Anda di halaman 1dari 4

ANTI-ARITMIA

AMIODARONE

Sediaan:
Tablet 200 mg
Injeksi 150 mg/3 ml

Cara Kerja Obat:


Amiodarone adalah obat anti-arrhythmic kelas III yang mempengaruhi irama detak jantung.
Amiodarone digunakan untuk membantu menjaga jantung berdetak dengan normal pada orang yang
memiliki gangguan irama jantung tertentu pada bilik jantungnya (bilik jantung yang lebih kecil yang
membiarkan darah mengalir keluar jantung).

Indikasi:
Digunakan untuk mengobati ventricular tachycardia atau fibrilasi ventrikular.

Kontraindikasi :
Sinus bradikardia, blok SA (sino-atrial), blok AV (atrioventrikular), Sick Sinus Syndrome, gangguan
fungsi tiroid, wanita hamil dan menyusui

Dosis:
1. Karena memerlukan waktu untuk mencapai efek penuh, diperlukan dosis awal (loading dose)
- Tablet: 600 mg/hari selama 8 – 10 hari
- Infus: 5 mg/kgBB dengan infus kira-kira 20 menit sampai 2 jam, dapat diulang 2 – 3 x/hari
2. Dosis pemeliharaan
- Tablet: 100 – 400 mg/hari
- Infus: 10 – 20 mg/kgBB/24 jam

Peringatan dan Perhatian :


Monitor tekanan darah, fungsi hati dan tiroid secara teratur

Efek Samping :
Efek CV (hipotensi); Efek CNS (gaya berjalan yang abnormal/ataksia, kepeningan, kelelahan, pusing,
tidak enak badan, gangguan ingatan, gerakan yang tidak disengaja, insomnia, lemah koordinasi,
peripheral neuropathy, gangguan tidur, gemetar); Efek Dermatologis (fotosensitivitas); Efek GI
(nausea/vomit, anoreksia, konstipasi); Efek hati (LFT tidak normal)

DIGOXIN

Sediaan:
Tablet 0,25 mg

Cara Kerja Obat:


Digoksin adalah salah satu glikosida jantung (digitalis), suatu kelompok senyawa yang mempunyai
efek khusus pada miokardium. Digoksin merupakan prototipe glikosida jantung yang berasal dari
Digitalis lanata. Mekanisme kerja digoksin melalui 2 cara, yaitu efek langsung dan tidak langsung.
Efek langsung yaitu meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung (efek inotropik positif). Hal ini
terjadi berdasarkan penghambatan enzim Na+, K+ -ATPase dan peningkatan arus masuk ion kalsium
ke intra sel. Efek tidak langsung yaitu pengaruh digoksin terhadap aktivitas saraf otonom dan
sensitivitas jantung terhadap neurotransmiter.

Indikasi:
- Gagal jantung kongestif
- Aritmia supraventrikular (terutama atrial fibrilasi)
- Takikardia atrium proksimal

Kontraindikasi :
- Blok AV tingkat 2 dan blok AV total
- Aritmia supra ventrikular yang disebabkan sindroma Wolff - Parkinson – White
- Fibrilasi ventrikel
- Hipersensitif terhadap digoksin dan penderita dengan riwayat intoleransi terhadap preparat digitalis

Dosis:
1. Dewasa:
- Dosis digitalisasi rata-rata 3-6 tablet sehari dalam dosis terbagi.
- Untuk digitalisasi cepat dimulai 2 - 3 tablet, diikuti 1 -2 tablet tiap 6-8 jam sampai tercapai digitalisasi
penuh. Untuk digitalisasi lambat dan dosis penunjang 1/2-2 tablet sehari (1/2 - 1 tablet pada usia
lanjut), tergantung pada berat badan dan kecepatan bersihan kreatinin.
- Dosis harus dikurangi pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
2. Anak-anak dibawah 10 tahun :
0.025 mg/kg BB sehari dalam dosis tunggalatau terbagi.

Peringatan dan Perhatian :


- Dosis lebih rendah pada pasien dengan berat badan rendah.usia lanjut, hipokalemia dan hipotiroid.
- Setelah pemberian selama 14 hari, dosis harus diturunkan dan disesuaikan dengan respon
pasien.
- Hati-hati pemberian pada ibu hamil dan menyusui.
- Hati-hati pemberian pada penderita gagal jantung yang menyertai glomerulonefritis akut, karditis
berat, gangguan fungsi ginjal sedang sampai berat, hipokalsemia, hipomagnesemia, aritmia atrium
yang disebabkan keadaan hipermetabolik, penyakit nodus SA, Sindroma Wolff - Parkinson - White,
perikarditis konstriktif kronik, bayi neonatus dan bayi prematur.
- Blok AV tidak lengkap pada pasien dengan serangan Stokes - Adams dapat berianjut menjadi Blok
AV lengkap. Jangan digunakan untuk terapi obesitas atau takikardia sinus, kecuali jika disertai gagal
jantung.
- Digoksin dapat menimbulkan perubahan ST-T yang positif semu pada EKG selama test latihan.
- Anoreksia, mual, muntah dan aritmia dapat merupakan gejala penyerta gagal jantung atau gejala-
gejala keracunan digitalis.
- Bila timbul keracunan digitalis maka pemberian obat digitalis dan diuretik dihentikan.

Efek Samping :
- Dapat terjadi anoreksia, mual, muntah dan sakit kepala.
- Gejala toksik pada jantung : kontraksi ventrikel prematur multiform atau unifocal,takikardia
ventrikular, desosiasi AV, aritmia sinus, takikardia atrium dengan berbagai derajat blok AV.
- Gejala neurologik : depresi, ngantuk, rasa lemah, letargi, gelisah, vertigo, bingung dan halusinasi
visual.
- Gangguan pada mata: midriasis, fotofobia, dan berbagai gangguan visus.
- Ginekomastia, ruam kulit makulopopular atau reaksi kulit yang lain.

PROPANOLOL

Sediaan:
Tablet 10 mg, 40 mg, 80 mg, 160 mg
Injeksi propanolol HCl 1 mg/ml

Cara Kerja Obat:


Propranolol adalah tipe beta-blocker non-selektif yang umumnya digunakan dalam pengobatan
tekanan darah tinggi. Obat ini adalah beta-blocker pertama yang sukses dikembangkan.

Indikasi:
Hipertensi, pencegahan perdarahan varises pada hipertensi portal, angina, aritmia, krisis
tiroroksikosis, pembesaran jantung, takikardi akibat cemas.

Kontraindikasi:
Asma, gagal jantung yang tidak terkontrol, angina Prinz-metal, hipotensi, blok AV jantung derajat 2-3,
syok kardiogenik, asidosis metabolik.
Dosis:
- Hipertensi, per oral
Dosis awal 80 mg, 2 x sehari, dinaikkan sesuai kebutuhan. Dosis rumatan 160-320 mg sehari.
- Pencegahan perdarahan varises pada hipertensi portal, per oral
Dosis awal 40 mg, 2 x sehari, dinaikkan menjadi 80 mg, 2 x sehari, maksimal 160 mg 2 x sehari.
- Angina, per oral
Dosis awal 40 mg, 2-3 x sehari, rumatan 120-240 mg sehari.
- Aritmia, tiroroksikosis, pembesaran jantung, takikardi akibat cemas, per oral
10-40 mg 3-4 x sehari.
- Aritmia dan krisis tiroroksikosis
Injeksi intravena 1 mg dalam 1 menit. Bila perlu diulang dengan jarak 2 menit, dosis maksimal 10 mg
(5 mg jika dalam anesthesia).

Peringatan dan Perhatian:


- Berkontraindikasi dengan bradycardia, sebelumnya ada tingkatan AV block yang tinggi, sindrom sakit
sinus dan kegagalan LV yang tak stabil.
- Gunakan dengan hati-hati pada pasien bronchopasma, asma, atau penyakit sumbatan pernapasan.
Gunakan dengan hati-hati dengan tingkatan block pertama, depresi, pasien dengan PVD, dan pasien
yang menggunakan insulin.
- Beta-blocker mungkin menutupi gejala hipertiroid & hipoglikemia dan mungkin memperburuk
psoriasis.
- Pasien jangka panjang sebaiknya tidak berhenti dengan tiba-tiba, harus berhenti secara bertahap
selama 1-2 minggu.

Efek Samping :
- Jantung: bradikradi, gagal jantung kongestif, penurunan sirkulasi perifer, hipotensi, sakit dada,
kontraksi miokardial, raynaud’s syndrom, menseterik trombosis, syncope.
- SSP: depresi mental, amnesia, halusinasi, dizziness, insomia, vertigo, psikosis, hypersomnolence
dan fatique.
- Dermatologi: alopesia, dermatitis, hiperkeratosis, pruritis, urtikaria, sindrom stevens-johnson, fuxil
epiderma necrolysis.
- Gastrointestinal: diare, muntah, mual, konstipasi dan anoreksia.
- Genitourinaria: Impoten, proteinuria, oligouria, interstitial nephritis, peyroie’s disease.
- Hematologi: agraniulositosis trombositopenia, trombositopenia purpura.
- Neuromuskular: rasa lemah, carpal tunnel syndrome, paresthesis, arthropathy.
- Mata: Konjugasi hyperemis, penurunan produki air mata,penurunan penglihatan.
- Pernapasan: mengik, faringitis, bronkospamus, udem pulmonary, laryngospasmus.

VERAPAMIL

Sediaan:
Tablet Salut 40 mg, 80 mg, 120 mg, 160 mg
Ampul 2.5 mg/ml

Cara Kerja Obat:


Verapamil merupakan obat yang termasuk kelompok calcium channel blocker yang bekerja dengan
cara mengendurkan otot jantung dan pembuluh darah.

Indikasi:
Digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi), angina, dan gangguan irama jantung
tertentu.

Kontraindikasi
- Hipotensi (tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg)
- syok kardiogenik
- infark miokardial akut terkomplikasi
- gangguan konduksi berat (blok atrio-ventrikular derajat 2 dan 3, blok sinoatrial), sick sinus syndrome,
fibrilasi atrium atau atrial flutter (geletar serambi) dengan suatu saluran bypass aksesoris
- Miastenia gravis
Dosis:
- Hipertensi: 240 – 480 mg dalam dosis terbagi, 2 – 3 x sehari, peroral
- Angina: 80 – 120 mg 3 x sehari peroral
- Aritmia supraventrikular: 40 – 120 mg 3 x sehari peroral, atau 5 – 10 mg via injeksi intravena
perlahan selama 2 – 3 menit (sebaiknya dilakukan sambil dipantau dengan rekaman jantung/EKG)

Peringatan dan Perhatian:


- Blok atrio-ventrikular (AV) derajat pertama, gagal jantung, kerusakan ginjal, pasien dengan
kelemahan transmisi neuomuskular.
- Dapat mengganggu kemampuan untuk mengemudi atau mengoperasikan mesin.
- Hamil, menyusui.
- Gangguan fungsi hati berat.

Efek Samping:
- Blokade AV, bradikardia sinus, hipotensi, konstipasi (susah buang air besar), pusing, mual.
- Jarang : vertigo, sakit kepala, hipotensi, edema tungkai, muka kemerahan, letih, cemas,
eritomelalgia, parestesia (gangguan perasaan kulit seperti kesemutan), neuropati, aritmia
bradikardial, gagal jantung kongestif, dispneu, peningkatan kadar prolaktin, galaktore.
- Sangat jarang : nyeri otot, nyeri sendi, reaksi alergi kulit, purpura, dermatitis fotosensitisasi,
ginekomastia (pembesaran payudara pria seperti payudara wanita), peningkatan transaminase
dan/atau alkalin fosfatase sementara, gangguan toleransi glukosa relevan, hiperplasia gusi.
- Takikardia, jantung berdebar, impotensi.
- Tinitus (telinga berdenging tanpa ada rangsang dari luar), gemetar.
- Hati-hati pada pasien dengan pacu jantung atau defibrilator.

Anda mungkin juga menyukai