Anda di halaman 1dari 10

Studi Kelayakan Pasar Ikan Kabupaten Sidoarjo 69

STUDI KELAYAKAN PASAR IKAN KABUPATEN SIDOARJO

Koespiadi

ABSTRAK

By deleloping Fish Market, expected that people could fulfill their protein especially
fish with cheap price, by develop Fish Market expecting could triggered the region
income as well. From the research investigation and survey indicates that fish
production at Sidoarjo Regency that sold in market, only 15% of total production, it
means that the fish production don’t sold optimally, mostly useless and low price, so
getting the fish farmer down. Collecting the data this research are fish data production,
price fish data, fish selling, and financial data at Sidoarjo Regency, after processing the
data getting budget plan Rp. 31.446.390.000,- that could built such as : Depo Ikan,
Cold storage, Ice storage, Salt storage, small harbour, Hygienis Fish Market, Office
management building, Musholla, Power house, Water treatment, and parking area, who
lacated on Lingkar Timur Sidoarjo. The result of economical technique, found that
developing fish market at Sidoarjo Regency by center government and Regional
government trough project budget is feasible, with B/C ratio 2,2536, IRR 35,57%
greater than bank interest, so Indicates that developing fish market has good prospect
Keywords: fish market, benefit cost ratio, internal rate of return
PENDAHULUAN
Latar Belakang.
Dalam perkembangan pasar ikan yang ada di kabupaten Sidoarjo, yang
sementara ini pasar ikan yang di pakai adalah sebuah pasar tradisionil dengan kapasitas
tampung yang kecil yang terletak di jalan pasar ikan di tepi sungai Karanggayam,
dengan kondisi tersebut aktifitas di lokasi tersebut sangat padat terutama di pagi hari,
dengan produksi ikan di kabupaten Sidoarjo yang mencapai ribuan ton per tahunnya
maka kondisi pasar ikan yang ada sudah tidak memenuhi syarat untuk dipakai sebagai
tempat berjualan ikan, sehingga banyak hasil produksi ikan yang tidak terpasarkan
dengan baik sehingga mengalami kerusakan yang pada akhirnya harga jualnya rendah.
TINJAUAN PUSTAKA.
Disamping aspek – aspek biologis (gizi), teknologi (cara pemanfaatan) dan
ekonomis (nilai, harga), pada ikan penting pula dipahami aspek higienis (kebersihan dan
kesehatan) yang akan memastikan apakah ikan itu produk perikanan tersebut layak
dimakan oleh manusia. Kebersihan program sanitasi sangat ditentukan oleh konstruksi /
bangunan yang baik, rancangan dan penataan terhadap fasilitas / peralatan yang efisien
serta pengelolaan yang baik. Untuk menciptakan kondisi demikian maka perlu
diperhatikan: Lingkungan : bebas dari lokasi, bebas dari debu dan pencemar, bebas dari
hewan liar dan serangga, bebas dari sampah, saluran pembuangan air. Konstruksi:
konstruksi dan bahan bangunan, tirai udara, lantai, dinding, langit langit, serta ventilasi.
Investasi proyek menurut Siswanto Sutoyo (2000) mempunyai ciri – ciri khusus
yang perlu diperhatikan para pengusaha. Disamping menanamkan dana dalam bentuk
harta lancar seperti khas/bank, persediaan dan piutang dagang, untuk menjalankan
usahanya para pengusaha juga menanamkan dana mereka dalam berbagai macam
bentuk investasi proyek. Investasi proyek itu juga disebut investasi barang modal
(capital good). Sebagai contoh barang modal antara lain adalah: tanah, gedung dan
70 NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 69 - 78

bangunan yang lain, mesin dan peralatan pabrik, alat–alat berat, laboratorium maupun
sarana transportasi (dump truck, truck mixer dan lain-lain). Penanaman dana investasi
proyek mempunyai ciri khusus yang perlu diperhatikan oleh para pengusaha, sebelum
mereka memutuskan untuk melakukan hal itu.
Adapun ciri-ciri khusus menurut Siswanto Sutoyo (2000) adalah sebagai berikut:
- Investasi proyek menyerap dan mengikat dana secara absolut atau dalam prosentase
cukup besar jumlahnya. Jangka waktu ikatan dana tadi cukup lama yaitu diatas satu
tahun. Oleh karena itu apabila terjadi kesalahan dalam perencanaan atau elevasi
kelayakan rencana investasi, dampak negative yang harus diderita perusahaan akan
berlangsung lama.
- Manfaat yang akan diperoleh perusahaan (misalnya keuntungan) baru dinikmati
beberapa masa, setelah investasi dilakukan. Oleh karena itu untuk menghitung nilai
nyata manfaat yang akan diterima perusahaan pada masa yang akan datang
diperlukan metode khusus, misalnya Discounted Cash Flow.
Studi Kelayakan
Pengkajian yang bersifat menyeluruh dan mencoba menyoroti segala aspek
kelayakan proyek atau investasi dikenal sebagai studi kelayakan. Disamping sifatnya
yang menyeluruh, studi kelayakan harus dapat menyuguhkan hasil analisis secara
kuantitatif tentang manfaat yang akan diperolehdibandingkan dengan sumber daya yang
diperlukan. Pengkajian kelayakan suatu usulan proyek bertujuan mempelajari usulan
tersebut dari segala segi secara profesional agar setelah diterima dan dilaksanakan betul-
betul dapat mencapai hasil sesuai dengan yang direncanakan, jangan sampai terjadi
setelah proyek selesai dibangun dan dioperasikan ternyata hasilnya jauh dari harapan.
Oleh karena itu, perlu penelitian dan pengkajian yang seksama dan sistematis sebelum
terlanjur menanam modal untuk implementasi.
Kriteria Kelayakan
Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek
(biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Kriteria
kelayakan erat terkait dengan keberhasilan, dan hal ini akan berbeda dari satu dan lain
sudut pandang dan kepentingan. Bagi pemilik proyek swasta, titik berat keberhasilan
diletakkan pada aspek finansial. Kriteria kelayakan juga tergantung kepada macam
proyek. Semakin besar proyek, semakin besar dana yang ditanam, sehinggan akan
semakin luas jangkauan dan akan semakin dalam sifat pengkajiannya. Demikian pula
kriteria kelayakan. Kriteria keberhasilan yang akan dibahas dalam penulisan ini dititik
beratkan pada keberhasilan proyek itu sendiri dilihat dari aspek pemasaran, aspek teknis
dan aspek finansial.
Aspek Pasar dalam Studi Kelayakan Bisnis
aspek pasar dan pemasaran dalam studi kelayakan adalah aspek terpenting dari
penyusunan studi kelayakan. Dalam uraian aspek pasar dan pemasaran sekurang –
kurangnya harus melingkupi peluang pasar, perkembangan pasar, penetapan pangsa
pasar dan langkah-langkah lainnya yang perlu dilakukan disamping kebijaksanaan yang
diperlukan. Untuk pembahasan dalam peluang pasar perlu disajikan angka – angka
permintaan dan penawaran didaerah pemasaran dari produk yang direncanakan di masa
yang akan datang. Demikian pula dalam aspek pasar dan pemasaran harus diuraikan
mengenai kendala – kendala yang dihadapi dalam pemasaran seperti pesaing, kekuatan
dan kelemahannya serta menguraikan keunggulan-keunggulan dari usaha yang
direncanakan. Penentuan market space (peluang pasar) dan market share ( peluang yang
Studi Kelayakan Pasar Ikan Kabupaten Sidoarjo 71

dapat dimanfaatkan) merupakan penentu pangsa pasar yang didasarkan pada proyeksi
dan penawaran.
Aspek Teknis
Pengkajian aspek teknis dalam studi kelayakan dimaksudkan untuk memberikan
batas garis besar parameter-parameter teknis yang berkaitan dengan perwujudan fisik
proyek. Pengkajian aspek teknis amat erat hubungannya dengan aspek-aspek lain,
terutama aspek ekonomi, finansial dan pasar. Hubungan erat disini diartikan saling
memberi masukan, dan keputusan mengenai aspek yang satu tergantung bagaimana
dampaknya terhadap aspek yang lain dan sebaliknya. Aspek teknis memiliki pengaruh
besar terhadap perkiraan biaya dan jadwal, karena akan memberikan batasan-batasan
lingkup proyek secara kuantitatif. Pada studi kelayakan aspek ini masih dalam bentuk
konseptual. Baru nanti ditahap-tahap berikutnya dilanjutkan dan dikembangkan menjadi
desain engineering terinci, dan menjadi cetak biru proyek yang akan dibangun.
Letak Geografis Lokasi
Karena letaknya yang strategis maka pemilihan lokasi harus didasarkan atas
pengkajian seksama yang berkaitan dengan unit ekonomi dari instalasi spesifik yang
hendak dibangun, baik dari segi teknis konstruksi maupun kelangsungan operasi dan
produksi dimasa depan. Langkah –langkah yang digunakan dalam pemilihan lokasi
adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi Daerah atau Regional.
Disini dipertimbangkan garis besar faktor seperti dekat dengan daerah
pemasaran, tersedianya bahan baku dan tenaga kerja.
2. Lokasi atau Site
Dilanjutkan dengan mempersempit daerah pemilihan yaitu menentukan lokasi
yang pasti didalam daerah yang dianggap memenuhi persyaratan. Diteliti lebih
jauh faktor-faktor tersedianya tanah, tropografi dan kondisi .
3. Faktor Penunjang
Dalam memilih lokasi perlu diperhatikan pula faktor penunjang seperti: utility,
infra struktur dan fasilitas pelayanan umum.
Aspek Finansial Dalam Studi Kelayakan Bisnis
Aspek finansial yang perlu dibahas antara lain menyangkut investasi, perkiraan
biaya operasi pemeliharan, kebutuhan modal kerja, sumber pembiayaan, perkiraan
pendapatan, perhitungan kriteria investasi.
Kriteria Investasi
Tujuan dari perhitungan kriteria investasi adalah untuk mengetahui sejauh mana
gagasan usaha (proyek) yang direncanakan dapat memenuhi kriteria-kriteria investasi
yang telah ditetapkan. Hasil perhitungan kriteria investor merupakan indikator dari
modal yang diinvestasikan, yaitu perbandingan antara total keuntungan (benefit) yang
diterima dengan total biaya yang dikeluarkan dalam bentuk present value selama umur
ekonomi proyek tersebut.
Net Present Value (NPV)
Menurut Yacob Ibrahim, NPV merupakan suatu kriteria yang digunakan untuk
mengukur apakah suatu investor layak atau tidak yang berasal dari perhitungan Net
Benevit yang telah didiskon dengan menggunakan Socical Opportunity Coast of Capital
(SOCC) sebagai discount factor.Secara singkat, formula untuk perhitungan Net Present
Value adalah sebagai berikut:
72 NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 69 - 78

di mana :
Ci = biaya investasi + biaya operasi
Bi = keuntungan yang telah didiskon
i = discount factor
n = tahun (waktu)
Internal Rate of Return (IRR)
Menurut Yacob Ibrahim, Internal Rate of Return atau IRR adalah suatu tingkat discount
rate yang menghasilkan NPV sama dengan 0. Bila IRR lebih besar dari SOCC maka
dapat dikatakan suatu investasi feasible, bila semua sama dengan SOCC maka dapat
dikatakan investasi hanya kembali modal. Apabila kurang dari SOCC maka suatu
investasi dapat dikatakan tidak feasible. IRR dapat dirumuskan sebagai berikut :

Payback Periode Payback Periode merupakan jangka waktu tertentu yang


menunjukkan terjadinya arus penerimaan (cash in flow) secara komulatif sama dengan
jumlah investasi dalam bentuk present value. Analisis ini perlu ditampilkan untuk
mengetahui berapa lama investasi yang ditanamkan dapat kembali.

di mana :
PBP = Payback Period
= Tahun sebelum terdapat PBP
= jumlah Investasi yang telah di-discount
= Jumlah keuntungan yang telah di-discount sebelum PBP
= Jumlah Benefit pada PBP
Rumus-rumus bunga fundamental yang menyatakan hubungan antara P,F dan A dalam
bentuk I dan n adalah sebagai berikut :
Perhitungan suku bunga sederhana (simple interest)
I=P.i.n
F = P + I = ( 1 + i.n ).P
Perhitungan suku bunga berbunga (compound interest)
Cash Flow diagarm :
Studi Kelayakan Pasar Ikan Kabupaten Sidoarjo 73

Untuk mendapatkan nilai F, jika diketahui P :


F = P (1 + i) ⁿ
F = P (F/p , i % , n)
Untuk mendapatkan nilai F, jika diketahui A :

F = A . ( F / A, i % , n )
Untuk mendapatkan nilai P, jika diketahui F :
P = F (P / F , i % , n )
Untuk mendapatkan nilai P, jika diketahui A :
P = A (P / A , i% , n )

Untuk mendapatkan nilai A, jika diketahui F :

A = F (A / F, i% , n )
Untuk mendapatkan nilai A, jika diketahui P :

A = P ( A / P, i% ,n )
Depresiasi
Bahwa analisa biaya investasi didasarkan atas arus kas. Salah satu fator yang
perlu diperhatikan dalam membuat arus kas adalah depresiasi dan pajak. Sesungguhnya
depresiasi bukanlah suatu pengeluaran kas, tetapi metode perhitungan akutansi yang
bermaksud membebankan biaya perolehan aktiva tetap atau asset dengan menyebar
selama periode tertentu dimana aset tersebut masih berfungsi. Karena menurut
peraturan, depresiasi dianggap sebagai pengeluaran yang dapat dipotong dari bagian
yang akan dikenakan pajak (tax-deductible expense) maka tentu saja suatu rangsangan
untuk mendepresiasikan aset dalam periode sesingkat mungkin dalam batas-batas yang
diijinkan oleh peraturan yang ada. Dengan demikian, akan mengurangi jumlah pajak
yang harus dibayar pada tahun-tahun awal operasi dan produksi, sehingga dapat
meningkatkan aliran kas masuk dan mempercepat pengembalian (recovery) biaya.
Pajak
Kosep dasar tentang pajak dan pengaruhnya terhadap aliran kas dalam analisa
financial. Pembahasan tentang pajak tidak perlu dilakukan secara detail karena pada
prinsipnya hanya ingin memahami bagaimana pengaruh pajak terhadap aliran kas dalam
analisa ini. Terminologi–terminologi yang dipakai dalam perhitungan perpajakan.
Berikut ini adalah beberapa dari istilah tersebut.
 Pendapatan kotor adalah jumlah semua pendapatan baik yang berasal dari
penjualan maupun pendapatan bunga selama satu periode akuntansi.
 Pengeluaran adalah onglos-ongkos yang harus ditanggung ketika terjadi
transaksi bisnis, termasuk diantaranya pengeluaran bunga atas pinjaman modal
dan pengeluaran pengeluaran lainnya.
74 NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 69 - 78

 Pendapatan terkena pajak adalah jumlah pendapatan yang akan dikenakan pajak
pendapatan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
 Pendapatan kapital adalah suatu pendapatan yang diperoleh apabila harga jual
dari suatu asset melebihi harga belinya.
 Kerugian kapital terjadi bila harga jual suatu asset kurang dari nilai bukunya.
 Apabila suatu asset yang terdepresiasi di jual dengan harga yang lebih tinggi dari
nilai bukunya pada saat itu maka selisihnya disebut dengan recaptured
depreciation dan termasuk dalam pandapatan yang terkena pajak, bukan sebagai
pandapatan capital.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan. Produksi Ikan di Kabupaten Sidoarjo
Pasar ikan kabupaten Sidoarjo adalah tempat pemasaran ikan yang berasal dari
petani dan petambak serta nelayan yang ingin memasarkan hasil produksinya melalui
depo depo ikan yang ada, di samping itu juga menyediakan jasa untuk pengawetan
melalui pembekuan ikan dan pengasinan. Jadi pasar ikan ini akan sangat bergantung
dari produksi ikan yang di hasilkan oleh para petani dan nelayan yang menjual ikannya
ke pasar ikan tersebut. Produksi ikan di kabupaten Sidoarjo dalam kurun 6 tahun
terakhir sejak tahun 1998 sampai dengan tahun 2003 menunjukan angka yang
mengalami peningkatan yang baik, dari tahun ke tahun
Jumlah produksi ikan Kabupaten Sidoarjo :
Tabel 1. Produksi Ikan di Kabupaten Sidoarjo

Tabel 2. Daftar harga ikan di Kabupaten Sidoarjo

Di Pasar ikan Sidoarjo Ekspor


Tahun
Bandeng Udang Ikan lain-lain Udang Ikan lain-lain
1998 2244 2338 1925 3049 2512
1999 2993 3715 2853 4691 3680
2000 4275 5546 4283 7216 5399
2001 5700 9020 6703 12027 8998
2002 7600 13019 9964 18503 13980
2003 9500 17763 14135 26433 20950
Studi Kelayakan Pasar Ikan Kabupaten Sidoarjo 75

Pasar Produk Properties


Produksi ikan di Kabupaten Sidoarjo memang telah lama di kenal oleh
masyarakat terutama jenis ikan bandeng dan jenis udang, Kabupaten Sidoarjo
merupakan sentra industri makanan ringan yang berhubungan dengan ikan mulai dari
kerupuk ikan, petis udang, trasi udang, bandeng asap dan makanan lainnya. Sidoarjo
yang sebagai kota satelit bagi Surabaya merupakan icon Jawa Timur dalam hal
perikanan. Dalam hal Depo Ikan dan Pasar Ikan Kabupaten Sidoarjo tersebut kegiatan
yang ada adalah merupakan pasar modern dan pasar tradisionil. Dalam perkembangan
pusat perdagangan yang akan di bangun baru, perencana perlu mempertimbangkan
adanya faktor penarik dan keunggulan dalam persaingan di antara pusat pusat
perdagangan yang ada. Oleh sebab itu Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Sidoarjo melalui perancangnya membangun berdasarkan estimasi pasar dengan
bermacam produk dalam massa bangunan. Di antaranya produk pokok yang akan di
bangun adalah:
 Depo Ikan dan Pasar Ikan Higienis
 Cold Storage
 Pabrik es dan Gudang es
 Gudang garam
 Tempat Wisata air
 Power house
 Perparkiran
 Infrastruktur ( tandon air bawah, bak water treatment, sanitasi )
Analisa Aspek Teknis Kawasan Proyek
 Kawasan proyek Pasar Ikan memang sangat luas dan menjadi salah satu
pasar untuk pemasaran ikan terbesar di Jawa Timur yang akan menampung hasil
ikan dari berbagai kabupaten di Jawa Timur. Namun dalam perencanaan dan
perancangan Kawasan dirancang secara menyeluruh, dengan menyesuaikan dengan
rencana tata bangunan dan lingkungan kawasan jalan lingkar timur Sidoarjo yang
menonjolkan Pasar Ikan secara khusus.
 Perdagangan merupakan kegiatan yang mendominasi kawasan jalan pasar ikan,
jalan Ahmad Yani sampai ke jalan Gajah Mada yang merupakan pusat keramaian
kota Sidoarjo. Kegiatan ini terdiri dari kegiatan Pasar ikan lama di jalan Pasar ikan,
perkantoran dan pertokoan di sepanjang jalan Ahmad Yani sampai ke jalan Gajah
Mada. Pasar ikan di jalan pasar ikan adalah pasar tradisionil yang pada awalnya
76 NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 69 - 78

merupakan kumpulan dari pedagang ikan dan para petani ikan yang menjual
dagangannya / hasil tambaknya kepada para calon pembeli, disamping itu juga
terdapat penjualan berbagai bahan keperluan lain. Karena keterbatasan lahan maka
pada saat ini di pagi hari, aktivitas dari pasar ikan sampai menutup badan jalan
sehingga terjadi kemacetan lalu lintas di depannya.
Analisa Aspek Finansial
Jumlah Investasi
 Dengan gambar rencana yang dibuat oleh Perencana bangunan Pasar Ikan
kabupaten Sidoarjo , dibutuhkan suatu jumlah investasi yang diperkirakan sebesar :
Rp. 29.417.270.000,- ( Dua puluh sembilan milyar empat ratus tujuh belas juta dua
ratus tujuh puluh ribu rupiah),

 Rincian masing-masing biaya untuk modal kerja yang dimaksud adalah
sebagai berikut (per tahun)
 Jumlah modal kerja selama setahun diperkirakan adalah sebesar
2.119.625.000,-
Analisa Biaya dan Pendapatan
 Dalam melakukan ijin pemakaian dan pelayanan stand dan kios pedoman
tersebut dipakai Perda seperti terinci dibawah ini :
 Besarnya tarif retribusi berdasarkan Perda No. 18 tahun 2001 tentang
Retribusi Pelayanan Pasar :
a. Pemakaian ruko dan togu di pasar kelas I di kenakan Rp. 850.000,-/m2
b. Pemakaian kios di pasar kelas I dikenakan sebesar Rp. 550.000,-/m2
c. Pemakaian Los di pasar kelas I di kenakan sebesar Rp. 325.000,-/ m2
Net Present Value (NPV)
Hubungan tingkat keuangan dan resiko menunjukkan keuntungan atau kerugian
dan pada Pasar Ikan ini ternyata Net Present Valuenya Positif yaitu Rp.100.295.139.216
dengan Bunga diperhitungkan ( i ) = 15,08 % dengan perhitungan proyeksi cash inflow
dan cash outflow yang dihitung berdasarkan Net Cash Flow sebelum pajak, pay back
period = 3,76 tahun, discounted payback period = 4,81 tahun, dengan keadaan
memperhitungkan pajak sebesar 15% pay back period = 3,99 tahun dengan bunga
15,08% , discounted payback period = 5,29 tahun. Maka Pembangunan Pasar Ikan
Higienis sangat prosfektif dan sangat menguntungkan.
Laju Pengembalian
Laju pengembalian Pasar Ikan Kabupaten Sidoarjo merupakan nilai keuntungan yang
akan diterima dengan kurun waktu masa operasional. Mengingat masa operasional 23
tahun, maka pendekatan laju pengembalian Pasar Ikan sebagai berikut: Prosedur PV
Biaya = PV Pemasukan
IRR tanpa pajak = 38,34%
dengan pajak didapat IRR = 35,57%
K > i (tingkat bunga pinjaman) maka proyek Pasar Ikan Higienis Kabupaten Sidoarjo
sangat prospektif dan sangat menguntungkan.
Benefit Cost Ratio
Hasil perhitungan B/C ratio tanpa pajak dengan bunga 15,08% didapat nilai B/C
= 3,189 sedangkan dengan memperhitungkan pajak sebesar 15% dan bunga 15,08%
nilai B/C ratio = 2,536 > 1 dengan perhitungan proyeksi arus kas berdasarkan Net Cash
Flow sebelum pajak , maka dengan criteria ini pembangunan Pasar Ikan Higienis
Studi Kelayakan Pasar Ikan Kabupaten Sidoarjo 77

Kabupaten Sidoarjo sangat Prospektif dan sangat menguntungkan dan sangat layak (go
project).
KESIMPULAN
Kesimpulan Dari hasil uraian yang telah di bahas maka dapat di tarik kesimpulan
bahwa pembangunan Pasar Ikan di kabupaten Sidoarjo :
Pada aspek pemasaran pembangunan pasar ikan di kabupaten Sidoarjo, dari sisi
produksi ikan yang dimiliki oleh kabupaten Sidoarjo yang terjadi peningkatan
kenaikan produksi rata-rata antara 2,95% yang berarti peluang penjualan lewat
pasar ikan akan meningkat pula, dari sisi harga penjualan ikan yang tercatat dari
data penjualan melalui pasar ikan Kabupaten Sidoarjo yang terjadi kenaikan
harga, rata-rata antara 1,5% - 2,5% yang berarti peluang penjualan lewat pasar
ikan akan meningkat pula.
Untuk pemasaran pada pasar lokal dimana peluang masih terbuka seiring dengan
program pemerintah untuk meningkatkan konsumsi ikan penduduk perkapita
yang sekarang ini masih rendah yaitu: 29,5 kg/kapita/tahun dan disamping itu
jumlah peningkatan jumlah penduduk yang signifikan akan memperbesar
peluang penjualan ikan dimasa mendatang, sedangkan untuk pemasaran hasil
produk property yang akan di bangun akan di jual ke pemilik kios / stand pada
pasar ikan lama.
Pada kajian aspek teknis pembangunan pasar ikan di kabupaten Sidoarjo
menunjukkan bahwa pada lokasi rencana pasar ikan mempunyai letak yang
strategis sebagai tempat pemasaran ikan, jalan akses menuju ke pasar ikan
mudah dicapai dari berbagai penjuru , intensitas pemanfaatan tanah sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten Sidoarjo sudah sesuai dengan
rencana lay out gambar perencanaan pembangunan pasar ikan yaitu GSB
sekurang kurangnya 20 m dari as jalan, nilai KDB berkisar 60% dengan jumlah
lantai maksimun 3 lantai, secara teknik manajemen pasar ikan akan di kelola
oleh manajemn yang profesioanal dengan dibentuk komisi pasar dan pengelola
pasar yang telah di atur oleh peraturan yang di keluarkan oleh Departemen
Kelautan dan Perikanan, Rencana struktur bangunan yang akan diterapkan
sudah melalui pengkajian kelayakannya di sesuaikan dengan arahan dan
peraturan untuk pembangunan pasar ikan yang di keluarkan oleh Departemen
Kelautan dan Perikanan, untuk sarana utilitas dengan pertimbangan peil banjir
tertinggi yang terjadi maka kondisi lantai pasar ikan sudah mengacu kearah sana
serta penyediaan air bersih disamping menggunakan air bersih lewat PDAM
juga akan mempergunakan sumur sumur bor.
Pada kajian aspek financial menunjukkan bahwa pembangunan pasar ikan di
kabupaten Sidoarjo memiliki aspek yang positif yaitu :
 Pay back period sebelum pajak : 3,766 tahun
 4,81 tahun discounted pay back period, NPV : Rp. 100.295.139.216, Net
B/C ratio : 3,189, IRR : 38,34% sebelum pajak
 Pay back period sesudah pajak : 3,99 tahun
 5,29 tahun discounted pay back period, NPV : Rp. 79.754.834.187, Net
B/C ratio : 2,536, IRR : 35,57% sesudah pajak
Berdasarkan kajian ketiga aspek yaitu aspek pemasaran, aspek teknik dan aspek
financial maka diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembangunan pasar ikan
kabupaten Sidoarjo layak untuk di bangun ( go project )
78 NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 69 - 78

Daftar Pustaka

Dinas Statistik Kabupaten Sidoarjo (2004), Sidoarjo Dalam Angka


Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2003- 2013
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Kumpulan Peraturan daerah Tahun 2001
Departemen Kelautan dan Perikanan, Peraturan dan Pengelolaan Depo ikan dan Pasar
ikan di Indonesia
Pujawan, I Nyoman (1995), Ekonomi Teknik, Edisi 1, Penerbit PT. Guna Widya, Jakarta
E. Paul DeGarmo, William G. Sullivan, John R. Canada, Engineering Economy,
Seventh Edition, Macmillan Publishing Company, New York
Sutojo, Siswanto, (2000), Studi Kelayakan Proyek, Konsep, Teknik dan Kasus, PT.
Damar Mulia Psutaka, Jakarta
Nazir, Moh (1988), Metode Penelitian, Ghalia, Jakarta
Kodoatie, Robert J. (2001), Analisis Ekonomi Teknik, Edisi I Cetakan keempat Penerbit
Andi, Yogyakarta.
Gray, Clive (1992), Pengantar Evaluasi Proyek, PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Suharto, Imam (1997), Manajemen Proyek, Erlangga, Jakarta
Jhingan, ML (1993), Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Raja Grafindo Persada,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai