POLRES KUDUS
SKRIPSI
Oleh :
3401406011
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi.
Hari : Selasa
Pembimbing I Pembimbing II
ii
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Hari : Senin
Penguji Utama
Penguji 1 Penguji 2
iii
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
iv
v
Motto :
Jangan menyerah ketika masih ada sesuatu yang dapat kita berikan. Tidak ada yang
Jangan batasi usiamu, tak ada istilah masih muda atau terlalu tua, umur yang masih ada
ini ialah energimu yang dititipkan oleh-Nya. Jangan matikan energi hidupmu
Hidup membutuhkan kesabaran untuk memetik hasil, kejelian memilih tempat untuk
merubah nasib hidup dan daya tahan yang tangguh sampai kepada apa yang kita
impikan.
Persembahan :
semangat
Keluarga besarku
Sahabat-sahabatku
Teman-teman PKn 06
v
vi
PRAKATA
Segala puji syukur bagi Allah SWT, dan sholawat serta salam kepada
Nabi Muhammad SAW atas rakhmat dan sumber inspirasi bagi penulis dalam
KUDUS .
hambatan, namun berkat bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak, hambatan
tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu tidak lupa penulis sampaikan hormat dan
Semarang.
Semarang.
vi
vii
6. Kasat Intelkam Polres Kudus yang telah memberikan izin dalam melakukan
8. Bapak dan ibu dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu
kuliah.
9. Ibu dan bapakku tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan moril
10. Kakak dan adikku, terima kasih atas doa dan dukungannya
11. Sahabat-sahabatku Heru Winarno, Novia dan Kristin, terima kasih atas
bantuannya.
12. Teman-teman PKn Angkatan 2006, Kalian adalah bagian dari kedewasaanku
13. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan semangat dalam
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan
Penulis
vii
viii
SARI
Yunita Dwi Aryani. 2011. Pelaksanaan Tugas Kepolisian Dalam Penanganan
Unjuk Rasa Di Wilayah Hukum Polres Kudus. Jurusan Hukum dan
Kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang.
Kata kunci: Tugas, Kepolisian dan Unjuk Rasa
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kasus unjuk rasa yang
terjadi di wilayah hukum Polres Kudus pada tahun 2010 yang berjumlah 38 kasus
tidak terdapat kasus yang mengalami kerusuhan sehingga berakhir dengan damai
dengan adanya pengawasan dari pihak kepolisian. Dari jumlah tersebut terdapat
empat persoalan yang menjadi topik utama dalam berdemo yaitu politik (9 kali),
ekonomi (13 kali), sosial budaya (15 kali) dan keamanan (11 kali). Adapun
beberapa kasus unjuk rasa yang tanpa melalui ijin terlebih dahulu kepada pihak
Polres Kudus, akan tetapi personil dari kepolisian tidak serta merta membubarkan
unjuk rasa tersebut melainkan tetap menjaga dan mengawasi jalannya unjuk rasa
tersebut dari awal hingga selesai. Dalam menangani unjuk rasa dilapangan setiap
personil polisi diperbolehkan untuk bertindak sesuai dengan penilaiannya sendiri
tetapi harus berdasarkan demi keamanan, ketertiban dan kepentingan umum..
viii
ix
ix
x
DAFTAR ISI
Prakata ............................................................................................................... vi
Sari .................................................................................................................. viii
Daftar Isi ............................................................................................................. x
Daftar Tabel ................................. .................................................................... xii
Daftar Bagan.................................................................................................... xiii
BAB I
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
E. Sistematika Penulisan ............................................................................ 7
BAB II
A. Pengertian Polisi .................................................................................... 9
B. Tugas dan Wewenang Polisi ................................................................ 14
C. Azas-azas Pelaksanaan Wewenang Kepolisian..................................... 21
D. Pengertian Unjuk Rasa ........................................................................ 23
x
xi
BAB III
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 33
B. Fokus Penelitian .................................................................................. 33
C. Sumber Data Penelitian ........................................................................ 34
D. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 34
BAB IV
A. Hasil Penelitian
A. Profil Polres Kudus .......................................................................... 41
B. Pelaksanaan Kewenangan Polisi dalam Menangani Unjuk Rasa di
Wilayah Hukum Polres .................................................................... 46
C. Prosedur Penanganan Unjuk Rasa di Polres Kudus .......................... 54
D. Kendala-kendala yang Dihadapi Polisi Pada Waktu Menangani
Unjuk Rasa ...................................................................................... 67
B. Pembahasan
A. Kewenangan Polisi dalam Penegakan Hukum dan Penertiban............. 69
B. Pelaksanaan Kewenangan Polisi dalam Menangani Unjuk Rasa Menurut
UU No. 2 Tahun 2002 ........................................................................ 70
BAB V
A. Kesimpulan............................................................................................... 77
B. Saran ........................................................................................................ 79
Daftar Pustaka
Lampiran - lampiran
xi
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Contoh Aksi Unjuk Rasa Periode Januari s/d Mei 2010 di Kabupaten
Kudus
xii
xiii
DAFTAR BAGAN
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
timur) ke arah masyarakat modern (model barat). Sejalan dengan itu, ketika
ideal (adil dan beradab) maka pemaknaan terhadap istilah demokrasi akan
terus mengundang pro dan kontra. Tingkat kemajuan dan demokrasi suatu
masyarakat, orasi yang dilakukan oleh masyarakat biasa disebut unjuk rasa.
unjuk rasa sejalan dengan penguatan Civil Society dan Good Goverment.
Secara umum masalah unjuk rasa telah diatur dalam UUD 1945
tentang Hak Asasi Manusia pasal 28e ayat (3) yang berbunyi : “ Setiap orang
Pengaturan unjuk rasa atau demonstrasi secara khusus diatur dalam UU No. 9
disini diatur bentuk, tata cara menyampaikan pendapat, hak dan kewajiban
hukum Polres Kudus, dibawah ini tabel jumlah unjuk rasa yang terjadi
diwilayah hukum Polres Kudus periode Januari sampai dengan Mei tahun
2010.
Tabel 1
AKSI UNJUK RASA PERIODE JANUARI S/D MEI 2010
DI KABUPATEN KUDUS
No. Nama Aksi Tanggal Keterangan
menerjunkan satuan khusus yang menangani unjuk rasa atau disebut Dalmas
karena harus sesuai dengan peraturan yang berlaku agar tidak terjadi bentrok
satu bentuk hak asasi yang dilindungi oleh hukum, dalam mewujudkan
5
tetap dipelihara, agar seluruh tatanan sosial kelembagaan tetap terjaga dari
kewenangan untuk menjaga unjuk rasa tersebut agar unjuk rasa berjalan
lancar, tertib dan aman sesuai dengan apa yang menjadi tujuan unjuk rasa
tersebut. Kondisi yang sering terjadi, unjuk rasa yang semula berjalan secara
baik menjadi kerusuhan atau anarkis, bentrokan pun tidak dapat dihindari
antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan (polisi). Apabila dalam suatu
unjuk rasa yang terjadi telah mengarah pada hal-hal yang anarkis dan telah
pada aspek keamanan. Berkaitan dengan kondisi lapangan yang tidak kondusif
sedikit berbeda dengan apa yang ada diperaturan. Penggunaan kekuatan polisi
dalam menghadapi amuk massa tidak bisa serta-merta, karena polisi oleh
pada warga Negara sebagai pengunjuk rasa yang tidak hanya dilindungi oleh
HAM. Sehingga ada kemungkinan beda antara kewenangan polisi yang diatur
6
B. Rumusan Masalah
adalah :
C. Tujuan penelitian
berikut :
D. Manfaat Penelitian
baik secara teoritis maupun praktis, manfaat yang diharapkan dari penelitian
ini adalah :
7
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
E. Sistematika Penulisan
lampiran.
Bab I yang memuat tentang pendahuluan berisi beberapa sub bagian, yaitu
Skripsi.
Pada Bab III berisi mengenai Metode Penelitian yang meliputi : Dasar
kewenangan polisi dalam menangani unjuk rasa, selanjutnya pada bab ini
rasa.
Pada Bab V berisi tentang simpulan dan saran yang akan penulis
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Polisi
bahwa istilah polisi mempunyai dua arti, yakni polisi dalam arti formal yang
segala sesuatu yang berkaitan dengan polisi, jadi dapat diartikan hukum polisi
adalah hukum yang mengatur tugas, status, organisasi dan wewenang badan
tugasnya.
9
10
No. 2 tahun 2002 tentang Polri, “Kepolisian adalah segala hal ihwal yang
Sedangkan menurut tata bahasa istilah polisi adalah hukum yang mengatur
segala sesuatu yang berkaitan dengan polisi, jadi dapat diartikan hukum polisi
adalah hukum yang mengatur tugas, status, organisasi dan wewenang badan
tugasnya.
kepolisian dalam arti materiil, sedangkan hukum yang mengatur polisi sebagai
organ adalah hukum kepolisian dalam arti formal, disebut juga hukum
pekerjaan tertentu dengan batas-batas tertentu pula sebagai tugas polisi dalam
pengaturan tugas tersebut terdapat perbedaan arti tugas polisi, dalam arti luas
tugas polisi ialah menjamin tata tertib dan keamanan sedangkan tugas polisi
dalam arti sempit ialah menjamin hukum yang berlaku dalam masyarakat.
dilanggar atau menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya.
hukum kepolisian dalam arti formil dan sumber hukum kepolisian dalam arti
materiil. Sumber hukum formil adalah sumber hukum yang dilihat dari segi
segala peraturan yang ada di negara kita ini tidak boleh bertentangan
pada pentingnya tertib hukum dan kesadaran bernegara, cara yang baik.
berbagi undang-undang.
dari DPR. Dengan kata lain peraturan pemerintah disini adlah pelaksanaan
tentang KUHAP.
tinggi.
karena orang yang sanggup menerima kaidah itu sebagai hukum. Selain itu
yang dihadapi oleh polisi sesuai dengan hakekat hukum atau jiwa dari
diterima.
14
Kepolisian Indonesia yang menjadi acuan UU No.2 tahun 2002, adapun isi
1. Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
Undang No.2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Bab
III, tugas pokok yang terdapat pada pasal 13, tersebut adalah :
pengamanan swakarsa
lainnya
kepolisian
17
manusia
kepolisian;
18
masyarakat lainnya.
h. Melakukan kerja sama dengan kepolisian negara lain dalam menyidik dan
Internasional
kepolisian
penyidikan
20
saksi
pemeriksaan perkara
negeri sipil serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan dalam keadaan
sendi-sendi pokok yang perlu untuk tugas kepolisian, azas mempunyai arti
batu ujian terhadap kaidah hukum positif yang mengatur tentang kepolisian.
Maka azas hukum kepolisian juga meliputi asas-asas hukum positif khususnya
kearah yang wajar dan baik maka kaidah-kaidah dan garis-garis hukumnya
yang begitu banyak dan tersebar perlu diuji dengan azas-azas apakah sesuai
atau tidak. Sebagai pangkal tolak dan sumber dari segala sumber peraturan
tidak saja merupakan patokan dan batu ujian bagi kaidah-kaidah kepolisian
tetapi juga mengenai kehidupan kejiwaan dari organ Polisi, selain itu TRI
apabila di dalam pelaksanaannya dipakai cara-cara yang salah atau tidak tepat.
adalah :
23
a. Azas Legalitas, ialah azas dimana setiap tindakan Polisi harus didasarkan
untuk hadir. Azas ini bersumber dari kewajiban umum polisi untuk
dilaksanakan suatu pihak. Secara teoritis, aksi unjuk rasa adalah bagian dari
yang tidak seharusnya berakhir dengan suasana tragis. Jika saja aksi unjuk
24
rasa warga atau kelompok masyarakat direspon secara positif baik oleh
pemerintah.
disebutkan bahwa pengertian unjuk rasa adalah “kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan dan
dengan dimuka umum dalm Pasal 1 angka 2 Undang-undang No. 9 tahun 1998
adalah dihadapan orang banyak, atau orang lain termasuk juga tempat yang
setiap warga negara untuk menyampaikan pikiran dan lisan, tulisan dan
berbangsa dan bernegara. Hak politik yang ada dan diperlukan suatu landasan
Unjuk rasa lahir dari massa kongkrit yang bersifat spontan, lebih
bentuk unjuk rasa atau demonstrasi, tidak dapat berdiri sendiri karena ia
terkait pula dengan banyak aspek, seperti halnya keadaan sosial, ekonomi
permasalahan yang dihadapi. Jadi unjuk rasa merupakan salah satu bentuk
timbul karena adanya sifat yang mendukung atau menolak suatu kebijakan
undang dasar 1945 amandemen keempat, bab X tentang warga negara dan
Selain itu terdapat juga pada bab XA, tentang hak asasi manusia
undang-undang dasar 1945 pasal 28e ayat (3) yang menyatakan bahwa :
pendapat”.
mengatur mengenai pelaksanaan dari hak seseorang atau warga negara untuk
menyampaikan pendapat.
undang no. 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia, yang tercantum dalam
pasal 23 ayat (2) dan pasal 25 ayat (1). Pada pasal 23 ayat (2) menyebutkan :
pendapat sesuai hati nurani, secara lisan maupun tulisan melalui media cetak
universal hak-hak asasi manusia yang berbunyi : “setiap orang berhak atas
bahwa :
undang-undang ini.
berlaku.
d. Menyelenggarakan keamanan.
29
a. Unjuk rasa, merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau lebih
umum
umum yang dilakukan secara bebas dan terbuka tanpa tema tertentu.
bertujuan untuk :
kreatifitas setiap warga Negara sebagai perwujudan hak dan tangung jawab
kelompok.
menegaskan bahwa :
demonstrasi, pengaturan unjuk rasa diatur dalam UU No. 9 tahun 1998 tentang
tersebut dikaitkan oleh pasal UU No. 9 tahun 1998 pada pasal 10 ayat (1) yang
secara tertulis kepada Polri”, disini dapat diartikan bahwa polisi berwenang
kegiatan unjuk rasa, serta polisi berwenang untuk mengawasi jalannya unjuk
rasa.
pasal tersebut dikaitkan oleh UU No.9 tahun 1998, Pasal 13 ayat (2), yang
bahwa polisi berwenang untuk mengatur, menjaga jalannya unjuk rasa serta
BAB III
METODE PENELITIAN
dimulai pada tanggal 8 Februari dan berakhir pada tanggal 1 April 2011.
B. Fokus Penelitian
tentatif, artinya penyempurnaan rumusan fokus atau masalah itu masih tetap
1991: 65).
dan hukum Negara Indonesia. Tidak hanya kewenangan polisi saja, penulis
33
34
Dalam penelitian ini, penulis lebih banyak menggunakan sumber dari arsip
yang ada pada kepolisian Polres Kudus untuk informasi tentang unjuk rasa
yang terjadi diwilyah hukum Polres Kudus selama periode Januari sampai
dengan Desember 2010. Sumber data juga diperoleh dari responden yang
berasal dari kepolisian diwilayah hukum Polres Kudus dan juga berasal dari
dan alat pengumpulan data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang
1. Wawancara
1980:23).
2005:186).
2. Dokumentasi
atau variable yang berupa catatan, teori, dalil, dan sebagainya. Dokumen
2006:217).
dokumen resmi tersebut dibagi menjadi dua jenis. Dokumen internal dan
aksi unjuk rasa periode Januari sampai dengan Mei 2010 di Kabupaten
Kudus.
36
E. Validitas data
melalui alat dan waktu yang berada dalam penelitian kualitatif. Hal tersebut
dari responden.
pendapat dan pandangan orang yaitu dengan mencari informasi dari pihak
data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja yang disarankan oleh data
dalam proses penelitian yang sangat penting, karena dengan analisis inilah
2004:104-105)
yang diperoleh berupa kata-kata dan tindakan. Proses analisis data melalui
1. Reduksi Data
kasar yang ada dalam catatan yang diperoleh di lapangan. Reduksi data
2. Sajian Data
sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan, lebih jauh menganalisis
Dan setelah didapatkan data mengenai aksi unjuk rasa yang diperoleh
dari pihak kepolisian data dianalisis sehingga dapat disajikan dan dapat
3. Penarikan Kesimpulan
berikut :
40
Pengumpulan Penyajian
data data
Reduksi
data Kesimpulan
Penarikan/verivikasi
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Profil Polres Kudus
antara 110’ sampai dengan 50’ bujur timur dan 6’ sampai dengan 51’
sebagai berikut :
Visi :
masyarakat.
41
42
Manusia.
Polsek jajaran.
Misi :
berikut :
psikis.
Indonesia.
kesejahteraan masyarakat.
Polsek jajaran.
44
bagian satuan satu dengan yang lain mempunyai tugas yang berbeda,
masyarakat.
anggota polisi.
dalam.
pertahanan keamanan.
45
tindak kejahatan.
swasta.
lalu lintas.
c. Struktur Organisasi
yang meliputi Polsek Bae, Polsek Dawe, Polsek Gebog, Polsek Jati, Polsek
Jekulo, Polsek kaliwungu, Polsek Kudus kota, Polsek Mejobo dan Polsek
dengan kedaan atau situasi kegiatan unjuk rasa. Adapun tahapan itu adalah
masih berjalan aman, tidak ada kegiatan yang mengarah pada kegiatan
dimaksud adalah :
dengan kamera ini juga berguna dalam penegakan hukum apabila ada
setempat.
meningkat dari tertib (hijau) kepada situasi tidak tertib (kuning), maka
sudah tidak tertib (kuning). Situasi tidak tertib adalah situasi dimana
memindahkan ke tempat yang netral dan atau lebih aman dengan cara
melakukan lapis ganti dari dalmas awal kepada dalmas lanjut maka
50
dalmas awal untuk melindungi saat melakukan proses lapis ganti. Lapis
sebagai berikut :
Mobil (Brimob).
unjuk rasa pada kondisi dimana massa pengunjuk rasa sudah melakukan
disebut situasi merah. Artinya bahwa dalam situasi ini hanya Kapolres
rasa.
massa atau huru hara guna melindungi warga masyarakat dari akses
dan penembakan dengan peluru karet dapat dilakukan. Atau pada situasi
tangan kanan.
membubarkan massa.
benda serta massa, dapat digunakan senjata api dengan peluru karet
peluru tajam
bersifat fleksibel. Unjuk rasa yang dibubarkan dalam unjuk rasa yang
Subkhan, SH)
ini :
55
Bagan 1
Penyampaian POLRI
aspirasi
1. Setelah menerima surat pemberitahuan
3 hari sebelum Polri wajib :
pelaksanaan unjuk a. Memberikan STTP (Surat Tanda
rasa penanggung Terima Pemberitahuan)
jawab Dengan
memberitahukan b. Kooordinasi dengan pihak penanggung
STTP jawab kegiatan
secara tertulis
kepada Polri. c. Koordinasi dengan pimpinan lembaga
yang menjadi sasaran
segera membentuk sebuah tim, tim tersebut adalah tim navigator, yang
unjuk rasa bahwa pada tanggal sekian akan ada unjuk rasa di
mempersiapkan diri.
tujuan unjuk rasa mengetahui maka polisi tinggal menunggu tanggal unjuk
bagian atau satuan Binamitra pada satuan ini memiliki tugas memberikan
tindakan apa saja yang tidak boleh dibawa selama kegiatan berunjuk rasa.
rasa, peserta unjuk rasa dikawal oleh satuan polisi Satlantas, yang
unjuk rasa dan menertibkan lalu lintas, sehingga tidak ada gangguan
dengan apa yang diarahkan sebelumnya oleh polisi pada satuan Binamitra.
Ditempat unjuk rasa tersebut satuan polisi Samapta, satuan ini mempunyai
massa, biasanya terlihat polisi satuan Samapta membuat pagar betis yang
berhadapan dengan peserta unjuk rasa, fungsi dari pagar betis tersebut
rasa berlangsung.
Tabel 2
7.
jumlah 38
b. Peleton Dalmas 1. Danton 1 orang
Lanjutan 2. Anggota 30 orang
3. Caraka 1 orang
4. Kamerawan 1 orang
5. Pemadam api 2 orang
6. Penembak gas 2 orang
Jumlah 37
c. Unit satwa 1. Anjing 3 unit
2. Kuda 3 unit
Jumlah 6 unit
2. Satuan Kompi
a. Kompi dalmas 1. Dan kompi 1 orang
awal 2. Wadan kompi 1 orang
3. Dan ton 3 orang
4. Caraka 4 orang
5. Kamerawan 5 orang
6. Petugas tali dalmas 2 orang
7. Kompi dalmas 90 orang
8. Negosiator 10 orang
Jumlah 116
b. Kompi dalmas 1. Dan kompi 1 orang
lanjutan 2. Wadan kompi 1 orang
3. Dan Ton 3 orang
4. Caraka 4 orang
5. Kamerawan 5 orang
6. Penembak gas air mata 6 orang
7. Pemadam api 6 orang
8. Pok rantis pengurai 8 orang
massa
9. Pok rantis penyelamat 4 orang
59
Tabel 2
Perlengkapan Satuan Dalmas
No. Satuan Perlengkapan Personil
1. Satuan peleton
a. Peleton Dalmas 1. Bus 1 unit
Awal 2. Truk 1 unit
3. Sepeda motor 1 unit
4. Megaphone 1 unit
5. Handy Talky 1 unit
6. Tali Dalmas 1 unit
60
terdapat pula Satuan polisi Reserse, satuan polisi ini mempunyai tugas
Biasanya polisi satuan Reserse ini berbaur dengan peserta unjuk rasa
identitas penanggung jawab unjuk rasa dan tujuan serta maksud dari unjuk
Berikut ini beberapa contoh unjuk rasa yang telah masuk dan
Unjuk rasa tersebut diikuti oleh ribuan kepala desa dan perangkat desa
akan tetapi sempat terjadi adu argumen antara pihak kepolisian dengan
sekitar 300 meter kearah timur lokasi aksi. (11 November 2010)
FSP RTMM – SPSI Kudus dan seluruh PUK yang didominasi kaum
itu mendapat pengawalan ketat dari polisi. Peserta aksi unjuk rasa
kepolisian.
dilakukan di jalur lingkar desa Ngembal Kulon, Kec. Jati, Kab Kudus.
Unjuk rasa yang dilakukan oleh partai politik yaitu DPD PKS (Partai
membuat laporan tuntas tentang kejadian unjuk rasa. (21 Maret 2010)
65
Djambu Bol
rokok tersebut mulai ketengah jalan yang padat lalu lintas tanpa bisa
yang bertugas tidak sebanding dengan peserta unjuk rasa. Aksi blokir
april 2010)
hukum Polres Kudus, dibawah ini terdapat tabel jumlah unjuk rasa yang
Tabel 3
No Bulan Lain-
Mahasiswa Buruh Supir LSM Masyrakat Parpol
lain
1 Januari 2 1
2 Februari 1 1 1
3 Maret 1 1 3 1
4 April 2 4
5 Mei 3 3
6 Juni 1 1
7 Juli 1 2
8 Agustus 2 1
9 September 1 1
10 Oktober 1
11 Novermber 1 2
12 Desember 1 1 2
Jumlah 11 5 4 8 2 8 -
bahwa selama tahun 2010, di Polres Kudus telah menangani unjuk rasa
jumlah unjuk rasa yang terjadi selama tahun 2010 adalah 38 kali. Dari
jumlah unjuk rasa yang terjadi terdapat empat persoalan yang diusung oleh
dan keamanan. Jumlah peserta demo yang mengikuti unjuk rasa selama
Unjuk Rasa
a. Faktor internal :
b. Faktor eksternal :
unjuk rasa yang berjalan secara anarkis dan peserta unjuk rasa
diterapkan.
unjuk rasa. Dalmas dalam hal ini bukan hanya sebagai pengaman
aksi unjuk rasa tetapi juga sebagai perantara antara pengunjuk rasa
dengan pihak atau instansi yang dituju. Dalam hal ini instansi atau
pengunjuk rasa dengan hasil atau solusi yang didapat dari kegiatan
pihak instansi yang terkait. Pada saat dan setelah unjuk rasapun koordinasi
oleh Bimmas dengan dibantu oleh Kepolisian dari fungsi lain tergantung
dihindari.
B. Pembahasan
penegakan hukum itu dapat dilakukan oleh subyek yang luar dan dapat
Dalam arti sempit, dari segi subyeknya itu, penegakan hukum lainnya
rasa. Pasal tersebut adalah pasal 13 tentang tugas dan wewenang polisi,
umum.
dengan Pasal 13 ayat (3) UU No. 9 tahun 1998 yang menyatakan bahwa
ketertiban umum sesuai dengan prosedur yang berlaku. Ini sudah sesuai
masyarakat.
71
tugas dan wewenang tersebut dapat dikaitkan dengan pasal 16, 17, dan 18
yang berlaku ditambah dengan 1/3 (satu pertiga) dari pidana pokok. Ini
(satu) tahun, dalam penanganan unjuk rasa yang dilakukan oleh polisi
telah sesuai, karena telah sesuai dengan tugas pokok polisi yaitu :
pasal-pasal lain yang terdapat pada UU No. 2 tahun 2002 yang dapat
pasal 15 ayat (2) dapat diartikan bahwa setiap kegiatan yang menyangkut
lainnya”, jika pasal tersebut dikaiitkan oleh UU No. 9 tahun 1998 pasal
bahwa polisi berwenang untuk memberikan izin atau tidak terhadap suatu
unjuk rasa yang akan dilakukan, serta polisi berwenang untuk mengawasi
mendampingi peserta unjuk rasa berarti apa yang disebutkan pasal dari
muka umum, Pasal 16, 17 dan 18 ayat (1) dalam penanganan unjuk rasa
yang dilakukan oleh Polisi telah sesuai, karena telah sesuai dengan tugas
pasal 15 ayat (2), pasal 15 ayat (2) huruf a, pasal 14 ayat (1) huruf a dan
Dalam pasal 15 ayat (2) dapat diartikan bahwa setiap kegiatan yang
ikut campur.
lainnya,” jika pasal tersebut dikaitkan oleh UU No. 9 Tahun 1998 pasal
dalam aksi unjuk rasa pihak kepolisian mendampingi peserta unjuk rasa
berarti apa yang disebutkan Pasal dari kedua UU tersebut telah sesuai.
kegiatan unjuk rasa Polisi mengawal peserta unjuk rasa tersebut sampai
tempat tujuan unjuk rasa serta mengatur peserta unjuk rasa agar tidak
oleh UU No. 9 tahun 1998 pada pasal 13 ayat (3) yang menyebutkan
ketertiban terhadap unjuk rasa, sehingga unjuk rasa dapat berjalan sesuai
setiap ada kegiatan unjuk rasa, selain itu Polisi juga menindak setiap
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
terjadi kasus unjuk rasa sebanyak 38 kali. Dari jumlah tersebut terdapat
empat persoalan yang menjadi topik utama dalam berdemo yaitu politik (9
kali), ekonomi (13 kali), sosial budaya (15 kali) dan keamanan (11 kali).
adalah :
berjalan aman, tidak ada kegiatan yang mengarah pada kegiatan tidak
Situasi tidak tertib adalah situasi dimana para pengunjuk rasa sudah
77
78
keamanan sekitar lokasi unjuk rasa, aksi tetrikal dan aksi sejenisnya
a. Faktor internal :
b. Faktor eksternal :
dalam penerapan azas praduga tak bersalah pada suatu unjuk rasa.
8. Kurangnya koordinasi.
78
79
B. Saran
rasa di Polres Kudus seperti sekarang ini, adalah sesuai dengan peraturan
menangani unjuk rasa bersifat bijaksana, pihak polisi harus konsekuen dengan
setiap personil anggota polisi diharapkan dalam menangani unjuk rasa dapat
jelek. Pengunjuk rasa diharapkan untuk mematuhi peraturan yang berlaku agar
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Mengeluarkan Pendapat
di Muka Umum
Undang-undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
81
82
83
84
PEDOMAN WAWANCARA
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama : …………………………………………………...
Jabatan : …………………………………………………...
Satuan : …………………………………………………...
WEWENANG
PELAKSANAAN
1. Dalam penurunan anggota polisi setiap ada unjuk rasa apakah sudah
ditentukan oleh UU atau berdasarkan perintah atasan ?
2. Dalam menangani unjuk rasa apa saja yang dilakukan oleh polisi
dilapangan?
85
KENDALA
1. Kendala apa saja yang dialami oleh pihak kepolisian dalam
menangani unjuk rasa dilapangan?
2. Bagaimana strategi kepolisian dalam menangani kendala-kendala
tersebut?
86
RANCANGAN INSTRUMEN
KERANGKA TEORITIK
1. UUD 1945
2. UU No. 2 Tahun 2002
3. UU No. 9 Tahun 1998
4. Pasal 29 Deklarasi Universal
HAM
GAMBAR-GAMBAR DEMONSTRASI
90