Anda di halaman 1dari 80

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN


DI PT.PLN (PERSERO) AREA KUDUS

UJI KELAYAKAN KWH METER 1 PHASA DAN 3 PHASA


PENGUKURAN LANGSUNG DI PLN (pesero) AREA KUDUS

Disusun Oleh :

NAMA : Toni Widiyanto


NIM : 5301414080
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro/PTE S1

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017

i
ii
Abstrak

Toni Widiyanto
UJI KELAYAKAN KWH METER 1 PHASA DAN 3 PHASA
PENGUKURAN LANGSUNG DI PLN (Persero) AREA KUDUS

Pendidikan Teknik Elektro S1 – Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang


Tahun 2017

PT. PLN (Persero) sebagai bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
selain memerhatikan mutu pelayanan prima terhadap pelanggan tentunya tetap
berpatokan terhadap profit perusahaan sebagai tujuan pokok. Untuk mengetahui
konsumsi dan segala traksaksi penggunaan daya listrik diperlukan suatu alat ukur
untuk menghitungnya. KiloWatt Hour Meter (kWh Meter) merupakan suatu alat
ukur yang digunakan untuk menghitung daya listrik yang mengalir dari sumber
hingga beban. Ketepatan dan kehandalan Kwh Meter menjadi hal yang sangat
diperhatikan dalam penggunaanya. Karena ketidak sesuaian Kwh Meter dalam
membaca jumlah energi listrik yang terpakai akan menyebabkan kerugian untuk
pelanggan maupun PT. PLN sebagai penyedia energi listrik. Berdasarkan hal
tersebut penulis mengangkat sebuah tema laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat memahami lingkungan kerja
dan dapat menjadi pekerja yang profesional, memiliki etos kerja yang tinggi, dan
selalu bekerja keras.
Mahasiswa membuat laporan dan melakukan bimbingan kepada perusahaan
dan dosen pendamping untuk mempermudah dalam pembuatan laporan. Dalam
pengumpulan data, penulis melakukan sistem pendekatan, antara lain melakukan
wawancara dengan pembimbing lapangan dan pihak-pihak yang bersangkutan di
PT. PLN (Persero) Area Kudus. Selain itu dilakukan observasi, praktek langsung
di ruang Tera dan terjun langsung ke lapangan, serta membaca literatur yang ada
di PT. PLN Area Kudus.
Pengujian yang dilakukan penulis pada Kwh Meter 1 Phasa dan 3 Phasa
dengan kelas penggunaan industri atau rumahan dengan alat uji kelayakan Kwh
Meter di ruang Tera. Pemasangan alat ukur sesuai dengan wiring diagram pada
name plate sebelum melakukan pengujian. Dengan menerapkan indikator-
indikator pengujian sesuai dengan karakter alat ukur yang akan di uji pada media
uji alat ukur.
Dari kegiatan pengujian Kwh Meter 1 Phasa dan 3 Phasa pengukuran
langsung penulis dapat mengetahui kondisi yang layak atau tidaknya Kwh Meter
terkait kondisi kehandalan dan ketepatan sesuai dengan kelas alat ukur. Oleh
karena itu sebelum digunakan untuk menghitung daya yang dikonsumsi amatlah
penting dilakukan pengujian untuk mengetahui kualitas dan kondisi Kwh Meter
baik 1 Phasa maupun 3 Phasa dalam pengukuran langsung.

Kata Kunci : Kwh Meter, Wiring, kelas alat ukur

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktek

Kerja Lapangan di PT. PLN (Persero) Area Kudus. Laporan ini disusun dengan

maksud untuk menguraikan dan membahas gambaran pekerjaan yang telah

dilakukan selama Praktek Kerja Lapangan di PT. PLN (Persero) Area Kudus.

Dalam penulisan laporan praktek Kerja Lapangan ini, penulis banyak

mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini,

penulis mengucapkan terima kasih kepada.

1. Bapak Didi Rachmad, selaku Manajer PT. PLN (Persero) Area Kudus.

2. Bapak Pundi, selaku Asisen Manajer Jaringan

3. Dr. –Ing Dhidik Prastiyanto, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik

Elektro

4. Drs. Yohanes Primadiyono, M.T selaku dosen pembimbing

5. Bapak Hendri Prabowo selaku pembimbing lapangan

6. Segenap pegawai dan karyawan serta Tim PDKB (Pekerjaaan Dalam

Keadaan Bertegangan) PT. PLN (Persero) Area Kudus

7. Kedua orang tua yang senantiasa mendukung secara material dan

spiritual kepada penulis

8. Rekan – rekan PKL yang telah membantu menyusun laporan ini.

iv
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca. Semoga laporan

ini dapat memberi manfaat dan sumbangsih pengetahuan bagi masyarakat luas.

Semarang, 24 April 2017

Toni Widiyanto

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii

ABSTRAK........................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR...................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR TABEL……………………………………………………………xiv

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….xv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek

1.2.1 Tujuan.................................................................................... 2

1.2.2 Manfaat.................................................................................. 3

1.3 Tempat dan Waktu pelaksanaan..................................................... 4

1.4 Pengumpulan Data

1.4.1 Observasi ............................................................................. 6

1.4.2. Wawancara ......................................................................... 6

1.4.3 Studi Pustaka ...................................................................... 6

BAB II ISI

2.1 Profil Perusahaan PT. PLN(Persero)........................................................7

vi
2.2 Dasar Hukum Berdirinya PT. PLN(Persero) ................................. 7
2.3 Visi dan Misi PT. PLN(Persero) .................................................... 7

2.4 Motto PT. PLN(Persero) ................................................................ 8

2.5 Makna Logo PT. PLN(Persero)…………...................................... 8

2.6 PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JATENG & DIY.................. 10


2.6.1 Kebijakan Mutu…….……………………............ ……….……. 11

2.7 PT PLN (PERSERO) AREA KUDUS……................................... 11

2.7.1 Struktur Organisasi………...……………………............ ….….. 15

2.8 Kegiatan Spesifik

2.8.1Ruang Lingkup Kamar Tera PT. PLN (Persero)

Area Kudus ...................................................................... 25

2.8.2Spesifikasi Kwh Meter 1 Phasa dan 3 Phasa ................. 26

2.8.3Prinsip Kerja Kwh Meter 1 Phasa dan 3 Phasa ............. 31

2.8.4Pengujian Kwh Meter 1 Phasa dan 3 Phasa

2.8.4.1 Kwh Meter Tester ............................................. 34

2.8.4.2 Membaca Name Plate Kwh Meter ................... 36

2.8.4.3 Pengawatan Kwh Meter ................................... 38

2.8.4.4 Setting Input Pengujian .................................... 39

2.8.4.5 Pembacaan Hasil Pengujian ............................. 41

2.8.5Analisis Hasil Pekerjaan ............................................... 44

BAB III Pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

3.1 Kegiatan Praktik Kerja Lapangan...........................................................48

vii
BAB VI PENUTUP

4.1 Kesimpulan........................................................................................................54

4.2 Saran...................................................................................................................56

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lokasi kantor PT. PLN (persero) Area Kudus melalui Google

Maps........................................................................................................................4

Gambar 2.1 Logo PLN.....................................................................................................................8

Gambar 2.2 Lambang Persegi pada Logo PT PLN (Persero)........................................9

Gambar 2.3 Lambang Petir pada Logo PLN......................................................................9

Gambar 2.4 Lambang Tiga Gelombang pada Logo PLN.............................................10

Gambar 2.5 PT. PLN (Persero) Area Kudus.....................................................................12

Gambar 2.6 KWH meter Tester...................................................................................................25

Gambar 2.7 jenis KWH Meter..............................................................................................26

Gambar 2.8 Skematik KWh Meter......................................................................................27

Gambar 2.9 Skema hubungan kumparan pada Kwh Meter........................................28

Gambar 2.10 Prinsip kerja Kwh Meter............................................................................32

Gambar 2.11 Bagian Penyalur beban pada Kwh Meter Tester.................................34

Gambar 2.12 Perangkat Monitoring are Kwh Meter Tester......................................35

Gambar 2.13 Name Plate Kwh Meter.............................................................................37

Gambar 2.14 pengawatan daya pada Kwh Meter........................................................38

Gambar 2.15 Wiring Diagram Kwh 1 Fasa...................................................................39

Gambar 2.16 input daya beban pada Kwh meter tester.............................................40

Gambar 2.17 Tombol Fasa dan Cos Phi.........................................................................41

Gambar 2.18 Display kondisi arus dan tegangan........................................................42

Gambar 2.19 Display Nilai Toleransi Alat Ukur........................................................43

ix
Gambar 3.1 Monitoring Recloser dan LBS.................................................................50

Gambar 3.2 mempersiapkan alat kerja..........................................................................52

Gambar 3.3 Jumper Trafo 3 fasa.....................................................................................53

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Metode Pelaksanan Kegiatan...............................................................................5

Tabel 2.1 Alamat Area dan Rayon Area Kudus................................................................14

Table 2.2 Tingkat ketelitian alat ukur.................................................................................38

Tabel 2.3. Data hasil pengujian Kwh Meter.....................................................................47

Tabel 3.1 Jadwal kegiatan PKL............................................................................................49

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penerapan kurikulum berbasis kompetensi (Curriculum Based

Competency) yang ttelah disusun di Universitas Negeri Semarang khususnya

di Fakultas Teknik harus diimplementasikan melalui pembelajaran berbasis

kompetensi (Curriculum Based Competency). Salah satu bentuk pembelajaran

berbasis kompetensi adalah Praktik Kerja Lapangan disuatu

industry/perusahaan/instansi yang sesuai dengan bidang program studi yang

ditekuni. Praktik Kerja lapangan merupakan mata kuliah wajib ditempuh oleh

mahasiswa di Fakultas Teknik baik pada program kependidikan maupun non-

kependidikan.

Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro khususnya Program Studi Pendidikan

Teknik Elektro membutuhkan Praktik disuatu instansi/perusahaan yang

berkaitan dengan bidang program studi tersebut. PT. PLN (Persero)

merupakan salah satu instansi yang berkaitan dengan program studi

Pendidikan Teknik Elektro.

Kebutuhan listrik memang telah menjadi kebutuhan yang sangat penting

bagi masyrakat Indonesia, baik untuk kebutuhan perumahan dengan daya

rendah mauoun untuk kebutuhan industry dengan daya yang menengah hingga

tinggi yang kian hari pertumbuhan industry makin pesat di Indonesia.

1
Untuk mengetahui besaran energi listrik yang digunakan dibutuhkan
sebuah alat untuk menghitung jumlah daya yang digunakan maka dibutuhkan
alat yang disebut KWH meter. KWh meter adalah alat ukur yang digunakan
untuk mengetahui besarnya energi yang dikonsumsi oleh pelanggan.
Ketepatan dan kehandalan KWH meter menjadi hal yang sangat diperhatikan
dalam penggunaannya. Karena ketidak sesuaian KWH meter dalam membaca
jumlah energi listrik yang digunakan akan menyebabkan kerugian untuk
pelanggan maupun PT PLN sebagai penyedia energi listrik.
Sebagai upaya untuk mengurangi loses energi listrik akibat kesalahan
pembacaan KWH meter maka perlu dilakukan pengujian kelayakan KWH
meter baik 1 phasa maupun 3 phasa sebelum digunakan. Pengujian dilakukan
untuk mengetahui ketepatan pembacaan sesuai dengan kelas alat ukur pada
KWH meter. Sehingga KWH meter yang telah melalui uji kelayakan alat ukur
di Ruan Tera akan memberikan hasil pembacaan yang sesuai dengan
penggunaan energi listrik dan dapat digunakan oleh pelanggan.

1.2. Tujuan dan Manfaat

1.2.1. Tujuan

Adapun tujuan dari Praktik kerja lapangan yang dilaksanakan adalah sebagai

berikut:

 Tujuan Umum

a. Memperluas wawasan ilmu mahasiswa tentang orientasi energi listrik,

sehingga diharapkan mahasiswa dapat memahami teori dan kenyataan

yang dihadapi dilapangan.

b. Menambah informasi dan pengetahuan mengenai prinsip yang

dipelajari selama kuliah dengan aplikasinya.

2
c. Mengukur sejauh mana kemampuan analisa perbandingan secara teori

dan dengan kondisi nyata dilapangan.

d. Menumbuhkan jiwa engineer yang tanggap terhadap aplikasi

permasalahan di lapangan.

e. Mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja sesungguhnya dengan

kualitas yang dipertanggungjawabkan.

 Tujuan Khusus

a. Mampu memahami fungsi sistem proteksi pada saluran transmisi

tenaga listrik secara umum khususnya pada jaringan distribui.

b. Mengetahui cara yang baik dan sopan dala menyampaikan suatu hal

atau masalah kepada pelanggan PT. PLN (Persero) Area Kudus.

c. Mengetahui cara menguji KWH Meter yang baik sebelum digunakan.

d. Memahami jenis KWH Meter 1 phasa dan 3 phasa.

e. Memahami Prinsip kerja KWH Meter 1 phasa dan 3 phasa.

1.2.2. Manfaat

Adapun manfaat dari Praktik kerja lapangan yang dilaksanakan adalah

sebagai berikut:

1. Mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui secara langsung mengenai

penerapan disiplin ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah kedalam

dunia kerja.

2. Mahasiswa memperoleh pengalaman kerja sehingga mampu menjadi

tenaga kerja yang professional.

3
3. Mahasiswa memperoleh pendidikan mengenai etika kerja, disiplin, kerja

keras, profesionalitas dan etos kerja secara langsung.

4. Mahasiswa dapat melakukan pengujian KWH Meter yang layak digunakan.

5. Mahasiswa memahami jenis KWH meter 1 phasa dan 3 phasa.

6. Mahasiswa memahami prinsip kerja KWH meter 1 phasa dan 3 phasa.

1.3. Tempat dan Pelaksanaan

Praktik kerja lapangan dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Area Kudus di

bagian Jaringan di Jl. Agil Kusumadya No. 102 Kudus sejak tanggal 23 januari

2017 sampai dengan 24 februari 2017.

Gambar 1.1 Lokasi kantor PT. PLN (persero) Area Kudus melalui Google Maps

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan oleh 4 orang mahsiswa Pendidikan

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas negeri Semarang selama 31 hari.

Jadwal masuk mengikuti jadwal kerja karyawan PT. PLN (Persero) Area Kudus,

yaitu 5 hari kerja dari hari seninhingga hari jum’at dengan jadwal masuk kerja

mulai pukul 07.30 – 16.30 WIB kecuali hari jumAT yaitu masuk pukul 07.00

– 15.00 WIB dan hari sabtu-minggu libur.

4
No Kegiatan Waktu

1. Kegiatan di Kampus UNNES :


a. Pembekalan (Oleh UPT PKL dan

Program Studi).

b. Pra PKL (Pengurusan Administrasi). September – Oktober

2017

c. Penyusunan Laporan. Februari – Mei 2017

2. Kegiatan di Lapangan :
a. Observasi dan Orientasi di instansi 23 Januari 2017

mitra.

b. Praktik di bawah bimbingan 23 Januari – 24 Februari

pembimbing lapangan. 2017

c. Penyusunan laporan harian. 23 Januari – 24 Februari

2017

d. Penarikan kegiatan PKL oleh kampus 4 Maret 2017

Table 1.1 Metode Pelaksanan Kegiatan

Dalam melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan harus melakukan

beberapa tahapan, adapun tahapan yang dilakukan sebagai berikut :

1. Pembuatan proposal dan surat permohonan Praktik Kerja Lapangan melalui

pihak Jurusan Teknik Elektro dan Fakultas Teknik.

2. Penyerahan proposal dan surat permohonan Praktik Kerja Lapangan Kepada

perusahaan yang dijadikan tempat PKL yaitu PT. PLN (Persero) Area Kudus

Jl. Agil Kusumadya No.102 Kudus.

5
3. Surat balasan dari perusahaan diserahkan kepada Fakultas Teknik bidang

Kemahasiswaan untuk diproses dan kemudian akan mendapat surat

penerjunan dan surat dosen pendamping.

4. Pelaksanan Praktik Kerja Lapangan dilakukan selama 31 hari dimulai sejak

tanggal 23 Januari sampai 24 Februari 2017.

5. Membuat dan menyusun surat penarikan kepada perusahaan dimana

mahasiswa melakukan Praktik Kerja Lapangan.

6. Mahasiswa membuat laporan dan melakukan bimbingan kepada perusahaan


dan dosen pendamping untuk mempermudah dalam membuat laporan.

1.4. Pengumpulan Data


1.4.1. Observasi

Yaitu dengan mengamati dan terlibat langsung dalam kegiatan di


lingkungan kerja sehingga dapat menemukan permasalahan yang
terjadi dilapangan serta ikut memberikan alternative pemecahan
masalah.

1.4.2. Wawancara
Yaitu dengan memberikan pertanyaan kepada narasumber
mengenai hal-hal yang belum diketahui penulis. Wawancara dilakukan
terhadap pembimbing lapangan dan juga para karyawan untuk
memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan.

1.4.3. Studi Pustaka


Yaitu dengan mencari dan membaca berbagai literature terkait dengan

pokok bahasan yang diangkat dalam laporan ini. Metode ini digunakan

untuk mendukung dan memperjelas metode yang lain.

6
BAB II

ISI

2.1 Profil Perusahaan PT PLN (Persero)

PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta merupakan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang membentuk perseroan terbatas,
sahamnya sebagian besar dimiliki oleh pemerintah karena merupakan
perusahaan publik yang sisi investasi oleh pihak asing. Perusahaan ini
bergerak dalam bidang jasa pelayanan masyarakat dibidang kelistrikan.

2.2 Dasar Hukum Berdirinya PT PLN (Persero)


1. Anggaran Dasar PLN tahun 1998.

2. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk

Perusahaan Umum (Perum) menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

3. PeraturanPemerintah No. 50 Tahun 1998 tentang Pengalihan Kedudukan,

Tugas.

4. PeraturanPemerintah No. 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan


(Persero). InstruksiPresiden No. 15 Tahun 1998 tentang pengalihan
Pembinaan terhadap Perusahaan Perseroan (Persero) dan Perseroan
Terbatas yang sebagian sahamnya dimiliki Negara Republik Indonesia
kepada Menteri Negara Pendayagunaan BUMN.

2.3 Visi dan Misi PT PLN (Persero)


1. Visi PT PLN (Persero) :

7
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul

dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

2. Misi PT PLN (Persero) :

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,

berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan

pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan

kualitas kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan

ekonomi.

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2.4 Motto PT PLN (Persero) :


“Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik”

2.5 Makna Logo PT PLN (Persero)


Bentuk, warna dan makna lambang perusahaan resmi yang digunakan

adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi

Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976,

mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.

8
Gambar 2.1 Logo PLN

Adapun masing-masing elemen pada lambang PLN memiliki makna

sebagai berikut :

1. Bidang Persegi Panjang Vertikal

Gambar 2.2 Lambang Persegi pada Logo PT PLN (Persero)

Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya,


melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau
organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk
menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik
mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning
juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap
insan yang berkarya di perusahaan ini.

2. Petir atau Kilat

Gambar 2.3 Lambang Petir pada Logo PLN

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai


produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun

9
mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam
memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang
merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik
pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap
insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan
perkembangan jaman.

3. Tiga Gelombang

Gambar 2.4 Lambang Tiga Gelombang pada Logo PLN

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga
bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, transmisi
dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN
(Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi
warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti
halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping
itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan
dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

2.6 PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JATENG & D.I.Y


PT PLN (Persero) di wilayah Jawa Tengah & DI Yogyakarta disebut

dengan PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TENGAH & D.I Yogyakarta

yang mempunyai beberapa cabang induk yang disebut dengan Area. Untuk

wilayah kerja Jawa Tengah & D.I Yogyakarta memiliki 11 area yaitu :

1. PT PLN (Persero) Area Surakarta

2. PT PLN (Persero) Area Tegal

10
3. PT PLN (Persero) Area Purwokerto

4. PT PLN (Persero) Area Magelang

5. PT PLN (Persero) Area Semarang

6. PT PLN (Persero) Unit Layanan Salatiga

7. PT PLN (Persero) Area Klaten

8. PT PLN (Persero) Area Pekalongan

9. PT PLN (Persero) Area Cilacap

10. PT PLN (Persero) Area Yogyakarta

11. PT PLN (Persero) Area Kudus

2.6.1 Kebijakan Mutu


PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan Yogyakarta beserta

seluruh Area Pelayanan dan Jaringan menyatakan komitmennya terhadap

peningkatan kepuasan pelanggan secara terus menerus dalam rangka

mewujudakan perusahaan yang unggul dan terpercaya.

Peningkatan kepuasan pelanggan diperoleh dengan cara menetapkan


dan mendokumentasikan prosedur kerja serta sasaran mutu dalam suatu
sistem manajemen mutu yang dilaksanakan secara konsisten, sejalan dengan
visi dan misi perusahaan. Manajemen dan karyawan menjamin pemahaman,
penerapan, dan pemeliharaan kebijakan mutu ini pada semua level
organisasi dengan budaya perusahaan yang saling percaya, integritas, peduli
serta pembelajaran.

2.7 PT PLN (Persero) AREA KUDUS

Di Jawa Tengah ada 7 ( tujuh ) cabang PT. PLN dan 2 ( dua ) sektor

yaitu Sektor Tuntang dan Ketenger, adapun 1 ( satu ) dari 7 ( tujuh ) Cabang

11
tersebut adalah PT. PLN Cabang Cepu yang saat itu meliputi : wilayah

ranting Blora, Rembang, Lasem, Bojonegoro dan Tuban.

Gambar 2.5 PT PLN (Persero) Area Kudus

Sedangkan Cabang Kudus saat itu masih sebagai ranting bagian dari

Cabang Semarang. Pada bulan Maret 1986 dilakukan pemisahan wilayah

yang semula Ranting Kudus masuk wilayah Cabang Semarang dialihkan ke

Cabang Cepu, dan kantor Cabang Cepu dipindahkan ke Kota Kudus dengan

berubah nama menjadi PLN Cabang Kudus sedangkan di Cepu manjadi

Ranting Cepu.

Pada tahun 1997 diadakan perampingan Ranting yang semula 9

(sembilan) menjadi 7 (tujuh) ranting yaitu ranting Cepu, Blora, Rembang,

Juwana, Pati, Jepara dan Bangsri yang tidak ada 2 (dua) yaitu ranting Lasem

dan Dawe.

12
Keputusan General Manager Unit Bisnis Distribusi Jawa Tengah dan

Yogyakarta Nomor : 038.K/021/PD.II/2001 menjadi APP ( Area Pelayanan

Pelanggan ) Kudus dengan UPP ( Unit Pelayanan Pelanggan ) ada 8 Unit

Pelayanan Pelanggan yaitu : UPP Kudus, Jepara, Bangsri, Pati, Juwana,

Rembang, Blora dan Cepu. Sesuai Keputusan General Manager Distribusi

Jawa Tengah dan Yogyakarta Nomor : 123.K/021/GM/2003 tanggal 17 Juni

2003 menjadi Area Kudus yang meliputi :

1. PT PLN (Persero) Rayon Kudus kota

2. PT PLN (Persero) Rayon Jepara

3. PT PLN (Persero) Rayon Bangsri

4. PT PLN (Persero) Rayon Pati

5. PT PLN (Persero) Rayon Juwana

6. PT PLN (Persero) Rayon Rembang

7. PT PLN (Persero) Rayon Blora

8. PT PLN (Persero) Rayon Cepu

No. Kantor Alamat Telepon Fax

Area Kudus Jl. AKBP. R. Agil (0291)444019 (0291)438435


1.
Kusumadya 102 Kudus

Rayon Kudus Kota Jl. AKBP. R. Agil (0291)431982 (0291)438435


2.
Kusumadya 102 Kudus (0291)433791

3. Rayon Jepara Jl.Kartini No.23 Jepara (0291)591022 (0291)597430

Rayon Pati Jl. Jendral Sudirman (0295)381311 (0295)386079


4.
No.14 Pati

13
Rayon Juwana Jl. Simpanglima No.12 (0295)471005 (0295)473236
5.
Juwana

Rayon Rembang Jl. Raya Blora Km 2,4 (0295)692539 (0296)69239


6.
Rembang

Rayon Bangsri Jl. Raya Bangsri Km 15 (0291)771265 (0291)771666


7.
Jepara

8. Rayon Blora Jl. Gunadar No.01 Blora (0296)531009 (0296)531224

Rayon Cepu Jl. Ronggolawe No.48A (0296)421188 (0296)422204


9.
Cepu

Tabel 2.1 Alamat Area dan Rayon Area Kudus

2.7.1. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Area Kudus

DIDI
RAHMAD MANAGER AREA

14
Didi Rahmad Pundhi

Nugroho J
ASMAN PA
ASMAN

KONSTRUKSI ASMAN JARINGAN

Arif Noeryadi Ani Setiyowati


AE EFS JAR DIST ADMIN JAR

Henri SPV OP DIST Masrup Adi Wiyanto Handhi Purna N.


Wibowo
SPV HAR DIST SPV PDKB SPV K3 DAN
LING
Raymond L. Wahab Andika Dwi Budi R Sucipto Arief
Sinaga JE K3
AE SIS Proteksi AE HAR DIST
AE K3 DAN LING

PDKB

Bambang Adi Kristian Jajang


Eta Saira Said W. S JT Teknisi
AE YAN AF ADM
PDKB
Teknik TEKNIK
Gilang Wahyu P. Anwar Cholis JT Teknsi
PDKB
JO OP DIST

Rian Hidayat Sandika Arif S JT Teknisi


PDKB
JO OP DIST
Afwan Muarif Gery Ramadhan
Deviana N. JT Teknisi
Saiful Achmad Fais PDKB
Winarno
Faizal Imam Ulil A
DISPATCHER JT Teknisi

PDKB
Diagram Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Area Kudus

1. Manager Area

Tugas pokok MA adalah bertanggung jawab atas pengelolaan usaha

ketenagalistrikan secara efektif dan efisien yang meliputi : pemasaran dan

niaga, perencanaan, pendistribusian energi listrik, keuangan, SDM &

Adminsitrasi, membina hubungan kerja kemitraan dan komunikasi yang

efektif guna menjaga citra perusahaan serta mewujudkan Good Corporate

Governance serta melakukan pembinaan terhadap unit asuhannya. Untuk

menjalankan tugas pokoknya, MA memiliki fungsi :

15
a. Melakukan koordinasi dengan seluruh manajer bidang dan manajer

APD mengenai rencana dan pelaksanaan pekerjaan Area.

b. Menyusun program dan anggaran sebagai pedoman kerja.

c. Mengusulkan PRK unit sebagai bahan penyusunan RKAP.

d. Mengelola fungsi pemasaran dan niaga yang meliputi strategi

pemasaran, peningkatan pelayanan, serta Tata Usaha Langganan.

e. Mengelola fungsi perencanaan yang meliputi perencanaan sistem

dan konstruksi serta sistem teknologi informasi.

f. Mengelola fungsi distribusi yang meliputi operasi distribusi dan

penertiban pemeliharaan jaringan, pengendalian pengukuran, serta

logistik.

g. Mengelola fungsi keuangan yang meliputi pengendalian anggaran

dan keuangan, pengawasan pendapatan, serta akuntansi.

h. Mengelola SDM dan Administrasi yang meliputi SDM dan

kesekretariatan.

i. Mengevaluasi dan menganalisis semua laporan baik yang bersifat

rutin maupun berkala.

j. Melaksanakan pembinaan terhadap UPJ.

k. Mengelola hubungan dengan mitra kerja, lembaga pemerintahan,


swasta, tokoh masyarakat, serta mass media.

2. Asisten Manager Transaksi Energi


Tugas pokok Asman TE adalah bertanggung jawab atas pelaksanaan

strategi pemasaran, peningkatan pelayanan pelanggan, tata usaha

16
langganan, serta pembinaan terhadap UPJ sesuai fungsi pekerjaannya.

Untuk melaksanakan tugas pokoknya Asman TE memiliki fungsi :

a. Menyusun rencana kerja dan anggaran strategi pemasaran,

peningkatan pelayanan, dan tata usaha langganan.

b. Melakukan riset dan segmentasi pasar.

c. Melaksanakan analisa dan evaluasi kerja pemasaran, pelayanan

pelanggan, serta tata usaha langganan.

d. Membuat Surat Ijin Penyambungan (SIP), mengelola dan

mengevaluasi Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL)

pelanggan besar agar tercapai tertib administrasi.

e. Mengkoordinir pemasaran kreatif, promosi produk/penjualan dan

sosialisasi produk, perubahan harga jual listrik.

f. Melaksanakan proses penyambungan baru untuk pelanggan diatas

197 KVA.

g. Mengusulkan kuota PB dan target penjualan untuk UPJ.

h. Memonitor dan mengevaluasi proses pelaksanaan penyambungan

baru, perubahan daya (PB/PD) dan penyambungan sementara.

i. Mengelola dan memutakhirkan Data Induk Pelanggan (DIL).

j. Mengelola sistem baca meter.

k. Mengelola pembukuan langganan.

l. Melaksanakan fungsi pengolahan data termasuk proses billing.

m. Mengelola dan memutakhirkan Data Induk Saldo (DIS).

n. Mengendalikan sistem administrasi pelanggan sesuai dengan TUL.

17
o. Memantau dan mengendalikan proses billing.

p. Bekerja sama dengan fungsi terkait untuk melakukan rekonsiliasi.

q. Mengendalikan surat non teknis.

r. Mengelola dan memonitor Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) sesuai

dengan standar pelayanan yang berkaitan dengan kecepatan

penyambungan baru dan perubahan daya serta pembacaan meter.

s. Melaksanakan pemutusan sementara dan bongkar rampung

pelanggan tegangan menengah.

t. Membuat laporan rutin dan berkala sesuai dengan bidangnya.

u. Melaksanakan pembinaan UPJ sesuai dengan bidang tugasnya.

v. Melaksanakan hubungan dengan mass media sesuai dengan bidang

tugasnya.

3. Asisten Manager Perencanaan

Tugas pokok Asman Ren adalah bertanggung jawab atas

pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Umum Pengembangan Tenaga

Listrik (RUPTL), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP),

perencanaan pengembangan jaringan distribusi dan gardu induk,

penyusunan rencana pengembangan sistem aplikasi teknologi informasi

dan pengendalian aplikasi-aplikasi teknologi informasi, database serta

persiapan SOP pengelolaan aplikasi sistem informasi.

18
Untuk melaksanakan tugasnya Asman Ren memiliki fungsi :

a. Menyusun Rencana Umum Pengembangan Tenaga Listrik

(RUPTL) dan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP)

bersama dengan fungsi terkait.

b. Memberikan masukan kepada Pemda dalam rangka penyusunan

Rencana Umum Kelistrikan Daerah (RKUD).

c. Menyusun perkiraan kebutuhan tenaga listrik

d. Menyusun rencana pengembangan dan pembenahan sistem

kelistrikan (JTM, JTR, dan gardu distribusi termasuk gardu induk).

e. Melaksanakan koordinasi dengan kantor induk atas penanganan

masalah pola rencana sistem JTL yang terkait dengan pihak

eksternal / Pemda dan instansi lainnya.

f. Mengkoordinir fungsi terkait (pemasaran dan niaga, distribusi)

dalam data PDPJ.

g. Menyusun load forecasting (peramalan beban) trafo Gardu

Distribusi, penyulang 20 KV, dan rencana kebutuhan tenaga listrik

APJ.

h. Menyusun Kajian Kelayakan Operasi (KKO) dan Kajian Kelayakan

Finansial (KKF) dan Analisa Manajemen Resiko (bila diperlukan),

pengembangan kelistrikan dan dampak lingkungannya.

i. Mengevaluasi dan mengusulkan perubahan standar/desain

konstruktif sesuai perkembangan teknologi dan kondisi lapangan

berdasarkan masukan dari fungsi terkait.

19
j. Mengelola dan mengevaluasi kinerja operasi jaringan distribusi.

k. Mengkoordinir dengan fungsi terkait dalam merencanakan

pengembangan aplikasi sistem teknologi informasi yang sesuai

dengan kebutuhan pengguna.

l. Mengelola dan mengevaluasi pemakaian aplikasi sistem teknologi

informasi untuk menyusun rencana pengembangan sistem

teknologi informasi.

m. Memelihara sistem teknologi informasi untuk pengendalian

manajemen dan pengambilan keputusan.

n. Mengelola, memonitor, dan mengevaluasi perbaikan, upgrading

infrastruktur untuk mengoptimalkan pengoperasian aplikasi sistem

teknologi informasi.

o. Mengelola dan mengevaluasi sarana perangkat keras jaringan

untuk efektivitas dan efisiensi penggunanya.

p. Menyusun rencana pengembangan database untuk memenuhi

kebutuhan sistem teknologi informasi.

q. Memonitor dan mengevaluasi dan memelihara unjuk kerja database.

r. Membuat laporan rutin dan berkala sesuai dengan bidang tugasnya.

s. Melaksanakan hubungan dengan mitra kerja, lembaga pemerintah,


swasta, tokoh masyarakat, serta mass media sesuai dengan bidang
tugasnya.

4. Asisten Manager Jaringan


Tugas pokok Asman Jar adalah bertanggung jawab atas pelaksanaan

pembuatan desain konstruksi, membuat SOP, merencanakan operasi dan

20
pemeliharaan distribusi, telekomunikasi, penerapan, pengendalian sistem

meter (AMR), pengelolaan data aset jaringan distribusi (TM, TR, Trafo

Distribusi, SR & APP termasuk PDPJ) serta evaluasi pengelolaan

distribusi yang dikelola oleh unit-unit. Untuk melaksanakan tugas

pokoknya Asisten Manajer Jaringan memiliki fungsi :

a. Menyusun program kerja dan anggaran fungsi distribusi sebagai

pedoman kerja.

b. Melakukan analisa dan evaluasi neraca energi.

c. Menyusun usulan rencana pengembangan sistem operasi distribusi.

d. Menyusun SOP pekerjaan operasi, pemeliharaan, dan

pembangunan jaringan distribusi.

e. Mengelola dan memonitor pengoperasian sarana pendistribusian

tenaga listrik secara efektif dan efisien dalam rangka menjaga

kontinuitas serta menjamin mutu keandalan penyaluran tenaga

listrik.

f. Mengelola dan memonitor pelaksanaan inspeksi dan pengukuran

jaringan untuk bahan perencanaan/ pemeliharaan/ pengoperasian

sarana pendistribusian tenaga listrik.

g. Mengelola dan memonitor aset jaringan distribusi.

h. Mengelola, memonitor, dan mengevaluasi data aset jaringan

distribusi (PDPJ) serta melakukan updating.

i. Menganalisa dan mengevaluasi kinerja pelaksanaan kegiatan

pengaturan operasional jaringan distribusi.

21
j. Mengkoordinir pelaksanaan Pekerjaan Dalam Keadaan

Bertegangan (PDKB).

k. Mengelola, memonitor, dan mengevaluasi pelaksanaan

pengukuran, pemeriksaan, dan pemeliharaan APP pelanggan besar

(daya > 200 KVA).

l. Mengelola, memonitor, dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan

peneraan, perakitan, dan pemeliharaan APP (termasuk APP).

m. Mengelola, memonitor, dan mengevaluasi susut distribusi.

n. Melaksanakan koordinasi dengan fungsi terkait dalam pelaksanaan

P2TL serta penyimpanan dokumen dan barang bukti

penyalahgunaan tenaga listrik.

o. Mengelola, memonitor, dan mengevaluasi pelayanan/

penanggulangan gangguan sistem distribusi tenaga listrik.

p. Mengelola, memonitor, mengevaluasi pengoperasian dan

pemeliharaan genset mobile serta pembangkit kecil (bila ada).

q. Mengelola, memonitor, dan mengevaluasi pemasangan,

pengukuran, pemeliharaan, trafo, kapasitor, dan proteksi distribusi.

r. Mengelola, memonitor, dan mengevaluasi penggunaan dan

pemeliharaan radio komunikasi serta call center.

s. Mengelola, memonitor, dan mengevaluasi PK / SPK / kontrak yang

berkaitan dengan bagian distribusi.

t. Mengelola, memonitor, dan mengevaluasi pembangunan jaringan

distribusi (termasuk program Listrik Pedesaan dan Hibah).

22
u. Melaksanakan koordinasi dengan unit terkait dalam rangka

pengembangan dan operasi sistem distribusi.

v. Melaksanakan pengelolaan tata usaha gudang sesuai ketentuan.

w. Membuat laporan rutin dan berkala sesuai dengan bidang tugasnya

x. Melaksanakan pembinaan terhadap UPJ sesuai dengan bidang

tugasnya.

y. Melaksanakan hubungan dengan mitra kerja, lembaga pemerintah,


swasta, tokoh masyarakat, serta mass media sesuai dengan bidang
tugasnya.

5. Asisten Manaer Perencanaan dan Administrasi


Tugas pokok Asman PA adalah bertanggung jawab atas

perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian penyelenggaraan kegiatan

bidang anggaran, keuangan, pengawasan pendapatan, dan akuntansi

sehingga memenuhi target pengedalian keuangan unit. Untuk

melaksanakan tugas pokoknya Asman PA memiliki fungsi:

a. Melaksanakan koordinasi, mensupervisi, serta bertanggung jawab

atas tersusunnya cashflow (laba / rugi dan neraca).

b. Melaksanakan koordinasi, evaluasi, dan memberikan persetujuan

atas pengajuan permintaan anggaran dari Asman terkait, agar

penggunaan anggaran dapat terkendali sesuai RKAP.

c. Memverifikasi dan memvalidasi terhadap kelengkapan bukti-bukti

pembayaran tentang kesesuaian persyaratan berkas tagihan serta

kelayakannya.

23
d. Memberikan persetujuan (sesuai batas kewenangan) atas

penerimaan dan pengeluaran dana imprest, berdasarkan bukti-bukti

yang sah.

e. Memvalidasi buku kas/harian bank.

f. Mengelola dan memonitor kas opname secara harian.

g. Mengelola, memonitor, dan mengevaluasi terhadap keamanan

penyimpanan surat berharga, fisik, uang di kantor APJ.

h. Mengelola, memonitor, dan mengevaluasi Credit Nota (CN)/Debet

Nota (DN) rekening bank Receipt dan Imprest.

i. Mengelola, memonitor, dan mengevaluasi arus kas keluar masuk

pada rekening Bank Receipt dan Imprest.

j. Melaksanakan rekonsiliasi dengan bank.

k. Mengelola, memonitor, dan mengevaluasi ketepatan dan kecepatan

penerimaan pendapatan.

l. Memonitor Daftar Pelunasan Harian (DPH) dan Saldo Piutang.

m. Mengendalikan piutang pelanggan.

n. Mengkoordinir penerimaan dan penyetoran Pajak Penerangan Jalan

o. Melaksanakan usaha-usaha penanggulangan atas penyimpangan

penerimaan pendapatan (dengan pihak eksternal) dengan

memberikan sanksi.

p. Mengelola, memonitor, dan mengevaluasi atas tersusunnya laporan

keuangan.

q. Merencanakan kebutuhan kas jangka pendek dan melaksanakan


pembayaran dengan giro/cheque.

24
2.8 Kegiatan Spesifik
Tegangan nominal batas variasi tegangan pada jaringan PLN telah

ditetapkan berdasarkan pembakuan PLN. Tegangan nominal yang digunakan pada

sistem transmisi yaitu 500 kV untuk tegangan ekstra tinggi dan 150 kV untuk

tegangan tinggi, pada sistem distribusi tegangan nominal dikelompokan ke dalam

dua bagian yaitu :

1. Sistem jaringan distribusi primer, disebut jaringan tegangan menengah (JTM)

menggunakan tegangan nominal sebesar 20 kV.

2. Sistem jaringan distribusi sekunder, disebut jaringan tegangan renda (JTR)

menggunakan tegangan nominal sebesar 400 V (besar tegangan adalah

tegangan phasa – phasa).

Sedangkan variasi tegangan di PLN diatur sebesar + 5% dan – 10% dari

tegangan pelayanan.

Dari setiap proses transaksi energi yang dilakukan mulai dari Pembangkit

hingga pelanggan perlu adanya alat ukur yang akurat untuk mengetahui jumlah

konsumsi energi listrik yang dikonsumi. Oleh karena itu diperlukan peralatan

listrik untuk mengukur jumlah konsumsi energi listrik yaitu KWH meter baik 1

phasa maupun 3 phasa.

KWH meter adalah alat pengukur energi listrik yang mengukur secara
langsung hasil kali tegangan, arus factor kerja, kali waktu tertentu yang bekerja
padanya pada jangka waktu tertentu (Jasa Pelatihan dan Pendidikan PT. PLN).

2.8.1. Ruang Lingkup Kamar Tera PT. PLN (Persero) Area Kudus

25
Kamar tera merupakan laboratorium tempat menguji dan menera instrument

ukur energi listrik dan perlengkapannya. Dalam kamar tera ada beberapa alat ukur

untuk menguji peralatan listrik sebelum digunakan apakah layak atau tidak.

Gambar 2.6 KWH meter Tester

Instrumentasi atau alat ukur digunakan untuk mengetahui hasil


perbandingan antara suatu besaran yang ingin diketahui dengan standar yang
dipakai. Dalam mengunakan alat ukur ketelitian itu sangat penting. Hasil
pengukuran tersebut ditentukan oleh dua hal, yaitu kondisi alat ukur dan juga
pemahaman yang dimiliki oleh operator instrument.

2.8.2. Spesifikasi KWH Meter 1 Phasa dan 3 Phasa


Kwh meter merupakan komponen elektronik yang digunakan untuk

melakukan pembacaan penggunaan daya pada rumah tangga ataupun industry

pelanggan. Daya yang digunakan oleh konsumen listrik juga akan tercatat oleh kwh

meter per satuan jam. Ada 2 jenis kwh meter berdasarkan daya penggunaannya yaitu:

a. KWH meter 1 Phasa

b. KWH meter 3 Phasa

26
KWH meter 1 Phasa KWH meter 3 Phasa (sumber: image google)
(sumber: image google) Gambar 2.7 jenis KWH Meter

Penggunaan kwh meter pada pelanggan disesuaikan dengan beban yang

digunakan pelanggan. Daya 1 phasa biasa digunakan oleh pelanggan rumah tangga,

sedangkan untuk daya 3 phasa biasa digunakan oleh pelanggan industry yang biasa

mengguakan beban 3 phasa.

Kontruksi dalam kwh meter sehingga bisa mengahsilkan perhitungan

jumlah daya yang dikonsumsi terdiri dari berbagai bagian. Adapun bagian-bagian

kwh meter adalah :


 Kumparan Tegangan

 Kumparan arus
 Elemen penggerak/piringan
 Rem magnit
 Register
 Name plat
 Terminal klemp

27
medan magnet pada KWH meter model fisik KWH meter

Gambar 2.8 Skematik Kwh Meter

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa medan magnet memutar

piringan alumunium. Arus litrik yang melalui kumparan arus mengalir sesuai

dengan perubahan arus terhadap waktu. Hal ini menimbulkan adanya mean di

permukaan kawat tembaga pada koil kumparan arus. Kumparan tegangan

membantu mengarahkan medan magnet agar menerpa permukaan alumunium

sehingga terjadi suatu gesekan antara piringan alumunium denga medan magnet

disekelilingnya. Dengan demikian piringan akar berputar dan kecepatan putar

dipengaruhi besar kecilnya arus listrik yang melalui kumparan arus.

28
Gambar 2.9 skema hubungan kumparan pada kwh meter

Kumparan arus terdiri dari :

a. Pada Kwh meter 1 phasa kumparan arus 1 set

b. Pada Kwh meter 3 phasa 3 kawat kumparan arus 2 set

c. Pada Kwh meter 3 phasa 4 kawat kumparan 3 set

Pada kumparan arus dilengkapi dengan kawat tahanan atau lempengan besi

yang berfungsi sebagai pengatur cosinus phi (factor kerja).

Kumparan tegangan terdiri dari :

a. Pada Kwh meter 1 phasa kumparan tegangan 1 set

b. Pada Kwh meter 3 phasa 3 kawat kumparan tegangan 2 set

c. Pada Kwh meter 3 phasa 4 kawat kumparan tegangan 3 set

Piringan

Piringan Kwh meter ditempatkan dengan dua buah bantalan (atas dan

bawah) yang digunakan agar piringan Kwh meter dapat berputar dengan

mendapat gesekan sekecil mungkin.

Rem Magnit

29
Rem magnit adalah komponen yang terbuat dari magnit permanen,

mempunyai satu pasang kutub (Utara dan selatan) yang gunanya untuk :

a. Mengatasi akibat adanya gaya berat dari piringan Kwh

meter.

b. Menghilang/meredam ayunan perputaran piringan serta alat

kalibrasi semua bats ukur.

Sebagai transmisi perputaran piringan, sehingga alat pencatat merasakan

adanya perputaran, untuk mencatat jumlah energi yang diukur oleh Kwh meter

tersebut dan mempunyai satuan, puluhan, ribuan dan puluhan ribuan.

Pada papan nama dari meter energi tercantum data sebagai berikut :

- Nama alat/merek pabrik

- Tipe atau jenis meter

- Cara pengawatan : satu phasa, 2

kawat Tiga phasa, 3 kawat

Tiga phasa, 4 kawat

- Tegangan

- Arus

- Frekuensi

- Konstanta meter

- Kelas

- Satuan energi listrik

30
Semakin berkembangnya teknologi di zaman sekarang juga dimanfaatkan oleh

PT. PLN dengan memperbaharui alat ukur penggunaan daya/KWH meter untuk

mengurangi loses energi listrik karena kemampuan alat ukur yang terbatas pada

mekanik. Terdapat dua tipe KWH meter yang banyak beredar di Indonesia, yaitu:

a. KWH meter Mekanik

b. KWH meter Digital

Tipe Mekanik adalah peralatan yang menghitung daya listrk dengan

menghitung putaran atau rotasi piringan alumunium di kwh meter. Sedangkan

untuk keh meter tipe digital adalah kwh meter yang menggunakan rangkaian

elektronik sebagai penghitungnya. Selain itu KWh meter juga dibedakan menjadi

dua dalam pembayarannya, yaitu:

a. KWH meter Prabayar

b. KWH meter Pascabayar

Proses pembayaran penggunaan listrik juga menjadi pertimbangan bagi PT.

PLN untuk menyediakan pilihan bagi pelanggan dalam menggunakan KWH meter

guna kemudahan pelayanan. Kwh meter pascabayar biasa digunakan untuk industri

besar dengan daya 3 phasa. Hal ini digunakan untuk mempermudah proses transaksi

dalam penggunaan energi listrik yang terpakai. Sedangkan untuk kwh meter prabayar

dibuat untuk pelanggan dengan daya kecil. KWh meter pasca bayar yang digunakan

di Indonesia adalah tipe digital. Selain untuk meningkatkan akurasi perhitungan daya

yang dikonsumsi, kwh meter digital juga berbasis prabayar untuk memaksimalkan

penggunaan pelanggan tanpa harus melakukan kegiatan P2PL

31
(inspeksi) untuk pelanggan yang melakukan pelanggaran termasuk proses

pembayaran yang telat.

Peningkatan kualitas dalam pelayanan selalu di upayakan oleh PT. PLN


untuk kegiatan jual beli energi listrik. Transakasi Energi merupakan bagian yang
menangani segala kegiatan jual beli energi listrik mulai dari pembangkit hingga
pelanggan.

2.8.3. Prinsip Kerja KWH Meter 1 Phasa dan 3 Phasa

Ada dua jenis kwh meter yang digunakan sebagai meter penghitung

energi listrik di Indonesia, yaitu Kwh meter mekanik dan Kwh meter digital. Kwh

meter mekanik merupakan kwh meter teknologi pertama yang digunakan oleh

PLN sebagai alat transaksi dalam menghitung jumlah energu yang digunakan.

Kwh meter mekanik bekerja dengan memanfaatkan induksi dan magnit untuk

memutarkan piringan yang akan menggerakkan register. Tipe ini bekerja

menghitung daya listrik dengan menghitung putaran atau rotasi piringan

alumunium di kwh meter. Koil pada kwh meter menghasilkan fluks yang searah

dengan arus dan tegangan. Dengan dipasanganya koil ini, maka pada piringan

alumunium ini akan timbul arus eddy yang dapat menghasilkan gaya putar pada

piringan alumunium identic dengan daya yang sedang digunakan. Piringan

tersebut kemudian akan menggerakan counter atau register sesuai dengan daya

yang digunakan.

32
Gambar 2.10 prinsip kerja KWH meter

Factor kerja daya masuk ditimbulkan oleh arus beban yang mengalir

melalui kumparan arus. Dan faktor kerja daya keluar oleh arus yang melalui

0
kumparan tegangan dan arus tersebut tertinggal 90 terhadap tegangannya.

Dengan demikian maka terhadap piringan logam terdapat momen gerak yang

berbanding lurus terhadap daya beban. Apabila oleh karena perngaruh momen

tersebut piringan piringan logam berputar dengan kecepatan n, maka sambil

berputar piringan piringan tersebut memotong garis-garis fluks magnetic (akibat

adanya magnit permanen) sehingga menyebabkan terjadinya arus-arus putar (arus

Foucault) didalam piringan logam yang berbanding lurung dengan kecepatan

putar, fakto kerja dan fluks magnetic. Sehingga didapat kecepatan piringan logam

adalah berbanding lurus dengan daya aktif, maka jumlah putaran piringan untuk

jangka waktu tertentu sebanding dengan energi yang diukur pada jangka waktu

tersebut. Kemudian untuk mendapat angkat hasil pengukuran dari piringan

tersebut harus ditransformasikan lagi kealat register atau counter.

33
Untuk Kwh meter jenis Digital adalah kwh meter yang menggunakan

rangkaian elektronika sebagai penghitungnya. Kwh meter digital merupakan suatu

alat pengukuran yang memiliki fungsi utama sama seperti kwh meter analog yaitu

mengukur jumlah pemakaian energi atau jumlah pemakaian daya dalam satuan

waktu. Jika pada kwh meter analog bekerja berdasarkan induksi, kwh meter

digital bekerja berdasarkan program yang dirancang pada mikrikoprosesor yang

terdapat didalam piranti kwh meter digital tersebut.

Tegangan dan arus yang diterima oleh kwh meter ini akan dibaca secara

terpisah. Tegangan yang masuk akan dibaca dan kemudian akan diteruskan ke

dalam suatu mikrokontroler. Arus yang dibaca juga akan diteruskan ke dalam

mikrokontroler. Di dalam mikrokontroler sudah di atur suatu program untuk

mengolah tegangan dan arus yang masuk menjadi suatu besaran. Besaran yang

dimaksud adalah daya aktif dan energi. Sehingga keh meter digital ini dapat

dibaca jumlah pemakaian energi terpakai.

Kelebihan kwh meter digital ini dibandingkan dengan keh meter analog

adalah kemampuan untuk membaca daya reaktif dan jumlah pemakaian daya

reaktif per satuan waktu (energi reaktif). Di dalam mikrokontroler ini juga

terdapat program untuk mengukur besaran tegangan (voltmeter),

arus(amperemeter), dan faktor daya (cos φ meter). Sehingga untuk pengukuran

menggunakan kwh meter digital, tidak perlu menggunakan piranti tambahan

untuk mengukur besaran-besaran tersebut.

Untuk memudahkan pengawasan penggunaan energi listrik oleh


pelanggan, PLN juga menggunakan teknologi kwh meter digital untuk mengamati
proses transaksi energi listrik yang berjalan. Dengan menambahkan fitur modem

34
yang terhubung oleh pusat kendali AMR segala aktifitas penggunaan energi listrik
dapat dipantau. Umumnya yang menerapkan kwh meter digital dengan AMR adalah
Kwh meter 3 phasa dengan daya besar seperti di industry dan instansi besar.

2.8.4. Pengujian KWH Meter 1 Phasa dan 3 Phasa


2.8.4.1. Kwh Meter Tester

Kwh Meter Tester merupakan seperangkat alat elektronik yang

digunakan untuk menguji kelayakan dari sebuah KWH Meter sebelum

digunakan baik satu fasa maupun tiga fasa. Pengujian Kwh meter dilakukan

untuk menyesuaikan kemampuan kerja dengan spesifikasi alat yang tertera

pada nameplat Kwh meter tersebut. Alat ini akan mesimulasikan Kwh meter

dalam keadaan berbeban untuk mengetahui keandaan Kwh meter sebelum

digunakan oleh PLN maupun konsumen. Terdapat dua bagian Kwh Meter

Tester yang digunakan yaitu, perangkat penyalur beban dan perangkat

pengamatan kinerja (monitoring area).

Gambar 2.11 Bagian penyalur beban pada Kwh Meter Tester

35
pada perangkat ini Kwh meter akan dipasang sesuai wiring

pemasangan baik 1 fasa maupun 3 fasa. Kemudian Kwh meter akan diberi

suber tegangan dan arus sebagai beban. Pada pemasangannya sensor yang

digunakan untuk membaca jumlah putaran dari piringan ditempatkan

didepan piringan pada Kwh meter. Sensor akan membaca pergerakan dari

garis hitam di pringan tersebut sebagai satu impuls. Kemudian hasil

pembacaan dari sensor sesuai dengan setting sumber yang dimasukan akan

dikirim menuju perangkat monitoring area.

Gambar 2.12 perangkat monitoring area Kwh Meter tester

Pada perangkat ini beban arus dan tegangan yang ingin dimasukan

dimasukan. Setting kondisi beban dimasukan sesuai dengan alat yang di uji.

Kemudian hasil pengujian dapat terlihat tingkat kesalahan dan batas

toleransi yang dihasilkan oleh Kwh meter yang sedang di uji. Ada beberapa

variable pengujian yang dimasukan seperti, faktor kerja, tegangan, arus, dan

impuls sesuai dengan kwh meter tersebut.

36
2.8.4.2. Membaca Name Plat Kwh Meter

Kwh meter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk menghitung

konsumsi daya setiap jam. Setiap Kwh meter memiliki karakteristik dan

kemampuan kerja yang berbeda sesuai dengan name plate yang tertera pada

Kwh meter. Name plate pada kwh meter menunjukan identitas dari alat ukur

tersebut.

Adapun spesifikasi yang tertera pada kWh meter yaitu :

- Nama alat / merek pabrik

- Tipe / jenis meter

- Cara pengawatan : satu fasa, 2 kawat

Tiga fasa, 3 kawat

Tiga fasa, 4 kawat

- Tegangan

- Arus

- Frekuensi

- Konstanta meter

- Kelas alat ukur

- Satuan energi listrik

37
Gambar 2.13 Name Plate Kwh Meter

Data yang tertera pada name plate dapat memberikan acuan sebelum

menggunakan Kwh meter. Hasil pengukuran akan disesuaikan dengan kelas

ukur yang tertera pada Kwh meter.

Menurut kecemartannya alat ukur dibedakan menjadi tiga golongan:

a. Alat ukur dengan tingkat ketelitian tinggi (presisi)

b. Alat ukur dengan tingkat ketelitian menengah

c. Alat ukur dengan tingkat ketelitian rendah

kelas Tingkat Ketelitian Penggunaan

0.1 Prisisi tinggi Laboratorium

0.2 Preisisi tinggi Laboratorium

0.5 Menengah Laboratorium

1.0 Menengah Industri

1.5 Menengah Industri

2.0 Menengah Industri

2.5 Menengah Industri

38
3.0 Rendah Untuk pengecekan

5.0 Rendah Untuk pengecekan

Table 2.2 Tingkat ketelitian alat ukur

2.8.4.3. Pengawatan Kwh Meter


Untuk mrnjalankan fungsinya sebagai alat ukur, Kwh meter

membutuhkan sumber tegangan dan arus agar dapat menghitung daya yang

yang mengalir. Dalam pengujian kelayakan alat ukur Kwh meter harus

mendapatkan daya agar dapat bekerja sesuai fungsinya.

Gambar 2.14 pengawatan daya pada Kwh Meter

Kwh meter tester memiliki 2 terminal masukan untuk kwh meter

yaitu terminal arus dan terminal tegangan. Sebelum melakukan pengujian

pada alat ukur pastikan sumber tegangan dan arus sudah terhubung dengan

Kwh meter tersebut. Hubungkan konektor pada daya masuk pada terminal

Kwh meter. Pastikan tegangan dan arus terhubung dengan sempurna pada

kwh meter sesuai dengan wiring pengawatan pada Kwh meter.

39
Gambar 2.15 Wirring Diagram Kwh 1 Fasa

2.8.4.4. Setting Input Pengujian


Dalam mengoperasikan suatu alat pengujian diperlukan beberapa

informasi seperti yang terdapat pada name plat alat ukur. Informasi data

tersebut akan digunakan untuk menyesuaikan kemampuan pengujian alat

ukur, seperti tegangan dan arus maksimal yang mampu di terima alat ukur

tersebut. Data yang tertera akan digunakan sebagai masukan dalam

pengujian alat ukur tersebut.

40
Gambar 2.16 input daya beban pada Kwh meter tester

Untuk melaksanakan pengujian pada Kwh meter ada beberapa

langkah yang harus diperhatikan yaitu :

1. Membaca name plat pada alat ukur tersebut sebelum melakukan

pengujian.

2. Melakukan pengawatan terminal sesuai dengan wiring diagram

pada alat ukur.

3. Memasukan nilai beban sesuai dengan kapasitas alat ukur

seperti tegangan, arus, dan impuls Kwh meter.

4. Arahkan selector arus masuk pada terminal yang dipilih pada

saat pengawatan Kwh meter.

5. Tekan tombol Cos Phi untuk mengetahui nilai penuh dan saat

nilai setengah.

41
6. Lakukan pengamatan hasil pengujian sesuai dengan kemampuan

alat ukur dan beban yang dimasukan.

Gambar 2.17 Tombol Fasa dan Cos Phi

2.8.4.5. Pembacaan Hasil Pengujian


Dalam pengujian suatu alat ukur ada beberapa variable pengukuran

yang harus diperhatikan saat membaca hasil pengukuran. Dalam melakukan

pembacaan tersebut harus menyesuaikan dengan nilai beban dan skala

pengujian pada alat ukur. Jumlah terminal yang digunakan dan tegangan

maupun arus yang dimasukan harus disesuaikan dengan nilai yang muncul

pada display pengukuran beban. Kwh meter tester akan menunjukan

kemampuan kerja dan dari mana daya masuk seperti yang diperlihatkan

pada gambar dibawah.

42
Gambar 2.18 Display kondisi arus dan tegangan

Pada gambar dapat dilihat nilai yang muncul menunjukan beban

masuk dalam keadaan penuh. Arus dan tegangan yang masuk melalui

jaringan S pada saluran 3 Fasa. Setelah melakukan pengamatan pada

beban masuk kemudian amati nilai yang muncul pada display hasil

pengujian toleransi pada alat ukur. Apakah hasil yang ditunjukan sesuai

dengan kelas alat ukur yang di uji atau tidak.

43
Gambar 2.19 Display Nilai Toleransi Alat Ukur

Dari hasil pengujian didapat nilai batas kesalahan/toleransi pada


alat ukur tersebut. Setelah memperoleh nilai pengujian pada beban
maksimal, kemudian ubah tombol nilai beban menjadi ½ untuk
mengetahui nilai toleransi pada kondisi tersebut. Semua nilai yang didapat
dari proses pengujian kemudian di tulis pada form pengujian alat ukur.
Dari data yang diperoleh tersebut digunakan sebagai bukti kelayakan alat
ukur. Hasil pengujian kemudian disesuaikan dengan kelas ukur pada Kwh
meter yang di uji agar dapat menentukan kelayak alat ukur sebelum
digunakan untuk pengukuran beban yang dikonsumsi.

2.8.5. Analisis Hasil Pekerjaan


Kilo Watt Hour Meter atau yang biasa dikenal dengan Kwh Meter

merupakan suatu alat ukur listrik yang berfungsi untuk menghitung jumlah energi

dalam satuan waktu. Dalam penggunaannya Kwh meter memiliki berbagai jenis

dan fungsinya yang disesuaikan dengan karakter beban yang digunakan. Dan untuk

44
memperoleh hasil pengukuran yang akurat maka diperlukan juga alat ukur yang

akurat. Untuk memastikan kehandalan dari Kwh Meter dalam mengukur daya

yang mengalir maka perlu dilakukan perngujian terlebih dahulu sebelum

digunakan oleh konsumen.

Dari penjelasan diatas berikut ini adalah hasil analisis penulis berkaitan

dengan Kwh Meter yang perlu diperhatikan.

1. Pembacaan Name Plat pada Kwh Meter

Sebelum melakukan pengujian pada suatu alat ukur perlu dilakukan

pembacaan name plat untuk memperoleh data yang karakteristik dari alat ukur

tersebut. Hal ini perlu dilakukan untuk semua alat ukur sebelum melakukan

pengujian untuk menghindari kesalahan dalam penggunaannya. Pada Kwh meter

terdapat beberapa informasi yang dapat digunakan untuk melakukan perngujian.

Adapun spesifikasi yang tertera pada name plat Kwh meter adalah :
 Nama alat / merek pabrik

 Tipe / jenis meter

 Cara pengawatan : satu fasa, 2 kawat


Tiga fasa, 3 kawat

Tiga fasa, 4 kawat


 Tegangan
 Arus
 Frekuensi
 Konstanta meter
 Kelas alat ukur

45
 Satuan energi listrik

Dari data yang diperoleh pada name plat kwh meter dapat digunakan untuk

mengoperaikan alat untuk pengujian. Tegangan dan arus yang digunakan dalam

pengujian juga disesuaikan dengan kemampuan Kwh meter seperti yang tertera

pada name plat. Dalam pengujiannya semua instrument akan disesuaikan dengan

spesifikasi dari alat ukur. Sehingga hasil pengujian akan disesuaikan dengan kelas

alat ukur pada Kwh meter untuk menentukan kelayakan alat ukur.

2. Pengawatan Kwh Meter

Dalam pengujian Kwh meter diperlukan sumber energy yang melaluinya agar

counter penghitung daya dapat berputar dan memberikan hasil perngukuran. Oleh

karena itu, alat ukur harus dirangkai sesuai dengan wiring diagram pada Kwh meter

untuk menghubungkan sumber tegangan dan sumber arus. Tegangan dan arus yang

mengalir tersebut akan menggerakan piringan pada kwh meter sehingga berputar.

Dalam penyambungannya Kwh meter harus benar-benar sesuai dengan wiring

diagram pada name plat alat ukur tersebut. Apabila dalam pemasanganya terbalik

antara fasa dan netral maka alat ukur tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.

3. Setting Input Pengujian

Dalam penerapannya ada beberapa tombol pada Kwh meter tester yang

digunakan untuk memberi nilai dalam pengujian kwh meter tersebut. Untuk

memberikan daya pada kwh meter sesuai dengan kemampuan alat ukur yang diuji

perlu dimasukan dari tombol dan selector yang terdapat pada instrument pengujian.

Dalam melakukan proses pengujian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

antara lain:

46
 Lakukan pembacaan pada name plat alat ukur yang akan diuji untuk
mengetahui kemampuan dan batas kerja dari alat ukur tersebut.

 Pastikan proses pengawatan pada terminal kwh meter sesuai dengan wiring
diagram dan tidak ada yang terbalik.

 Masukan nilai tegangan, arus dan impuls sesuai dengan batas kerja dari alat
tersebut. Berikan nilai impuls maksimal untuk mempercepat proses pembacaan.

 Pastikan nilai beban yang dimasukan sesuai dengan kemampuan dari alat ukur
dan mencakup seluruh variable pengujian.

Pada prinsipnya pengujian Kwh meter satu fasa maupun tiga sama saja baik untuk

yang mekanik maupun digital yaitu dengan membaca counter pada Kwh meter.

Untuk Kwh meter digital sensor akan membaca jumlah kedipan atau impul dan

untuk Kwh meter mekanik sensor pada saat pengujian akan membaca

rotasi dari piringan logam yang berputar. Pengujiannya pun sama dengan

memasukan nilai dan variable sesuai spesifikasi dari alat yang diuji untuk

menentukan kelayakan alat ukur sebelum digunakan.

4. Data Hasil Pengujian

DATA TEKNIS CONSTATA HASIL PENGUJIAN


ARUS TEGANGAN METER 100 % 100 % 100 %
(A) (V) PF = 1.0 PF = 0.5 PF = 0.8
5(10) 230 1000 -0.1 -0.1 -0.1
-0.3 -0.3 -0.3
-0.2 -0.0 -0.2
50 % 50 % 50 %
PF = 1.0 PF = 0.5 PF = 0.8
-0.1 -0.0 -0.1
-0.1 -0.0 -0.1
- 0.1 -0.1 -0.1
20 % 20 % 20 %
PF =1.0 PF = 0.5 PF = 0.8
-0.1 -0.0 -0.1

47
-0.1 -0.2 -0.1
-0.0 -0.0 -0.0
5% 5% 5%
PF = 1.0 PF = 0.5 PF =0.8
-0.2 -0.1 -0.2
Keterangan : Toleransi kesalahan 0.1 -0.2 -0.3 -0.2
-0.1 -0.0 -0.1
Tabel 2.3. Data hasil pengujian Kwh Meter

48
Bab III

Pelaksanaan Kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL)

3.1. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan

Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di PT. PLN (persero) Area Kudus selama 33 hari di

bagian Jaringan. Sebagai pusat pelayanan dan jaringan kegiatan PKL dilakukan dari mulai

menangani gangguan dengan sistem kendali Remote Control maupun turun langsung ke lapangan

dengan Tim PDKB. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan lebih banyak di lapangan sebagai tahap

pengenalan mekanisme dan teknisi pengaman jaringan distribusi.

No Hari / Tgl Kegiatan

1. Senin, 23/1/2017 Perkenalan PT.PLN (persero) Area Kudus

2. Selasa, 24/1/2017 Monitoring recloser di jepara

3. Rabu, 25/1/2017 Pengenalan bagian kerja Transaksi Energy

4. Kamis, 26/1/2017 Memasang treeguard oleh PDKB

5. Jumat, 27/1/2017 Pendalaman materi

6. Senin, 30/1/2017 Memasang jumper trafo 3 fasa

7. Selasa, 31/1/2017 Memasang jaringan baru

8. Rabu, 1/2/2017 Penambahan jaringan oleh PDKB

9. Kamis, 2/2/2017 Penambahan jaringan oleh PDKB

10. Jumat, 3/2/2017 Pengamatan kerja PDKB jumper di Jepara

11. Senin. 6/2/2017 Pemeriksaan dan pemeliharaan recloser LBS

12. Selasa, 7/2/2017 Pemeriksaan dan pemeliharaan recloser LBS

49
13. Rabu, 8/2/2017 Pemeriksaan dan pemeliharaan recolser LBS

14. Kamis, 9/2/2017 Perbaikan konduktor SUTM terurai / ngepral

15. Jumat, 10/2/2017 Belajar monitoring gangguan

16. Senin, 13/2/2017 Pendalaman materi dibagian PDKB

17. Selasa, 14/2/2017 Potong / jumper traping 3 fasa

18. Rabu, 15/2/2017 Hari libur nasional

19. Kamis, 16/2/2017 Jumper trafo 1 fasa

20. Jumat, 17/2/2017 Pendalaman materi dibagian PDKB

21. Senin, 20/2/2017 Pendalaman materi dan pembuatan laporan

22. Selasa, 21/2/2017 Pendalaman materi dan pembuatan laporan

23. Rabu, 22/2/2017 Pendalaman materi dan pembuatan laporan

24. Kamis, 23/2/2017 Pendalaman materi dan pembuatan laporan

25. Jumat, 24/2/2017 Penarikan PKL di PT. PLN (persero) Area


Kudus

Tabel 3.1 Jadwal kegiatan PKL

Adapun rincian kegiatan yang sudah dilaksanakan selama Pkl adalah sebagai

berikut :

Kegiatan Minggu Pertama

Pada awal kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PT. PLN (persero) Area Kudus

dimulai dengan perngenalan struktur kerja dan wilayah kerja Are kudus. Pada

dasarnya struktur kepemimpinan sama halnya untuk wilayah lain. Begitupun

bagian dalam organisasi dan proses kerja untuk setiap bagian yang dipertanggung

jawabkan. Selain mengenal profil perusahaan juga dikenalkan dengan dasar

50
pekerjaan di bagian Jaringan mulai dari wilayah kerja di kantor sampai perkerjaan

yang dilakukan dilapangan.

Gambar 3.1 Monitoring Recloser dan LBS

Pekerjaan jaringan dilapangan meliputi operasi PDKB (Pekerjaan Dalam

Keadaan Bertegangan) perawatan recloser dan LBS hingga seluruh kegiatan yang

terhubung dengan distribusi jaringan. Pada minggu pertama monitoring LBS

diajarkan untuk menghitung tegangan recloser dan kemampuan dalam bekerja

sesuai dengan setting trip yang diberikan operator. Dalam pekerjaan lapangan

semua kegiatan harus dilakukan dengan kerja tim dan saling membantu. Karena

suasana tim yang baru masih canggung dalam berkomunikasi menyebabkan

kecelakaan kerja saat membersihkan recloser akibat polaritas kendali yang

terbalik. Pentingnya menjaga kerja tim dan saling berkomunikasi sangat

diperlukan saat bekerja dilapangan maupun di kantor untuk dapat memaksimalkan

pekerjaan dan meminimalkan potensi kecelakaan.

Kegiatan Minggu Ke dua

51
Pada minggu kedua kegiatan mulai lebih sering dilakukan secara teknis di

lapangan mulai dari setting recloser LBS dan berbagai macam kegiatan PDKB.

Pada bagian ini kegiatan dilakukan dilapangan yang menangani jaringan distribusi

menengah (JTM). Jumper trafo dalam keadaan bertegangan dilakukan untuk

menghindari pemadaman jaringan untuk konsumen. Pekerjaan ini dilakukan

denga menggunakan berbagai alat yang bersifat isolator seperti plastik dan karet.

Berbagai kegiatan dalam keadaan bertegangan dikerjaan sesuai dengan

permintaan pelanggan. Seperi memasang pengaman pohon (Treeguard), jumper

trafo, menarik jaringan baru, dll. Semua pekerjaan jaringan dalam keadaan

bertegangan dilakuakan oleh tim Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB).

Kegiatan Minggu Ke tiga

Monitoring Recloser dan LBS menjadi agenda pada minggu ke tiga yang

dilakukan di wilayah yang sudah di tentukan sesuai dengan daerah kerja PLN

Area Kudus. Monitoring dilakukan secara berkala dalam satu tahun minimal satu

kali pengecekan alat. Pekerjaan ini ditujukan untuk menjaga kehandalan suatu

sistem pengaman pada jaringan. Sebagaimana fungsi recloser adalah

mengamankan jaringan distribusi dari gangguan arus lebih.

Recloser akan bekerja saat merasakan gangguan pada jaringan sesuai dengan

setting kendali yang telah dimasukan. Memeriksa kehandalan sistem apakah sesuai

dengan setting yang sudah dimasukan. Menjaga recloser agar dapat berkerja dengan

optimal sebagai pengaman jaringan. Hal ini dilakukan dengan mengecek tegangan

yang masuk, kondisi-kondisi yang sudah terjadi pada area jaringan tersebut dan

bagaimana alat tersebut bekerja. Kemudian hasil pengujian akan menjadi data yang

52
digunakan sebagai evaluasi kerja pengaman jaringan apakah alat tersebut bekerja

dengan baik atau tidak.

Kegiatan Minggu Ke empat

Pada minggu ke empat kegiatan dilakukan bersama tim PDKB dengan dengan

berbagai kegiatan jaringan. Seperti yang dilakukan pada minggu sebelumnya

pekerjaan dimulai dengan mencari lokasi yang telah ditentukan. Lokasi tersebut

adalah tiang penyangga jaringan distribusi yang menjadi daerah kerja tim PDKB.

Pekerjaan dimulai dengan melakukan pengamatan daerah kerja dan mempersiapkan

peralatan yang tersedia oleh truk PDKB. Semua peralatan yang diperlukan

dipersiapakan sebelum naik tiang distribusi oleh operator yang bertugas dibawah.

Gambar 3.2 Mempersiapkan alat kerja

Setelah semua peralatan disiapkan untuk menjalankan pekerjaan, maka

operator yang lain akan menaiki tiang dengan berbagai kelengkapan keselamatan

kerja yang harus digunakan. Keselamatan dan kesehatan kerja menjadi prioritas

utama dalam pekerjaan selain hasil kerja yang baik dan aman.

53
Gambar 3.3 Jumper trafo 3 fasa

Pekerjaan pemasangan jumper dilakukan oleh dua operator yang bekerja

secara tim tidak bisa individual. Dua operator akan bekerja saling membatu dan

mendukung pekerjaan satu sama lain untuk menjaga keselamatan operator karena

resiko kerja yang sangat tinggi.

Kegiatan Minggu Ke lima

Pada minggu terakhir kegiatan Praktik Kerja Lapangan dilakukan di kantor

untuk menyusun laporan dan memperbanyak referensi secara teori maupun

wawancara secara langsung. Pengumpulan informasi akan di bandingkan dengan

keadaan yang ditemui dilapangan apakah sesuai dengan teori yang bersangkutan.

Referensi yang digunakan adalah berbagai buku diktat maupun buku yang

bersangkutan dengan laporan yang dikerjakan.

54
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Setelah penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di PT. PLN (Persero)

Area Kudus bagian Jaringan, banyak hal baru yang penulis dapatkan dan sangat

bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan dibidang teknik

kelistrikan. Maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Recloser merupakan alat pengaman jaringan distribusi dari keadaan yang

tidak sesuai dengan ketetapan jaringan.

2. Recloser bekerja secara otomatis apabila variabel yang sudah ditentukan

terpenuhi, selain itu recloser dapat di kendalikan dari jarak jauh berbasis

remote control.

3. Load Break Switch (LBS) merupakan perangakat alat switching pada

jaringan distribusi tiga fasa. Untuk mengatur pembagian daya pada

penyulang saat kondisi tertentu dilakukan dengan mengatur LBS melalu

kendali diantor Operasi Jaringan. Hal ini di lakukan untuk mengalihkan

beban pada penyulang lain saat terjadi masalah pada jaringan.

4. Bagian Transaksi Energi dalam perusahaan bekerja menangani berbagai

macam transaksi energi yang berjalan mulai keluar GI sampai ke konsumen.

Termasuk menguji semua peralatan ukur yang berhubungan dengan

penggunaan daya.

55
5. KiloWatt Hour Meter (Kwh meter) merupakan alat ukur penggunaan daya

yang dikonsumsi. Sebelum digunakan alat ukur harus melalui pengujian

kelayakan yang dilakukan di bagian Transaksi Energi di ruang Tera.

Pengujian dilakukan sesuai dengan SOP pengujian alat ukur yang sudah

ditentukan.

6. Semua jenis Kwh meter sebelum digunakan untuk proses penghitung daya

harus melalui proses pengujian di ruang Tera. Dan kesalahan alat ukur

toleransi 0.1 dari kelas ukur.

4.2. Saran

Berdasarkan kegiatan PKL yang sudah dilaksanakan maka dapat diajukan

saran baik bagi pembaca maupun PT. PLN (persero) Area Kudus sebagai

perusahaan tempat menjalankan Praktik Kerja Lapangan terkait dengan pengujian

KWH Meter semua jenis guna untuk mengetahui kelayakan alat ukur sebelum

digunakan.

a) Peran PT. PLN (Persero) Area Kudus sangat perlu dipertahankan dan

dikembangkan. Khususnya berkaitan dengan pemeliharaan jaringan dan

sistem pengaman jaringan yang handal guna meningkatkan kualitas jaringan

distribusi dan mengurangi lossis energi listrik.

b) Perangkat pengujian alat ukur di bagian Transaksi Energi mulai dari

instalasi listrik atau penyedia daya, alat ukur, alat komunikasi, perangkat

pengolahan data dan perangkat kerja lainnya harus selalu diperlihara baik

dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

56
c) Bekerja dengan menggunakan Standar Operational Procedure (SOP) yang

telah ditetapkan dalam kegiatan apapun untuk keselamatan kerja dan hasil

kerja yang optimal di PT. PLN (Persero) Area Kudus.

57
DAFTAR PUSTAKA

PT. PLN DJTY APJ Kudus. 2010. Manual Pemasangan Dan Perawatan Kwh

Meter Elektronik. Jakarta. Mutitron Automa.

PT. Metindo Prima Daya. 2007. Pelatihan dan Supervisi Pengukuran dan

Pemakaian Elektronics Meter. Jakarta. Metindo Prima Daya.

PT. PLN (Persero) Unit Pendidikan dan Pelatihan Pandaan. 2007. Wiring dan

Pengujian APP Tegangan Rendah. Malang. Udiklat.

58
Lampiran

DOKUMENTASI KEGIATAN PKL

59
60
61
62
Surat Permohonan PKL

63
Surat Penerimaan Mahasiswa PKL

64
Surat Penerjunan Mahasiswa PKL

65
Surat Tugas pembimbing PKL

66
Surat Penarikan Mahasiswa PKL

67
Bukti Pendaftaran Kelompok PKL

68
Surat Keterangan PKL

69

Anda mungkin juga menyukai