Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Hipertiroidisme merupakan salah satu penyakit gangguan kelenjar endokrin

yang disebabkan karena peningkatan produksi hormone tiroid secara berlebihan oleh

kelenjar tiroid. Penyakit tiroid didapatkan pada sekitar 15% populasi, terutama pada

perempuan dewasa. Penyakit ini ditemukan pada 2% wanita dan 0,2% pria di seluruh

populasi dengan insiden munculnya kasus pertahun sebanyak dua puluh orang

penderita tiap satu juta populasi.

Dalam kondisi normal, hormon tiroid memberikan efek terhadap kekuatan

kontraktilitas jantung, sel otot jantung atau kardiomiosit mengalami perubahan structural dan

fungsional akibat efek hormon tiroid. Pada penyakit tiroid, baik hipertiroidisme maupun

hipotiroidisme, terjadi kelainan patologis pada jantung yang disebut penyakit jantung tiroid.

Gangguan irama jantung, hipertrofi ventrikel kiri, dan gagal jantung merupakan efek

patologis hormon tiroid pada jantung.

Berbagai manifestasi klinik yang muncul akibat penyakit ini dapat

mengganggu aktivitas pasien sehari-hari. Manifestasi klinik yang dirasakan pasien

dapat berupa gangguan psikiatrik seperti rasa cemas berlebihan dan emosi yang

mudah berubah, gangguan pencernaan berupa diare, hingga gangguan kardiovaskuler

berupa takikardi dan palpitasi.

Pada pasien hipertiroidisme, terapi yang diberikan dapat berupa terapi

konservatif dengan pemberian obat anti tiroid maupun terapi pengurangan atau ablasi

1
kelenjar tiroid dengan iodine radioaktif dan tiroidektomi (pengangkatan kelenjar

tiroid) yang disesuaikan dengan etiologi penyakit dan pilihan pasien. Dari ketiga

pilihan terapi tersebut, terapi dengan obat anti tiroid merupakan salah satu terapi yang

banyak digunakan. Obat anti tiroid yang digunakan secara luas sebagai lini pertama

adalah golongan thionamide, yang terdiri dari propylthiouracil dan methimazole.

Obat anti tiroid umumnya digunakan selama lebih dari enam bulan hingga pasien

mencapai remisi dan pengobatan dapat dihentikan. Selama menggunakan obat anti

tiroid pasien dapat mengalami efek samping berupa munculnya ruam kulit, gangguan

hepar dan agranulositosis.

Pada penggunaan obat anti tiroid, rasionalitas terapi memegang peranan

penting dalam menjamin penggunaan obat yang tepat, aman dan efektif. Dengan

pemilihan jenis obat anti tiroid dan pemberian dosis yang tepat, kondisi euthyroid dan

remisi dapat lebih cepat tercapai dan memperpendek durasi terapi. Dan dengan

penggunaan obat yang sesuai dengan kondisi pasien dapat mengurangi risiko efek

samping yang muncul.

Anda mungkin juga menyukai