BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pegawai telah sering dilakukan, seperti penelitian terdahulu yang dilakukan Budi
Widiastuti Tahun 2006 dengan judul Penelitian “Pengaruh Beban Kerja Motivasi
digunakan pada penelitian diatas adalah Kuantitatif dimana teori yang digunakan
dalam mengukur Beban Kerja Motivasi dan Kemampuan Pegawai dengan teori
dari Berry dan Houston JP dalam teorinya menekankan kepada jumlah waktu
yang dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas, tugas yang dibebankan, hasil kerja
optimal yaitu hasil kerja yang sesuai dengan waktu yang ditentukan namun dalam
penelitian ini kurang menjelaskan keterkaitan antar variabel terhadap teori yang
16
mengenai beban kerja adalah metode kualitatif dengan teori yang berbeda pula
yaitu teori SWAT (Tarwaka, 2011), dari segi waktu ada sedikit kesamaan
yang lainnya pada teori ini lebih menyoroti kepada bagaimana beban mental
jauh menganalisis sebab terjadi demikian. Teori yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teori Cost benefit.Analysis. (Jenkins-Smith 1990). Penelitian ini akan
dalam menganalasis permasalahan yang diteliti, dan berbeda pula teori yang
digunakan.
Diponegoro Tahun 2002 dengan judul Pengaruh beban kerja, jumlah pegawai,
dan waktu standar terhadap disiplin kerja pada bagian tata usaha kepegawaian
dan waktu standar berpengaruh positif terhadap disiplin kerja hal tersebut sesuai
beban kerja.
mengukur beban kerja adalah teori dari Henry Simamora dengan indikator teori
beban kerjanya yaitu latar belakang pendidikan dan jenis pekerjaan yang
diberikan , jumlah pegawai dengan indikatornya yaitu jam kerja efektif dan daftar
bahawa beban kerja, jumlah pegawai dan displin pegawai berpengaruh positif
terhadap kerja pegawai pada bagian tata usaha, Kepegawaian dan Keuangan pada
Kanwil Depkes Propinsi Jawa Tengah. Artinya bahwa beban kerja, jumlah
18
pegawai dan displin pegawai telah berpengaruh tehadap dispilin kerja pegawai,
namun pada penelitian ini tidak diketahui berapakah jumlah pegawai yang
semestinya ketika beban kerja tinggi. Perbedaan dengan penelitian penulis secara
menggunakan teori yang berbeda yaitu teori dari “Tarwaka” dengan lebih
menekankan pada aspek beban waktu, beban usaha mental dan beban tekanan
psikologis.
dari penelitian tersebut bisa bermanfaat bagi organisasi sebagai masukan terhadap
masalah beban kerja pegawai dalam organisasi. Selain itu hasil-hasil penelitian
selanjutnya dengan kajian metode penelitian yang berbeda namun dapat dijadikan
dalam kemajuan dan pengembangan sebuah organisasi . Hal itu terkait dengan
karena unsur utama dalam Manajemen Sumber Daya Manusia adalah manusia itu
manusia dari beberapa ahli. Menurut Bambang Wahyudi, Sumber Daya Manusia
adalah :
tujuan yang dilakukan dengan menggunakan bantuan sumber daya (orang lain)
- suatu proses
- adanya tujuan.
angkatan kerja dari suatu negara atau daerah. Secara mikro, sumber daya
Dengan demikian bahwa sumber daya manusia adalah salah satu faktor
utama yang dapat menunjang pencapaian tujaun organisasi. Seperti yang yang di
berikut :
Sumber Daya Manusia berkaitan dengan cara pengelolaan sumber daya manusia
karena itu, penelitian ini akan sangat berguna bagi pihak UPBJJ-Universitas
Terbuka Bandung agar lebih optimal mengelola sumber daya manusia sehingga
tugas-tugas itu, akan tetapi fungsi penyusunan tenaga kerja belum jelas karena
berikut:
untuk mengetahui mengenai isi dari suatu jabatan (job content) yang meliputi
informasi mengenai suatu jabatan dan syarat-syarat yang diperlukan untuk dapat
terlihat bahwa analisis jabatan merupakan suatu proses yang sangat penting dalam
berikut :
fungsi dari analisa pekerjaan adalah untuk menjadi landasan, untuk mencocokkan
pekerjaan dengan petugas, untuk mengetahui beban kerja yang dilakukan, untuk
tentang hasil pekerjaan dapat menunjukkan volume dari pada hasil dan jumlah
pegawai dalam suatu bagian. Kemudian dapat dihitung hasil rata-rata tiap
pegawai.
pekerjaaan tidak terlepas dari dua hal yang saling berkaitan yaitu uraian pekerjaan
Beban kerja merupakan salah satu aspek yang harus di perhatikan oleh
setiap organisasi, karena beban kerja salah satu yang dapat meningkatkan kinerja
“Bahwa beban aktivitas satuan organisasi atau beban kerja masing-masing pejabat
organisasi yang terlalu banyak aktivitasnya dan ada satuan organisasi terlalu
sedikit aktivitasnya demikian pula dapat dihindarkan adanya pejabat atau pegawai
yang terlalu bertumpuk-tumpuk tugasnya dan ada pejabat atau pegawai yang
2006;122)
25
peran penting untuk menetapkan kebutuhan akan pegawai yang diperlukan dalam
tersebut memerlukan suatu metode atau teknik tertentu agar sesuai dengan
sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau
pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Pengukuran beban kerja diartikan
efektivitas kerja suatu unit organisasi, atau pemegang jabatan yang dilakukan
beban kerja atau teknik manajemen lainnya. Lebih lanjut dikemukakan pula,
bahwa pengukuran beban kerja merupakan salah satu teknik manajemen untuk
pemberian beban kerja kepada pegawai dalam suatu organisasi harus diikuti oleh
keterampilan pegawai itu sendiri sehingga beban kerja yang diberikan dapat
26
efektif dilaksanakan oleh pegawai. Pengertian beban kerja lainnya yaitu menurut
berikut :
menimbulkan kebutuhan untuk bekerja selama jumlah jam yang sangat banyak,
yang merupakan sumber tambahan dari stres. Everly &Girdano dalam (Munandar,
2001:383) menambahkan kategori lain dari beban kerja, yaitu kombinasi dari
menekankan kepada tuntutan tugas yang harus dikerjakan pegawai adalah dalam
buku Tarwaka Beban Kerja (workload) menurut Hart & Staveland dalam
Beban kerja yang harus dilaksanakan pegawai hendaknya merata, sehingga dapat
dihindarkan adanya seorang pegawai yang mempunyai beban kerja terlalu banyak
atau terlalu sedikit. Namun demikian beban kerja yang merata ini tidak berarti
bahwa setiap pegawai dalam organisasi tersebut harus tetap sama beban kerjanya.
Selain pendapat diatas bahwa dalam pemberian beban kerja seharus nya
2005:116 ),
Sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai dalam
satuan waktu tertentu disebut dengan beban kerja. Sedangkan analisis beban kerja
pengetikan surat atau naskah lainnya yang harus dibuat oleh suatu satuan
hendak dicapai organisasi. Hal ini selanjutnya diterjemahkan ke dalam jumlah jam
kerja karyawan pada setiap kategori pekerjaan yang akan diperlukan untuk
adalah jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh seseorang dalam jangka
waktu tertentu. Beban kerja dapat berupa beban fisik maupun mental dapat
Pengukuran waktu kerja pada operasi tempat kerja disebut efisien atau
pekerjaan, atau pelayanan. Pernyataan khusus tentang jumlah waktu yang harus
digunakan untuk melaksanakan kegiatan tertentu dibawah kondisi kerja normal ini
sering disebut tenaga kerja standar. Teknik analisis beban kerja (workload
29
a. Tuntutan Fisik.
terhadap kesehatan mental seorang tenaga kerja. Kondisi fisik pekerja mempunyai
pengaruh terhadap kondisi faal dan psikologi seseorang. Dalam hal ini bahwa
kondisi kesehatan pegawai harus tetap dalam keadaan sehat saat melakukan
pekerjaan , selain istirahat yang cukup juga dengan dukungan sarana tempat kerja
b. Tuntutan tugas
pegawai akibat dari beban kerja yang berlebihan. Beban kerja berlebihan dan
beban kerja terlalu sedikit dapat berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Beban
akan mengarah kesemangat dan motivasi yang rendah untuk kerja, karena
pegawai akan merasa bahwa dia tidak maju maju dan merasa tidak berdaya untuk
(Munandar 2001:387)
Di samping itu dinyatakan pula, bahwa jumlah waktu yang digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan adalah sama dengan jumlah keempat (4) waktu berikut :
jabatan atau pekerjaan sama dengan jumlah waktu untuk menyelesaikan pekerjaan
dibagi dengan waktu yang diberikan kepada satu orang. Namun demikian, untuk
menentukan jumlah orang yang diperlukan secara lebih tepat, maka jumlah
terdiri dari tiga (3) dimensi ukuran beban kerja yang dihubungkan dengan
performasi, yaitu :
1. Beban waktu (time load) menunjukan jumlah waktu yang tersedia dalam
2. Beban usaha mental (mental effort load) yaitu berarti banyaknya usaha
mudah diakomodasikan
atau kegelisahan.
“Tarwaka tersebut diatas maka dalam penelitian ini penulis akan memfokuskan
penelitian mengenai kriteria dari Beban waktu (time load), hal ini dikarenakan
penambahan jam kerja diluar jam kerja bahkan diluar hari kerja, sedangkan
kelebihan jam kerja akan berdampak pula pada banyaknya pegawai yang
mengganggur pada saat jam kerja aktif, hal tersebut akan banyak waktu yang
34
pekerjaan.
Beban Usaha Mental (mental effort load) dan Beban tekanan Psikologis
dan beban tugas dapat merujuk pada pendapat “De Waard dalam (Tarwaka
2011:124) seperti ;
1. Kinerja yang Optimal (optimal performance). Pada saat tuntutan tugas dalam
keadaan sedang maka pegawai akan mampu melaksanakan tugas secara mudah
dengan beban kerja dan kinerja tetap pada tingkat optimal. Peningkatan tuntuan
tugas yang tidak terlalu besar tidak menyebabkan signifikan pada pengaruh
kognitif dan tidak mempengaruhi kinerja. Jika terjadi kesalahan atau error
pada pekerjaan maka hal tersebut akan menyebabkan beban kerja kognitif atau
pegawai yang mengalami gangguan kesehatan akan lebih besar pada saat
Dengan peningkatan lebih lanjut pada tuntutan tugas maka kinerja akan
karena tuntutan beban kerja mulai melebihi kapasitas pegawai. Dan pegawai
secara individu tidak cukup mempunyai sumber daya secara mental untuk
3. Penurunan permintaan beban kerja (decreased task demand). Ini Kebalikan dari
beban kerja tinggi, jika penurunan tuntutan tugas pegawai terjadi dan pegawai
tidak mampu menyediakan sumber daya mental yang yang cukup maka kinerja
akan mengalami penurunan. Jika hal tersebut terjadi maka kesalahan atau error
akan menjadi merata pada kinerja yang paling rendah. Dalam kondisi demikian
pegawai akan kehilangan kinerja dan akan terjadi banyak kesalahan sebagai
2011:126).
a.. Faktor eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti ;
- Tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti tata ruang, tempat
kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, sedangkan tugas-
36
- Organisasi kerja seperti lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir,
b. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat
dari reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut Strain , berat ringannya
strain dapat dinilai baik secara obyektif maupun subyektif. Faktor internal
meliputi faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi
kepuasan).
fisik atau sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit di mana pekerjaan yang
Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu
Dampak negatif dari kelebihan beban kerja menurut Winaya (1989:45) beban
kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan tenaga kerja dapat menimbulkan
Beban kerja yang terlalu berat tidak diimbangi dengan kemampuan tenaga
karena akibat dari kelelahan fisik dan turunnya konsentrasi, pengawasan diri,
2. Keluhan pelanggan
Keluhan pelanggan timbul karena hasil kerja yaitu karena pelayanan yang
diterima tidak sesuai dengan harapan. seperti harus menunggu lama, hasil
Beban kerja yang terlalu banyak bisa juga mengakibatkan pegawai terlalu
lelah atau sakit. Hal ini akan berakibat buruk bagi kelancaran kerja organisasi
Beban kerja merupakan suatu proses penentuan jumlah jam kerja orang
(man hour) yang dipergunakan atau yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu. Jumlah jam kerja setiap karyawan akan
2000 dijelaskan bahawa dalam pasal 4 (2) pada huruf “c” berbunyi analisis beban
kerja dan perkiraan kapasitas seorang pegawai negeri sipil dalam jangka waktu
yang serupa itu dapat didasarkan atas jumlah surat yang masuk dan keluar rata-
rata dalam jangka waktu tertentu. (Peraturan Pemerintah RI nomor 97 tahun 2000
: 2)
berdasarkan beban kerja yang dibebankan pada setiap unit sehingga dapat tercapai
efisiensi dan efektivitas kerja. Oleh karena itu, penelitian ini akan berguna bagi
pengukuran beban kerja adalah teknik mendapatkan informasi tentang efisiensi &
efektivitas kerja unit organisasi atau pemegang jabatan yang dilakukan secara
sistematis dengan menggunakan teknik analisis jabatan atau teknik analisis beban
nkerja. Analisis beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja
mengkaji pelaksanaan kerja, proses kerja maupun hasil kerja serta menentukan
kebutuhan pegawai untuk suatu unit organisasi yang telah berjalan selama ini,
dengan tujuan:
maupun kualitatif dan kompetensinya pada suatu unit kerja sebagai bahan
organisasi perlu menerapkan ketepatan beban kerja dengan cara memerinci dan
mengelompokan aktifitas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lainnya
untuk dilakukan oleh pegawainya, di mana variabel beban kerja dibagi lagi
menjadi tiga sub variabel yaitu kinerja yang optimal, peningkatan permintaan
Variasi beban kerja pegawai hendaknya diusahakan yang sejenis atau erat
hubungannya satu sama lain, sebab apabila pegawai diserahi tugas yang sangat
satuan organisasi atau seorang pegawai tertentu seusai dengan kemampuan dan
dimana seorang pegawai jika diberikan beban kerja yang tidak sesuai dengan
kemampuan ataupun terlalu banyak beban kerja yang harus dilakukan ataupun
terlalu sedikit akan mempengaruhi terhadap keadaan atau kondisi fisik maupun
mental pegawai itu sendiri. Sehingga akibat dari beban kerja yang harus
41
dilakukan akan menyebabkan banyak tenaga dan pikiran bahkan tenaga yang
dikeluarkan atau karena beban kerjanya sedikit akan banyak waktu efektif yang
terbuang.
melebur atau tertunda tunda, maka pimpinan akan dengan cepat mengatakan
bahwa pegawai tersebut tidak cakap atau tidak rajin atau kurang sungguh-sungguh
terhidar dari adanya pegawai yang terlalu banyak aktivitas atau beban kerjanya
atau pun terlalu sedikit dari beban kerjanya sehingga nampak banyak menganggur
diwaktu jam kerja aktif, beban kerja merata ini bukan berarti harus tepat sama
tetapi minimal mendekati antara satu pegawai dengan pegawai lain atau tidak
mencolok, karena beban kerja yang tidak merata akan menimbulkan rasa ketidak
adilan, karena akan ada pegawai yang menggangur sehingga akan mengganggu
pegawai yang sibuk. Biasanya beban kerja yang tidak merata diakibatkan dari
pegawai hal ini disebabkan karena pimpinan yang memberikan tugas pada
Setiap pegawai tentu ingin mengetahui hasil kerjanya, dari hasil kerja
orang lain terdorong untuk mawas diri apakah kerjanya sudah baik atau belum,
dengan harapan bahwa hasil kerjanya akan lebih baik. Dan hasil kerja hanya dapat
diketahui kalau beban kerjanya tepat sesuai kemampuan tidak berlebihan atau
Dimungkinkan juga bahwa kerja manusia pada tingkat beban kerja rendah
tidak juga baik. Jika tidak banyak hal yang dapat dikerjakan maka orang tersebut
yang dilakukan. Dalam keadaan ini (underload), galat akan muncul dalam bentuk
komponen utama yaitu kerja fisik (menggunakan otot sebagai kegiatan sentral)
dan kerja mental (menggunakan otak sebagai pencetus utama). Kedua kegiatan ini
tidak dapat dipisahkan secara sempurna mengingat terdapat hubungan yang erat
antara satu dengan yang lainnya. Namun jika dilihat dari energi yang dikeluarkan,
maka kerja mental murni relatif lebih sedikit mengeluarkan energi dibandingkan
dalam waktu efektif yang dikerjakan dan berapa jumlah pegawai yang semestinya
dapat dilihat pada tabel berikut ini perhitungan waktu kerja produktif pegawai
diketahui pula hari absen, izin, dan lain-lain sebesar 10% (menurut International
dengan jumlah hari menurut kalender dalam 1 tahun adalah 10% x 365 = 36,5 hari
banyak
Perhitungan hari kerja pegawai hari Total
jumlah hari selama satu tahun menurut
kalender 365 365 hari
Jumlah hari Sabtu dan Minggu 104
Jumlah Hari Libur Nasional 14
161 hari
Jumlah Cuti Bersama 6
Jumlah Absen (Sakit,Izin,dll) 37
Hari Kerja efektif dalam 1 tahun 204 hari
Sumber data : International Labor Organization dan hasil perhitungan microsoft Excell
1142,4 jam. Perhitungan waktu produktif ini digunakan untuk menghitung jumlah
pegawai yang efisien. Selain waktu produktif, untuk menghitung jumlah pegawai
yang efisien dibutuhkan beban kerja pegawai. Oleh karena itu, analisis beban
untuk diketahui.
44