Klasifikasi pangan sangat berguna dalam perencanaan produksi, ketersediaan pangan dan konsumsi
pangan penduduk.
Nama botani merupakan suatu keharusan untuk mengenal berbagai macam pangan. Klasifikasi botani
untuk menggolongkan pangan sangat sulit digunakan oleh ahli gizi dalam menyusun perbaikan menu
makanan penduduk. Oleh karena itu, pangan biasanya dikelompokkan menurut berbagai cara.
Pengelompokkan ini berguna untuk ahli pertanian maupun ahli gizi dalam merencanakan produksi,
ketersediaan maupun konsumsi pangan bagi penduduk.
Secara umum, pangan dikelompokkan menjadi dua, yaitu pangan hewani dan pangan nabati.
Pangan hewani meliputi daging, ikan, kerang, telur, susu dan hasil susu.
Pangan nabati, meliputi :
1. Serealia / biji dan family Gramineae
2. Kacang-kacangan / biji dari family Leguminoseae
3. Sayuran dalam bentuk akar-akaran, daun-daunan, pucuk-pucuk, labu dan sayur buah
4. Biji-bijian, semua biji yang tidak termasuk serealia dan kacang-kacangan
5. Buah-buahan segar dan kering, bumbu dan rempah, serta
6. Pangan lainnya seperti madu, gula, jamur
Penggolongan pangan yang digunakan oleh FAO dikenal sebagai Desirable Dietary Pattern (Pola
Pangan Harapan / PPH)
Kelompok pangan dalam PPH ada Sembilan, yaitu :
1. Padi-padian adalah pangan yang berasal dari tanaman serealia yang biasa dikonsumsi sebagai
pangan pokok seperti padi, jagung, gandum, sorgum (catel) dan produk olahannya seperti butiran,
tepung (terigu, beras), pasta (bihun, macaroni, mi).
2. Umbi-umbian adalah pangan yang beasal dari akar/umbi yang biasa dikonsumsi sebagai pangan
pokok seperti singkong, ubi jalar, kentang, uwi, sagu, talas, serta produk turunannya seperti tepung,
pellet, kue maupun roti.
3. Pangan hewani adalah kelompok pangan yang terdiri dari daging, telur, susu dan ikan serta hasil
olahannya. Daging adalah bagian dari karkas hewan ternak unggas maupun ruminansia. Dari karkas
dapat dihitung jumlah lemak kentara dan dikelompokkan ke dalam minyak dan lemak. Telur adalah
hasil produksi dari ternak dan unggas meliputi telur ayam buras, telur ayam ras, telur penyu, dan
telur itik. Susu adalah cairan yang diperoleh dari ternak perah sehat, dengan cara pemerahan yang
benar, terus menerus dan tidak dikurangi sesuatu dan/atau ditambahkan ke dalamnya sesuatu
bahan lain. Ikan adalah komoditas yang berupa binatang air dan biota perairan lainnya, yang berasal
dari kegiatan penangkapan di laut maupun di perairan umum (waduk, sungai, rawa) dan hasil dari
kegiatan budi daya (tambak, kolam, keramba, sawah) yang dapat diolah menjadi bahan makanan
yang lazim/umum dikonsumsi masyarakat
4. Minyak dan Lemak adalah bahan makanan yang berasal dari nabati, seperti minyak kelapa, minyak
sawit, minyak kacang tanah, minyak kedelai, minyak jagung, minyak kapas, margarine serta yang
berasal dari hewani yaitu minyak ikan. Lemak umumnya berasal dari hewani : lemak sapi, lemak
kerbau, lemak kambing/domba, lemak babi dan mentega.
5. Buah/biji berminyak adalah pangan yang relative mengandung minyak baik dari buah maupun
bijinya, seperti kacang mete, kelapa, kemiri maupun wijen. Produk olahan kelompok pangan ini
adalah minyak sehingga produk turunannya dikelompokkan ke dalam minyak dan lemak
6. Kacang-kacangan adalah biji-bijian yang mengandung tinggi lemak seperti kacang tanah, kacang
tunggak, kacang hijau, kacang merah, kacang kedelai termasuk juga hasil olahannya seperti tempe,
tahu, susu kedelai dan oncom
7. Gula terdiri atas gula pasir dan gula merah (gula mangkok, gula aren, gula semut dll) serta produk
olahan seperti sirup, kembang gula (permen)
8. Sayuran dan Buah adalah sumber vitamin dan mineral yang berasal dari bagian tanaman, yaitu
daun, bunga, batang, umbi atau buah. Sayuran pada umumnya berumur kurang dari satu tahun.
Sayuran daun misalnya bayam, kangkung, sawi, daun paying paya, daun singkong. Sayuran yang
berasal dari akar adalah wortel, lobak, bit, rebung. Sayuran bunga misalnya bunga kol, kubis, brokoli,
bunga turi, bunga pisang, bunga papaya. Buah-buahan adalah bagian tanaman yang berupa buah,
baik berasal dari tanaman tahunan (misalnya durian, mangga) maupun tanaman semusim (misalnya
melon, semangka, tomat, stroberi) dan dapat dikonsumsi tanpa dimasak
9. Lain-lain adalah bumbu-bumbuan yang berfungsi sebagai penyedap dan penambah cita rasa pangan
olahan, seperti ketumbar, merica, pala, asam jawa, cengkih.
Penggolongan Secara Internasional juga dapat diamati dalam Food Balance Sheet (Neraca Bahan
Makanan / NBM)
Pangan yang terdapat dalam NBM adalah semua jenis pangan nabati maupun hewani yang lazim /umum
tersedia untuk dikonsumsi oleh masyarakat dan dikelompokkan menurut jenisnya yang diikuti prosesnya
dari produksi sampai dengan dapat dipasarkan/ dikonsumsi dalam bentuk belum berubah atau bentuk
lain yang berbeda sama sekali setelah melalui proses pengolahan.
NBM membedakan pangan menjadi 11 kelompok, yaitu :
1. Serealia
2. Makanan berpati (bahan makanan yang mengandung pati yang berasal dari akar/ubi dan lain-lain
bagian tanaman yang merupakan bahan makanan pokok lainnya, seperti ubi kayu, ubi jalar dan
sagu serta produksi turunannya, misalnya gaplek/chips dan tapioca/pailet merupakan turunan dari
ubi kayu).
3. Gula
4. Buah/biji berminyak
5. Buah-buahan
6. Sayur-sayuran
7. Daging
8. Telur
9. Susu
10. Ikan
11. Minyak dan lemak
Penggolongan pangan dapat juga dijumpai dalam Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).
DKBM mengklasifikasikan pangan menjadi 10 golongan, yaitu :
1. Serealia, umbi-umbian dan hasil olahannya
2. Biji-bijian, kacang-kacangan dan hasil olahannya
3. Daging dan hasil olahannya
4. Telur
5. Ikan, kerang, udang dan hasil olahannya
6. Sayuran
7. Buah-buahan
8. Susu dan hasil olahannya
9. Lemak dan minyak
10. Serba-serbi
Di Indonesia juga dikenal penggolongan makanan sesuai dengan pola makan masyarakat.
Hal ini mencerminkan perilaku keluarga/rumah tangga dalam menyusun / menyediakan hidangan
sehari-hari. Pengelompokkan tersebut melliputi :
1. Pangan pokok (beras, jagung, sagu, ubi, terigu, singkong)
2. Lauk-pauk (daging, ikan, telur, tahu, tempe)
3. Sayuran
4. Buah
5. Susu
Hal ini dikenal sebagai konsep empat sehat lima sempurna dan merupakan salah satu jabaran dari
pedoman gizi seimbang.
Berdasarkan fungsi zat gizi pangan bagi tubuh, pangan dikelompokkan ke dalam 3 kelompok utama,
yaitu :
1. Pangan sumber energi (energy food)
Pada umumnya pangan sumber energi selain mengandung karbohidrat atau hidrat arang dalam
jumlah besar, juga mengandung protein dan lemak. Ketiga jenis zat gizi tersebut jika dioksidasi
akan menghasilkan energi. Energi yang dihasilkan dari oksidasi satu molekul lemak, satu molekul
protein, dan satu molekul karbohidrat sekitar 17 kalori
Contoh pangan sumber energi adalah beras, gandum, jagung, jenis umbi, gula dan minyak
2. Pangan sumber zat pembangun (body – building food)
Adalah pangan yang mengandung tinggi protein seperti ikan, daging, telur, susu, bebijian kering,
dan jenis kacang
Sebagian besar pangan hewani mengandung jumlah protein lebih tinggi dari pada pangan nabati.
3. Pangan kaya zat pengatur (regulating food)
Adalah pangan yang banyak mengandung vitamin. Dan atau mineral, seperti bebuahan dan
sesayuran
DAFTAR ANALISA ZAT GIZI BAHAN MAKANAN
Pendahuluan :
Daftar Analisa Bahan Makanan diperlukan dalam menyusun dan menilai hidangan
Di Indonesia analisa bahan makanan hanya ditentukan bagi kondisi bahan makanan mentah.
Makanan yang siap dikonsumsi memberikan kesulitan dalam menentukan kadar zat-zat gizinya,
karena resep untuk membuat makanan yang sejenis sangat berbeda-beda, karena belum atau tidak
ada resep yang seragam. Hal ini terjadi karena di Indonesia belum ada standar pembuatan berbagai
makanan tersebut.
Di Negara-negara yang telah maju, makanan yang diperdagangkan di buat di pabrik makanan dan
telah ada standar yang harus dipenuhi bila hendak memakai suatu nama makanan tertentu.
Misalnya roti putih harus memenuhi syarat tertentu mengenai komposisi dan berat bahan baku
yang dipergunakan; biscuit harus memenuhi kandungan tepung terigu tertentu, dan juga campuran
lainnya, seperti gula, bubuk susu, dan sebagainya. Kalau tidak memenuhi standar yang ditentukan
oleh yang berwenang (Food and Drug Administration = FDA), maka makanan tersebut digolongkan
palsu (adulterated) dan tidak boleh diperdagangkan. Komposisi bahan baku yang dipergunakan
harus dicantumkan secara jelas pada pembungkus makanan tersebut.
Standarisasi komposisi makanan akan sulit ditaati bila tidak diproduksi di pabrik yang mempunyai
quality control yang baik.
Sebagian besar makanan jadi yang dijual di masyarakat dan tidak ditoko-toko makanan di
Indonesia, dibuat sebagai industry kecil di rumah-rumah, sehingga sulit untuk dikontrol apakah
memenuhi standarisasi makanan dapat mulai dikerjakan terhadap makanan jadi yang diproduksi di
pabrik, mekipun pabrik kecil, yang memerlukan izin Kementerian Perindustrian.
Zat-zat gizi yang tercantum dalam Daftar Analisa Bahan Makanan yang ada di Indonesia meliputi
yang sering memberikan problema kesehatan yang berupa defisiensi
Makronutrient : energy, kadar air, kadar protein, lemak dan karbohidrat
Makroelemen : Ca dan P
Mikroelemen : hanya Fe
Vitamin : Vit.A, thiamin, Riboflavin, dan Vit.C
Zat-zat gizi lainnya pada umumnya tidaklah dicantumkan di dalam Daftar Analisa Bahan
Makanan yang dipergunakan di Indonesia
Bagian yang dapat dimakan (bjdd) bukanlah suatu zat gizi, tetapi dicantumkan, menunjukkan bahan
makanan setelah dibersihkan, sehingga seluruh yang tersisa itu bagian yang dimasak dan dimakan.
Bagian yang tidak dapat dimakan itu pun dibeli, tetapi kemudian dibuang, tidak dimanfaatkan untuk
dikonsumsi.
Perhitungan zat gizi dilakukan terhadap bagian yang dapat dimakan