Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Maraknya kasus-kasus kekerasan yang terjadi pada anak-anak usia
sekolah saat ini sangat memprihatinkan bagi pendidik dan orang tua.
Sekolah yang seharusnya menjadi tempat bagi anak menimba ilmu serta
membantu membentuk karakter pribadi yang positif ternyata malah
menjadi tempat tumbuh suburnya praktek-praktek bullying, sehingga
memberikan ketakutan bagi anak untuk memasukinya (Jing, 2009).
Bullying berdampak negatif bagi pelaku maupun korban. Dampak
yang dialami korban bullying antara lain merasa rendah diri sampai pada
depresi, tidak mau ke sekolah, cemas dan insomnia dan disfungsi sosial
(Sampson, dalam Problem Oriented Guide for Police Series No.12). Hasil
penelitian Kim, dkk (2011) terhadap 957 remaja yang mengikuti Raising
Healthy Children Project di Australia menemukan bahwa bullying yang
terjadi pada masa kanak-kanak berhubungan secara signifikan dengan
tindak kekerasan dan penyalahgunaan zat di masa remaja.
Menurut Yayasan semai jiwa amini (2008) bullying adalah sebuah
situasi di mana terjadinya penyalahgunaan kekuatan/kekuasaan yang
dilakukan oleh seseorang/sekelompok. Bentuk yang paling umum terjadi
pada kasus bullying di sekolah adalah pelecehan verbal, yang bisa datang
dalam bentuk ejekan, menggoda atau meledek seseorang. Kasus bullying
yang awalnya hanya secara verbal dapat pula menyebabkan munculnya
perlakuan yang lebih berbahaya, seperti pelecehan secara fisik.
Bullying dikarakteristikkan sebagai perilaku agresif yang bersifat
merusak yang dilakukan dengan sengaja dan berulang-ulang dengan tujuan
untuk merugikan korbannya serta dapat disertai dengan adanya perbedaan
atau ketidak seimbangan kekuatan antara pelaku dan korban (Latifah,
2012).

1
2

Bullying terjadi jika seseorang atau sekelompok orang


mengganggu atau mengancam keselamatan dan kesehatan seseorang baik
secara fisik maupun psikologis, mengancam properti, reputasi, atau
penerimaan sosial seseorang serta dilakukan secara berulang dan terus
menerus (Bernard & Milne, 2008).
Field (2007) membagi tipe-tipe tindakan bullying menjadi teasing
(sindiran) yaitu mengejek, menghina, melecehkan, meneriaki,
mengganggu korban melalui alat komunikasi, exclusion (pengeluaran)
berkaitan dengan mengucilkan korban secara sosial seperti mengeluarkan
korban dari grup teman sebaya, tidak mengikutsertakan korban dalam
percakapan, dan tidak mengikutsertakan korban dalam permainan,
physical (fisik) seperti memukul, menendang, menjambak, mendorong,
mengganggu dan merusak barang milik korban, harassment (gangguan)
berkaitan dengan pernyataan yang bersifat mengganggu dan menyerang
tentang masalah seksual, jenis kelamin, ras, agama, dan kebangsaan.
Menurut Storey, dkk, (2008) dalam WS Hertinjung (2015)
Bullying, terutama di sekolah, telah menjadi masalah global. Pada tahun
1997 – 1998 (Sampson, dalam Problem Oriented Guide for Police Series
No.12) dilakukan sebuah penelitian internasional yang melibatkan 120.000
siswa dari 28 sekolah, yang hasilnya adalah 20% dari anak-anak usia
kurang dari 15 tahun melaporkan pernah mengalami bullying saat mereka
berada di sekolah. Penelitian secara nasional di AS menunjukkan bahwa
sekitar 30% anak-anak tingkat sekolah dasar atau 5.7 ribu anak setiap
tahun mengalami bullying selama di sekolah, baik sebagai pelaku, korban
maupun keduanya.
Advianti (2014) menyatakan bahwa 31,8% siswa sekolah dasar
mengalami bullying. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
sepanjang tahun 2014, sangat miris melihat adanya 19 kasus bullying di
sekolah. Kasus bullying ini menurut KPAI beragam. Mulai dari ejekan
hingga perlakuan kasar yang menyebabkan luka fisik.
3

Khairani (2006) fenomena bullying di sekolah dasar ini akan


semakin banyak ditemui dan menjadi seperti fenomena gunung es. Hal ini
dikarenakan kebanyakan orang tua maupun pihak sekolah tidak menyadari
bahwa telah terjadi bullying di sekolahnya. Perilaku bullying sering kali
luput dari perhatian orang tua maupun pihak sekolah. Orang tua dan pihak
sekolah beranggapan bahwa saling mengejek, berkelahi, maupun
mengganggu anak lain merupakan hal yang biasa terjadi pada anak
sekolah dan bukan merupakan masalah serius. Biasanya masalah tersebut
dianggap serius dan dikatakan sebagai perilaku bullying ketika perilaku
tersebut telah mengakibatkan timbulnya cedera atau masalah fisik pada
anak yang menjadi korban bullying.
Wiyani (2012) mengungkapkan tindakan bullying cenderung
disepelekan atau kurang diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Masih
banyak yang menganggap bahwa bullying tidak berbahaya, padahal
sebenarnya bullying dapat memberikan dampak negatif bagi korbannya.
Pada tahun 2009, Roy Aditya Perkasa (16 tahun) siswa Sekolah Menengah
Atas Negeri 16 Surabaya tewas setelah mengikuti masa orientasi siswa
baru di sekolah dan menurut dokter forensik Rumah Sakit Dr. Soetomo
Surabaya diduga Roy Aditya Perkasa meninggal lantaran kekurangan
oksigen.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 12
november 2016 di wilayah pegunungan SD Negeri 01 Purbo Kecamatan
Bawang Kabupaten Batang dengan melakukan wawancara terhadap 5
orang siswa/siawi, peneliti menemukan kejadin bullying yang dialami oleh
siswa/siswi SDN tersebut. Kejadian yang sering mereka dialami antara
lain dibentak, dikata-katai, dihina, didorong dan ditendang dari hasil
wawancara tersebut dapat diketahui bahwa terdapat kejadian bullying di
SD Negeri 01 purbo.
4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maraknya kasus-kasus kekerasan
yang terjadi pada anak-anak usia sekolah saat ini sangat memprihatinkan
bagi pendidik dan orang tua. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat
bagi anak menimba ilmu serta membantu membentuk karakter pribadi
yang positif ternyata malah menjadi tempat tumbuh suburnya praktek-
praktek bullying, sehingga memberikan ketakutan bagi anak untuk
memasukinya (Jing, 2009).
Bullying terjadi terutama di sekolah, telah menjadi masalah global.
Pada tahun 1997 – 1998 (Sampson, dalam Problem Oriented Guide for
Police Series No.12) dilakukan sebuah penelitian internasional yang
melibatkan 120.000 siswa dari 28 sekolah, yang hasilnya adalah 20% dari
anak-anak usia kurang dari 15 tahun melaporkan pernah mengalami
bullying saat mereka berada di sekolah.
Advianti (2014) menyatakan bahwa 31,8% siswa sekolah dasar
mengalami bullying. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
sepanjang tahun 2014, sangat miris melihat adanya 19 kasus bullying di
sekolah. Kasus bullying ini menurut KPAI beragam. Mulai dari ejekan
hingga perlakuan kasar yang menyebabkan luka fisik.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 12
november 2016 di SD Negeri 01 Purbo Kecamatan Bawang Kabupaten
Batang dengan melakukan wawancara terhadap 5 orang siswa/siawi,
peneliti menemukan kejadin bullying yang dialami oleh siswa/siswi SDN
tersebut. Kejadian yang sering mereka dialami antara lain dibentak, dikata-
katai, dihina, didorong dan ditendang dari hasil wawancara tersebut dapat
diketahui bahwa terdapat kejadian bullying di SD Negeri 01 purbo.
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Kejadian Bullying Di Wilayah Pegunungan Prahu
SD Negeri Purbo 01”.
5

C. Tujuan Penelitian.
1. Tujuan Umum.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian bullying
pada Anak Sekolah Dasar.
2. Tujuan Khusus.
a. Mendeskripsikan kejadian bullying verbal di wilayah pegunungan
prahu SD Negeri Purbo 01.
b. Mendeskripsikan kejadian bullying fisik di wilayah pegunungan
prahu SD Negeri Purbo 01.
c. Mendeskripsikan kejadian bullying psikologis di wilayah
pegunungan prahu SD Negeri Purbo 01.
d. Mendeskripsikan kejadian bullying seksual di wilayah
pegunungan prahu SD Negeri Purbo 01.

D. Manfaat Penelitian.
1. Sekolah.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
tentang gambaran perilaku bullyng terhadap pihak sekolah. Sehingga
pihak sekolah dapat mencegah terjadinya tindakan bullying
dilingkungan sekolah serta memberi masukan kepada pihak sekolah
untuk menciptakan lingkungan sekolah yang terbebas dari perilaku
bullying yang tidak di inginkan.
2. Pengambilan kebijakan.
Sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi bagi petugas pendidik
dalam memberikan pendidikan kepada siswa.
3. Profesi keperawatan.
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi profesi
keperawatan dalam pencegahan perilaku bullying pada anak sekolah
dasar, serta menambah dan memberikan sumbangan ilmiah dalam
bidang keperawatan jiwa mengenai masalah psikologi pada anak
sekolah dasar.
6

E. Bidang Ilmu
Bidang ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu keperawatan jiwa.

F. Keaslian penelitian
Tabel 1. 1 Keaslian penelitian
Nama Peneliti Judul Desain Hasil Perbedaan

Wisnu Sri Profil Pelaku kuantitatif Berdasarkan hasil Perbedaan


Hertinjung; Dan Korban deskriptif. analisis data penelitian ini
Usmi Karyani Bullying Di diketahui bahwa adalah terletak
(2015) Sekolah hampir seluruh pada variabel
Dasar subjek penelitian dan desain
pernah terlibat dalam penelitian
tindak bullying dimana variabel
menggunakan
profil prilaku
dan korban
bullying
sedangkan
desain yang
digunakan
adalah
kuantitatif
deskriptif.

Ida Ayu Surya Hubungan cluster Berdasarkan hasil Perbedaan


Dwipayanti Antara sampling analisis hubungan penelitian ini
dan Komang Tindakan dengan menggunakan terletak pada
Rahayu Bullying uji regresi linier variabel dan
Indrawati dengan sederhana yang disain penelitian
(2014) Prestasi dilakukan dalam dimana veriabel
Belajar penelitian ini menggunakan
Anak memberikan hasil tindakan
Korban yaitu nilai bullying dan
Bullying signifikansi (P lebih prestasi belajar
pada Tingkat kecil dari 0.05) dan sedangkan
Sekolah tabel lebih besar dari desain yang
Dasar t hitung (-16.388 digunakan
lebih besar dari ± adalah cluster
1.645), hal ini sampling.
menunjukkan bahwa
terdapat antara
tindakan bullying
dengan prestasi
belajar anak korban
bullying dapat
diterima atau dapat
disimpulkan bahwa
hipotesis alternatif
(Ha) yang diajukan
dalam penelitian ini
7

dapat diterima.

Siswati dan Fenomena survey Hasil penelitian Perbedaan


Costrie Ganes Bullying Di research pada siswa siswi penelitian ini
Widayanti Sekolah Sekolah Dasar adalah terletak
(2009) Dasar Negeri Negeri menunjukkan pada desain
Di Semarang bahwa ada penelitian yang
perbedaan perilaku dimana peneliti
bullying yang terjadi menggunakan
pada siswa laki-laki desain survey
dan siswa research
perempuan.

Orisinalitas dari penelitian ini adalah:


1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perilaku
bullying
2. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif
3. Populasi dalam penelitian ini adalah anak kelas V dan VI di SD
Negeri Purbo 01
4. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner

Anda mungkin juga menyukai