LUTHFI BRILLIANTI
1720151075
TAHUN
2017/2018
A. Pengertian
Penyakit Paru Obstruksi kronik (PPOK) atau Chronic Obstructive Pulmonary
Diseases (COPD) merupakan suatu istilah yang sering di gunakan untuk sekelompok penyakit
paru-paru yang berlangsung lama dan di tandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran
udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya(Irman Somantri, 2009).
PPOK merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan gejala dan tanda pernapasan
yaitu batuk kronik, berdahak, dispnea dengan derajat yang bervariasi, dan penurunan aliran
udara ekspirasi yang signifikan dan progresif (Meyer et al., 2010).
Bronkritis kronis merupakan keadaan yang berkaitan dangan produksi mukus
takeonronkial yang berlebihan, sehingga cukup menimbulkan batuk dengan ekspektorasi
sedikitnya 3 bulan dalam setahun dan paling sedikit 2 tahun secara berturut-turut (Irman
Somantri, 2009)
Bronkritis kronis,suatu penyakit jalan napas, didefinisikan sebagai batuk dan
produksi sputum selama minimal 3 bulan setiap dalam 2 tahun berturut-turut (Susan C.
Smeltzer, 2011)
B. Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)
(Black,2014)
1. Kebiasaan Merokok
2. Polusi Udara
3. Perokok pasif
4. Riwayat infeksi saluran nafas
5. Paparan debu,asap,dan gas-gaskimiawi akibat kerja
C. Patofisiologi
Merokok. salah ratu penyebab utama PPOM, akan mengganggu kerja silia serta fungsi sel-
sel makrofag dan menyebabkan inflamasi pada jalan napas. peningkatan produksi landir (mukus),
destruksi septum alveolar serta fibrosis peribronkial. Perubahan inflamatori yang dini dapat
dipulihkan jika pasien berhenti merokok sebelum penyakit paru meluas (Jennifer P.2017)
Sumbatan Mukus dan penyempitan jalan napas menyebabkan udara napas terperangkap.
seperti pada bronkitis kronis dan emfisema. Hiperinflamasi terjadi pada alveoli paru ketika pasien
manghembuskan napas keluar (ekspirasi). Pada inspirasi, jalan napas akan melebar sehingga udara
dapat mengalir melalui tempat obstruksi. Pada ekspirasi, jalan napas menjadi sempit dan aliran
udara napas akan terhalang, Keadaan udara napas yang terperangkap (yang juga dinamakan ball
valving) umumnya terjadi pada asma dan bronkritis kronis. (Jennifer P.2017)
D. Gambaran Klinis
E. Pengelolaan Kasus
Menurut (Munarwani, 2009) pengelolaan kasus PPOK adalah:
1. Penatalaksaan medis
Penatalaksanaan medis dari Penyakit Paru Obstruksi Kronik adalah:
a) Berhenti merokok harus menjadi prioritas.
b) Bronkodilator (β-agonis atau antikoligernik) bermanfaat pada 20-40% kasus.
c) Pemberian terapi oksigen jangka panjang selama >16 jam memperpanjang usia
pasien dengan gagal nafas kronis.
d) Rehabilitasi paru (khususnya latihan olahraga) memberikan manfaat simtomatik
yang signifikan pada pasien dengan penyakit sedang-berat.
e) Operasi penurunan volume paru juga bisa memberikan perbaikan dengan
meningkatkan elastic recoil sehingga mempertahankan patensi jalan nafas.
2. Jenis Obat obatan pada terapi farmakologis
a) Bronkodilator
Golongan adrenalin (emipatomemiatik
Adrenalin,isoprote Nel,ossiprenalin
Golongan zantin
Aminopilin,teopilin
b) Kortekosteroid
Untuk edema mukosa dan bronkospasme
c) Antibiotika
Penicilin, tetracilin, ampicilin
F. Pathways
Merokok Polusi udara/paparan debu Polusi udara/paparan debu
Mual, muntah
Sesak Nafas
Intake nutrisi kurang
Kurangnya suplai oksigen
dalam jaringan Pola nafas
Ketidak seimbangan tidak efektif
nutrisi kurang dari
Kelemahan
Intolerasi aktivitas
kebutuhan tubuh
G. Asuhan Keperawatan Teoritis : Pengkajian, Diagnosa, Intervensi
1. Pengkajian
Pengkajian mencakup informasi tentang gejala-gejala terakhir dan manifestasi
penyakit sebelumnya. Berikut ini beberapa pedoman pertanyaan untuk mendapatkan
data riwayat kesehatan dari proses penyakit (Anas, 2008):
2. Diagnosa
Menurut Priscilla LeMone (2012) Kaitan antara diagnosis NANDA,NIC,NOC
terpilih untuk pasien paru obstruksi kronik, antara lain :
l. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan sekresi berlebihan dan
kental.
2. Gangguan ventilasi spontan berhubangan dengan dispnea
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan batuk menetap.
3. Intervensi
Tujuan utama bagi klien mencakup perbaikan dalam pertukaran gas, pencapaian
bersihan jalan napas, kemandirian dalam aktivitas perawatan diri, perbaikan dalam
kemampuan koping, kepatuhan pada program terapeutik dan perawatan di rumah, serta
tidak adanya komplikasi infeksi pernapasan tambahan seperti adanya pneumonia
(Muttaqin, 2012). Keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan dalam
menyelesaikan masalah, tujuan, dan intervensi (Nursalam, 2009).
No.diagnosa NOC NIC Rasional
1.Ketidakefektifan Setelah 1.Auskultasi 1. untuk menentukan adanya
bersihan jalan dilakukan bunyi nafas. perubahan dalam saluran napas
napas tindakan dan pengembangan paru
berhubungan keperawatan 2.Kaji/pantau
dengan sekresi jalan napas frekuensi 2. untuk mengetahui frekuensi
berlebihan dan kembali efektif pernapasan. pernapasan pasien
kental. (domain ditandai dengan
3. cairan dalam tubuh yang adekuat
11. berkurangnya 3. Atur intake
dapat menjaga keseimbangan
Keamanan/perlin kuantitas dan untuk cairan
tenaga dan energi
dungan, kelas 2. Viskositas mengoptimalka
Cidera fisik, sputum untuk n keseimbangan
4. Merelaksasi jalan nafas.
00031) memperbaiki
Mengencerkan dan
ventilasi paru dan 4. Kolaborasi
mempermudah mobilisasi sekret
pertukaran gas pemberian
terapi inhalasi