Anda di halaman 1dari 10

Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan

untuk Pengendalian Persediaan Bahan Baku


(Studi Kasus Pada PT. Ready Mix Concrete)
Fauzan Azmi, Susy Susmartini dan Yuniaristanto

Dosen Pengampu :
Dr. Agnes Advensia C , M.Si.

Disusun Oleh :
Christian F. H. T. 14.G2.0004
Emanuela Noventi E. P. 12.60.0150
Monica Sari Pertiwi 12.60.0297

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIKA SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap perusahaan baik itu perusahaan manufaktur maupun perusahaan
perdagangan haruslah menjaga persediaan yang cukup sehingga dapat menjamin
kelancaran produksi. Penting bagi setiap perusahaan untuk menentukan jumlah
persediaan, karena kegiatan ini dapat membantu agar tercapainya suatu tingkat efisiensi
penggunaan dalam persediaan.

1.2. Fenomena / Problem


Kelemahannya terletak pada proses pemberian dokumen surat perintah pengiriman
dan job-mix kepada bagian logistic yang terlalu dekat dengan waktu pelaksanaan
produksi, sehingga bagian logistic tidak dapat menghitung kebutuhan material secara
akurat untuk setiap periodenya dalam sebulan. Tidak adanya keterkaitan antara pemesan
material pada saat perencanaan bulanan dengan surat perintah pengiriman (SP2) juga
menjadi penyebab penumpukan ataupun kekurangan material (stockout) di gudang dapat
meningkatkan biaya penyimpanan, kerusakan dan kehilangan bahan baku ditambah
dengan pencatatan secara manual sehingga akan terjadi banyak permasalahan.
Oleh karena itu dalam penentuan persediaan bahan baku pada PT. Ready Mix
Concrete dibutuhkan sebuah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan.
Sistem pendukung keputusan (SPK) ini dibuat untuk dapat memprediksi kebutuhan bahan
baku untuk periode berikutnya. Perusahaan juga perlu menentukan waktu pemesanan
kembali bahan baku yang akan digunakan atau reorder point (ROP) dan safety stok (SS).
Reorder point masing-masing item bahan baku penting diketahui supaya ketersediaan
bahan baku terjamin dan pemesanan bahan baku dilakukan pada saat yang tepat yaitu stok
bahan baku tidak berlebih dan tidak kosong. Safety stok digunakan untuk menentukan
persediaan pengaman. Tujuan dalam persediaan bahan baku ini adalah untuk
meminimalkan nilai persediaan dengan tetap mempertimbangkan ketersediaan sesuai
dengan kebutuhan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Sistem Pendukung Keputusan
Metode ini dikembangkan sebagai sistem pendukung keputusan (DSS) atau SPK.
Menggunakan konsep perencanaan kebutuhan Material (MRP) dengan harian dihapus.
Menentukan ekonomi memesan banyak ukuran penggunaan statis ekonomi urutan
kuantitas (EQQ) dengan keselamatan saham (SS). DSS lebih menekankan pada
efektivitas pengambilan keputusan dalam upaya untuk menghasilkan keputusan yang
lebih baik (Daihani, 2001). Dengan DSS, memasukkan dan mengedit data menjadi lebih
mudah daripada sebelumnya.
Menurut (Turban, 1995) Sistem Pendukung Keputusan dapat memberikan
kebaikan-kebaikan, yaitu:
1. Memudahkan dalam mengambil keputusan proses perencanaan, pemantauan dan
pengendalian persediaan bahan baku yang akan dipesan
2. Dapat dioperasikan dengan mudah oleh orang-orang yang tidak memiliki dasar
kemampuan pengoprasian computer yang tinggi.
3. Menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi sehingga
mudah disesuaikan dengan berbagai perubahan lingkungan yang terjadi dan
kebutuhan pemakai.
4. Memberikan dukungan lebih langsung pada permasalahan dengan menyediakan
alternative pilihan.
5. Menekankan pada efektivitas dalam upaya menghasilkan keputusan yang baik.

2.2. Pengendalian Persediaan


Berdasarkan pada fungsinya persediaan dapat dibagi menjadi tiga kelompok
(Tersine, 1994), yaitu :
a. Batch Stock/Lot Size Inventory.
b. Fluctuation Stock.
c. Anticipation Stock.

III. METODE PENELITIAN


3.1. Jenis Penelitian
Penelitian Kuantitatif

3.2. Metode Pengumpulan Data


Studi Literatur
3.3. Metode Analisis Data / Uji Hipotesis
Menggunakan uji deskriptif

IV. ANALISIS
Sistem Pendukung Keputusan (MRP, EOQ) dapat menjadi pengendalian persediaan
bahan baku. Sistem Pendukung Keputusan yang akan dikembangkan diharapkan dapat
berperan sebagai berikut :
1. Mampu mengirimkan informasi dari bagian pemasaran akan adanya suatu permintaan.
2. Mampu mengirimkan job-mix dari bagian pemasaran untuk tiap permintaan dari
konsumen.
3. Mampu mengirimkan informasi biaya-biaya dari bagian akuntansi.
4. Mampu menentukan jumlah dan waktu pemesanan material dilakukan.
5. Memberikan informasi setiap hari tentang kondisi persediaan material di gudang.
6. Membuat laporan pemakaian, penerimaan dan status persediaan material harian yang
dicetak tiap akhir bulan.
Pada tahap pemodelan sistem terdapat dua langkah yang dilakukan yaitu karakterisasi
sistem dan model matematik.

A. Karakterisasi Sistem
Variabel yang penting adalah interval waktu. Waktu adalah elemen yang penting,
sehingga sistem harus diberlakukan sebagai sebuah sistem dinamis. Elemen waktu dapat
diberlakukan secara diskrit. Unit diskritasi waktu adalah harian karena akan menyediakan
diskripsi yang lebih jelas.
Diasumsikan tidak ada perpindahan dari hari ke hari, maka setiap hari dapat
diberlakukan secara bebas atau tidak terkait dengan hari yang lain. Tujuannya adalah untuk
mereduksi total biaya simpan selama interval waktu yang sama juga dengan mereduksi total
biaya simpan untuk setiap hari secara terpisah. Sebagai hasilnya perusahaan dapat
mengabaikan sifat alami sistem yang dinamis dan melakukan kegiatan operasi setiap hari
dengan menggunakan karakteristik sistem yang statis.
Dari penguraian diatas maka terdapat variabel-variabel yang berpengaruh dalam
karakteristik sistem. Variabel-variabel tersebut antara lain :
1. Permintaan jenis mutu beton cor siap pakai oleh konsumen
2. Lead time pengiriman material dari pemasok ke pabrik
3. Jumlah material yang dipesan ke pemasok
4. Safety stock

Penjelasan diatas membuktikan bahwa MRP (Material Requirement Planning) atau


Perencanaan Kebutuhan Material mempengaruhi persediaan bahan baku di dalam
penjadwalan pengiriman dan penentuan kebutuhan minimal setiap item.
B. Model Matematik

Dalam model ini tidak mengizinkan terjadinya stockout. Dalam model ini juga dapat
menjelaskan bahwa EOQ (Economic Order Quantity) dapat mempengaruhi pengendalian
persediaan bahan baku.Hal ini dibuktikan dengan gambar diatas dimana ukuran pesanan
adalah Q. Ketika menerima sebuah pesanan material, maka tingkat persediaan adalah Q unit.
Seperti yang telah dijelaskan dalam variabel, bahwa pemakaian material bersifat rata-rata dari
permintaan. Ketika permintaan persediaan mencapai titik B (reorder point), sebuah pesanan
baru dilakukan sebesar Q unit. Setelah periode waktu tertentu yang tetap, pesanan material
diterima secara keseluruhan dalam sekali pengiriman dan disimpan di gudang. Adapun
komponen yang berpengaruh terhadap persediaan adalah biaya pemesanan, biaya
penyimpanan dan biaya pembelian. Tiga komponen tersebut dapat dibuktikan dengan
perhitungan dibawah ini :

Dengan EOQ, perusahaan dapat menentukan struktur biaya tetap.


V. KETERBATASAN
1) Peneliti tidak menuliskan rumusan masalah yang ada
2) Tidak adanya pendiskripsian mengani MRP dan EOQ. Hanya Sistem Pendukung
Keputusan saja yang dijelaskan terperinci
3) Metode penelitian juga tidak dijelaskan oleh peneliti.

VI. KESIMPULAN
Dari penelitian tentang pengembangan sistem pendukung keputusan untuk
pengendalian bahan baku dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1) SPK yang dikembangkan memiliki form pengendalian persediaan material
yang menggunakan konsep MRP. Time phase yang digunakan adalah harian. Metode
yang digunakan untuk menetukan ukuran lot pemesanan adalah metode EOQ statis
yang menggunakan jumlah pemesanan kembali dan persediaan pengaman. SPK akan
melakukan perencanaan kebutuhan bahan baku dengan mennetukan waktu da jumlah
pemesanan material yangekonomis pada form MRP. SPK akan mengeluarkan
perintah pemesanan sejumlah Q jika persediaan material di gudang sudah menyentuh
titik ROP.
2) SPK yang dikembangkan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan dengan
keadaan dengan menyediakan fasilitas memasukan nilai variabel dan parameter
terbaru yang mempengaruhi SPK dalam menentukan nilai Q, ROP dan SS.

VII. IMPLIKASI PENELITIAN


1) Implikasi Teoritis
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa sistem
pendukung keputusan, MRP, EOQ dapat mengendalikan persediaan bahan baku.
Sistem Pendukung Keputusan menyediakan alternatif keputusan. MRP dapat
menentukan penjadwalan pemesanan, menentukan kebutuhan minimal setiap item
dan menentukan kebutuhan pada saat yang tepat, kapan suatu pekerjaan akan
selesai. Sedangkan dengan penggunaan EOQ, perusahaan dapat mengeluarkan
biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya pembelian dengan tepat.
2) Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat membantu perusahaan untuk :
a. Mengetahui jumlah permintaan secara konstan dan terus menerus
b. Mengetahui lead time permintaan secara konstan
c. Seluruh lot size ditambahkan ke persediaan dalam waktu yang sama
d. Struktur biaya tetap
e. Tidak diizinkannya backorder dan lost sale
f. Tersedianya tempat, kapasitas dan biaya untuk mendapatkan jumlah
persediaan yang diinginkan
g. Item merupakan produk tunggal.

Anda mungkin juga menyukai