Anda di halaman 1dari 11

TUGAS BLOK 26

LAPORAN SKILL LAB KESLINGKER


Kunjungan ke PDAM Tirta Musi Karanganyar Palembang

OLEH :

Anggia fabelita
04011181320020

PENDIDIKAN DOKTER UMUM B


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2016
SKILL LAB BLOK 26
KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA
WATER TREATMENT

Hari, tanggal : Selasa, 17 Mei 2016


Tempat : Water Treatment Plant Karanganyar PDAM Tirta Musi

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi Palembang merupakan
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perusahaan ini bertujuan memberikan pelayanan
penyediaan   air   minum   kepada   masyarakat   kota   Palembang   dengan   kualitas   dan
kuantitas yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.   PDAM Tirta Musi merupakan
perusahaan milik daerah kota Palembang yang bergerak di bidang pengolahan dan
pendistribusian air bersih. Salah satu unit pengolahan air bersih dari PDAM Tirta Musi adalah
Instalasi Pengolahan Air Karanganyar yang berlokasi di sekitar daerah Musi II. Water
Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) berfungsi sebagai tempat
pengolahan air baku menjadi air berstandar mutu yang siap untuk dikonsumsi. Air baku yang
diolah didapatkan dari Sungai Musi. PDAM Karang Anyar merupakan IPA ( Instalasi
Pengolahan Air Bersih) terbesar kedua setelah IPA 3 ilir, dengan debit air 1000 liter per
menit.
PDAM juga menggunakan bahan kimia seperti aluminium sulfat atau kaporit dan
tawas dalam proses pengolahan air bersih. Air yang diproduksi dipantau kualitasnya oleh
laboratorium. Sehingga air yang dihasilkan selalu memenuhi standar kesehatan air bersih. Air
dipantau agar pH berkisar di 6,5-8,5.

Skema pengolahan air baku menjadi air bersih di IPA Karang Anyar adalah sebagai
berikut:

aaaaaa
Raw Mixing Sendimentation Filtration Clear
water & Water
intake Flocculatting Storange

1. Water Intake

Sistem pengolahan air untuk menghasilkan air bersih yang diperlukan konsumen
terdiri dari serangkaian proses. Pertama-tama air baku yang diterima ditampung pada water
intake, kemudian dialirkan melalui pompa ke coagulation tower . Dari coagulation tower
kemudian dialirkan ke flocculator dan sedimentation room. Selanjutnya air tersebut disaring
melalui filter dan ditampung pada reservoir untuk kemudian dipompa menuju pelanggan.
Pada water intake air baku atau air yang langsung bersumber dari aliran sungai Musi di dekat
jembatan musi 2 di proses dengan di pompa dan di alirkan ke PDAM diawali dengan proses
filtrasi kasar untuk menyingkirkan sampah-sampah besar. Hasil dari filtrasi kasar berupa air
baku yang akan dialirkan melalui pipa-pipa besar berwarna biru ke beberapa lokasi seperti
Karanganyar itu sendiri, Poligon, dan 3 Ilir.Di lokasi-lokasi tersebut, air baku akan diolah
lebih lanjut melalui serangkaian tahapan sebelum dialirkan ke konsumen. da, dan pompa
baru.

gambar 1. Pengambilan air sungai


Gambar 2. Proses filtrasi kasar

Gambar 3. Air baku yang telah dilakukan proses filtrasi kasar

2. Koagulasi

Koagulasi bertujuan untuk memisahkan partikel-partikel kotoran yang masih terdapat


di dalam air baku. Air baku dari water intake yang dipompakan ke coagulation tower. Di
coagulation tower ini, air baku tadi mengalami pembubuhan AlSO atau disebut juga alum/
tawas yang berasal dari chemical preparation room atau air tawas ke air baku. Hal ini juga
disebut dengan injeksi. Koagulasi juga bisa dilakukan secara fisik menggunakan teknik rapid
mixing atau terjunan (hydrolic jump).
Gambar 4. Proses koagulasi air baku

Gambar 5. Proses Koagulasi dari system terjunan

3. Flokulasi

Setelah memisahkan partikel kotoran dari air, dilakukan pengadukan lambat (slow
mixing) yang bertujuan memperbesar partikel-partikel kotoran (flok). Ruangan ini berbentuk
rangkaian segi enam yang menyerupai sarang lebah. Struktur ruang yang memanfaatkan
gravitasi seperti pada gambar 2.2. di bawah ini memungkinkan untuk terbentuknya floc-floc
atau gumpalan-gumpalan lumpur. Ini juga merupakan akibat reaksi tawas yang telah
ditambahkan ke air baku sehingga dapat mengikat lumpur. Aliran air pada proses flokulasi
harus dalam keadaan tenang. Proses flokulasi ini menghabiskan waktu sekitar 30 menit.
Gambar 6. Proses flokulasi dengan pengadukan lambat
4. Sedimentasi
Pada tahap sedimentation terdapat dua cara, yaitu cara konvensional dan cara modern.
Kedalaman tempat sedimentation yaitu 6 m. Sedimentasi secara konvensional mengatur
air dengan kecepatan 100 l/detik. Sedangkan, secara modern pemprosesan menggunakan
kisi-kisi lamella dan mengatur laju air dengan kecepatan 250 l/detik. Air yang telah bersih
dari flok dengan kecepatan yang lebih rendah sedimen dialirkan dari bawah menuju
keatas, dan dialirkan/disaring melalui kisi-kisi lamela sehingga sedimen yang diendapkan
terdapat di bawah. Lamela dibersihkan 1 kali dalam 1 bulan, sehingga ketika sedimentasi
lamela dibersihkan, perusahaan masih bisa menggunakan sedimentasi konvensional. Air
yang berasal dari sedimentasi dialirkan ke WARE (tempat pelimpah) dan air siap dialirkan
menuju proses aerasi. Aerasi adalah proses pengikatan oksigen. Hal ini dikarenakan, air
yang telah disedimentasi mengalami penurunan konsentrasi oksigen sehingga diperlukan
aerasi.

1. Sedimentasi Biasa/ manual


Dimana Sedimentasinya, pembersihannya dibersihkan secara manual dan
kecepatan airnya 100 L/detik.

Gambar 4. Proses Sedimentasi biasa/manual

2. Sedimentasi Lamella (menggunakan fiber)


Gambar 7. Proses Sedimentasi lamella

Dimana sedimentasinya, pembersihannya dengan menggunakan valve sehingga lebih


praktis dan kecepatan airnya 300 L/detik. Sedimentasi lamella sangat bagus bila PDAM ingin
memperoleh air dengan volume yang banyak, tetapi kekurangannya sedimentasi ini sangat
mahal sehingga PDAM musi 2 palembang masih menggunakan juga sedimentasi
biasa/manual

Pada PDAM Musi 2 palembang setelah proses sedimentasi maka air tersebut akan
masuk kedalam suatu bak sebelum masuk kedalam bak filtrasi

Gambar 9. Proses filtrasi

5. Filtrasi
Setelah di aerasi, air difiltrasi/ di saring. Penyaringan ini menggunakan pasir
silica putih dengan ketebalan 85 cm. Kotoran air masih belum sempurna hilang, karena
masih ada zat/mikroorganisme yang tidak bisa diendapkan, ikut larut air dan zat-zat yang
melayang di dalam air. Maka dari itu, pada tahap filtrasi masih banyak terdapat
kotoran/busa-busa.

Gambar 8.Kolam filtrasi

Selama proses filtrasi, pasir yang digunakan lama-lama bisa mengendap dan menjadi
jenuh. Untuk menghindari endapan pasir, udara dialirkan dari blower melalui pipa biru muda ke
kolam filtrasi. Pada proses ini juga, flok-flok yang tersisa dapat menyumbat pori-pori pasir
sehingga mengganggu proses filtrasi. Air cuci yang terdapat pada pipa merah digunakan untuk
membersihkan flok pada pori-pori pasir dengan cara disemburkan dari arah bawah.

Gambar 10. Boiler

6. Desinfeksi dan stabilisasi pH


Air yang telah difiltrasi akan masuk ke pipa biru tua untuk disimpan di reservoir.
Sebelum disimpan, air akan mengalami
proses balancing. Proses ini terdiri
dari proses desinfeksi dan stabilisasi pH.
Gambar 11. Proses blancing

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh mikroorganisme yang terkandung dalam air. IPA
Karanganyar menggunakan gas klor sebagai desinfektan. Gas klor memiliki kemampuan
desinfeksi yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan kaporit. Namun, narasumber kami
menjelaskan bahwa IPA Karanganyar sesekali menggunakan kaporit untuk proses desinfeksi
apabila gas klor tidak tersedia, mengingat gas klor di IPA Karanganyar tergantung kepada pasokan
dari Surabaya.
Selain desinfeksi, dilakukan juga proses stabilisasi pH. Air baku yang telah mengalami
pengolahan memiliki sifat asam yang harus dinetralkan kapur yang bersifat basa.

Gambar 12. Tank merah tempat penyimpanan dan pengolahan kapur

7. Reservoir
Reservoar merupakan tempat penyimpanan air dan air tersebut siap didistribusikan ke
pelanggan. Pada reservoar dapat ditambahkan gas chlor sebagai desinfektan yang berguna
untuk mereduksi konsentrasi bakteri secara umum dan menghilangkan bakteri patogen.
Reservoir ini juga berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih
sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi, maka reservoir ini biasanya
diletakkan di tempat dengan elevasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi
sasaran distribusi. Biasanya terletak diatas bukit, atau gunung.
Pada PDAM musi 2 palembang, setelah dari reservoir , air tersebut didistribusikan ke
2 booster yaitu Alang-Alang dan Kilometer 4. Yang nantinya akan disebarkan ke warga-
warga sekitar.
Gambar 13. Reservoir

Selain proses water treatment, dilakukan juga analisa laboratorium untuk melihat
kandungan material yang terdapat pada air. pH yang dipantau adalah agar tetap berkisar antara
6,5-8,5. Analisis yang dilakukan diantaranya:
a. Analisis turbidity yang berfungsi untuk melihat kekeruhan air
b. Analisis pH

c. Analisis konduktivitas, untuk menilai kadar hantar listrik pada zat padat yang terlarut
dalam air
d. Analisis jar test, dilakukan untuk menilai kadar penggunaan aluminium sulfat pada air
baku.

Hasil yang didapat dari proses pengolahan air:

Sebelah kiri : air baku (tampak kuning)

Sebelah kanan : air bersih (tampak puti


Gambar 14. Pengolahan Air

Anda mungkin juga menyukai