Anda di halaman 1dari 17

Paranasal Sinus

Definisi :

 Paranasal sinus merupakan suatu rongga perluasan dari bagian respiratory tract dari nasal cavity
ke arah cranial bones.

Klasifikasi :
Dinamakan sesuai dengan dimana letaknya sinus berada di cranial bones. Yaitu

1) Frontal sinuses
2) Ethmoid sinuses
3) Sphenoid sinuses
4) Maxilla sinuses

1) Frontal sinus
 berada di antara outer dan inner tables of frontal bone, dibelakang superciliarry arches &
allar hidung (Figs. 7.103, 7.104, and 7.107).
 Frontal sinus biasanya terdeteksi pada anak - anak setelah usia 7 tahun.
 Drainase : frontal sinus kanan dan kiri di drainase melalui frontonasal duct menuju
ethmoidal infundibulum  lalu menuju semilunar hiatus di middle nasal meatus
 Innervasi : cabang dari supra-orbital nerves (CN 1)
 Ukuran sinus frontal kanan dan kiri sama, dan septum diantara mereka tidak berada di
medial plane. Ukuran frontal sinus bervariasi sekitar 5 mm,
 Sinus frontal memiliki 2 bagian :
 Vertical part : di bagian squamous dari frontal bone
 Horizontal part : di bagian orbital dari frontal bone
 Satu bagian atau keduanya bisa menjadi besar atau kecil, keita bagian supraorbital
membesar, bagian atapnya akan membentuk floor dari anterior cranial fossa sedangkan
bagian dasarnya akan membentuk atap dari orbit

2) Ethmoidal sinus
 Terdiri dari beberapa rongga → ethmoidal cells
 Merupakan Invaginasi kecil dari mucus membrane pada superior & middle nasal meatus
menuju ke ethmoid bone diantara antara nasal cavity dan orbit (Figs. 7.104, 7.107, and
7.108).
 Biasanya tidak terlihat pada pemeriksaan radiograph sebelum usia 2 tahun, namun dapat
terlihat pada CT-Scan
 Terbagi menjadi 3 cell
 Anterior ethmoidal cell  drains directly/indirectly menuju  ethmoidal
infundibulum  middle meatus
 Middle ethmoidal cell  open directly to middle meatus. Kadang disebut “ bullar
cells “ karena berasal dari ethmoidal bulla, suatu pembengkakan pada superior
border dari semilunar hiatus (Fig. 7.103B).
 Posterior ethmoidal cell  open directly menuju ke superior meatus
 Innervasi : cabang anterior dan posterior ethmoidal dari nasiciliary nerves (CN V1) (Figs.
7.19 and 7.106).

3) Sphenoid sinus
 Terletak di body of sphenoid dipisahkan dengan struktur – struktur seperti optic nerve,
chiasm optic, pituitary, internal carotid,& cavernous sinus, oleh sebuah tulang tipis.
(Figs. 7.103 and 7.107)
 Sphenoidal sinus dibagi dan dipisahkan secara tidak imbang oleh bony septum.
 Sphenoidal sinus berasal dari posterior ethmoidal cells yang menginvasi ke tulang
sphenoid, pada usia kurang lebih 2 tahun.
 Pada orang tertentu, beberapa ethmoidal cells bagian posterior invasi ke sphenoid,
menyebabkan sphenoidal sinuses terbuka secara terpisah menjadi sphenoethmoidal
recess (Fig. 7.103A)
 Posterir ethmoidal arteries dan posterior ethmoidal nerves (fig.7.105)

4) Maxillary sinus
 Merupakan sinus yang paling besar, yang terdapat di body of maxilla, dan berhubungan
dengan middle nasal meatus.
 Berbentuk suatu ruang pyramidal besar yang memenuhi body of maxilla. (Figs. 7.104,
7.107, and 7.108).
 Bagian – bagian maxillary sinus :
 Bagian apex  memanjang kebawah, biasanya sampai ke zygomatic bone
 Base  membentuk bagian bawah dinding lateral lubang hidung.
 Roof  dibentuk oleh bagain dasar dari orbit
 Floor  dibentuk oleh alveolar part of maxilla.
 Drainasenya  menuju maxillary ostium lalu menuju middle nasal meatus melalui
semilunar hiatus
 Vaskularisasi : superior alveolar cabang dari maxillary artery (Fig. 7.73; Table 7.12)
 Innervasi : dari anterior, middle dan posterior superior alveolar nerves, cabang dari
maxillary nerve (Fig. 7.79A).

Inervasi :

 Branch of supraorbital nerves untuk general sensation, Orbital branches of Pterygopalatine


ganglia untuk parasecretomotor

Vaskularisasi & Drainase :

a) Frontal Sinus
 Vaskularisasi oleh supraorbital dan anterior ethmoidal artery
 Lymph drainage menuju Submandibular Nodes

b) Sphenoidal Sinus
 Vaskularisasi oleh post ethmoidal branches dan nasal branches of sphenopalatine artery

c) Ethmoidal Sinus
 Vaskularisasi oleh nasal branches of sphenopalatine artery dan anterior, posterior
branches of opthalmic artery
 Lymphatic drainage menuju submandibular nodes dan retropharyngeal nodes

d) Maxillary Sinus
 Vaskularisasi oleh arteri maksilaris
 Lymphatic Drainage menuju Submandibular nodes

Vaskularisasi Paranasal Sinus

 Frontal Sinus : Supraorbital arteri


 Ethmoidal Sinus : anterior & posterior ethmoidal artery
 Sphenoidal sinus : Posterior ethmoidal artery
 Maxillary Sinus : Facial artery, infraorbital artery, dan greater palatine artery

Invervasi Paranasal Sinus

 Frontal sinus : Supraorbital nerve


 Ethmoidal sinus : Orbital branch of pterygopalatine ganglion
 Sphenoid sinus : Orbital branch of pterygopalatine ganglion
 Maxillary sinus : Supra alveolar dan infraorbital nerve
Gambar 7.103
Gambar 7.104
Gambar 7.107
Gambar 7.105
Gambar 7.106

Gambar 7.108
Anatomi Tonsil

Definisi :

 Jaringan limfoid pada faring membentuk cincin tonsil inkomplit di sekeliling faring bagian
superior.

 Jaringan limfoid akan berkumpul di region tertentu membentuk massa yang disebut tonsil.

 Tonsil merupakan secondary lymphoid organ berupa kumpulan jaringan lymphoid yang
membentuk suatu massa

Tonsil dibagi menjadi 4 :

 Pharyngeal tonsil

 Tubal tonsil

 Palatine tonsil

 Lingual tonsil

Palatine, lingual, pharyngeal, dan tubal tonsil membentuk Waldeyer’s ring

Cincin Waldeyer :

 Bagian antero-inferior cincin dibentuk oleh lingual tonsil pada bagian posterior lidah
 Bagian lateral cincin dibentuk oleh palatine dan tubal tonsils
 Bagian posterior dan superior dibentuk oleh pharyngeal tonsil.

Letak Tonsil :

 Terdapat di bagian nasofaring dan orofaring


Pharyngeal Tonsil

 Pharyngeal tonsil (seringkali disebut juga adenoid jika membesar)

 Letak : terdapat pada membran mukosa pada roof dan dinding posterior nasofaring.

Perpanjangan secara inferior dari medial end of the pharygotympanic tube adalah vertical fold dari
membrane mucus yaitu, salpingopharyngeal fold, dicover oleh salpingopharyngeus muscle, yang
membuka pharyngeal orifice dari pharyngotympanic tube selama mengunyah
Tubal Tonsil

 Tubal tonsils adalah kumpulan jaringan limfoid pada submukosa faring

 Letak : dekat dengan nasopharyngeal opening atau lubang pharyngotympanic tube.

Lingual Tonsil

 Letak : inferoposterior lidah

Palatine Tonsil

 Palatine tonsils adalah kumpulan jaringan limfoid pada kedua sisi dari palatopharyngeal arches
pada orang dewasa. Submucosal tonsilar bed, dimana palatine tonsil terletak, berada di antara
arches ini juga.

 Berbentuk oval dengan panjang 2-5cm.


Tonsillar bed dibentuk oleh superior pharyngeal constrictor dan pharyngobasilar fascia yang tipis.

Fascia ini akan menyatu dengan periosteum dari cranial base dan menentukan batas dinding faring pada
bagian superior.
Vaskularisasi :

 Facial artery akan bercabang menjadi tonsillar artery yang akan masuk melalui otot superior
pharyngeal constrictor dan memasuki inferior pole of the palatine tonsil.

 Tonsil juga mendapat arterial twigs dari ascending palatine, lingual, descending palatine, dan
ascending pharyngeal arteries.

 Vena palatine eksternal (paratonsillar vein) akan bermuara ke soft palate dan melewati dekat
dengan permukaan lateral tonsil sebelum memasuki pharyngeal venous plexus.

Drainase limfatik :

 tonsillar lymphatic vessels melewati lymph node dekat angle of the mandible secara lateral dan
inferior dan jugulodigastric node, disebut juga tonsillar node karena seringnya terjadi
pembesaran jika tonsil inflamasi (tonsillitis).

 Palatine, lingual, dan pharyngeal tonsils akan membentuk pharyngeal lymphatic (tonsillar)
ring, sebuah lingkaran jaringan limfoid inkomplit di sekeliling bagian superior faring.
Innervasi :

 Tonsillar nerve berasal dari tonsillar plexuses of nerves yang dibentuk oleh cabang CN IX dan X

 Plexus pharyngealis

Anda mungkin juga menyukai