Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Penulis

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang 3
B. Rumusan masalah 4
C. Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi dan teori kromotografi 5
B. Macam-macam Kromatografi 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
Daftar Pustaka 10

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola
pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang
berada pada larutan. Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang
merupakan fase diam.Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung
bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan lemah Dengan ini, berbagai macam tipe
molekul dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom.
Setelah komponen terelusi dari kolom, komponen tersebut dapat dianalisa dengan menggunakan
detektor atau dapat dikumpulkan untuk analisa lebih lanjut.Beberapa alat-alat analitik dapat
digabungkan dengan metode pemisahan untuk analisis secara on-line (on-line analysis) seperti:
penggabungan kromatografi gas (gas chromatography) dan kromatografi cair (liquid
chromatography) dengan mass spectrometry (GC-MS dan LC-MS), Fourier-transform infrared
spectroscopy (GC-FTIR), dan diode-array UV-VIS (HPLC-UV-VIS)Kromatografi adalah suatu
teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase
diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan.Molekul yang
terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase diam. Molekul yang
memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding
molekul yang berikatan lemah.Dengan ini, berbagai macam tipe molekul dapat dipisahkan
berdasarkan pergerakan pada kolom.
Setelah komponen terelusi dari kolom, komponen tersebut dapat dianalisa dengan menggunakan
detektor atau dapat dikumpulkan untuk analisa lebih lanjut.[2] Beberapa alat-alat analitik dapat
digabungkan dengan metode pemisahan untuk analisis secara on-line (on-line analysis) seperti:
penggabungan kromatografi gas (gas chromatography) dan kromatografi cair (liquid
chromatography) dengan mass spectrometry (GC-MS dan LC-MS), Fourier-transform infrared
spectroscopy (GC-FTIR), dan diode-array UV-VIS (HPLC-UV-VIS)

3
1.2.RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan kromatografi ?


2. Apa macam-macam kromatografi ?

1.3.TUJUAN

1. Untuk mempermudah proses belajar Dasar-Dasar Pemisahan Analitik terutama


Kromatografi.
2. Untuk mengetahui macam-macam dari kromatografi
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah instrumentasi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.DEFINISI DAN TEORI KROMATOGRAFI


Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi
dari komponen campuran tersebut diantaranya dua fase, yaitu fase diam (stationary) dan fase
bergerak (mobile). Fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fase bergerak dapat
berupa zat cair atau gas. Dalam kromatografi fase bergerak dapat berupa gas atau zat cair dan
fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair.

2.2.Macam-Macam Kromatografi
a. Kromatografi Lapis Tipis
Yaitu kromatografi yang menggunakan lempeng gelas atau alumunium yang dilapisi dengan
lapisan tipis alumina, silika gel, atau bahan serbuk lainnya. Kromatografi lapis tipis pada
umumnya dijadikan metode pilihan pertama pada pemisahan dengan kromatografi.

b. Kromatografi Penukar Ion


Merupakan bidang khusus kromatografi cairan-cairan. Seperti namanya, system ini khusus
digunakan untuk spesies ion. Penemuan resin sintetik dengan sifat penukar ion sebelum perang
Dunia II telah dapat mengatasi pemisahan rumit dari logam tanah jarangdan asam amino.

c. Kromatografi Penyaringan Gel


Merupakan proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari modifikasi dekstran-molekul
polisakarida linier yang mempunyai ikatan silang. Bahan ini dapat menyerap air dan membentuk
susunan seperti saringan yang dapat memisahkan molekul-molekul berdasarkan ukurannya.
Molekul dengan berat antara 100 sampai beberapa juta dapat dipekatkan dan dipisahkan.
Kromatografi permeasi gel merupakan teknik serupa yang menggunakan polistirena yang
berguna untuk pemisahan polimer.

5
d. Elektroforesis
Merupakan kromatografi yang diberi medan listrik disisinya dan tegak lurus aliran fasa gerak.
Senyawa bermuatan positif akan menuju ke katode dan anion menuju ke anoda. Sedangkan
kecepatan gerak tergantung pada besarnya muatan.

e. Kromatografi Kertas
Merupakan kromatografi cairan-cairan dimana sebagai fasa diam adalah lapisan tipis air yang
diserap dari lembab udara oleh kertas jenis fasa cair lainnya dapat digunakan. Prinsip dasar
kromatografi kertas adalah partisi multiplikatif suatu senyawa antara dua cairan yang saling tidak
bercampur. Jadi partisi sutu senyawa terjadi antara kompleks selulosa-air dan fasa mobil yang
melewatinya berupa pelarut organik yang sudah dijenuhkan dengan air atau campuran pelarut.
Keakuratan hasil pemisahan dengan metode kromatografi bergantung pada beberapa faktor
berikut:
Pemilihan adsorben sebagai fasa diam
Kepolaran pelarut atau pemilihan pelarut yang sesuai sebagai fasa gerak
Ukuran kolom (panjang dan diameter) relatif terhadap jumlahmaterial yang akan dipisahkan
Laju elusi atau aliran fasa gerak
Semua jenis kromatografi melibatkan proses kesetimbangan molekul-molekul yang dinamis dan
cepat diantara dua fasa. Kesetimbangan tersebut bergantung pada:
Kepolaran dan ukuran molekul yang akan dipisahkan
Kepolaran fasa diam
Kepolaran fasa gerak
Kromatografi kolom bertujuan untuk mengisolasi komponen kurkumin dari campurannya. Pada
kromatogarfi kolom digunakan kolom dengan adsorben sillika gel karena kolom yang dibentuk
dengan silika gel memiliki tekstur dan struktur yang lebih kompak dan teratur. Silika gel
memadat dalam bentuk tetrahedral raksasa, sehingga ikatannya kuat dan rapat. Dengan demikian,
adsorben silika gel mampu menghasilkan proses pemisahan yang lebih optimal.
Silica gel ada 2 macam:
GF245, dengan G melambangkan gypsum (CaSO4), F melambangkan floroscene, dan angka 245
menunjukkan besarnya panjang gelombang yaitu, 245 nm. Silika jenis ini sering digunakan pada
kromatografi lapis tipis (TLC).

6
H, dengan tanpa adanya gypsum dan floroscene. Silika jenis ini biasa digunakan pada
kromatografi kolom.
Silica gel dapat membentuk ikatan hidrogen di permukaannya, karena pada permukaannya
terikat gugus hidroksil. Oleh karenanya, silica gel sifatnya sangat polar. Sementara itu, fasa
gerak yang digunakan (dalam percobaan ini, CH2Cl2 : CH3OH = 99 : 1) sifatnya non-polar.
Maka pada saat campuran dimasukkan, senyawa-senyawa yang semakin polar akan semakin
lama tertahan di fasa stasioner, dan senyawa-senyawa yang semakin tidak (kurang) polar akan
terbawa keluar kolom lebih cepat.

Kromatografi kolom dilihat dari jenis fasa diam dan fasa geraknya dapat dibedakan :

a. Kromatografi fase normal


Kromatografi dengan kolom konvensional dimana fase diamnya “normal” bersifat polar,
misalnya silica gel, sedangkan fase geraknya bersifat non polar.

b. Kromatografi fas terbalik


Kromatografi dengan kolom yang fase diamnya bersifat non polar, sedangkan fase geraknya
bersifat polar; kebalikan dari fase normal.

Dalam proses pemisahan dengan kromatografi kolom, adsorben silika gel harus senantiasa basah
karena, jika dibiarkan kering, kolom yang terbentuk dari silika gel bisa retak, sehingga proses
pemisahan zat tidak berjalan optimal. Selain itu, kondisi yang senantiasa basah berperan untuk
memudahkan proses elusi (larutan melewati kolom) dalam kolom.

Senyawa kurkumin dapat mengalami penurunan dengan lepasnya gugus –OCH3 dalam setiap
penurunan. Kurkumin akan mengalami dua kali penurunan, dimana turunan pertamanya adalah
demetoksi kurkumin dan turunan keduanya adalah bis-demetoksi kurkumin. Kurkumin akan
terelusi paling akhir (berada paling bawah) karena sifatnya yang polar. Perlu diingat bahwa
penurunan ini tak mungkin terjadi dengan hanya dengan melakukan kromatografi, tp ada
perlakuan khususnya. Ketika senyawa kurkumin telah mengalami degradasi, akan menjadi
senyawa demetoksi kurkumin (terdapat pada bagian tengah) yang lebih polar dari kurkumin.

7
Karena telah kehilangan sebuah gugus –OCH3. Senyawa ini merupakan turunan kedua dari
senyawa kurkumin. Karena tidak lagi mengandung gugus –OCH3, maka senyawa ini merupakan
senyawa yang bersifat paling polar dari antara ketiga jenis senyawa kurkumin. Dengan begitu,
senyawa ini akan terelusi terlebih dahulu (berada pada lapisan yang paling atas) karena fasa
diam yang digunakan (silica gel) bersifat polar.

Apabila kita menggunakan kromatografi lapis tipis, dapat diperoleh dengan adanya 3 titik – titik
pada pelat TLC. Hal ini menunjukkan adanya 3 komponen utama yang terkandung dalam
senyawa kurkumin yang di-refluksi. Adapun 3 komponen utama tersebut adalah senyawa-
senyawa kurkuminoid yaitu kurkumin (diferuloylmethane), demetoksikurkumin
(hydroxycinnamoyl feruloylmethane) & bis-demetoksikurkumin (dihydroxydicinnamoyl
methane).

Setelah daerah dari noda yang terpisah telah dideteksi, maka perlu mengidentifikasi tiap individu
dari senyawa. Metoda identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada kedudukan dari
noda relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf. Harga Rf merupakan parameter
karakteristik kromatografi lapis tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu
senyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan merupakan besaran karakteristik dan
reprodusibel.

8
BAB III
PENUTUP

3.1.KESIMPULAN
Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam teknik
pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa gerak yang bisa berupa gas (
kromatografi gas ) ataupun cair ( kromatografi cair ) dan fasa diam yang juga bisa berupa cairan
ataupun suatu padatan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan polaritas dari fasa diam dan gerak.
3.2. SARAN
Demikian makalah ini di susun, tentunya banyak kekurangan baik dalam segi isi atau
penyampaiannya. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis juga berharap kromatografi gas yang telah disajikan dalam bab pembahasan dapat
dijadikan referensi ataupun tambahan wawasan bagi pembaca sehingga dapat membedakannya
dan dapat menerapkannya secara tepat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Mochamad. 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan. Yogyakarta:
Andi Offset
Anonim.2010.Kromatografi Gas.http://bondiebluesy.wordpress.com/2010/03/08/kromatografi-
gas/.Di Akses 3 Juni 2012
Sastrohamodjojo Harddjono Dr. Kromatografi. IPB Press. Bogor 1985
Soebagio, Drs Dkk, Kimia Analitik II, Jica Common Textbook, Malang 2002
Underwood, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga Jakarta. 2004

10

Anda mungkin juga menyukai