Askep Intra Natal Download
Askep Intra Natal Download
I. Data umum
Inisial klien : Ny. “M” inisial suami : Tn . M
Usia : 35 tahun usia : 37 tahun
Status : kawin status : kawin
pekerjaan : ibu rumah tangga pekerjaaan : wirahusaha
alamat : talang balai alamat : talang balai
B. Kala II
1. Kala II di mulai :01 maret 2014 jam 13:00
2. TTV : TD : 160/100 MM/Hg , RR : 24×/ menit
N: 92×/ menit , temp : 36o c
3. Lama kala II : 15 menit
4. Tanda dan gejala :keinginan untuk mengedan . peenium menonjol
Keluar kepala janin
5. Upaya meneran :upaya meneran di pimpin selama 10 menit
6. Keadaan psikologis :tampak kesakitan dan cemas
7. Kebutuhan khusus : pempinan persalinan , penkes
8. Obat-obatan : MgSo4 ( injeksi IM)
Catatan persalinan
1. Bayi lahir dengan janin : 13:15 WIB
2. Nilai afgar :8/9 (normal) menagis kuat, pergerakan aktif
3. Adanya ruptur : luka robek , (efisiotomi )
4. bonding ibu dan bayi :ibu menyentuh bayi
5. TTV : TD : N: 92×/ menit , N : 130× menit
6. Pengobatan : saction, perawatan salep mata, tali pusat
Injeksi VIT. K
C. Kala III
1. Tanda dan gejala : lepas plasenta
Tali pusat : tali pusat memanjang saat di PAP
Adanya kontraksi : uterus
2. Plasenta lahir : jam : 13: 20
3. Cara lahir : spontan
4. Luka robek : episiotomi
5. Keb, khusus :pemenuhan kebutuhan cairan
D. Kala IV
1. Mulai jam : 13 : 40 WIB
2. TTV : TD - , RR : 24×/ m , t : 36,6o C , N : 80 ×/m
3. Pendarahan : 100 ml
4. Tindakan : heacting, pengawasan TTV , observasi kontraksi ,
pendarahan pasca melahirkan
ANALISA DATA
Inisaial klien : Ny. M no. Reg : 326882
Ruang : IRKB (V.K) hari/waktu : 01 maret 2014
Masalah
No Data etiologi
keperawat
1 Kala 1 Faktor hormonal
DS : klein mengeluh mules dan
perut sakit Penuruna kepala
Do ; kloien tampak gelisa dan tampak masuk PAP NYERI
merigis kesakitan karna kontraksi HIS
TD : 160/100 MM/ Hg Terjadinya peregangan
RR: 24×/ menit dan iritasi pada uterus
Temp : 36o C
N : 92×/ menit Merangsang
Kontraksi
HIS
NYERI
2 Kala II NYERI
DS : klien mengeluh perutnay Dilantasi servik
bertambah sakit
Do : klien tampak meringis kesakitan Tekanan mekanik meningkat
TD : 160/100 MM/ Hg
RR: 24×/ menit Kepala janian
Temp : 36o C masuk PAP
N : 90×/ menit
Merangsang SSP
3 Kala IV
NYERI
DS : klien mengatakan badan nya Kehilangan
tampak lemas Dan haus volume caira
DS : KU pasien tampak lemah dan bibir
Pengeluaran plasenta
kering
RENCANA KEPERAWATAN
EVALUASI KEPERAWATAN
Inisial Klien : Ny. M No. Rm:326886
Ruang :IRKB V.K Hari/Waktu :01 maret 2014
No Diagnosa Jam Evaluasi TTD
1. Nyeri b.d adanya kontraksi 15:00 S: klien mengatakan mules dan
uterus sakit berkurang
O: klien tampak kesakitan
skalanyeri 3
A: intervensi tercapai sebagian
P : intervensi di lanjutkan
INJAUAN KASUS
Tanggal pengkajian : 23 januari 2011 Jam :
02.00
Tanggal masuk BPS : 23 januari 2011 Jam :
02.05
1. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama ibu : Ny”M” Nama suami : Tn “A”
Umur : 19 th Umur : 29 thn
Suku/bangsa : Madura/Indonesia Suku/Bangsa : Madura/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : MTS Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tani Pekerjaan : Tani
Alamat : Ketowan Alamat : Ketowan
2. Anamnese
a. Alasan datang
- Mules-mules
- Sakit perut
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng sejak pukul 12.30 sakit perut
tembus ke punggung, bertambah waktu bertambah sakit, mengeluarkan darah dan
lendir dan ketuban pecah sejak jam 02.00
c. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan bahwa ibu tidak sedang menderita penyakit menular
(HIV/AIDs, TBC), menurun (kencing manis, asma) dan menahun (jantung dan
ginjal) Dll.
d. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan bahwa ibu tidak pernah menderita penyakit menular (HIV/AIDs,
TBC), menurun (kencing manis, asma) dan menahun (jantung dan ginjal) Dll
e. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan bahwa ibu tidak sedang menderita penyakit menular
(HIV/AIDs, TBC), menurun (kencing manis, asma) dan menahun (jantung dan
ginjal) Dll.
f. Riwayat Menstruasi
Menarche : umur 14 tahun
Siklus : 28 hari
Banyak : 1-4 hari (2 pembalut), 5-6 hari (1pembalut)
Dismenorhea : pernah
Teratur/tidak : teratur
Lamanya : 7 hari
Sifat Darah : 1-3 hari, darah kental, ada encernya, merah tua, 4-6 hari,
kecoklatan, hari ke-7 kekuningan
Flour Albus : biasanya sesudah haid, bau (-), gatal (-)
HPHT : 25-04-2010
TP : 02-02-2011
No Tanggal UK Jenis Tempat Komplikasi Penolong Bayi
lahir partus partus Ibu Bayi PB/BB L/P Kead
1 8 tahun 38 Normal PKM - - Bidan - P Norm
mgg
2 Hamil ini
g. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Spiritual
Ibu selalu berdoa untuk keselamatan dirinya dan bayinya.
k. Pola kebiasaan sehari-hari
Kebiasaan Saat Hamil Selama bersalin
Pola nutrisi Makan Tm I : sedikit tapi sering, menu : Makan nasi + 5 sendok (nasi, te
nasi, ikan laut, tahu, tempe, sayur. ditambah roti sepotong.
Makan Tm II : porsi sedang, menu : nasi, Minum : the manis + 1 gelas, a
ikan laut, tahu, tempe, sayur ½ gelas.
Makan Tm III : porsi sedang, menu : nasi,
ikan laut, tahu, tempe, sayur.
Minum : air putih : + 7-8 gelas/hari,
ditambah susu + 2 gelas.
Pola Eleminasi BAK : 4x/hari, sejak trimester III, 6-7x/hari BAB : -
tapi sedikit. warna kuning, bau khas, BAK : -
frekuensi + 50 cc
BAB : 1-2 hari, 1 kali, konsistensi lunak,
warna kuning, bau kha, frekuensi sedang
Pola istirahat Siang : 11.00-12.30 (1 ½ jam ) -
Malam : 20.00-03.30 (6 ½ jam)
Aktifitas Melakukan aktifitas sehari-hari seperti -
memasak, mencuci dan menyapu dirumah
Seksualitas Kadang 1-2x dalam 1 minggu
Personal hygiene Mandi 3x/hari, ganti baju 2x/hari, sikat gigi -
3x/hari
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum:
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status emosional : Stabil
Postur tubuh : normal
BB /TB : 65 kg/ 149 cm
LILA : 29 cm
TBJ : 2635 gr
SPR :2
Tanda-tanda vital
Tensi darah : 110/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 370 C
Pernafasan : 24 x/menit
Pemeriksaan panggul
Distantia Cristarum : 25 cm
Distantia Spinarum : 27 cm
Boudeloque : 19 cm
Lingkar Panggul : 80 cm
2. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
Kepala : Kulit kepala bersih (+), rambut rontok (-), ketombe (-)
Wajah : Kloasma gravidarum (-), pembengkakan palbebrae (-)
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih
Hidung : Simetris, bersih, polip(-), pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : Simetris, tidak sumbing, gigi putih, caries (+) pada gigi geraham
Telinga : Simetris, serumen (-), tidak ada lesi
Leher : Peningkatan tekanan vena jugularis(-),Peningkatan tekanan kelenjar thyroid(-),
dan Peningkatan tekanan kelenjar lymfe(-).
Dada : tarikan dinding dada(-), benjolan abnormal(-), nyeri tekan(-).
Payudara : lebih besar yang kanan, putting susu menonjol, hyperpigmentasi areola
Perut : strie Albican (+), linea nigra(-), pembesaran sesuai masa gestasi, bekas luka (-)
Vulva : oedem (-), varices (-)
Anus : hemoroid (-)
Ekstremitas atas : varises (-), odema (-), gangguan pergerakan(-).
Ekstremitas bawah : varises (-), odema (-),gangguan pergerakan(-).
2) Palpasi
Kepala : benjolan(-), nyeri tekan (-)
Leher : pembesaran kel. Tyroid(-), peningkatan tekanan vena
jugularis(-), pembesaran kel. Limfe(-)
Dada : benjolan nyeri tekan(-)
Payudara : benjolan, colostrums keluar
Abdomen:
Leopold I : TFU 2 jari bawah px
teraba bulat tidak melenting di fundus bokong
Leopold II : bagian kanan : keras seperti papan Puka
bagian kiri : teraba bagian kecil janin (ekstermitas)
Leopold III : tidak teraba dan tidak dapat digoyangkan bagian keras
bundar diatas sympisus (kepala masuk PAP)
Leopold IV : Divergen 4/5
Catatan
Mc. Donald TFU : 28 cm
UC : 4x dalam 45 detik selama 10 menit kuat
HIS : 4x 45 “dalam 10 menit kuat”
3) Auskultasi
Dada : Ronchi(-), Wheezing(-).
Abdomen : Djj 140x/ menit
4) Perkusi
Reflek patella : +/+
3. Pemeriksaan khusus
VT
Tanggal : 23-Januari-2011 Jam : 02.05 WIB
Pembungkaan : Lengkap (10 cm)
Effisiment : 100 %
Ketuban : Jernih
Denominator : UUK posisi jam 12
Presentasi : Kepala
Bagian kecil janin: Terapa tali pusat
Hodge : IV
4. Pemeriksaan penunjang
-
V. INTERVENSI
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
R/ dengan mengetahui kondisi dirinya dan janinnya dapat mengurangi
kakhawatiran pada ibu
VI. IMPLEMENTASI
No Tanggal/Jam Kegiatan
1 23-01- Memberi tahu ibu tentang hasil pemeriksaan pembukaan = lengkap
2011/02.10
2 Memberikan dukungan emosional untuk kemajuan persalinan berupa
pujian “Ibu apabila terdapat kemajuan persalinan dan tidak ada his
dianjurkan ibu untuk istirahat sekedar relaksasi dan minum teh”
3 Melakukan observasi TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x / mnt
S : 370C
RR : 24x/ mnt
His : 4x 45 “dalam 10 menit kuat”
4 Meberi ibu cairan dan nutrisi minum teh
5 Mengecek kandung kadung kemih dan menanyakan ibu apakah ingin
BAK karena kandung kemih penuh bisa menghambat desensus kepala
ba
6 Melakukan pencegahan infeksi dengan memastikan peralatan
persalinan steril
7 Menyiapkan peralatn persalinan secara sistematis dan orgonomis
PARTUS SFT
Sarung tangan
Setengah kuker
Klem 2
Gunting tali pusat
Tali pusat
Oksi
RESUSITASI
Kain untuk menyangga kepala
Kain
De Lee
Kasa steril
PERALATAN HEATING
Gunting epis
Benang
Jarum heating
Navudel
Pinset anlomis
APD
Penutup kepala
Kaca mata
Celemek
Sarung tangan
Sepatu
Larutan clorin 0,5 %
BAJU BAYI
Kain
Popok
Gurita
Baju bayi
Celana
Sarung tangan
Topi
8 Melakukan persalinan normal sesuai APN
KALA II
02.45 1. Melihat tanda gejala kala II dorongan kuat untuk menyerah, tekanan pad
anus dan pevinium menonjol dan vulua membuka
14. Anjurkan ibu agar mengambil posisi yang nyaman dengan posisi litotomi
15. Saat kepala janin terletak divulua 5-6 cm, memasang handuk bersih diata
perut ibu untuk mengeringkan janin
16. Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkannya dibawa
bokong ibu
17. Membuka partus set
18. Memakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan
19. Saat sub occiput tampak dibawah simpisis tangan kanan melindun
perineum dengan lipatan kain sementara tangan kiri menahan punca
kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat
22. Tangan biparietal, tarik hanya kebawah untuk melahirkan bahu depan da
tarik keatas (lakukan elevasi) untuk melahirkan bahu belakang
23. Setelah kedua bahu lahir geser tangan kebawah kearah perineum ibu untu
menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah dan gunakan tanga
atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas
24. Setelah tubuh dan lengan lahir penelusuran tangan atas terlamut k
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua matakaki (masukka
telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki, ibu jari da
jari-jari lainnya)
b. Palpasi
kepala : tidak teraba benjolan
leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan tidak teraba pembesaran vena
jugularis, tidak teraba pembesaran kelenjar lymfe
c. Auskultasi
Dada : tidak terdengar ronchi dan wheezing
d. Perkusi
Abdomen : tidak kembung
e. -Pemeriksaan antropometri
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 34 cm
PB/BB : 3200gr/50cm
VII.EVALUASI
Tanggal : 23 Januari 2011 Jam : 03 : 35 wib
S : ibu mengatakan perutnya masih terasa sakit dan nyeri di bagian luka jahitan.
O : TTV : TD : 110/70 mmHg Lochea : Rubra
S : 370C perdarahan : 50 cc
N : 88x/menit kandung kemih :
kosong
RR : 24x/menit BAB :-
Kolostrum : +/+ BAK :+
Kontraksi Uterus : baik
TFU : 2 jari dibawah pusat
A : Ny “I” P10001 2 jam PP
P : lakukan pemantauan masa nifas
Ajarkan cara masase uterus
Ajarkan ambulasi dini
Ajarkan cara menyusui yang benar dan asi eksklusif
Follow Up
BAB IV
PENUTUP
5.1. Simpulan
Dari hasil Asuhan Kebidanan yang telah dilakukan pada klien :
Nama : Ny. “M”
Umur : 19 tahun
Didapatkan beberapa data yang akan dipergunakan sebagai landasan dalam
memberikan asuhan. Dalam kesimpulan dimulai dari pengkajian, identifikasi
diagnosa/masalah, diagnosa/masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera,
intervensi, implementasi dan evaluasi diperoleh data :
a. Pengkajian
Pada data subjektif didapatkan data bahwa pasien datang karena perutnya
kenceng-kenceng, nyeri pinggang dan telah mengeluarkan lendir darah dari
kemaluannya, adanya his yang teratur semakin lama semakin kuat dan terjadi
pembukaan serviks 3 cm.
b. Analisa Diagnosa/Masalah
Pada analisa data, ditemukan diagnosa yaitu GIIP10001 inpartu kala I fase laten dan
masalah rasa nyaman (nyeri pinggang).
f. Implementasi
Pelaksanaan asuhan kebidanan mengacu pada rencana tindakan yang telah
disusun. Adapun asuhan yang telah dilaksanakan yaitu :
h. Memberikan penjelasan pada ibu tentang kehamilan dan persalinan
i. Memberikan asupan nutrisi
j. Mengajarkan teknik relaksasi
k. Menganjurkan posisi yang nyaman selama proses persalinan.
l. Menganjurkan untuk mengosongkan kandung kemih
m. Motivasi keluarga untuk selalu mendampingi ibu
n. Mengobservasi TTV dan CHPB
BAB II
KONSEP DASAR INTRA PARTUM
A. Pengertian
1. Intranatal adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bulan/hampir cukup bulan, disertai dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu (Sulaiman Sastrawinata).
2. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
dapat hidup di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. (Rustam
Muchtar, 1998).
F. Tanda-tanda Inpartum
o Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur
o Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak robekan kecil pada
serviks
o Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
o Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada
H. Tahap Persalinan
1. Kala I ( kala pembukaan )
In partum (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah
(bloody show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar
(effacement). Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis
servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka. Tanda dan
gejala persalinan kala I adalah His sudah adekuat, Penipisan dan pembukaan
serviks sekurang-kurangnya 3 cm, Keluarnya cairan dari vagina dalam bentuk
lenidr bercampur darah, Sering BAK, akhir kala I primigravida keluar darah
menetas. Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :
a. fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai
pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7 – 8 jam
b. Fase aktif : berlasung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase ;
Periode akselerasi ; berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam pembukaan berlangsung
cepat menjadi 9 cm.
Periode deselarasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm atau lengkap.
2. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira
2 – 3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga
terjadilah terkanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengendan. Karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti
mau buang air besar dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin
mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan
yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II
pada primi : 1 ½ -2 jam, pada multi 1 ½ -1 jam. Tanda dan gejala pada kala ini
adalah Ibu ingin meneran, Perineum menonjol, Vulua dan anus membuka,
Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir, Kepala telah turun didasar panggul
3. Kala III (Kala Pengeluaran Urin)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan
fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali
sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri.
Dalam waktu 5-10 mnt seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan
akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus
uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 mnt setelah bayi lahir.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4. Kala IV
Adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan hanya proses
pemulihan secara fisik setelah melahirkan tetapi juga mengawali hubungan yang
baru selama satu sampai dua jam. Pada kala IV ibu masih membutuhkan
pengawasan yang intensive karena perdarahan dapat terjadi, misalnya karena
atonia uteri, robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata jumlah perdarahan
normal adalah 100 – 300 cc, bila perdarahan diatas 500 cc maka dianggap
patologi. Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum boleh
dipindahkan kekamarnya.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL
A. Kala I
1. Pengkajian
a. Riwayat sekarang, catat tanda persalinan seperti his yang teratur, frekuensi,
interval, adanya ruptur, selaput ketuban dan status emosional.
b. Pemeriksaan fisik, dilatasi uteri 0-3 cm posisi fetus, his anatara 5-30 menit
dan berlangsung selama 10-30 menit vagina mengeluarkan cairan pink, coklat,
ruptur, keluhan, DJJ terdengar lebih jelas di umbilikus
c. Kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan karakteristik yang
mengambarkan kontraksi uterus : Frekwensi, internal, intensitas, durasi, tonus
istirahat
d. Penipisan cerviks, evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan
pertama dan sering diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya
e. Pembukaan cerviks, adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan
bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan
f. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus, letak
janin, penurunan janin.
g. Pemeriksaan Vagina: membran, cerviks, fetus, station.
h. Tes diagnostik dan laboratorium : spesimen urin, tes darah, ruptur membrane,
cairan amnion : Warna, karakter dan jumlah
2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Fase laten
a. Nyeri b/d intensitas kontraksi.
Tujuan : Klien mampu beradaptasi dengan nyeri.
Intervensi
- Gunakan tehnik pernapasan
Rasional : Tehnik pernapasan dapat meningkatkan relaksasi otot abdomen dengan
demikian menambah ukuran kapasitas abdomen sehingga mengurangi gesekan (
priksi ) antara uterus dan dinding abdomen
- Lakukan masage atau gosokan pada pinggang ( teori gate kontrol terhadap
nyeri)
Rasional : merupakan suatu tehnik untuk mengkanter dan digunakan untuk
mengalihkan perhatian ibu dari nyeri
- Menganjurkan untuk memberikan air hangat untuk mengompres pinggang
bawah.
Rasional : Membantu relaksasi, meningkatkan kenyamanan
- Memberikan HE pada klien bahwa respon nyeri ini sudah indikasi positif dan
memang harus ada untuk mengakhiri kala I dan mendekati kala transisi
Rasional : Informasi yang cukup dapat mengurangi kecemasan dan merupakan
salah satu aspek sayang ibu
b. Ketakutan b/d persalinan dan menjelang kelahiran
Tujuan : Klien akan menunjukan rasa takut teratasi.
Intervensi Rasional
- Perkenalkan diri pada klien dan berikan support
Rasional : memperkenalkan diri merupakan salah satu pendekatan kepada klien
dan suport yang diberikan dapat menambah semangat hidup klien dalam menanti
kelahiran
- Komunikasikan peran seperti support perawatan dan pengetahuan perawat
secara verbal dan non verbal
Rasional : Ibu akan lebih mengerti dan memahami tentang persalinan, peran
perawat sehingga akan mengurangi rasa takut dan klien akan tenang
- Orientasikan klien ke lingkungan ( tempat persalinan )
Rasional : orientasi terhadap lingkungan membuat klien lebih mengetahui dan
dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat persalinan sehingga akan
mengurangi rasa takut
Fase aktif
a. Defisit volume cairan b/d intake cairan yang tidak adekuat
Tujuan : klien akan menunjukkan defisit voleme cairan adekuat
Intervensi Rasional
- Pertahankan kalori dan elekrolit
Rasional : Kalori dibutuhkan sebagai sumber energi selama proses persalinan
- Anjurkan minum air putih selama proses persalinan jika tidak ada mual dan
muntah
Rasional : Cairan lebih cepat diabsorbsi melalui lambung dibandingkan dengan
makanan padat dan untuk mencegah dehidrasi
- Berikan cairan IV secara rutin (dextrosa 5 dan RL)
Rasional : Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan dan elekrolit, untuk mencegah
dehidrasi
b. Gangguan eliminasi BAK
Tujuan : klien menunjukkan pola eliminasi BAK kembali normal
Intervensi Rasional
- Catat tentang jumlah dan waktu berkemihRasional : Kandung kemih yang
penuh menimbulkan ketidaknyamanan dan turunnya bayi ke pelvis
- Kosongkan kandung kemih setiap 2 jam
Rasional : Frekuensi lebih sering selama proses persalinan
- Kolaborasi pemasangan kateter
Rasional : Membantu dalam pengosongan kandung kemih sehingga penurunan
kepala bayi ke pelvis tidak terhambat
c. Cemas b/d ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri pada saat persalinan
Tujuan : klien akan mengungkapkan cemas teratasi
Intervensi Rasional
- Jelaskan prosedur sebelum memulai melakukan tindakan
Rasional : Mengingatkan pasien untuk mengendalikan dan mempersiapkan
mentalnya, hal ini mengurangi kecemasan yang dialami
- Beri gambaran yang jelas tentang proses persalinan
Rasional : Dengan gambaran yang jelas tentang persalinan, ibu akan lebih
memahami dan mengerti tentang proses persalinan sehingga akan mengurangi
perasaan takut dan pasien akan tenang
d. Koping tidak efektif b/d kelemahan dan ketidaknyamanan dari persalinan
Tujuan : klien menunjukkan koping efektif
Intervensi Rasional
- Catat secara berkala tentang perubahan tingkah laku ibu sehingga memudahkan
dalam pemberian tindakan
Rasional : Untuk mengetahui perubahan tingkah laku ibu sehingga memudahkan
dalam pemberian intervensi
- Anjurkan kepada ibu untuk konsentrasi dalam mengontrol dengan
berkomunikasi
Rasional : Konsentrasi dan komunikasi yang baik akan membantu dalam
intervensi yang akan dilakukan
- Menyarankan pada suami untuk memberi semangat atau dukungan moril
Rasional : Ibu membutuhkan seseorang untuk meminta bantuan dan dorongan.
Suami adalah salah seorang yang sangat penting
B. KALA II
1. Pengkajian
Data umum Peningkatan tekanan darah 5-10 mmhg, peningkatan RR, nadi kurang
dari 100, suhu tubuh dan diaporesis
Kontraksi 2-3 menit, intensitas kuat, lamanya 50-70 detik pembukaan servik 10
cm, pendataran 100%, peningkatan pengeluaran darah dan lendir, cairan amnion,
perineum menonjol, keluar feses pada saat melahirkan dan distensi kandung
kemih
Tanda yang menyertai kala II : Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir, gerakan
ekstremitas, pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu merasakan tekanan
pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban +/-, perineum menonjol, anus dan vulva
membuka, gelisah mengatakan saya ingin BAB < usaha keras tanpa disadari, pada
waktu his kepala janin tampak di vulva, meningkatnya pengeluaran darah dan
lendir, kepala turun di dasar panggul, meneran,amnesia, perasaan panas dan
tegang pada perineum, tremor, kelelahan, emosi labil, takut, gelisah,
ketidakpercayaan dan merintih.
Monitoring terhadap : His (frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas), keadaan janin (
penurunan janin melalui vagina), kandung kemih penuh/tidak, nadi dan tekanan
darah
Durasi kala II → kemajuan pada kala II : Primigravida berlangsung 45– 60 menit ,
multipara berlangsung 15 – 30 menit
2. Diaagnosa Keperawatan
a. Gangguann rasa nyaman nyeri b/d mengedan dan meregangnya perineum
Tujuan : ibu dapat mengontrol rasa nyeri yang dialaminya dan meningkatkan
rasa nyaman
Intervensi Rasional
- Anjurkan sebaiknya posisi miring kliri
Rasional : Menghidari penekanan pada vena cava, sehingga meningkatkan
sirkulasi ke ibu maupun janin
- Pertahankan kandung kemih tetap dalam keadaan kosong
Rasional : Kandung kemih yang kosong memperlancar penurunan bagian terendah
janin dan mengurangi tekanan sehingga sirkulasi lancar
- Pertahankan alat tenun dalam keadaan bersih, rapi dan kering
Rasional : Meningkatkan rasa nyaman ibu
- Anjurkan ibu untuk kumur-kumur atau basahi bibir dengan lemon gliserin
Rasional : Ibu merasa segar dan nyaman
- Jelaskan pada ibu bahwa relaksasi selama kontraksi sangat penting
Rasional : Ibu mengerti dan kooperatif
- Anjurkan teknik nafas dalam dan ekspirasi melalui hidung
Rasional : Nafas dalam untuk mengisi paru-paru
- Lakukan masasse ( eufflerage / deep back massage / firm counter pressure /
abdominal lifting )
Rasional : Impuls rasa sakit diblok dengan memberikan rangsangan pada syaraf
berdiameter besar sehingga rangsangan sakit tidak diteruskan ke korteks cerebra
- Pertahankan rasa nyaman dengan pengaturan bantal untuk menyokong tubuh
Rasional : Memberikan posisi yang nyaman pada ibu dan mengurangi tekanan
pada daerah punggung yang dapat menghambat sirkulasi ke jaringan dan
menimbulkan nyeri
b. Gangguan konsep diri b/d hilangnya kontrol tubuh BAB
Tujuan :
- Persepsi ibu terhadap pengalamannya melahirkan akan bersifat positif
- Ibu akan berhenti terhadap kemungkinan BAB selama melahirkan
- ibu menerima pergerakan bowel pada saat melahirkan sebagai suatu yang
normal
Intervensi Rasional
- Memberitahukan pada ibu, bahwa bukan merupakan suatu hal yang biasa bagi
ibu untuk memiliki pergerakan bowel selama melahirkan
Rasional : Motilitas gastro entestinal menurun dalam persalinan dan usaha yang
ekspulsif. Diiringi penurunan bagian terendah janin menyebabkan pengeluaran
tinja
- Bila tinja keluar, bersihkan secepatnya, sementara ibu memberikan timbal balik
yang positif dalam usaha mengedan
Rasional : Jika perawat tidak beraksi secara negatif, atensi ibu akan teralihkan dari
pergerakan bowelnya ke usaha mengedan
c. Resiko tinggi cedera pada ibu dabn janian b/d penggunaan secara tetap
manuver palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong
Tujuan : tidak terjadi cedera padsa ibu maupun janin
Intervensi Rasional
- Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu posisi setengah duduk dengan bahu
dan pungung yang ditopang oleh seorang anggota keluarga.
- Periksa denyut nadi setiap 15 menit dan ukur tekanan darah
- Periksa DJJ antara tiap-tiap kontraksi
- Yakinkan ibu dengan kata-kata langsung dan dengan cara yang menyenangkan
dan rileks
- Bila perinium menonjol, anus membuka kepala anak terlihat didepan vulva sat
kontraksi dan tidak masuk maka penolong akan mulai memimpin persalinan
- Penolong cuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril
- Jika ada dorongan untuk meneran bantulah persalinan :
o Melahirkan kepala
o Periksa lilitan tali pusat pada leher
o Melahirkan bahu depan dan belakang
o Melahirkan badan bayi
o Menjepit tali pusat dengan 2 klem dan gunting diantara kedua klem tersebut
o Menaikan bayi lebih tinggi dari perut ibu dan menaruh diatas perut ibu
o Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui kemungkinan adanya janin
yang lain
o Injeksi oksitoksin
C. KALA III
1. Pengkajian
Data umum Ibu kelelahan, pucat, sianosis, tekanan darah lebih dari 100/10
mmhg,kemungkinan sock, nyeri abdomen, mules, pusing, tremor dan
kedinginan, mengobservasi tanda-tanda dari ibu, perubahan tingkat kesadaran atau
perubahan pernafasan
Data obstetric Perubahan uterus (discoid-globular), uterus bundar dan keras,
keadaan kandung kemih penuh atau kosong, perdarahan pervagina, normalnya
250-300 ml, janin lahir efisiotomi
Pengkajian setelah janin lahir, tinggi fundus uteri, setinggi pusat, pelepasan
plasenta ada dua macam, yaitu:
a. Schulze, Pelepasan plasenta dimulai dari bagian bawah plasenta tidak ada
perdarahan sebelum plasenta lahir, ada perdarahan setelah plasenta lahir.
b. Duncan, Pelepasan plasenta dari pinggir plasenta bagian lateral ada
perdarahan sedikit-sedikit
Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:
- Adanya kontraksi vundus yang kuat
- Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat pipih
sehingga plasenta bergerak kebagian bawah
- Keluarnya darah hitam dari introuterus
- Terjadinya perpanjangan tali pusat sebagai akibat plasenta akan keluar.
- Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina atau rektal, atau
membran poetus terlihat pada introitus)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Koping individu tidak efektif b/d. selesainya proses persalinan yang
berbahaya bagi neonatus dan kurang pengalaman merasakan tahap ketiga
persalinan
Tujuan : Pasien berpartisipasi secara aktif dalam pengeluaran plasenta
INTERVENSI RASIONAL
- Jelaskan pada ibu dan suaminya apa yang diharapkan dalam tahap ke 3 dari
persalinan
Rasional : Untuk mendapatkan kerja sama
- Pertahankan posisi ibu
Rasional : Untuk memuhkan lahirnya plasenta
- Tanyakan pada ibu jika ia ingin mengeluarkan plasenta dengan cara khusus
Rasional : Mengikuti kebiasan budaya tertentu
b. Kelelahan b/d pengeluaran energi selama persalinan dan kelahiran
Tujuan : energi ibu pulih kembali
INTERVENSI RASIONAL
- Ajarkan ibu dan suaminya tentang perlunya istirahat dan tentukan waktu
tertentu untuk istirahat dan tidur
Rasional : Untuk memastikan bahwa ibu dapat memulihkan energi yang hilang
dalam persiapan untuk merawat bayi baru lahir
- Observasi tingkat kelelahan ibu dan jumlah istirahat yang seharusnya
Rasional : Untuk memastikan pemulihan energi
c. Resiko defisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang hilang selama
proses persalinan
Tujuan : keseimbangan cairan dipertahankan dan tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
INTERVENSI RASIONAL
- Monitor kehilangan cairan (darah urtine, pernafasan ) dan tanda-tanda vital,
inspeksi turgor kulit dan membran mukosa terhadap kekeringan
Rasional : Untuk mempertahankan hidrasi
- Berikan cairan secara oral/parenteral sesuai anjuran dokter
Rasional : Untuk menilai status hidrasi
- Monitor keras lembutnya uterus setelah lepasnya plasenta
Rasional : Untuk memastikan kontraksi uetrus yang adekuat dan mencegah
kehilangan darah lebih lanju
- Berikan obat-obatan sesuai anjuran dokter .
Rasional : Untuk membantu kontraksi uterus
D. KALA IV
1. Pengkajian
Tanda tanda vital : Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa
potensial, komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia. Pada kala IV observasi
vital sign sangat penting untuk mengetahui perubahan setelah melahirkan seperti :
pulse biasanya stabil sebelum bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami
perubahan setelah terjadi persalinan yaitu dari cardiovaskuler.
Pemeriksaan fundus dan tingginya, selama waktu itu pengosongan kandung
kemih mempermudah pengkajian dan hasilnya lebih tepat.
Kandung kemih : Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung
kemih menengang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup pada perkusi.
Kateterisasi mungkin diperlukan mencegah peregangan kandung kemih dan
retensi kandung kencing jika klien tidak bisa kencing
Lochia : Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain
dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat dicatat hasil
dan bekuannya
Perineum : Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk
mengiring dan melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan perlahan-
lahan mengangkat bokong untuk melihat perineum
Temperatur : Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan
dengan keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas normal
selama rentang waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini mungkin
berhubungan dengan dehidrasi atau kelelahan
Kenyamanan : Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan
selama persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidak nyamanannya
2. DIAGNOSA . KEPERAWATAN
a. Resiko kekurangan volume cairan ( perdarahan ) b/d Atonia uterus setelah
melahirkan
Tujuan : Perdarahan tidak terjadi sampia klien pulang
INTERVENSI RASIONAL
- Monitor VS, warna kulit, dan tonus uterus
Rasional : Penting untuk mengidentifikasi perubahan dalam vital sign dan tonus
uterus segara untuk menghentikan perdarahan post
- Kaji posisi uterus dan lokhia yang keluar, masagge vundus uterus
Rasional : Jika fundus tidak dirasakan pada pertengahan setinggi umblikus, ini
menunjukan distansia blas
- Kaji distansia kandung kemih
Rasional : Dsitansia blas dapat mendorong uterus ke luar dari tempatnya dan
menambah atonia uterus.
Masase fundus uterus merangsang otot-otot uterus untuk berkontraksi
b. Nyeri b/d terputusnya kontuinitas jaringan akibat proses persalihnan
Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi sebelum pulang, nyeri berkurang
sampai hilang
INTERVENSI RASIONAL
- Anjurkan untuk merubah posisi selang seling dan menghindari duduk untuk
beberapa waktu
Rasional : Tekanan dari tempat satu posisi dapat menyebabkan bertambahnya
nyeri
- Berikan bantal untuk alas ketika duduk dikursi
Rasional : Untuk meningkatkan kenyamanan
- Pemberian analgetik sesuai program dokter
Rasional : Analgetik bekerja pada bagian atas otak untuk mengurangi rasa nyeri
- Beri penjelasan mengenai rasionalisasi dari nyeri dan masage uterus dengan
halus
Rasional : Penggunaan bantuan topikal meningkatkan kenyamanan di daerah
perianal
c. Tidak efektifnya menyusui b/d kurangnya pengalaman
Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi klien dapat mengerti dan bisa
melaksanakan sesuai dengan cara menyusui yang baik
INTERVENSI RASIONAL
- Kaji tingkat pengetahuan ibu mengenai cara menyusui yang baik
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan ibu dalam menyusui
bayinya sehingga kita dapat membantu tentang bagaimana teknik menyusui yang
baik
- Kaji konsistensi payudara dan lakukan massage
Rasional : Apakah terjadi bendungan pada payudara dan untuk merangsang
pembentukan asi, sehingga mengatasi bendungan
- Anjurkan ibu untuk menyusuai bayinya sesering mungkin
Rasional : Isapan bayi merangsang oksitosin sehingga merangsang refleks let
down yang menyebabkan ejeksi asi ke sinus alktiferus kemudian duktus yang ada
pada putting / ariol
- Berikan HE pada ibu tentang pentingnya perawatan payudara