Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH WAKTU PENILAIAN DAN CIRI PENILAIAN DALAM

PENDIDIKAN

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH ASESMEN DAN EVALUASI


yang dibimbing oleh Dra. Sunarmi, M.Pd

Oleh:
Kelompok 5 / Offering C 2015
Indah Rahmawati (150341603241)
Ariadna Safitri (150341607210)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Malang, Januari 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam suatu proses pembelajaran, siswa dituntut untuk mampu memahami
dan menguasai kompetensi dasar yang telah ditetapkan pada setiap mata
pelajaran. Setiap siswa tentu memiliki kemampuan dan tingkat pemahaman
masing-masing dalam menguasai sebuah konsep. Pendidik memiliki kewajiban
untuk memantau perkembangan siswa dalam penguasaan konsep. Oleh karena
itu, pendidik harus mampu melakukan penilaian terhadap masing-masing siswa
secara obyektif. Penilaian oleh pendidik merupakan suatu proses yang
dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian,
pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian
kompetensi peserta didik, pengolahan, dan pemanfaatan informasi tentang
pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian tersebut dilakukan melalui
berbagai teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian
sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian projek, penilaian
produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portofolio),
dan penilaian diri (Alimuddin, 2014).
Selain itu, penilaian pendidikan memiliki karakteristik yang harus
diketahui dan dipahami oleh seorang pendidik. Dalam melakukan penilaian,
seorang pendidik juga harus mengetahui kapan waktu yang tepat untuk
melakukan penilaian terhadap siswa. Hal ini dilakukan agar pendidik dapat
mengetahui dengan baik kemajuan dan perkembangan siswa selama mengikuti
proses pembelajaran.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Bagaimana waktu pelaksanaan penilaian pendidikan?
1.2.2 Apa saja ciri/sifat penilaian dalam pendidikan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui waktu pelaksanaan penilaian pendidikan
1.3.2 Untuk mengetahui ciri/sifat penilaian dalam pendidikan
BAB II
ISI

2.1. Waktu Pelaksanaan Penilaian Pendidikan


Menurut Arikunto (2011), secara rinci dan sesuai dengan urutan
kejadiannya, dalam proses transformasi ini penilaian dibedakan atas tiga jenis,
yakni sebelum, selama, dan sesudah terjadi proses dalam kegiatan sekolah. Dalam
hal ini para pelaksana pendidikan selalu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai
dan tinjauannya selalu diarahkan pada siswa secara perseorangan (individual)
maupun secara kelompok (per kelas atau per angkatan).
Sehubungan dengan perincian ini, yang bias dilakukan oleh pendidik adalah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai satu ungkapan penilaian yang akan
dicari jawabannya.
Sebelum Kegiatan Pengajaran
Sebelum guru memulai dengan memberikan pelajaran di awal tahun,
pertanyaan yang dilontarkan adalah:
1. “Apakah yang akan dicapai oleh siswa, melalui pelajaran saya ini?”
2. “Untuk mengarah ke pencapaian tujuan, apakah siswa sudah mempunyai
bekal berupa kemampuan ataupun sebagian dari yang akan dicapai sehingga
guru tidak perlu memberikan bahan seluruhnya”.
a. “bagaimana kemampuan siswa secara individual dan siapa saja yang
sudah menguasai sebagian tujuan, serta seberapa? (tinjauan individual).
b. “bagaimana kemampuan kelompok siswa yng diajar secara umum?
(tinjauan kelompok)
Selama Kegiatan Pengajaran
Yang dimaksud dengan “selama kegiatan pengajaran” adalah satu jarak
waktu mulai pengajaran berlangsung hingga saat berakhirnya pemberian
pengajaran oleh guru. Jarak waktu dapat dilihat dalam satu satuan waktu pendek,
yakni satu pertemuan atau satu satuan waktu panjang, seperti satu semester. Selama
satu penggalan waktu tersebut guru harus secara terus menerus mengajukan
beberapa pertanyaan:
1. Apakah yang akan dicapai oleh siswa melalui pelajaran saya ini?”
(pertanyaan ini selalu harus diingat agar menjiwai setiap langkah kegiatan).
2. “Apakah langkah yang saya ambil sudah benar, tidak salah langkah?
Penilaian terhadap benar salahnya langkah ini dilihat dari individu siswa
secara perseorangan maupun kelompok”.
a. “Apabila langkah saya betul, pencapaian tujuan oleh siswa secara
individual maupun kelompok sudah sejauh mana?”
b. “Apabila langkah saya salah, apa sebabnya? Kesalahan ini menyangkut
semua orang (kelompok) atau hanya beberapa individu saja?”
Sesudah Kegiatan Pengajaran
Jika guru sudah selesai memberikan pelajaran (satu pertemuan atau satu
semester), ia mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
1. “Dengan selesainya pelajaran saya ini, apakah tujuan yang ingin dicapai
oleh siswa sudah tercapai?”
a. “Seberapa jauh pencapaian tiap siswa?”
b. “Berapa orangkah yang sudah dapat mencapai?”
2. “Seandainya belum tercapai, bagian dari tujuan yang mana sajakah yang
belum tercapai itu?” (baik oleh individu maupun kelompok).
3. “Seandainya belum tercapai, factor-faktor apakah yang menyebabkan?”
(penghambat bagi individu maupun kelompok).
2.2 Ciri Penilaian Pendidikan
Menurut Arikunto (2011), ada 5 ciri penilaian dalam pendidikan sebagai
berikut.
2.1.1 Ciri pertama, penilaian dilakukan secara tidak langsung. Dalam
contoh ini akan mengukur kepandaian melalui ukuran kemampuan
menyelesaikan soal-soal. Tanda-tanda anak yang pandai atau inteligen
menurut Carl Whiterington. Anak yang inteligen adalah anak yang:
1. Kemampuan untuk bekerja dengan bilangan.
2. Kemampuan untuk menggunakan bahasa dengan baik. (keampuan verbal).
3. Kemampuan untuk menangkap sesuatu yang baru (cepat mengikuti
pembicaraan orang lain).
4. Kemampuan untuk mengingat.
5. kemampuan untuk memahami hubungan (termasuk menangkap kelucuan).
6. kemampuan berfantasi dan berimaginasi.
Tingkat intelegensi dapat diukur dengan kecepatan memecahkan
masalah-masalah tersebut. Intelegensi secara umum dapat juga diartikan
sebagai suatu tingkat kemampuan dan kecepatan otak mengolah suatu bentuk
tugas atau keterampilan tertentu. Kemampuan dan kecepatan kerja otak ini
disebut juga dengan efektifitas kerja otak.
2.2.2 Ciri kedua
Penilaian pendidikan bersifat kuantitatif, artinya menggunakan
simbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran. Setelah itu lalu di
interprestasikan ke bentuk kualitatif. Contoh: Dari hasil ulangan, Yanto
memperoleh nilai 80, sedangkan Anto mendapat nilai 75. maka dengan
demikian dapat disimpulkan Yanto lebih pandai dari Anto.
2.2.3 Ciri ketiga
Penilaian pendidikan menggunakan unit atau satuan yang tetap,
karena IQ 105 termask anak normal. Anak lain yang hasil pengukuran Iqnya
80, menurut unit ukurannya termasuk anak dungu.
2.2.4 Ciri keempat.
Penilaian pendidikan bersifat relatif, artinya tidak sama atau tidak
selalu tetap dari satu waktu ke waktu yang lain (disebabkan karena beberapa
faktor).
2.2.5 Ciri kelima
Penilaian pendidikan sering terjadi kesalahan-kesalahan. Sumber
kesalahan dapat ditinjau dari bebeprapa faktor, yaitu:
1. Terletak pada alat ukurnya.
2. Terletak pada orang yang melakukan penilaian. Hal ini dapat berupa:
a) Kesalahan pada waktu melakukan penilaian karena faktor subjektif
penilai telah berpengaruh pada hasil pengukuran.
3. Terletak pada anak yang dinilai
a) Suasana hati seseorang akan sangat berpengaruh terhadap hasil
penilaian. Misalnya suasana hati yang kalut, sedih atau tertekan,
akan memberikan hasil kurang memuaskan. Sedang suasana hati
gembira dan cerah, akan memberikan hasil yang baik.
4. Terletak pada situasi di mana penilaian berlangsung
a) Suasana yang gaduh, baik dalam maupun di luar ruangan, akan
mengganggu konsentrasi siswa.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa secara rinci dan sesuai
dengan urutan kejadiannya, dalam proses transformasi ini penilaian dibedakan atas
tiga jenis, yakni sebelum, selama, dan sesudah terjadi proses dalam kegiatan
sekolah. Adapun 5 ciri penilaian pendidikan, yakni 1) dilakukan secara tidak
langsung, 2) bersifat kuantitatif, 3) pendidikan menggunakan unit atau satuan yang
tetap, 4) bersifat relative, 5) Penilaian pendidikan sering terjadi kesalahan-
kesalahan yang disebabkan oleh beberapa faktor.
3.2. Saran
Setelah mengetahui waktu pelaksanaan dan ciri penilaian pendidikan,
diharapkan dapat membantu para calon guru untuk melaksanakan penilaian dengan
tepat dan meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam proses penilaian pendidikan.

Daftar Rujukan
Arikunto, Suharsimi. (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Evaluasi
Pendidikan.Edisi Revisi, Cetakan kesebelas, Jakarta : Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai