Anda di halaman 1dari 16

SKENARIO

Buka Rahasia Medis Berakhir di Meja Hijau


Seorang wanita, dirawat disalah satu RS Jiwa selama dua minggu karena gangguan
kejiwaan yang cukup berat. Beberapa bulan setelah perawatan, suami wanita tersebut
yang kebetulan berprofesi dokter, menemui psikiater yang merawat istrinya. Atas dasar
pertimbangan bahwa sang suami merupaka teman sejawat, psikiater tersebut memberikan
keterangan yang sebenarnya dan bahkan ketika suami meminta salinan rekam medis
istrinya, maka dokter psikiater memberikannya dengan senang hati. Tiga bulan setelah
penyerahan salinan rekam medis, psikiater tersebut didatangi kuasa hukum sang istri
untuk menuntut secara pidana dan perdata. Pasalnya dokter psikiater memberikan salinan
atau membuka rahasia medis tanpa sepengetauan kliennya kepada suami. Salinan tersebut
digunakan suami menggugat cerai isterinya di pengadilan agama.

1
IDENTIFIKASI KATA-KATA SULIT

1. Psikiater : dokter yang ahli dalam penyakit jiwa

2. Rekam medis : catatan kesehatan serta riwayat penyakitnya

3. Meja hijau :pengadilan

4. Kuasa hukum : ahli hukum yang berwenang sebagai penasihat perkara dalam
pengadilan

5. Teman sejawat : teman satu profesi atau teman satu jabatan

6. Pidana : serangkaian kaidah hukum tertulis yang mengatur tentang perbuatan yang
dilarang dengan adanya sansi tertentu

7. Perdata : pidana atau hukum yang mengatur hak, harta benda, dan hubungan antara
orang dan orang salam satu negara

8. Rumah Sakit jiwa : rumah sakit yang menangani orang-orang yang kejiwaannya
terganggu

9. Perawatan : proses pelayanan yang dibutuhkab seseorang dalam kondisi tertentu

10. Salinan : dokumen yang sama persis dengan aslinya

11. Menggugat : mendakwa, mengadukan, menunjuk

12. Berprofesi : suatu keahlian yang dimiliki seseorang yang dijadikan pekerjaan

13. Klien : orang yang menerima hasil atau memperoleh layanan

14. Pengadilan agama : badan peradilan khusus untuk orang yang beragama islam yang
memeriksa & memutuskan perkara perdata tertentu sesuai UUD

15. Gangguan kejiwaan : gangguan yang berdampak pada mood, pola pikir, dan tingkah
laku

16. Rahasia Medis : segala sesuatu yang dianggap rahasia oleh pasien yang ada dalam
hubungan medis dokter- pasien baik yang diungkapkan secara langsung oleh pasien
maupun yang diketahui oleh dokter melalui pemeriksaan fisik dan penunjang.

( Kamus Besar Bahasa Indonesia )

2
BRAINSTORMING

1. Apakah dalam etika kedokteran seorang dokter diperbolehkan untuk memberi RM


(Rekam Medis) untuk teman sejawat ?
2. Haruskah kita sebagai dokter terbuka terhadap pasien atau keluarganya pasien ? Bila
ia dengan dasar dan batasan apa ?
3. Kenapa seorang dokter dibawa ke meja hijau, dan pasal berapa yang menjerat dokter
tersebut ?
4. Apa saja aturan untuk membuka rekam medis ?
5. Bagaimana pandangan islam mengenai RM ?
6. Lalu tindak hukum / pidana apa yang diterima dokter tersebut ?
7. Apa saja etiket dan etika seorang dokter dalam memberi komunikasi kepada pasien ?
8. Bagaimana sikap seorang dokter kepada keluarga pasien ketika memberikan atau
menerangkan RM ?
9. Apa saja hak yang dimiliki seorang pasien?
10. Bagaimankah seorang dokter menjalankan profesinya ?
11. Bagaimanakah gangguan kejiwaan ringan, sedang, berat ?
12. Apakah harus sepengetauan pasien untuk memberi tahu penyakit yang dideritanya
meskipun itu suaminya sendiri ?
13. Siapa saja yang memiliki hak untuk mengetauhi salinan RM ?
14. Apa peran kuasa hukum dalam menuntut kasus tersebut ?
15. Bagaimana hukum etika kedokteran di atur ?
16. Apa fungsi RM untuk dokter dan paseinnya ?
17. Bagaimana bisa salinan RM untuk menggugat cerai ?
18. Kenapa RM sangat penting ?
19. Apa saja KODEKI ( Kode Etik Kedokteran Indonesia ) ?
20. Apa perbedaan dari rahasia medis dan rekam medis?

3
HASIL BRAINSTORMING

1. Tidak boleh, karena melanggar pasal 12 yang diatur PB IDI


2. Tergantung kondisi dan keputusan pasien itu sendiri, jika kondisi pasien itu baik maka
pasien diperbolehkan menerima hasilnya, jika buruk dipertimbangkan ke keluarganya
3. Karena ada gugatan dari pasien (pidana) dan karena dokter melanggar kode etik
(perdata)
4. Disetujui pasien, pasien memiliki penyakit menular, kepentingan pasien, jadi bukti ke
meja hijau
5. Menurut agama islam, bahwa kita tidak boleh menyebarkan aib manusia sama halnya
dengan menjaga RM
6. Akan dipenjara, dikenakan denda, dan dicabut SIP
7. 5s = etiket, ikhlas dan adil = etika
8. Menjelaskan dengan SAJI
9. Mendapatkan pengobatan dan penanganan terbaik
10. Sesuai kode etik, 20 perilaku dokter muslim
11. Ringan = dapat diatasi tanpa intesif, Sedang = memerlukan pengobatan tanpa intensif,
Berat = memerlukan pengobatan secara intensif
12. Harus sepengetauan pasien
13. Pasien dan dokter saja
14. Mengadili perkara
15. Sesuai hukum yang berlaku dinegara itu sendiri
16. Sebagai acuan pengobatan rujukan pasien, sebagai riwayat penyakit pasien
17. Sebagai bukti dan alasan suami menggugat istri
18. Karena mengandung identitas kesehatan pasien yang bersifat rahasia
19. Merahasiakan RM, berlaku adil, etika kepada diri sendiri, pasien dan teman sejawat
20. Rekam medis berupa catatan / dokumen pasien mengenai hasil pemeriksaan dan
pengobatan serta riwayat penyakit pasien, sedangkan rahasia medis merupakan segala
sesuatu yang dianggap rahasia oleh pasien yang ada dalam hubungan medis dokter-
pasien baik yang diungkapkan secara langsung oleh pasien maupun yang diketahui
oleh dokter melalui pemeriksaan fisik dan penunjang.

4
HIPOTESIS
Seorang dokter memiliki pedoman dan dasar hukum yang diatur di dalam kode-ki dan
undang- undang didalam dasar hukum tersebut terdapat suatu aturan yang membahas
tentang RM (pasal 12) dan dalam pandangan islam , bahwa kita tidak boleh menyebarkan
aib manusia serta seorang dokter wajib menjaga amanah.

5
SASARAN BELAJAR

1. Mempelajari dan memahami rekam medis


1.1 Menjelaskan definisi rekam medis
1.2 Menjelaskan dasar hukum rekam medis
1.3 Menjelaskan hak dan batasan rekam medis
1.4 Menjelaskan tujuan rekam medis
1.5 Menjelasskan isi rekam medis
1.6 Menjelaskan kegunaan rekam medis

2. Mempelajari dan Memahami rahasia medis


2.1 Menjelaskan definisi rahasia medis
2.2 Menjelaskan batasan orang yang dapat mengetahui rahasia medis
2.3 Menjelaskan dasar hukum rahasia medis

3. Mempelajari dan Memahami pandangan islam mengenai rahasia medis


3.1 Menjelaskan ayat Al- Quran yang berkaitan dengan menjaga rahasia
medis
3.2 Menjelaskan hadist yang berkaitan dengan menjaga rahasia medis

6
HASIL SASARAN BELAJAR

L.1 Mempelajari dan memahami rekam medis


1.1 Menjelaskan definisi rekam medis

 Dalam PERMENKES ( Peraturan Menteri Kesehatan ) NO.749a / MENKES /


PER / XII / 1989 tentang RM, disebut pengertian RM adalah berkas yang
berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien,pemeriksaan, pengobatan,
tindakan, dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.

 PERMENKES NO.269 / MENKES / PER / III / 2008 berisi tentang pengertian


RM adalah berkas yang berisikan catatan & dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan & pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien.

 Ikatan Dokter Indonesia


Rekam medis adalah rekaman dalam bentuk tulisan/gambaran aktivitas
pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan kepada pasien.

( Buku Etika Kedokteran dan Kesehatan )

1.2 Menjelaskan dasar hukum rekam medis

Dalam UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran terdapat beberapa


ketentuan yang berhubungan dengan penyelenggaraan rekam medis, yaitu
tentang standar pelayanan, persetujuan tindakan kedokteran, rekam medis,
rahasia kedokteran dan kendali mutu dan kendali biaya. Sebagian besar
ketentuan hukum tersebut adalah ketentuan yang telah diterbitkan dalam
bentuk peraturan perundang-undangan diantaranya:

1. Pasal 44 ayat (1) menyatakan bahwa “dokter dan dokter gigi dalam
menyelenggarakan praktik kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan
kedokteran dan kedokteran gigi”.

2. Pasal 45 ayat (5) menyatakan bahwa “setiap tindakan kedokteran dan


kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan
persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan
persetujuan”

3. Pasal 46 ayat (1) menyatakan bahwa “setiap dokter atau dokter gigi dalam
menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis”.

7
4. Pasal 46 ayat (2) menyatakan bahwa “rekam medis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima
pelayanan kesehatan”

5. Penjelasan pasal 46 ayat (3) menyatakan bahwa : “yang dimaksud dengan


petugas adalah dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang
memberikan pelayanan langsung kepada pasien. Apabila dalam pencatatan
rekam medis menggunakan teknologi informasi elektronik, kewajiban
membubuhi tandatangan dapat diganti dengan menggunakan nomor identitas
pribadi (personal identification number)

6. Pasal 47 ayat (2) menyatakan bahwa “rekam medis sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau
dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan”.

7. Pasal 49 ayat (2) menyatakan bahwa “dalam rangka pelaksanaan kegiatan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diselenggarakan audit medis”,
dengan penjelasan bahwa “yang dimaksud dengan audit medis adalah upaya
evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan medis yang diberikan
kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya yang dilaksanakan oleh
profesi medis”.

8. Pasal 79 menyatakan bahwa “Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1


(satu) tahun atau denda paling banyak Rp 50.000.000.00 (lima puluh juta
rupiah) setiap dokter dan dokter gigi yang (b) dengan sengaja tidak membuat
rekam medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (1)”

1.3 Menjelaskan hak dan batasan pasien serta keluarga terhadap rekam
medis

Hak dan batasan pasien serta keluarga terhadap rekam medis diatur dalam:

1. Undang - Undang RI No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran

 Pasal 47
(1) Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46
merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan,
sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien.
(2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan
dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan
sarana pelayanan kesehatan.
(3) Ketentuan mengenai rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

 Pasal 52

Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran,


mempunyai hak:

8
a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3);
b. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;
c. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
d. Menolak tindakan medis; dan
e. Mendapatkan isi rekam medis.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis

 Pasal 12
(1)Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan.
(2)Isi rekam medis merupakan milik pasien.
(3)Isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam bentuk
ringkasan rekam medis.
(4)Ringkasan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
diberikan. dicatat, atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau
atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasren yang berhak untuk itu.

2. Buku Bioetik dan Hukum Kedokteran

 Pasien memiliki hak untuk mengakses informasi kesehatannya dan hak


untuk menentukan boleh atau tidaknya informasi kesehatannya diakses oleh
pihak lain, kecuali apabila peraturan undang-undang mengaturnya lain
 Apabila rekam medis di kiranya akan memperberatkan kondisi pasien,
dokter harus memberi informasi dengan hati-hati dan dilakukan secara
bertahap
 Pengungkap informasi kesehatan atau rekam medis pasien kepada
pihak lain hanya dapat dilakukan apabila:
1. Dengan persetujuan pasien, misalnya untuk kepentingan
asuransi kesehatan, perusahaan, dll. Pemberian informasi kesehatan
yang diberikan juga harus minimal tetapi harus relevan dengan apa
yang dibutuhkan serta cukup dalam menjawab pertanyaan
2. Untuk kepentingan pasien, misalnya pada waktu konsultasi
medis antara tenaga medis, terutama dalam hal pasien dalam
keadaan darurat dan tidak bisa memberikan informed consent

1.4 Menjelaskan Tujuan Rekam Medis


Menurut buku Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan Edisi 5:
1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga kesehatan lainnya
yang ikut ambil bagian dalam memberi pelayanan, pengobatan, dan perawatan
pasien. Ini merupakan sarana komunikasi yang efisien

9
2. Sebagai dasar untuk perencanaan pengobatan/ perawatan yang harus
diberikan kepada pasien. Segala intruksi kepada perawat atau komunikasi
sesame dokter ditulis agar rencana pengobatan dan perawatan dapat
dilaksanakan
3. Sebagai bukti tertulis atas segala pelayanan, perkembangan penyakit
dan pengobatan selama pasien berkunjung/ dirawat di rumah sakit. Jika suatu
waktu diperlukan buti bahwa pasien pernah dirawat atau jenis pelayanan yang
diberikan serta perkembangan penyakit selama dirawat, tentu data dari RM
dapat mengungkapkan dengan jelas
4. Sebagai dasar analisi, studi, evaluasi, terhadap mutu pelayanan yang
diberikan kepada pasien. Baik buruknya pelayanan yang diberikan tercermin
dari catatan yang ditulis atau data yang didapati dalam RM.
5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun
dokter dan tenaga kerja lainnya.
6. Menyediakan data – data khusus yang sangat berguna untuk keperluan
penelitian dan pendidikan
7. Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan
medik pasien.
8. Menjadi sumber ingatan yang harus di dokumentasikan, serta sebagai
bahan pertanggungjawaban dan laporan

1.5 Menjelaskan Isi Rekam Medis

Rekam medis terdiri dari catatan-catatan data pasien yang dilakukan dalam
pelayanan kesehatan. Catatan-catatan tersebut sangat penting untuk pelayanan
bagi pasien karena dengan data yang lengkap dapat memberikan informasi
dalam menentukan keputusan baik pengobatan, penanganan, tindakan medis
dan lainnya. Dokter atau dokter gigi diwajibkan membuat rekam medis sesuai
aturan yang berlaku.

Isi rekam medis menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008


diatur dalam:

 Pasal 3

1. Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan
kesehatan sekurang-kurangnya memuat:

a. identitas pasien;
b. tanggal dan waktu;
c. hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat
penyakit;
d. hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
e. diagnosis;

10
f. rencana penatalaksanaan;
g. pengobatan dan/atau tindakan;
h. pelayanan lainyang telah diberikan kepada pasien;
i. untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik; dan
j. persetujuan tindakan bila diperlukan.

2. Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari
sekurang-kurangnya memuat:

a. identitas pasien;
b. tanggal dan waktu;
c. hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat
penyakit;
d. hasil pemerisaan fisik dan penunjang medik;
e. diagnosis:
f. rencana penatalaksanaan;
g. pengobatan dan/atau tindakan;
h. persetujuan tindakan bila diperlukan;
i. catatan observasi klinis dan hasil pengobatan.
j. ringkasan pulang (discharge summary);
k. nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehalan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan;
l. pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu; dan
m. untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik.

3. Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat sekurang-kurangnya


memuat:

a. identitas pasien;
b. kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan;
c. identitas pengantar pasien;
d. tanggal dan waktu;
e. hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat
penyakit;
f. hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
g. diagnosis;
h. pengobatan dan/atau tindakan;
i. ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat
darurat dan rencana tindak lanjut;
j. nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan;
k. sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan
ke sarana pelayanan kesehatan lain; dan
l. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

4. Isi rekam medis pasien dalam keadaan bencana, selain memenuhi


ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditambah denqan:

a. jenis bencana dan lokasi di mana pasien ditemukan;


b. kategori kegawatan dan nomor pasien bencana masal; dan

11
c. identitas yang menemukan pasien;

5. Isi rekam medis untuk pelayanan dokter spesialis atau dokter gigi
spesialis dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.

6. Pelayanan yang diberikan dalam ambulans atau pengobatan masal


dicatat dalam rekam medis sesuai ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (3)
dan disimpan pada sarana pelayanan kesehatan yang merawatnya

Pasal 4 :
1. Ringkasan pulang sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (2) harus
dibuat o!eh dokter atau dokter gigi yang melakukan perawatan pasien.
2. Isi ringkasan pulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-
kurangnya memuat:
3.
a. identitas pasien
b. diagnosis masuk dan indikasi pasien dirawat
c. ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir,
pengobatan, dan tindak lanjut, dan
d. nama dan tanda tangan dokter atau dokter gigi yang memberikan pelayanan
kesehatan.

1.6 Menjelaskan kegunaan rekam medis


Jika ditelusuri lebih jauh, RM mempunyai aspek hukum, kedisiplinan dan etik
petugas kesehtan, kerahasiaan, keuangan, mutu serta manajemen rumah sakit
dan audit medik.
Secara umum kegunaan RM adalah :
1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang
ikut ambil bagian dalam memberi pelayanan, pengobatan, dan perawatan
pasien.

2.Sebagai dasar untuk perencanaan pengobatan/perawatan yang harus


diberikan kepada pasien.

3.Sebagai bukti tertulis tertulis atas segala pelayanan, perkembangan penyakit


dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat di rumah sakit.

4.Sabagai dasar analisis, studi, evaluasi terhadap mutu pelayanan yang


diberikan kepada pasien.

5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter


dan tenaga kesehatan lainnya.

6. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan


penelitian dan pendidikan.

12
7. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik
pasien.

8. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta bahan sebagai


bahan pertanggungjawaban dan laporan.

Untuk memudahkan mengingat, kalangan RM memendekkannya dalam


CIALFREDS yang berarti mempunyai nilai: Communication, Information,
Administration, Legal, Financial, Research, Education, Documentation, dan
Statistics.

L 2. Mempelajari dan memahami rahasia medis


2.1 Menjelaskan definisi rahasia medis
Menurut Permenkes No. 10 Tahun 1966 Pasal 1, rahasia medis atau rahasia
kedokteran adalah segala sesuatu yang diketahui tenaga kesehatan, mahasiswa
kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan, pengobatan,
perawatan orang lain yang ditetapkan menteri kesehatan pada waktu atau
selama melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.

2.2 Menjelaskan batasan orang yang dapat mengetahui rahasia medis

Untuk menjaga rahasia antara pasien dan dokter maka terdapat pengaturan
mengenai rahasia kedokteran. Dalam Pasal 16 Kode Etik Kedokteran
Indonesia, disebutkan bahwa:

“Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang


seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.”

Menurut Penjelasan Pasal 12 Kode Etik Kedokteran, cakupan pasal ini adalah:

(1) Seorang dokter wajib merahasiakan apa yang dia ketahui tentang pasien yang
ia peroleh dari diri pasien tersebut dari suatu hubungan dokter-pasien sesuai
ketentuan perundang-undangan.

(2) Seorang dokter tidak boleh memberikan pernyataaan tentang diagnosis


dan/atau pengobatan yang terkait diagnosis pasien kepada pihak ketiga atau
kepada masyarakat luas tanpa persetujuan pasien.

(3) Seorang dokter tidak boleh menggunakan rahasia pasiennya untuk merugikan
pasien, keluarga atau kerabat dekatnya dengan membukanya kepada pihak
ketiga atau yang tidak berkaitan.

13
(4)Dalam hal terdapat dilema moral atau etis akan dibuka atau dipertahankannya
rahasia pasien, setiap dokter wajib berkonsultasi dengan mitra bestari dan/atau
organisasi profesinya terhadap pilihan keputusan etis yang akan diambilnya.

Penjelasan dari cakupan pasal ini: Misalnya dalam penafsiran "kepentingan


umum" yang harus juga dilindungi. Dokter atau Organisasi profesi yang
diminta nasehat wajib melakukan hal terbaik untuk mencari pemecahan atas
permasalahan yang dihadapi.

(5) Setiap dokter wajib hati-hati dan mempertimbangkan implikasi sosial-


ekonomi-budaya dan legal terkait dengan pembukaan rahasia pasiennya yang
diduga/mengalami gangguan jiwa, penyakit infeksi menular seksual dan
penyakit lain yang menimbulkan stigmatisasi masyarakat

(6) Setiap dokter pemeriksa kesehatan untuk kepentingan hukum dan


kemasyarakatan wajib menyampaikan hasil pemeriksaaan kepada pihak
berwewenang yang memintanya secara tertulis sesuai ketentuan perundang-
undangan.

(7) Seorang dokter dapat membuka rahasia medis seorang pasien untuk
kepentingan pengobatan pasien tersebut, perintah undang-undang, permintaan
pengadilan, untuk melindungi keselamatan dan kehidupan masyarakat setelah
berkonsultasi dengan organisasi profesi, sepengetahuan/ijin pasien dan dalam
dugaan perkara hukum pihak pasien telah secara sukarela menjelaskan sendiri
diagnosis/pengobatan penyakitnya di media massa/elektronik/internet.

(8) Seorang dokter wajib menyadari bahwa membuka rahasia jabatan dokter dapat
membawa konsekuensi etik, disiplin dan hukum.

Baik UU kesehatan maupun UU praktik kedoktereran juga mewajiban tenaga


kesehatan untuk menyimpan rahasia kedokteran. Selanjutnya UU praktik
kedokteran memberikan peluang pengungkapan informasi kesehatan secara
terbatas, yaitu dalam pasal 48 ayat (2)

 untuk kepentingan pasien


 untuk memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakkan hukum
 permintaan pasien itu sendiri
 berdasarkan ketentuan undang undang

2.3 Menjelaskan dasar hukum rahasia medis

Dasar hukum rahasia medis dimuat dalam peraturan perundang-undangan


antara lain:

1. Pasal 57 UU No.36/ 2009 tentang Kesehatan mengatakan bahwa setiap orang


berhak atas kondisi kesehatan pribadinya yang telah dikemukakan kepada
penyelenggara pelayanan kesehatan

14
2. Pasal 48 UU No. 29/2004 tentang Praktek kedokteran mengatakan bahwa
setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktek kedokterannya
wajib menyimpan rahasia kedokteran
3. Pasal 32 (i) UU No,44 Tentang Rumah Sakit mengatakan bahwa hak pasien
untuk mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya.
4. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia
kedokteran, dinyatakan bahwa Menteri Kesehatan dapat melakukan tindakan
administrative berdasarkan pasal 111 Undang-undang Tentang Kesehatan jika
tidak dapat dipidanakan menurut KUHP.
5. Pasal 322 KUHP yang berbunyi:

(1) “Barang siapa dengan sengaja membuka sesuatu rahasia yang ia wajib
menyimpannya oleh karena jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang
maupun yang dulu, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya
Sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya enam ratus rupiah.”
(2) “Jika kejahatan ini dilakukan terhadap seseorang yang tertentu, ia hanya
dituntu atas pengaduan orang itu.”

6. Pasal 1365 KUH Perdata yang berbunyi:


“Barang siapa yang berbuat salah sehingga seorang lain menderita kerugian,
berwajib mengganti kerugian itu.”
7. Pasal 48 Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pada
Paragraf 4 mengenai Rahasia Kedokteran, dinyatakan bahwa “setiap dokter
dan dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan
rahasia kedokteran. Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan
kesehatan pasien, memenuhi permintaan pasien sendiri atau berdasarkan
ketentuan perundang-undangan.”

L.3 Pandangan Islam Mengenai Rahasia Medis

3.1 Menjelaskan Al- Quran yang berkaitan dengan rahasia medis

 QS. Al- Mu’minun Ayat 8 – 11

ِ ‫س ُه ْم فيها خا ِل ُدونَ َ أُولئِكَ ُه ُم ا ْل‬


‫وارثُونَ ََو الَّذينَ ُه ْم عَلى‬ َ ‫ظونَ َ َو الَّذينَ ُه ْم ٱلَّذينَ يَ ِرثُونَ ا ْل ِف ْرد َْو‬ ُ ِ‫ص َلواتِ ِه ْم يُحاف‬
َ
َ‫عون‬ُ ‫ع ْه ِد ِه ْم را‬َ ‫َ ِِلَماناتِ ِه ْم َو‬

“Dan orang-orang yang menjaga dengan baik terhadap amanat dan janjinya. Dan orang-
orang yang memelihara dan menjaga semua waktu sembahyangnya. Mereka itulah yang
akan mewarisi. Yang akan mewarisi syurga Firdaus dan di sanalah mereka mencapai khulud
(kekal) selamalamanya.”

 QS . Al- Anfal Ayat 27

15
‫خ و ن ُ وا َل آ َم ن ُ وا ا ل َّ ِذ ي َن أ َي ُّ هَ ا ي َ ا‬ ُ َ ‫ت َ ع ْ ل َ ُم و َن َو أ َن ْ ت ُ ْم أ َ َم ا ن َ ا ت ِ ك ُ ْم َو ت‬
َّ َ‫خ و ن ُ وا َو ال َّر س ُ و ل‬
ُ َ ‫ّللا َ ت‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan
kepadamu, sedang kamu mengetahui.”

 QS. Al- Isra’ ayat 34

َ ِ‫ك َا َن ا ل ْ ع َ هْ دَ إ ِ َّن ۖ ب ِ ا ل ْ ع َ ْه ِد َو أ َ ْو ف ُ وا ۚ أ َ ش ُ دَّ ه ُ ي َ ب ْ ل ُ َغ َح ت َّ ى أ َ ْح س َ ُن ه‬


‫ي ب ِ ا ل َّ ت ِ ي إ ِ َّل ا ل ْ ي َ ت ِ ي ِم َم ا لَ ت َ ق ْ َر ب ُ وا َو َل‬
ً ‫َم سْ ئ‬
‫ُول‬
“Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik
(bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta
pertanggungan jawabnya.”

 QS. An-Nur ayat 19


ُ ْ‫َخ ي ْر ذ َ ل ِ ك ُ مْ ۚ أ َ هْ ل ِ هَ ا ع َ ل َ ى َو ت ُس َ ل ِ مُ وا ت َ سْ ت َأ ْن ِ س ُ وا َح ت َّى ب ُ ي ُ و ت ِ ك ُ مْ غ َ ي ْ َر ب ُ ي ُ و ت ًا ت َد‬
‫خ ل ُ وا َل آ َم ن ُ وا ا ل َّ ِذ ي َن أ َي ُّ هَ ا ي َ ا‬
ْ‫ت َذ َ ك َّ ُر و َن ل َ ع َ ل َّ ك ُ مْ ل َ ك ُ م‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu
sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik
bagimu, agar kamu (selalu) ingat.”

3.2 Menjelaskan hadist yang berkaitan dengan rahasia medis

“Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki amanah dan tidak ada agama
bagi orang yang tidak menepati janji.” (HR Ahmad dan Al-Bazaar)

“Tunaikan amanat terhadap orang yang mempercayakan kepadamu dan


janganlah kamu mengkhianati orang yang mempercayaimu.”(HR Tirmidzi
dan Abu Daud)

“Tidaklah seorang hamba menutupi (aib) seorang hamba (yang lain) di dunia
melaikan Allah akan menutupi (aib)nya di hari kiamat” (HR Abu Humairah)

“Majelis-majelis itu harus menjaga amanat kecuali dalam 3 hal:pertumpahan


darah yang haram,kemauan yang diharamkan,dan perampasan tanpa hak.”
(HR Abu Daud)

( Buku Islam Untuk Disiplin Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan )

16

Anda mungkin juga menyukai