Anda di halaman 1dari 5

Perawatan tali pusat pada bayi baru lahir ialah menjaga agar tali pusat tetap kering dan

bersih. Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam minggu pertama secara

bermakna mengurangi insiden infeksi pada neonatus.15

Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam

kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari

menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak

diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit.15

Perawatan tali pusat pada bayi baru lahir sebaiknya dijaga tetap kering setiap hari

untuk menghindari terjadinya infeksi. Bila sampai terdapat nanah dan darah berarti terdapat

infeksi dan harus segera diobati (Iis Sinsin, 2008).7

Sisa tali pusat yang masih menempel di perut bayi (umbilical stump), akan mengering

dan biasanya akan terlepas sendiri dalam waktu 1-3 minggu, meskipun ada juga yang baru

lepas setelah 4 minggu. Umumnya orangtua baru agak takut-takut menangani bayi baru

lahirnya, karena keberadaan siumbilical stump ini. Meski penampakannya sedikit

’mengkhawatirkan’, tetapi kenyataannya bayi Anda tidak merasa sakit atau Perawatan tali

pusat tersebut sebenarnya juga sederhana. Yang penting, pastikan tali pusat dan area

sekelilingnya selalu bersih dan kering. Selalu cuci tangan dengan menggunakan air bersih

dan sabun sebelum membersihkan tali pusat. Selama ini, standar perawatan tali pusat yang

diajarkan oleh tenaga medis kepada orangtua baru adalah membersihkan atau membasuh

pangkal tali pusat dengan alkohol. Rekomendasi terbaru dari WHO adalah cukup

membersihkan pangkal tali pusat dengan menggunakan air dan sabun, lalu dikering anginkan
hingga benar-benar kering. Penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan

dengan air dan sabun cenderung lebih cepat puput (lepas) daripada tali pusat yang

dibersihkan dengan alkohol. (Dian Kartika, 2009)

Tindakan membersihkan tali pusat dengan alkohol sudah dilarang namun dibeberapa

negara maju masih diterapkan perawatan tali pusat dengan alkohol. Pertimbangannya, tali
pusat yang dirawat tanpa menggunakan alkohol terkadang mengeluarkan aroma (tetap tidak

menyengat). Hal inilah yang membuat orangtua merasa khawatir. Oleh sebab itu orangtua
ragu untuk menentukan cara mana yang akan diterapkan untuk merawat tali pusat bayi

(Susyanto, 2009).

Selama belum tali pusatnya puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara

dicelupkan ke dalam air. Cukup dilap saja dengan air hangat. Alasannya, untuk menjaga tali

pusat tetap kering. Jangan khawatir, bayi Anda tetap wangi meskipun hanya dilap saja

selama seminggu. Bagian yang harus selalu dibersihkan adalah pangkal tali pusat, bukan

atasnya.

Untuk membersihkan pangkal ini, Anda harus sedikit mengangkat (bukan menarik)

tali pusat. Tenang saja, bayi Anda tidak akan merasa sakit. Sisa air atau alkohol yang

menempel pada tali pusat dapat dikeringkan dengan menggunakan kain kasa steril atau

kapas. Setelah itu kering anginkan tali pusat. Anda dapat mengipas dengan tangan atau

meniup-niupnya untuk mempercepat pengeringan. Tali pusat harus dibersihkansedikitnya dua

kali sehari.

Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya

menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko

infeksi. Kalaupun terpaksa ditutup (mungkin Anda ’ngeri’ melihat penampakannya), tutup

atau ikat dengan longgar pada bagian atas tali pusat dengan kain kasa steril. Pastikan bagian

pangkal tali pusat dapat terkena udara dengan leluasa. Bila bayi Anda menggunakan popok

sekali pakai, pilihlah yang memang khusus untuk bayi baru lahir (yang ada lekukan di bagian

depan). Dan jangan kenakan celana atau jump-suit pada bayi Anda. Sampai tali pusatnya

puput, kenakan saja popok dan baju atasan. Bila bayi Anda menggunakan popok kain,
jangan masukkan baju atasannya ke dalam popok. Intinya adalah membiarkan tali pusat

terkena udara agar cepat mengering dan lepas. (Susyanto, 2009)

Biarkan tali pusat lepas dengan sendirinya. Jangan memegang-megang atau bahkan

menariknya meskipun Anda gemas melihat bagian tali pusat yang ’menggantung’ di perut

bayi hanya tinggal selembar benang. Orangtua dapat menghubungi dokter bila tali pusat
belum juga puput setelah 4 minggu, atau bila terlihat adanya tanda-tanda infeksi, seperti;

pangkal tali pusat dan daerah sekitarnya berwarna merah, keluar cairan yang berbau, ada
darah yang keluar terus- menerus, dan/atau bayi demam tanpa sebab yang jelas. Setelah tali
pusat, terkadang pusar bayi terlihat menonjol (bodong). Dalam budaya kita ada anjuran

untuk menempelkan uang logam (binggel) di atas pusar bayi setelah tali pusatnya puput.

Tujuannya agar pusar anak tidak menonjol (bodong). Padahal tanpa diberi pemberat

pun (uang logam), lama-lama tonjolan terebut akan menghilang. (Susyanto, 2009)

TUJUAN PERAWATAN TALI PUSAT

Tujuan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir adalah mencegah dan

mengidentifikasi perdarahan atau infeksi secara dini. Apabila ada perdarahan dari pembuluh

darah tali pusat, perawatan harus memeriksa keadaan klem (atau ikatan) dan pasang klem

kedua dekat klem pertama (Irene, 2005).8

Perawatan tali pusat secara umum bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi dan

mempercepat putusnya tali pusat. Infeksi tali pusat pada dasarnya dapat dicegah dengan

melakukan perawatan tali pusat yang baik dan benar, yaitu dengan prinsip perawatan kering

dan bersih. Banyak pendapat tentang cara terbaik untuk merawat tali pusat.

Ujung tali pusat akan mengering dan putus pada 7 – 10 hari sesudah bayi lahir, bisa

juga 15 – 18 hari atau lebih. Orang tua dianjurkan untuk meletakkan popok yang dilipat di

bawah area tali pusat dan menggunakan alkohol pada pusat beberapa kali sehari agar tali
pusat dalam keadaan bersih dan kering. Tali pusat dibersihkan dengan menggunakan alkohol

dimulai disekitar hubungan antara tali pusat dan kulit.

Untuk meningkatkan proses pengeringan dan penyembuhan pada saat memandikan

bayi baru lahir tidak dianjurkan untuk di celupkan dalam bak mandi asampai tali pusat putus

dan umbilikus sembuh.

Orang tua dapat menggunakan metode sponge bath sampai jaringan granulasi

menutupi bagian tali pusat yang lepas. Penutupan tali pusat tidak dianjurkan karena akan

memperlambat proses pengeringan.


Warna merah dan pengeluaran bau yang tidak sedap disekitar umbilikus harus

diperhatikan karena sebagai tanda adanya infeksi tali pusat dan dilaporkan untuk

mendapatkan perawatan dan pengobatan yang lebih lanjut.

Tujuan tali pusat terbuka atau tidak ditutup dengan kassa alkohol adalah :

1. Meningkatkan granulasi

2. Memudahkan dan mempercepat pengeringan pada tali pusat (Sarwono, 2008).15

2.2.3 Prinsip-Prinsip Pada Saat Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir:

1) Setelah memandikan bayi, tutuplah pusat bayi dengan kapas kering dan kasa. Biasanya 5-7

hari tali pusat ini akan lepas sendiri bahkan tanpa ibu ketahui dimana dan kapan sisa jaringan

tali pusat ini terlepas.

2) Tali pusat ini sebaiknya dijaga tetap kering setiap hari untuk menghindari terjadinya

infeksi. Bila sampai terdapat nanah dan darah berarti terdapat infeksi dan harus segera

diobati. Tali pusat yang luka bernanah akan memudahkan perkembangan kuman-kuman

anaerob, yaitu kuman yang tidak membutuhkan udara dalam hidupnya. Biasanya penyakit

tetanus neonatorum akan mengintai tempat tersebut (Iis Sinsin, 2008).2

3) Perlu diperhatikan kesegaran tali pusat, ada tidaknya simpul pada tali pusat. Pada potongan

tali pusat(Corry Matondang, 2007).3

1. Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Erlangga.

2. Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Erlangga.

3. Coory Matondang, 2007, Diagnosis Fisis Pada Anak, Jakarta, CV. Sagung Seto
4. Depkes, 2007, Pelatihan Asuhan Normal Bahan Tambahan Inisiasi Menyusui
Dini,Jakarta, Direktorat Bina Kesehatan Keluarga.

5. Ferry Efendi, 2009, Keperawatan Kesehatan Komunitas, Jakarta, Salemba Medika.

6. Helen Varney, 2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4, Jakarta, EGC.

7. Iis Sinsin, 2008, Masa Kehamilan Dan Persalinan, Jakarta, PT. Elex Media
Komputindo (2)

8. Irene Bobak, 2005, Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4, Jakarta, EGC

9. Notoatmodjo, 2003, Ilmu kesehatan masyarakat, Jakarta, Rineka Cipta.

10. Notoatmodjo, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan , Jakarta, Rineka Cipta

11. Notoatmodjo, 2008, Metodologi Penelitian Kesehatan , Jakarta, Rineka Cipta

12. Patricia W. Ladewig, 2006, Buku Suku Asuhan Ibu dan Bayi Baru Lahir Edisi V, Jakarta,
EGC

13. Sarwono Prawiharhardjo, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, Jakarta, PT. Bina Pustaka

14. Sarwono Prawiharhardjo, 2006, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, Jakarta, PT. Bina Pustaka

15. Sarwono Prawiharhardjo, 2008, Ilmu Kebidanan, Jakarta, PT. Bina Pustaka (1)

16. Siti Saleha, 2009, Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, Jakarta, Salemba Medika

17. Sodikin, 2009, Perawatan Tali Pusat, Jakarta, EGC

Anda mungkin juga menyukai