Glaukoma
Glaukoma
Glaukoma
1 Anatomi
- Corneoscleral meshwork
Membentuk bagian tengah terbesar dari trabecular meshwork ,
berasal dari ujung sklera sampai garis schwalbe. Terdiri dari
kepingan trabekula yang berlubang elips yang lebih kecil dari
uveal meshwork (5μ-50μ).
- Juxtacanalicular (endothelial) meshwork.
Membentuk bagian paling luar dari trabecular meshwork yang
menghubungkan corneoslceral meshwork dengan endotel dari
dinding bagian dalam kanalis schlemm. Bagian trabecular
meshwork ini berperan besar pada tahanan normal aliran aqueous
humor.
b. Kanalis Schlemm
Merupakan saluran pada perilimbal sklera, dihubungkan oleh septa.
Dinding bagian dalam dari kanalis schlemm dibatasi oleh sel endotel
yang ireguler yang memiliki vakuola yang besar. Dinding terluar dari
kanal dibatasi oleh sel rata yang halus dan mencakup pembukaan
saluran pengumpul yang meninggalkan kanalis schlemm pada sudut
miring dan berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan
vena episklera.
c. Saluran Kolektor
Disebut juga pembuluh aqueous intrasklera, berjumlah 25- 35 dan
meninggalkan kanalis schlemm pada sudut lingkaran ke arah tepi ke
dalam vena episklera. Pembuluh aqueous intrasklera ini dibagi ke
dalam dua sistem.Pembuluh terbesar berjalan sepanjang intrasklera
dan berakhir langsung ke dalam vena episklera (sistem direk) dan
beberapa saluran kolektor membentuk plexus intrasklera sebelum
memasuki vena episklera (sistim indirek).1 (dr. Rodiah Rahmawaty Lubis, Sp.M.
Aqueous Humor. Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK USU. RSUP H. ADAM MALIK. 2009. Available
2.2 Fisiologi
Ion-ion yang diangkut melalui epitel siliaris tidak berpigmen belum jelas,
menurut kebanyakan teori termasuk sodium, klorida dan bikarbonat.
Pembentukan aqueous humor kebanyakan merupakan hasil dari transpor aktif
dari epitel tidak berpigmen korpus siliaris yang melibatkan Na+ / K+ ATP ase
pada membran sel. Aktivitas enzim karbonik anhidrase II juga terlibat dalam
proses ini.
1. Variasi diurnal : Aliran aqueous humor lebih tinggi pada pagi hari
dibandingkan sore hari. Laju pembentukan aqueous humor selama tidur
kira-kira 1⁄2 kali laju pada saat bangun.
2. Umur : Penurunan pembentukan aqueous humor berhubungan dengan
usia, terutama usia 60 tahun. Hal ini kemungkinan berhubungan dengan
penurunan ultrastruktur sel epitel siliaris.
3. Tekanan intraokuler : Beberapa peneliti telah menemukan mekanisme
feedback yang menyebabkan peningkatan atau penurunan pembentukan
aqueous humor berhubungan dengan perubahan tekanan intraokuler.
4. Aliran darah ke badan siliaris : Penurunan aliran plasma yang sedikit
menuju prosesus siliaris tidak menurunkan produksi aqueous humor secara
bermakna. Namun vasokonstriksi yang kuat mengurangi laju aliran
aqueous humor.
5. Kontrol saraf : Perangsangan saraf simpatis servikal dapat menurunkan
produksi aqueous humor.
6. Pengaruh hormon : Baker dan yang lain mempelajari melatonin,
progesteron dan desmopresin memiliki efek terhadap laju pembentukan
aqueous humor, namun tidak ada yang menemukan efek yang begitu
berarti.
7. Regulasi Intraseluler : Kemungkinan guanosin monofosfat siklik
merupakan second mesangger beta-bloker, simpatominetik dan
penghambat carbonic anhydrase.
8. Penggunaan obat-obatan : Sekresi aqueous humor berkurang oleh karena
penggunaan obat seperti beta-bloker, simpatomimetik dan penghambat
carbonic anhydrase.
9. Tindakan pembedahan : Tindakan cyclodestructive seperti
cyclocryotherapy dan laser ablatio mengurangi produksi aqueous humor.
intraocular pressure on primary open angle glaucoma, Jurnal Oftalmologi Indonesia JOI-2007)
2.5 Patomekanisme
a) Glaukoma Sudut Terbuka
Glaukoma yang sering ditemukan adalah glaukoma sudut terbuka.
Glaukoma sudut terbuka terjadi karena pembendungan terhadap aliran keluar
aqueous humor, sehingga menyebabkan penimbunan. Hal ini dapat memicu
proses degenerasi trabecular meshwork, termasuk pengendapan materi
ekstrasel di dalam anyaman dan di bawah lapisan endotel kanalis Schlemm
(Salmon, 2009).
Mekanisme kerusakan neuron pada glaukoma sudut terbuka dan
hubungannya dengan tingginya tekanan intraokular masih belum begitu jelas.
Teori utama memperkirakan bahwa adanya perubahan-perubahan elemen
penunjang struktural akibat tingginya tekanan intraokular di saraf optikus,
setinggi dengan lamina kribrosa atau pembuluh darah di ujung saraf optikus
(Friedman dan Kaiser, 2007). Teori lainnya memperkirakan terjadi iskemia
pada mikrovaskular diskus optikus (Kanski, 2007). Kelainan kromosom 1q-
GLC1A (mengekspresikan myocilin) juga menjadi faktor predisposisi.
b) Glaukoma Sudut Tertutup
Glaukoma sudut tertutup terjadi apabila terbentuk sumbatan sudut kamera
anterior oleh iris perifer. Hal ini menyumbat aliran aqueous humor dan
tekanan intraokular meningkat dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat,
kemerahan, dan penglihatan yang kabur. Serangan akut sering dipresipitasi
oleh dilatasi pupil, yang terjadi spontan di malam hari, saat pencahayaan
kurang.
Glaukoma Sudut Tertutup Akut
Pada glaukoma sudut tertutup akut terjadi peningkatan tekanan
bola mata dengan tiba-tiba akibat penutupan pengaliran keluar aqueous
humor secara mendadak. Ini menyebabkan rasa sakit hebat, mata merah,
kornea keruh dan edematus, penglihatan kabur disertai halo (pelangi
disekitar lampu). Glaukoma sudut tertutup akut merupakan suatu keadaan
darurat.
Glaukoma Sudut Tertutup Kronis.
Pada glaukoma tertutup kronis, iris berangsur-angsur menutupi
jalan keluar tanpa gejala yang nyata, akibat terbentuknya jaringan parut
antara iris dan jalur keluar aqueous humor. Glaukoma sudut tertutup
biasanya bersifat herediter dan lebih sering pada hipermetropia. Pada
pemeriksaan didapatkan bilik mata depan dangkal dan pada gonioskopi
terlihat iris menempel pada tepi kornea.
Glaukoma Kongenital
Glaukoma kongenital adalah bentuk glaukoma yang jarang ditemukan.
Glaukoma ini disebabkan oleh kelainan perkembangan struktur anatomi
mata yang menghalangi aliran keluar aqueous humor. Kelainan tersebut
antara lain anomali perkembangan segmen anterior dan aniridia (iris yang
tidak berkembang). Anomali perkembangan segmen anterior dapat berupa
sindrom Rieger/ disgenesis iridotrabekula, anomali Peters/
trabekulodisgenesis iridokornea, dan sindrom Axenfeld.
Glaukoma Sekunder
Glaukoma sekunder merupakan glaukoma yang timbul akibat adanya
penyakit mata yang mendahuluinya. Beberapa jenis glaukoma sekunder
antara lain glaukoma pigmentasi, pseudoeksfoliasi, dislokasi lensa,
intumesensi lensa, fakolitik, uveitis, melanoma traktus uvealis,
neovaskular, steroid, trauma dan peningkatan tekanan episklera.
Glaukoma Tekanan-Normal
Beberapa pasien dapat mengalami glaukoma tanpa mengalami
peningkatan tekanan intraokuli, atau tetap dibawah 21 mmHg. Patogenesis
yang mungkin adalah kepekaan yang abnormal terhadap tekanan
intraokular karena kelainan vaskular atau mekanis di kaput nervus optikus,
atau bisa juga murni karena penyakit vaskular. Glaukoma jenis ini sering
terjadi di Jepang. Secara genetik, keluarga yang memiliki glaukoma
tekanan-normal memiliki kelainan pada gen optineurin kromosom 10.
Sering pula dijumpai adanya perdarahan diskus, yang menandakan
progresivitas penurunan lapangan pandang.1
2.6 Diagnosis
Anamnesis pasien sangat penting untuk mengevaluasi Glaukoma akut primer
atau adanya penyakit sekunder yang menyebabkan peningkatan TIO.5 (Bell, J.A., 2012.
Primary Open-Angle Glaucoma. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/1206147-overview. Cited : 10
Oktober 2016)