yang sudah
disepakati secara internasional. Namun hal ini akan berbeda jika objek yang diukur lebih
abstrak seperti kecerdasan, kematangan, kejujuran, kepribadian, dan lain sebagainya
sehingga untuk melakukan pengukuran diperlukan keterampilan dan keahlian tertentu.
Dalam Percobaan Pengukuran dan Ketidakpastian ini, alat yang digunakan ialah
Jangka Sorong dan bahan yang digunakan yaitu pipa paralon dengan ukuran yang beragam
tiga buah. Adapun langkah langkah yang dilakukan ialah mempersiapkan alat dan bahan,
menjepitkan benda yang akan diukur pada rahang Jangka Sorong (apabila mencari nilai
ukuran sisi luar atau diameter luar yang digunakan adalah rahang bawah pada Jangka
Sorong, apabila mencari nilai ukuran sisi dalam yang digunakan ialah rahang atas pada
Jangka Sorong, dan apabila mencari nilai ukuran kedalaman pipa atau panjang pipa yang
digunakan ialah tangkai ukur kedalaman), setelah itu mengamati skala utama dan skala
nonius, langkah selanjutnya mencatat hasil yang didapat dalam skala utama, selanjutnya
mencatat hasil pengukuran yang didapat dalam skala nonius dan mengkalikannya dengan
ketelitian, dan langkah yang terakhir yaitu dengan menjumlahkan hasil perhitungan dari
skala utama dan skala nonius.
Jangka Sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus
milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil
pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat.

Karena dalam Percobaan Pengukuran dan Ketidakpastian ini menggunakan tiga


buah pipa paralon sebagai bahan yang diukur, maka akan didapatkan hasil yang berbeda
pula. Untuk Pipa A didapatkan hasil pengukuran SDOD ( Skala Dasar Outside Diameter)
sebesar 0,00323 meter, SDID ( Skala Dasar Inside Diameter ) sebesar 0,00273meter,SPOD (
Skala Pembantu Outside Diameter ) sebesar 0,003meter, SPID ( Skala Pembantu Inside
Diameter ) sebesar 0,003 meter. Dan untuk hasil pengukuran Pipa B didapatkan SDOD (
Skala Dasar Outside Diameter ) sebesar 0,00261 meter, SDID ( Skala Dasar Inside Diameter )
sebesar 0,00213 meter, SPOD ( Skala Pembantu Outside Diameter ) sebesar 0,001 meter,
SPID ( Skala Pembantu Inside Diameter ) sebesar 0,003 meter. Selanjutnya adalah hasil
pengukuran Pipa C didapatkan SDOD ( Skala Dasar Outside Diameter ) sebesar
0,00222meter, SDID ( Skala Dasar Inside Diameter ) sebesar 0,00173 meter, SPOD ( Skala
Pembantu Outside Diameter ) sebesar 0,002 meter, SPID ( Skala Pembantu Inside Diameter )
sebesar 0,003 meter.

Kata kunci : Jangka Sorong, Skala Utama, Skala Nonius, SDID (Skala Dasar Inside
Diameter), SDOD (Skala Dasar Outside Diameter),SPID (Skala Pembantu Inside Diameter),
SPOD (Skala Pembantu Outside Diameter).

Abstract
Measurement is the determination of magnitude, dimension, or capacity, usually against a
standard or unit of measure. Measurements can also be interpreted as giving a number of
attributes or certain characteristics possessed by a particular person, thing, or object
according to clear or agreed rules or formulations. Measurements can be done on anything
imaginable, but with different levels of complexity. For example, to measure the height, then
one can measure easily because the measured object is a visible object with a unit that has
been agreed internationally. But this will be different if the measured object is more abstract
such as intelligence, maturity, honesty, personality, etc. so to make measurements required
certain skills and skills.
In this Measurement and Uncertainty Test, the tool used is Jangka Sorong and the
material used is a paralon pipe with a diverse size of three pieces. The steps taken are
preparing tools and materials, clamping the object to be measured in Jangka Sorong jaw (if
looking for external sizing or outside diameter value used is the lower jaw in Jangka Sorong,
if looking for inner side size values used is the maxilla at Jangka Sorong, and when looking
for the value of the pipe depth size or the length of the pipe used is the depth measuring
handle), afterwards observing the major scale and nonius scale, the next step records the
results obtained on a major scale, then records the measurements obtained on a nonius scale
and multiplying it with precision, and the last step is to sum the calculations of the major and
nonius scales.

Jangka Sorong is a measuring instrument whose accuracy can reach one hundredth
of a millimeter. It consists of two parts, a stationary part and a moving part. The reading of
measurement results is highly dependent on the expertise and accuracy of users and tools.

Because in the Measurement and Uncertainty Experiment uses three paralon pipes
as measured material, different results will be obtained. For Pipe A, the result of
measurement of SDOD (Basic Scale of Outside Diameter) is 0,00323meter, SDID (Basic
Scale Inside Diameter) equal to 0,00273 meter, SPOD (Assisted Outside Scale Diameter)
0.003meter, SPID (Inside Diameter Scale) 0 , 003meters. And for the measurement result of
Pipe B, SDOD (Basic Scale Outside Diameter) is 0,00261meter, SDID (Basic Scale Inside
Diameter) equal to 0,00213 meter, SPOD (Assisted Outside Scale Diameter) 0.001 meter,
SPID (Inside Diameter Scale) equal to 0.003meters. Next is the measurement of Pipe C
obtained SDOD (Basic Scale Outside Diameter) of 0.00222meters, SDID (Basic Scale Inside
Diameter) of 0.00173meters, SPOD (Assisted Outside Scale Diameter) of 0.002 meters, SPID
(Inside Diameter Scale) of 0.003 meters.

1 TUJUAN
• Mengenal dan dapat menggunakan alat ukur dalam fisika
• Dapat mengolah data dalam aturan baku
• Memahami sifat besaran yang di ukur
• Mengerti atau memahami penggunaan angka berarti
• Mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang

2 ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakanpadapercobaan kali iniadalah:


• Jangka Sorong
Gambar 1.1 Jangka Sorong
Jangka Sorong yang digunakan terbuat daribesi stainless, umumnya alat ini
dipergunakan untuk mengukur diameter luar, ukuran ketebalan dan juga ukuran
dalam dari suatu benda. Saat ini jangka sorong ada yang tersedia dengan
pengukuran secara manual dan pengukuran secara digital. Untuk pengukuran
secara manual agak sedikit rumit dimana harus diketahui cara perhitungan nilai
hasil ukuran. Sedangkan untuk jangka sorong digital hasil ukuran sudah didapatkan
langsung pada layar ukur. digunakan ketika untuk mengukur suatu benda dari sisi
luar dengan cara diapit. Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya
berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur. Untuk mengukur
kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat
pada gambar karena berada di sisi pemegang.

Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah:


• Pipa Paralon atau Pipa PVC

Gambar 1.2 Pipa Paralon atau Pipa PVC


Pipa Paralon yang digunakan pada percobaan ini sebanyak tiga buah dan
masing-masing memiliki ukuran yang berbeda-beda.
3 DASAR TEORI
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan yang dijadikan
sebagai patokan. Dalam fisika pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu
pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran-pengukuran
yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa yang akan terjadi
dapat diprediksi dengan kuat. Namun bagaimanapun juga ketika kita mengukur suatu
besaran fisis dengan menggunakan instrumen, tidaklah mungkin akan mendapatkan nilai
benar X0, melainkan selalu terdapat ketidakpastian.
Alat ukur adalah perangkat untuk menentukan nilai atau besaran dari suatu
kuantitas atau variabel fisis. Pada umumnya alat ukur dasar terbagi menjadi dua, yaitu alat
ukur analog dan digital. Ada dua sistem pengukuran yaitu sistem analog dan sistem digital.
Alat ukur analog memberikan hasil ukuran yang bernilai kontinyu, misalnya penunjukkan
temperatur yang ditunjukkan oleh skala, petunjuk jarum pada skala meter, atau penunjukan
skala elektronik. Alat ukur digital memberikan hasil pengukuran yang bernilai diskrit. Hasil
pengukuran tegangan atau arus dari meter digital merupakan sebuah nilai dengan jumlah
digit terterntu yang ditunjukkan pada panel display-nya.
Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian .beberapa penyebab
ketidakpastian tersebut antara lain :
• Adanya Nila iSkalaTerkecil (NST).
• Kesalahan Kalibrasi.
• Kesalahan Paralaks.
• Fluktasi parameter pengukuran.
• Lingkungan yang mempengaruhi dan tingkat keterampilan pengamat yang
berbeda-beda.
. Dengan demikian amat sulit untuk mendapatkan nilai sebenarnya suatu besaran melalui
pengukuran. Beberapa panduan bagaimana cara memperoleh hasil pengukuran seteliti
mungkin diperlukan dan bagaimana cara melaporkan ketidakpastian yang
menyertainya.Beberapa alat ukur dasar yang sering digunakan dalam praktikum adalah
jangka sorong, mikrometer skrup, barometer, neraca teknis, penggaris, busur derajat,
stopwatch, dan beberapa alat ukur besaran listrik. Masing masing alat ukur memiliki cara
untuk mengoperasikannya dan juga cara untuk membaca hasil yang terukur.

Nilai Skala Terkecil


Pada setiap alat ukur terdapat suatu nilai skala yang tidak dapat dibagi-bagi lagi, inilah yang
disebut dengan Nilai Skala Terkecil (NST). Ketelitian alat ukur bergantung pada NST ini. Pada
Gambar 3 dibawah ini tampak bahwa NST = 0.25 satuan.
Gambar 3 - Skala utama suatu alat ukur dengan NST = 0.25
satuan
Nonius
Pada gambar dibawah ii, hasil pembacaan tanpa nonius adalah 17 satuan dan dengan
nonius adalah 16.5 + 4 x 0.1 = 17.4 satuan, karena skala nonius yang berimpit dengan skala
utama adalah skala ke-4 atau N1=4

PARAMETER ALAT UKUR


Ada beberapa istilah dan definisi dalam pengukuran yang harus dipahami, diantaranya:
• Akurasi, kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya dari variable
yang diukur.
• Presisi, hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran, atau derajat untuk
membedakan satu pengukuran dengan lainnya.
• Kepekaan, ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan input atau
variable yang diukur.
• Resolusi, perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu ditanggapi oleh alat
ukur.
• Kesalahan, angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur.
• Instrumen, alat ukur menentukan nilai atau besaran suatu kuantitas atau variable
• Sensitivitas, perbandingan antara sinyal keluaran atau respons instrument terhadap
perubahan masukan atau variable yang diukur.
• Ketepatan, suatu ukuran kemampuan untuk hasil pengukuran yang serupa
KETIDAKPASTIAN
Ketidakpastian adalah sebutan yang digunakan dengan berbagai cara di sejumlah bidang,
termasuk filosofi, fisika, statistika, ekonomika, keuangan, asuransi, psikologi, sosiologi,
teknik, dan ilmu pengetahuan informasi Ketidakpastian berlaku pada perkiraan masa depan
hingga pengukuran fisik yang sudah ada atau yang belum diketahui.
Contohnya, jika Anda tidak tahu apakah besok hujan, maka Anda mengalami ketidakpastian.
Bila Anda menerapkan kemungkinan ini pada hasil memungkinkan yang menggunakan
perkiraan cuaca atau penilaian kemungkinan terkalibrasi, Anda telah memperkirakan
ketidakpastian.
4 METODOLOGI
Adapun prosedur yang dilakukan dalam melakukan percobaan Pengukuran
dan Ketidakpastian paa kali ini antara lain:
• Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam proses
percobaan.
• Mengukur Outside Diameter Pipa A dengan cara menjepitkannya pada
rahang bawah dari Jangka Sorong dan jangan lupa untuk mengunci agar
ukuran yang diperoleh tidak berubah karena
dapat berakibat fatal pada hasil pengukurannya.
• Mencatat hasil perhitungan Skala Dasar Outside Diameter dan Skala
Pembantu Outside Diameter,yang dihasilkan dengan melihat garis terakhir
pada Skala Utama sebelum angka nol (0) yang ada pada Skala nonius, dan
melihat garis lurus yang dihasilkan oleh Skala Utama dan Skala nonius, dan
mengkalikannya dengan ketelitiannya, lalu menjumlahkan antara hasil
perhitungan skala utama dengan skala nonius.
• Mengukur Skala Dasar Inside Diameter Pipa A dengan menjepitkannya pada
rahang atas dari Jangka Sorongdanjanganlupauntukmenguncirahang.
• Mencatat hasil perhitungan Skala Dasar Inside Diameter dan Skala Pembantu
Inside Diameter,yang dihasilkan dengan melihat garis terakhir pada Skala
Utama sebelum angka nol (0) yang ada pada Skala nonius, dan melihat garis
lurus yang dihasilkan oleh Skala Utama dan Skala nonius, dan mengkalikannya
dengan ketelitiannya, lalu menjumlahkan antara hasil perhitungan skala dasar
dengan skala pembantu.
• Mengukur panjang dari Pipa A dengan mengukurkannya pada Tangkai Ukur
Kedalaman
• Mencatat hasil perhitungan kedalaman pipa A,yang dihasilkan dengan
melihat garis terakhir pada Skala Utama sebelum angka nol (0) yang ada pada
Skala nonius, dan melihat garis lurus yang dihasilkan oleh Skala Utama dan
Skala nonius, dan mengkalikannya dengan ketelitiannya, lalu menjumlahkan
antara hasil perhitungan skala dasar dengan skala pembantu.
• Mengulangi langkah 2 sampai 6 langkah selanjutnya untuk memperoleh data
dari Pipa B dan Pipa C.
• Merapikan kembali alat dan bahan yang telah digunakan.
5 DATA DAN PENGOLAHAN DATA

Tabel 1.3HasilPengolahan Data PengukurandanKetidakpastian

Bahan SD SP L
OD ( m) ID ( m ) OD ID (m)
Pipa A 0,00218 0,0017 8 0 0,0071
Pipa B 0,00263 0,00223 3 3 0,0102
Pipa C 0,00324 0,0027 4 0 0,0125

Tabel 1.4HasilPengolahan Data PengukurandanKetidakpastian

Bahan P P V
OD ( m ) ID (m ) OD ( m ) ID ( m ) ( m² )
Pipa A 0,00258 0,0017 645.10-5 42,5.10-5 378998.10-
5

Pipa B 0,00278 0,00238 695.10-5 595.10-5 7,62


2164
Pipa C 0,00344 0,0027 860.10-5 67,5.10-5 0,00
197
∑ 0,00880 0,00678
∑² 0,000262166 57662.10-
14
Rata – 0,000133333 40.10+9
rata

6
5
5
4
3
3
ID

2
1
1
0
378998.10 7,622664 28,61325.10
(V)
Grafik 1.1 HubunganInsideDiametr (ID) Terhadap Volume

6 PEMBAHASAN

Pengukuran yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu menghitung panjang pipa
dengan menggunakan jangka sorong dengan satuan meter(m).mengukur panjang adalah
termasukbesaran skalar karena panjang tidak memiliki arah hanya memiliki nilai.
Pada percobaan kali ini diperoleh hasil panjang diameter luar (Outside Diameter)
Pipa A adalah 0,003 m, diameter dalam (Inside Diameter) Pipa A adalah 0,002 m dan
panjang Pipa A adalah 0,003 m. panjang diameter luar (Outside Diameter) Pipa B adalah
0,002m, diameter dalam (Inside Diameter) Pipa B adalah 0,002 m dan panjang Pipa B adalah
0,001 m. Serta Panjang diameter luar (Outside Diameter) adalah 0,003 m.Pipa C adalah 0,002
m, diameter dalam (Inside Diameter) Pipa C adalah 0,001m dan panjang dalam Pipa C
adalah 0,003m.dan panjang luar pipa c adalah 0,002
Kesalahan yang terjadi pada saat praktikum berlangsung diantaranya adalah salah
dalam menentukan titik nol,sehingga dapat mempengaruhi hasil pengukuran.salah dalam
menentukan skala nonius.

7 KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan Manometer dapat diambil kesimpulan, di antaranya:


• Mengukur merupakan pembandingan nilai besaran suatu yang dimiliki alat dengan
membaca skala.
• Penggunaan jangka sorong dengan membuka kunci yang terletak diatas kemudian
buka lebar rahang sesuai diameter benda yang akan diukur kemudian rahang tersebut
geserkan dan paskan dengan benda yang akan diukur tersebut lalu kunci agar posisi
rahang tetap atau tidak berubah sehingga tidak akan merubah nilai akhir dari
pengukuran. Lalu yang pertama dilihat adalah skala utama dan kedua adalah skala
noniusnya jangan lupa di skala nonius untuk mengambilangkanya lihat angka
sebelumangka nol selanjutnya lihat garis yang sejajar sebelah kanan angka nol.
• Alat yang digunakan dalam pengukuran meliputi angka sorong, mistar,
milimetersekrup, thermometer, neraca dan lainnya.
• Aturan baku dalampengolahan data adalah dengan menggunakan satuan dasar yang
telah ditetapkan seperti untuk panjang satuannya adalah meter,untuk berat satuannya
adalah kilogram daln lainnya.
• Penggunaan angka berarti digunakan untuk menentukan penulisan hasil pengukuran
berulang, banyak angka berarti yang digunakan untuk menentukan angka berarti
yang digunakan dari ketentuan besarnya kesalahan relatif.
• Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesalahan dalam penghitungan atau
pengukuran adalah salah melihat skala dan angkanya,kesalahan kalibrasi, kesalahan
titiknol, kesalahan paralaks, adanya Nilai skala terkecil, lingkungan yang
mempengaruhi, tingkat keterampilan pengamat yang berbeda-beda dan lainnya

8 REFERENSI
• Agriandita,Isnani dan Yanasari.2017.Modul
PraktikumFisikaDasar.Indramayu:Akamigas Balongan.
• Halliday, Resnick Walker.2010. FisikaDasar1.Ciracus :Erlangga.
• Burhanudin,Achmad.2012. PengukurandanKetidakpastian.
http://inueds.blogspot.com/2012/10/Pengukurandanketidakpastian/
(Diakses17November 2017)
• Rachman,Aditya.2010.DefinisipengukurandanPenilaianmenurut para ahli.
http://mahasiswaupiserang.blogspot.com/2014/08/definisi-pengukuran-dan-
penilaian-menurut-para-ahli (Diakses 19 November 2017)
• http://www.academia.edu/13375363/DASAR_PENGUKURAN_DAN_KETIDAKP
ASTIAN
(Diakses 17November 2017)

Anda mungkin juga menyukai