1
IDENTIFIKASI KATA-KATA SULIT
4. Kuasa hukum : ahli hukum yang berwenang sebagai penasihat perkara dalam
pengadilan
6. Pidana : serangkaian kaidah hukum tertulis yang mengatur tentang perbuatan yang
dilarang dengan adanya sansi tertentu
7. Perdata : pidana atau hukum yang mengatur hak, harta benda, dan hubungan antara
orang dan orang salam satu negara
8. Rumah Sakit jiwa : rumah sakit yang menangani orang-orang yang kejiwaannya
terganggu
12. Berprofesi : suatu keahlian yang dimiliki seseorang yang dijadikan pekerjaan
14. Pengadilan agama : badan peradilan khusus untuk orang yang beragama islam yang
memeriksa & memutuskan perkara perdata tertentu sesuai UUD
15. Gangguan kejiwaan : gangguan yang berdampak pada mood, pola pikir, dan tingkah
laku
16. Rahasia Medis : segala sesuatu yang dianggap rahasia oleh pasien yang ada dalam
hubungan medis dokter- pasien baik yang diungkapkan secara langsung oleh pasien
maupun yang diketahui oleh dokter melalui pemeriksaan fisik dan penunjang.
2
BRAINSTORMING
3
HASIL BRAINSTORMING
4
HIPOTESIS
Seorang dokter memiliki pedoman dan dasar hukum yang diatur di dalam kode-ki dan
undang- undang didalam dasar hukum tersebut terdapat suatu aturan yang membahas
tentang RM (pasal 12) dan dalam pandangan islam , bahwa kita tidak boleh menyebarkan
aib manusia serta seorang dokter wajib menjaga amanah.
5
SASARAN BELAJAR
6
HASIL SASARAN BELAJAR
1. Pasal 44 ayat (1) menyatakan bahwa “dokter dan dokter gigi dalam
menyelenggarakan praktik kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan
kedokteran dan kedokteran gigi”.
3. Pasal 46 ayat (1) menyatakan bahwa “setiap dokter atau dokter gigi dalam
menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis”.
7
4. Pasal 46 ayat (2) menyatakan bahwa “rekam medis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima
pelayanan kesehatan”
1.3 Menjelaskan hak dan batasan pasien serta keluarga terhadap rekam
medis
Hak dan batasan pasien serta keluarga terhadap rekam medis diatur dalam:
Pasal 47
(1) Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46
merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan,
sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien.
(2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan
dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan
sarana pelayanan kesehatan.
(3) Ketentuan mengenai rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 52
8
a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3);
b. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;
c. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
d. Menolak tindakan medis; dan
e. Mendapatkan isi rekam medis.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis
Pasal 12
(1)Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan.
(2)Isi rekam medis merupakan milik pasien.
(3)Isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam bentuk
ringkasan rekam medis.
(4)Ringkasan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
diberikan. dicatat, atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau
atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasren yang berhak untuk itu.
9
2. Sebagai dasar untuk perencanaan pengobatan/ perawatan yang harus
diberikan kepada pasien. Segala intruksi kepada perawat atau komunikasi
sesame dokter ditulis agar rencana pengobatan dan perawatan dapat
dilaksanakan
3. Sebagai bukti tertulis atas segala pelayanan, perkembangan penyakit
dan pengobatan selama pasien berkunjung/ dirawat di rumah sakit. Jika suatu
waktu diperlukan buti bahwa pasien pernah dirawat atau jenis pelayanan yang
diberikan serta perkembangan penyakit selama dirawat, tentu data dari RM
dapat mengungkapkan dengan jelas
4. Sebagai dasar analisi, studi, evaluasi, terhadap mutu pelayanan yang
diberikan kepada pasien. Baik buruknya pelayanan yang diberikan tercermin
dari catatan yang ditulis atau data yang didapati dalam RM.
5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun
dokter dan tenaga kerja lainnya.
6. Menyediakan data – data khusus yang sangat berguna untuk keperluan
penelitian dan pendidikan
7. Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan
medik pasien.
8. Menjadi sumber ingatan yang harus di dokumentasikan, serta sebagai
bahan pertanggungjawaban dan laporan
Rekam medis terdiri dari catatan-catatan data pasien yang dilakukan dalam
pelayanan kesehatan. Catatan-catatan tersebut sangat penting untuk pelayanan
bagi pasien karena dengan data yang lengkap dapat memberikan informasi
dalam menentukan keputusan baik pengobatan, penanganan, tindakan medis
dan lainnya. Dokter atau dokter gigi diwajibkan membuat rekam medis sesuai
aturan yang berlaku.
Pasal 3
1. Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan
kesehatan sekurang-kurangnya memuat:
a. identitas pasien;
b. tanggal dan waktu;
c. hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat
penyakit;
d. hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
e. diagnosis;
10
f. rencana penatalaksanaan;
g. pengobatan dan/atau tindakan;
h. pelayanan lainyang telah diberikan kepada pasien;
i. untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik; dan
j. persetujuan tindakan bila diperlukan.
2. Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari
sekurang-kurangnya memuat:
a. identitas pasien;
b. tanggal dan waktu;
c. hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat
penyakit;
d. hasil pemerisaan fisik dan penunjang medik;
e. diagnosis:
f. rencana penatalaksanaan;
g. pengobatan dan/atau tindakan;
h. persetujuan tindakan bila diperlukan;
i. catatan observasi klinis dan hasil pengobatan.
j. ringkasan pulang (discharge summary);
k. nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehalan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan;
l. pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu; dan
m. untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik.
a. identitas pasien;
b. kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan;
c. identitas pengantar pasien;
d. tanggal dan waktu;
e. hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat
penyakit;
f. hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
g. diagnosis;
h. pengobatan dan/atau tindakan;
i. ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat
darurat dan rencana tindak lanjut;
j. nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan;
k. sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan
ke sarana pelayanan kesehatan lain; dan
l. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
11
c. identitas yang menemukan pasien;
5. Isi rekam medis untuk pelayanan dokter spesialis atau dokter gigi
spesialis dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
Pasal 4 :
1. Ringkasan pulang sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (2) harus
dibuat o!eh dokter atau dokter gigi yang melakukan perawatan pasien.
2. Isi ringkasan pulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-
kurangnya memuat:
3.
a. identitas pasien
b. diagnosis masuk dan indikasi pasien dirawat
c. ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir,
pengobatan, dan tindak lanjut, dan
d. nama dan tanda tangan dokter atau dokter gigi yang memberikan pelayanan
kesehatan.
12
7. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik
pasien.
Untuk menjaga rahasia antara pasien dan dokter maka terdapat pengaturan
mengenai rahasia kedokteran. Dalam Pasal 16 Kode Etik Kedokteran
Indonesia, disebutkan bahwa:
Menurut Penjelasan Pasal 12 Kode Etik Kedokteran, cakupan pasal ini adalah:
(1) Seorang dokter wajib merahasiakan apa yang dia ketahui tentang pasien yang
ia peroleh dari diri pasien tersebut dari suatu hubungan dokter-pasien sesuai
ketentuan perundang-undangan.
(3) Seorang dokter tidak boleh menggunakan rahasia pasiennya untuk merugikan
pasien, keluarga atau kerabat dekatnya dengan membukanya kepada pihak
ketiga atau yang tidak berkaitan.
13
(4)Dalam hal terdapat dilema moral atau etis akan dibuka atau dipertahankannya
rahasia pasien, setiap dokter wajib berkonsultasi dengan mitra bestari dan/atau
organisasi profesinya terhadap pilihan keputusan etis yang akan diambilnya.
(7) Seorang dokter dapat membuka rahasia medis seorang pasien untuk
kepentingan pengobatan pasien tersebut, perintah undang-undang, permintaan
pengadilan, untuk melindungi keselamatan dan kehidupan masyarakat setelah
berkonsultasi dengan organisasi profesi, sepengetahuan/ijin pasien dan dalam
dugaan perkara hukum pihak pasien telah secara sukarela menjelaskan sendiri
diagnosis/pengobatan penyakitnya di media massa/elektronik/internet.
(8) Seorang dokter wajib menyadari bahwa membuka rahasia jabatan dokter dapat
membawa konsekuensi etik, disiplin dan hukum.
14
2. Pasal 48 UU No. 29/2004 tentang Praktek kedokteran mengatakan bahwa
setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktek kedokterannya
wajib menyimpan rahasia kedokteran
3. Pasal 32 (i) UU No,44 Tentang Rumah Sakit mengatakan bahwa hak pasien
untuk mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya.
4. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia
kedokteran, dinyatakan bahwa Menteri Kesehatan dapat melakukan tindakan
administrative berdasarkan pasal 111 Undang-undang Tentang Kesehatan jika
tidak dapat dipidanakan menurut KUHP.
5. Pasal 322 KUHP yang berbunyi:
(1) “Barang siapa dengan sengaja membuka sesuatu rahasia yang ia wajib
menyimpannya oleh karena jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang
maupun yang dulu, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya
Sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya enam ratus rupiah.”
(2) “Jika kejahatan ini dilakukan terhadap seseorang yang tertentu, ia hanya
dituntu atas pengaduan orang itu.”
“Dan orang-orang yang menjaga dengan baik terhadap amanat dan janjinya. Dan orang-
orang yang memelihara dan menjaga semua waktu sembahyangnya. Mereka itulah yang
akan mewarisi. Yang akan mewarisi syurga Firdaus dan di sanalah mereka mencapai khulud
(kekal) selamalamanya.”
15
خ و ن ُ وا َل آ َم ن ُ وا ا ل َّ ِذ ي َن أ َي ُّ هَ ا ي َ ا ُ َ ت َ ع ْ ل َ ُم و َن َو أ َن ْ ت ُ ْم أ َ َم ا ن َ ا ت ِ ك ُ ْم َو ت
َّ َخ و ن ُ وا َو ال َّر س ُ و ل
ُ َ ّللا َ ت
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan
kepadamu, sedang kamu mengetahui.”
“Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki amanah dan tidak ada agama
bagi orang yang tidak menepati janji.” (HR Ahmad dan Al-Bazaar)
“Tidaklah seorang hamba menutupi (aib) seorang hamba (yang lain) di dunia
melaikan Allah akan menutupi (aib)nya di hari kiamat” (HR Abu Humairah)
16