Anda di halaman 1dari 8

Abisai N M

Xii IPA 4 / 1

ATLETIK & OLIMPIADE KUNO MODERN


CABANG – CABANG OLAHRAGA ATLETIK

Seperti yang kita ketahui bahwa ada banyak sekali cabang olah raga, mulai dari cabang
olahraga air, olahraga beladiri, olahraga senam, olahraga permainan, dan olahraga atletik. Dari
masing-masing cabang olahraga tersebut mempunyai cub cabang olahraga. Nah, untuk yang akan
kita bahas pada artikel ini yaitu macam-macam cabang olahraga atletik.

Apa itu olahraga atletik? Olahraga atletik adalah salah satu cabang olahraga yang cenderung
menggunakan kekuatan olah tubuh, seperti lari, lempar, dan lompat. Kata atletik sendiri berasal dari
Yunani yaitu “athlon” yang artinya “kontes”. Sebagai salah satu cabang olahraga, atlletik pertama
kali ikut dalam kegiatan perlombaan yaitu pada olimpiade tahun 776 SM. Di negara kita, cabang
olahraga atletik dinaungi oleh induk organisasi yang bernama PASI (Persatuan Atletik Seluruh
Indonesia).

4 Macam Cabang Olahraga Atletik

Cabang Olahraga Atletik 1 : Lari


Tentu semua orang sudah mengetahui tentang salah satu cabang atletik ini. Sebagai salah satu
cabang olahraga atletik, lari atau lomba lari dibangi menjadi 5, yaitu lari jarak pendek, lari jarak
menengah, lari jarak jauh, lari halang rintang, dan lari estafet.
a. lari jarak pendek
Lari jarak pendek adalah berlari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang harus ditempuh, atau
sampai jarak yang telah ditentukan. Lari jarak pendek terdiri dari lari 100 m, 200 m, 400 m. secara
teknis sama. yang membedakan hanyalah pada penghematan penggunaan tenaga, karena perbedaan
jarak yang harus ditempuh. Makin jauh jarak yang harus ditempuh makin banyak tenaga yang harus
dibutuhkan.

b. lari jarak menengah


Gerak lari jarak menengah (800 m- 1500 m) dan sedikit berbeda dengan gerakan lari jarak pendek
.terletak pada cara kaki menapak. Lari jarak menengah, kaki menapak ball hell-ball, ialah
menapakkan pada ujung kaki tumit dan menolak dengan ujung kaki. Star dikakukan dengan cara
berdiri.

c. lari jarak jauh


Lari jarak jauh dilakukan dalam lintasan stadion jarak 3000m, ke atas, 5000m, 10.000m, sedangkan
marathon dan juga cross-country, harus dilakukan diluar stadion kecuali star dan finis, secara fisik
dan mental merupakan keharusan bagi pelari jarak jauh. Ayunan lengan dan gerakan kaki dilakuakan
seringan-ringannya. Makin jauh jarak lari yang ditempuh makin rendah lutut diangkat dan langkah
juga makin kecil.

d. lari halang rintang


Lari steeple – chase 3000 m termasuk kedalam lari jarak jauh dengan melalui rintangan-rintangan.
Rintangan itu ada dua macam; 1.Rintangan Gawang, 2.Rintangan Air dengan Gawang didepannya
(water jump)

e. lari estafet.
Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik yang
dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Dalam satu regu lari sambung terdapat empat orang
pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan
yang tidak akan dijumpai pada nomor pelari lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat
dari pelari sebelumnya ke pelari berikutnya.

Nomor lari estafet yang sering diperlombakan adalah nomor 4 x 100 meter dan nomor 4 x 400 meter.
Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan tetapi pemberian dan penerimaan
tongkat di zona atau daerah pergantian serta penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.

Cabang Olahraga Atletik 2 : Lompat


Lompat merupakan cabang olahraga atletik yang kedua. Sama halnya dengan cabang atletik lari,
cabang atletik lompat juga diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu ,lompat tinggi, lompat galah, dan
lompat jauh.

1.Lompat tinggi
Lompat Tinggi adalah salah satu keterampilan untuk melewati mistar yang berada di kedua
tiangnya.Ketinggian lompatan yang dicapai oleh seorang pelompat tergantung dari kemampuan dan
persiapan bertanding dari masing-masing atlet. adapun gaya straddle dimana ketiga badan melewati
mistar dengan cepat diputar atau dibalikkan, sehingga sikap badan di mistar telengkup.

2.Lompat galah
Lompat yang memakai tongkat,Tiang galah adalah sebuah acara di lapangan atletik yang
menggunakan orang yang panjang, fleksibel sebagai tiang bantuan melompat ke atas sebuah bar.
Tiang jumping kompetisi yang dikenal dengan Yunani kuno, serta Cretans dan Celt. Sudah penuh
medali di event Olimpiade sejak 1896 untuk laki-laki dan perempuan sejak 2000.

3.Lompat Jauh
Suatu akivitas gerakan yg dilakukan di dalam lompatan untuk mencapai lompatan yg sejauh-
sejauhnya. Ukuran Lapangan lompat jauh untuk jarak awalan lari sampai balok tumpuan 45m, balok
tumpuan tebal 10cm, panjang 1,72m, lebar 30cm, bak lompatan panjang 9m, lebar 2.75m, kedalaman
bak lompat ± 1 meter

Cabang Olahraga Atletik 3 : Lempar


Untuk cabang olahraga atletik lempar dibagi menjadi 2, yaitu lempar cakram dan lembar lembing.
Apa perbedaan kedua jenis cabang olahraga tersebut? Berikut ini penjelasannya.
1. Lempar Lembing
Lembing yang digunakan terbuat dari logam untuk Putra beratnya 800 gram dengan panjang 2,70 m,
sedangkan Putri beratnya 600 gram dengan panjang 2,30 m.

2. Lempar Cakram
Lempar cakram adalah salah satu cabang olahraga atletik. Cakram yang dilempar berukuran garis
tengah 220 mm dan berat 2 kg untuk laki-laki, 1 kg untuk perempuan.Lempar cakram diperlombakan
sejak olimpiade I tahun 1896 di Athena, Yunani.

Cara melempar cakram dengan awalan dua kali putaran badan caranya yaitu: memegang cakram ada
3 cara, berdiri membelakangi arah lemparan, lengan memegang cakram diayunkan ke belakang
kanan diikuti gerakan badan, kaki kanan agak ditekuk, berat badan sebagian besar ada dikanan,
cakram diayunkan ke kiri, kaki kanan kendor dan tumit diangkat, lemparan cakram 30 derajat lepas
dari pegangan, ayunan cakram jangan mendahului putaran badan, lepasnya cakram diikuti badan
condong kedepan.

Cabang Olahraga Atletik 4 : Jalan


Jalan cepat (Bahasa Inggris: Racewalking) merupakan cabang olahraga atletik berjalan gerak maju
dengan melangkah tanpa adanya hubungan terputus dengan tanah. Dalam melakukan jalan cepat
setiap kali melangkah, kaki depan harus menyentuh tanah sebelum kaki belakang meninggalkan
tanah. Saat melangkah satu kaki harus berada di tanah, maka kaki tersebut harus lurus/ lutut tidak
bengkok dan tumpuan kaki dalam keadaan posisi tegak lurus.Tumit kaki mendarat terlebih dahulu.
Saat melangkah panggul rileks Dalam kompetisi jalan cepat umumnya menggunakan lintasan lebih
dari 3000 meter hingga 100 kilometer.

2. SEJARAH OLIMPIADE KUNO DAN MODERN


Pertandingan Olimpiade adalah ajang olahraga internasional empat tahunan yang
mempertandingkan cabang-cabang olahraga musim panas dan musim dingin serta diikuti oleh
ribuan atlet yang berkompetisi dalam berbagai pertandingan olahraga. Olimpiade merupakan
kompetisi olahraga terbesar dan terkemuka di dunia, dengan lebih dari 200 negara berpartisipasi.

Awalnya, Olimpiade hanya berlangsung di Yunani kuno sampai akhirnya pada tahun 393 M
Olimpiade kuno ini dihentikan oleh Kaisar Romawi, Theodosius. Olimpiade kemudian
dihidupkan kembali oleh seorang bangsawan Perancis bernama Pierre Frèdy Baron de Coubertin
pada tahun 1896. Dalam kongres pada tahun 1894 yang diselenggarakan di Paris, didirikanlah
Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan ibu kota Yunani, Athena dipilih sebagai tuan rumah
Olimpiade modern pertama tahun 1896. Selanjutnya, sejak tahun 1896 sampai sekarang, setiap
empat tahun sekali Olimpiade Musim Panas senantiasa diadakan kecuali tahun-tahun pada masa
Perang Dunia II. Edisi khusus untuk olahraga musim dingin; Olimpiade Musim Dingin, mulai
diadakan pada tahun 1924. Awalnya Olimpiade Musim Dingin diadakan pada tahun yang sama
dengan Olimpiade Musim Panas, namun sejak tahun 1994 Olimpiade Musim Dingin diadakan
setiap empat tahun sekali, dengan selang waktu dua tahun dari penyelenggaraan Olimpiade
Musim Panas.

Evolusi yang dilakukan oleh IOC selama abad ke-20 dan 21 telah menyebabkan beberapa
perubahan pada penyelenggaraan Olimpiade. Beberapa penyesuaian dilakukan, termasuk
penciptaan Olimpiade Musim Dingin untuk olahraga es dan salju, Paralimpiade untuk atlet
dengan kekurangan fisik dan Olimpiade Remaja untuk para atlet remaja. Dalam
perkembangannya, Olimpiade telah menghadapi berbagai tantangan, seperti pemboikotan,
penggunaan obat-obatan, penyuapan dan terorisme. Olimpiade juga merupakan kesempatan
besar bagi kota dan negara tuan rumah untuk menampilkan diri kepada dunia.

Di Indonesia, Olimpiade yang sering dikenal dan secara rutin diikuti adalah Olimpiade Musim
Panas. Indonesia sendiri pertama kali berpartisipasi pada Olimpiade Helsinki 1952 di Finlandia,
dan tak pernah absen berpartisipasi pada tahun-tahun berikutnya, kecuali pada tahun 1964 dan
1980.

Olimpiade kuno
Sejak ribuan tahun lalu bangsa Yunani sudah mengenal olahraga dalam arti yang paling
sederhana. Mereka melakukannya untuk kepentingan pasukan perang atau kemiliteran. Dengan
berolahraga diharapkan para prajurit akan tangkas dan sigap dalam bertempur. Olimpiade yang
paling awal konon sudah diselenggarakan bangsa Yunani kuno pada tahun 776 Sebelum Masehi.
Kegiatan itu diikuti seluruh bangsa Yunani dan dilangsungkan untuk menghormati dewa
tertinggi mereka, Zeus. Zeus bermukim di Gunung Olimpus yang kemudian dipakai sebagai
nama Olimpiade hingga sekarang. Olimpiade kuno juga diselenggarakan setiap empat tahun,
para olahragawan terbaik dari seluruh Yunani berdatangan ke arena di sekitar Gunung Olimpus.
Mereka bertanding secara perorangan, bukan atas nama tim. Para atlet yang akan bertanding
terlebih dulu berlatih keras selama sepuluh bulan di daerah masing-masing. Dulu, di Yunani
sering terjadi perang saudara, namun ketika pesta olahraga berlangsung, pihak yang bertikai
melakukan gencatan senjata. Siapa yang melanggar konsensus akan dikenakan denda. Bangsa
Sparta pernah diharuskan membayar denda karena melanggar gencatan senjata selama Perang
Peloponnesus. Menjelang pertandingan, panitia pelaksana menyembelih babi kurban.

Saat ini di wilayah Olympia, Yunani terdapat sekelompok bangunan kecil dan gelanggang di
alam terbuka. Sisa-sisa puing gelanggang latihan itu merupakan peninggalan arkeologis yang
dilestarikan pemerintah Yunani. Pada pesta Olimpiade kerap terjadi perjanjian perdamaian atau
persekutuan antar bangsa. Juga timbul berbagai kegiatan transaksi. Barang-barang yang dijajakan
antara lain anggur, makanan, jimat, dan benda-benda ibadah. Olimpiade kuno
mempertandingkan cabang-cabang atletik seperti lari, loncat, dan lempar. Ada juga pacuan kuda
dan pacuan kereta. Karena aturannya belum baku, para penonton sering terkena lemparan batu
atau ditabrak kereta kuda para peserta.

Di Olympia juga masih dijumpai batu-batu yang merupakan pijakan olahraga lari. Pijakan batu
itu disusun sedemikian rupa agar para pelari bisa mendapat ruang gerak ke kiri dan ke kanan.
Pada saat start para pelari harus menempatkan telapak kaki pada batu-batu pijakan itu. Ada pula
panel-panel tentang lomba lari khusus membawa perisai. Lomba ini banyak disukai penonton
karena dianggap lucu. Pembukaan Olimpiade selalu diwarnai lomba kereta dengan empat kuda.
Sekitar 40 kereta dijajarkan dalam kandang di gerbang keluar. Jarak yang ditempuh hampir 14
km, yakni 12 kali pulang pergi antara dua tiang batu yang ditancapkan di tanah. Berbeda dengan
Olimpiade modern, dulu mahkota kemenangan tidak diberikan kepada sais atau joki, melainkan
kepada pemilik kereta dan kuda yang umumnya orang-orang kaya. Orang kaya yang haus
kehormatan biasanya mengirim paling sedikit tujuh kereta kuda untuk mengikuti perlombaan.

Berbagai pertandingan dalam Olimpiade kuno boleh dikatakan serba keras. Para pelari berpacu
secepat-cepatnya tanpa memakai alas kaki. Para penunggang kuda berlomba habis-habisan tanpa
pelana atau sanggurdi. Para peloncat membawa pemberat yang diayun-ayunkan untuk
menambah dorongan maju. Olahraga yang terkeras adalah pankration, yakni perpaduan antara
gulat dan tinju gaya tradisional. Para atlet boleh menyepak atau mencekik lawan, yang tidak
diperbolehkan adalah memijit mata, menggigit, dan mematahkan jari. Fairplay benar-benar
diperhatikan para atlet. Beberaba artefak purba memperlihatkan adegan tinju antara dua atlet.
Pemenang adu tinju adalah pihak yang dapat memukul kepala lawan. Pihak yang kalah harus
mengacungkan jari tanda mengaku kalah.

Olimpiade kuno hanya boleh ditonton dan diikuti oleh para pria. Sebab para atlet harus
bertanding dengan tubuh telanjang, kecuali untuk kesempatan khusus, seperti lomba kereta kuda.
Mereka berbusana beraneka ragam untuk menunjukkan status sosial si pemilik kereta dan kuda.
Bagi orang Yunani telanjang merupakan cara paling sesuai untuk berolahraga. Mereka bangga
kalau memiliki tubuh yang atletis. Pemenang pertandingan mendapatkan mahkota dedaunan,
seperti daun zaitun liar sebagai pengganti medali. Kadang-kadang sang juara diarak masuk kota
melalui sebuah lubang yang dibuat khusus pada tembok kota. Mereka dielu-elukan di jalan kota
dan disambut pembacaan puisi. Penghargaan lain kepada olahragawan berprestasi berupa
pembebasan dari pajak dan mendapat makanan gratis. Beberapa kota juga memberikan bonus
uang dalam jumlah besar. Bahkan di kota kediaman pemenang didirikan patung mereka. Banyak
patung batu dan perunggu masih tersisa sampai kini dan itulah hadiah paling abadi milik sang
juara. Salah satu bagian cabang atletik yang masih tetap dikenal hingga kini adalah maraton,
yakni perlombaan lari sejauh kira-kira 42 km.

Olimpiade mencapai puncaknya di abad ke-6 dan ke-5 SM, tetapi kemudian secara bertahap
mengalami penurunan seiring jatuhnya Yunani ke tangan Romawi. Tidak ada konsensus yang
menyatakan secara resmi mengenai berakhirnya Olimpiade, namun teori yang paling umum
dipegang saat ini adalah pada tahun 393 M, saat Kaisar Romawi, Theodosius menyatakan bahwa
semua budaya praktek-praktek kuno Yunani harus dihilangkan. Kemudian, pada tahun 426 M,
Theodosius II memerintahkan penghancuran semua kuil Yunani. Setelah itu, Olimpiade tidak
diadakan lagi sampai akhir abad ke-19.

Olimpiade modern
Ajang olahraga pertama yang pelaksanaannya serupa dengan Olimpiade kuno adalah
L'Olympiade de la République, sebuah festival olahraga nasional yang diadakan pada tahun 1796
sampai 1798 selama masa Revolusi Perancis. Dalam pelaksanaannya, ajang ini mengadopsi
beberapa peraturan-peraturan yang berlaku dalam Olimpiade kuno. Ajang ini juga menandai
diterapkannya sistem metrik ke dalam cabang-cabang olahraga.

Pada tahun 1850 sebuah Kelas Olimpiade didirikan oleh Dr. William Penny Brookes di Much
Wenlock, Shropshire, Inggris. Selanjutnya, pada tahun 1859, Dr. Brookes mengganti nama Kelas
Olimpiade menjadi Olimpiade Wenlock. Ajang tersebut tetap diadakan hingga hari ini. Tanggal
15 November 1860, Dr. Brookes membentuk Perkumpulan Olimpiade Wenlock.

Antara tahun 1862 dan 1867, di Liverpool diadakan ajang Grand Olympic Festival. Ajang ini
dicetuskan oleh John Hulley dan Charles Melly dan merupakan ajang olahraga pertama yang
bersifat internasional, meskipun atlet-atlet yang berpartisipasi kebanyakan merupakan "atlet
amatir". Penyelenggaraan Olimpiade modern pertama di Athena pada tahun 1896 hampir identik
dengan Olimpiade Liverpool. Pada tahun 1865, Hulley, Dr. Brookes dan EG Ravenstein
mendirikan Asosiasi Olimpiade Nasional di Liverpool, yang merupakan cikal bakal terbentuknya
Asosiasi Olimpiade Britania Raya. Selanjutnya, pada tahun 1866, sebuah ajang bernama
Olimpiade Nasional Britania Raya diselenggarakan di London untuk pertama kalinya.

Kebangkitan

Semangat bangsa Yunani untuk menghidupkan kembali Olimpiade dimulai seiring dengan
berlangsungnya Perang Kemerdekaan antara Yunani dengan Kekaisaran Ottoman pada tahun
1821. Ide untuk membangkitkan Olimpiade pertama kali dicetuskan oleh seorang penyair dan
editor majalah bernama Panagiotis Soutsos lewat puisinya yang berjudul "Dialogue of the Dead"
yang diterbitkan pada tahun 1833. Evangelis Zappas, seorang bangsawan Yunani-Rumania
adalah orang yang pertama kali menulis kepada Raja Otto, menawarkan untuk mendanai
kebangkitan Olimpiade. Zappas mensponsori penyelenggaraan Olimpiade pada tahun 1859 yang
diselenggarakan di pusat kota Athena. Atlet-atlet yang berpartisipasi dalam ajang tersebut berasal
dari Yunani dan Kekaisaran Ottoman. Zappas juga mendanai perenovasian Stadion Panathinaiko
kuno agar dapat dipakai sebagai tempat penyelenggaraan Olimpiade pada tahun-tahun
berikutnya.

Stadion Panathinaiko digunakan sebagai tempat penyelenggaraan Olimpiade tahun 1870 dan
1875. Sekitar Tiga puluh ribu penonton menghadiri Olimpiade pada tahun 1870 namun tidak ada
catatan kehadiran resmi yang tersedia untuk penyelenggaraan Olimpiade tahun 1875. Pada tahun
1890, setelah menghadiri Olimpiade Wenlock, seorang sejarawan Perancis bernama Baron Pierre
de Coubertin terinspirasi untuk mendirikan Komite Olimpiade Internasional (International
Olympic Committee/IOC). Coubertin punya ide untuk menyelenggarakan suatu ajang Olimpiade
internasional setiap empat tahun sekali berdasarkan ajang Olimpiade Yunani yang dibangkitkan
oleh Brookes dan Zappas. Dia mempresentasikan ide ini dalam kongres pertama IOC yang
berlangsung pada tanggal 16-23 Juni 1894 di Universitas Sorbonne, Paris. Pada hari terakhir
kongres, diputuskan bahwa penyelenggaraan Olimpiade internasional berada di bawah naungan
IOC dan penyelenggaraan pertamanya akan dilangsungkan di Athena, Yunani pada tahun 1896.
Hasil kongres juga memutuskan bahwa Demetrius Vikelas dari Yunani terpilih sebagai presiden
IOC pertama.

Olimpiade 1896

Olimpiade pertama yang diadakan di bawah naungan IOC berlangsung di stadion Panathinaiko,
Athena, pada tahun 1896. Olimpiade pertama ini diikuti oleh 14 negara dengan total 241 atlet
yang berlaga dalam 43 pertandingan. Seperti janjinya pada Pemerintah Yunani, Zappas dan
sepupunya, Konstantinos Zappas turut membantu membiayai penyelenggaraan Olimpiade 1896.
George Averoff, seorang pengusaha Yunani bersedia untuk mendanai perenovasian stadion
dalam rangka persiapan Olimpiade. Pemerintah Yunani juga turut menyediakan dana, berharap
dana tersebut dapat diperoleh kembali melalui penjualan tiket dan dari penjualan set perangko
peringatan Olimpiade pertama.

Sebagian besar atlet yang berpartisipasi dalam Olimpiade Athena 1896 berasal dari Yunani,
Jerman, Perancis, dan Britania Raya. Negara-negara tersebut juga menguasai perolehan medali.
Pada saat itu, wanita tidak boleh berpartisipasi. Penyelenggara menyebut kesertaan mereka tidak
praktis, tidak menarik, dan tidak tepat. Sekitar 80.000 penonton hadir, termasuk Raja George I
dari Yunani.

Meskipun Yunani tidak berpengalaman dalam menyelenggarakan ajang olahraga internasional


dan awalnya juga mempunyai masalah keuangan, namun akhirnya berhasil mempersiapkan
segalanya tepat waktu. Jumlah atlet yang berpartisipasi juga terbilang kecil jika dibandingkan
dengan ukuran saat ini, namun Olimpiade 1896 merupakan keikut sertaan internasional terbesar
untuk ajang olahraga pada masanya. Olimpiade tersebut pun terbukti sukses bagi rakyat Yunani.

Perubahan dan adaptasi

Setelah kesuksesan Olimpiade 1896, Olimpiade memasuki masa-masa stagnasi yang mengancam
keberlangsungan ajang tersebut. Olimpiade Paris 1900 dan Olimpiade St. Louis 1904 adalah
buktinya. Olimpiade Paris tidak memiliki stadion, namun ini adalah Olimpiade dimana pertama
kalinya wanita diijinkan ikut serta dalam pertandingan. Olimpiade St. Louis tahun 1904 diikuti
oleh 650 atlet, namun 580 di antaranya berasal dari Amerika Serikat. Hal-hal diatas menjadi
dasar bagi IOC untuk melakukan perubahan pada Olimpiade. Olimpiade di tata ulang setelah
diadakannya Olimpiade Interkala/ Intercalated Games (disebut demikian karena Olimpiade ini
adalah Olimpiade ketiga yang diadakan sebelum waktu penyelenggaraan Olimpiade ketiga) pada
tahun 1906 di Athena. Olimpiade Interkala ini tidak diakui secara resmi oleh IOC dan tidak
pernah diselenggarakan lagi sejak saat itu. Namun, Olimpiade Interkala yang diselenggarakan di
Stadion Panathinaiko, Athena ini telah menarik minat banyak peserta secara internasional dan
menghasilkan kepentingan publik yang besar, menandai kenaikan popularitas dan ukuran dari
Olimpiade itu sendiri.

Olimpiade Musim Dingin

Olimpiade Musim Dingin (pertama kali diadakan di Chamonix, Perancis, pada tahun 1924)
diciptakan untuk memperlombakan cabang-cabang olahraga musim dingin seperti seluncur es
dan ski yang tidak bisa diperlombakan dalam Olimpiade Musim Panas. Seluncur es (tahun 1908
dan 1920) serta hoki (tahun 1920) pernah diperlombakan dalam ajang Olimpiade Musim Panas.
IOC ingin memperluas daftar tersebut dengan ikut memperlombakan cabang-cabang olahraga
untuk musim dingin lainnya. Pada kongres Olimpiade tahun 1921 di Lausanne, diputuskan untuk
menyelenggarakan versi musim dingin dari Olimpiade. Acara bertajuk Pekan Olahraga Musim
Dingin diadakan pada tahun 1924 di Chamonix, Perancis. Acara ini menjadi penyelenggaraan
Olimpiade Musim Dingin pertama.

Pada awalnya, IOC memutuskan untuk menyelenggarakan Olimpiade Musim Dingin pada tahun
yang sama dengan penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas. Tradisi ini bertahan sampai
Olimpiade Musim Dingin 1992 di Albertville, Perancis. Setelah itu, sejak tahun 1994 Olimpiade
Musim Dingin diadakan setiap dua tahun berselang setelah penyelenggaraan Olimpiade Musim
Panas. Jumlah negara yang berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin juga lebih sedikit
dibandingkan Olimpiade Musim Panas, karena negara-negara yang berada di ekuator tidak
mengenal olahraga musim dingin dan juga tidak memiliki fasilitas untuk olahraga tersebut.

Paralimpiade

Pada tahun 1948, Sir Ludwig Guttmann, yang bertekad untuk mempromosikan rehabilitasi
prajurit yang cacat akibat Perang Dunia II menyelenggarakan pertandingan olahraga antar rumah
sakit bertepatan dengan penyelenggaraan Olimpiade London 1948. Pertandingan tersebut dikenal
sebagai Stoke Mandeville Games dan selanjutnya diselenggarakan setiap tahunnya selama dua
belas tahun. Kemudian, dalam Olimpiade Roma 1960, Guttman membawa 400 atlet untuk
berlaga dalam ajang Olimpiade Paralel, yang kemudian dikenal sebagai Paralimpiade pertama.
Sejak itu, Paralimpiade telah diselenggarakan di setiap tahun penyelenggaraan Olimpiade. Dalam
Olimpiade 1988, Seoul sebagai kota tuan rumah juga menjadi tuan rumah untuk
penyelenggaraan Paralimpiade. Pada tahun 2001, Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan
Komite Paralimpiade Internasional (IPC) menandatangani perjanjian yang menjamin bahwa kota
tuan rumah Olimpiade juga akan dikontrak untuk menjadi tuan rumah Paralimpiade. Perjanjian
ini mulai diberlakukan dalam penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas Beijing 2008 dan
Olimpiade Musim Dingin Vancouver 2010.

Anda mungkin juga menyukai