C. Bagian-Bagian Benih
Berdaging, Misalnya :
Lembaga
- Yaitu bakal tanaman yang akan tumbuh menjadi tanaman baru.
- Terdiri dari akar lembaga, keping biji dan pucuk lembaga, misalnya : Biji kacang dan Biji
jeruk
Putih Lembaga
- Yaitu jaringan yang berisi cadangan makanan bagi lembaga.
4. Lembaga (Embryo)
Akar lembaga (radicula): Akar yang muncul pada keping biji, yang nantinya akan
tmbuh menjadi akar tunggang (dikotil) maupun serabut(monokotil).
Keping biji (cotyledone) : biji berkeping tunggal (monokotil), berkeping ganda/
dua (dikotil), biji berkeping banyak/ lebih dari dua (gymnospermae).
Pucuk lembaga (plumula) : Bakal batang dengan satu atau dua daun yang muncul
pada cotyledone.
Bakal biji
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bakal biji adalah struktur pada tumbuhan berbiji yang melindungi dan menjadi tempat
bersemayamnya sel telur (ovum). Bakal biji ini akan berkembang menjadi biji setelah dibuahi.
Bakal biji akan terlihat langsung ("telanjang") pada kelompok tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae/Pinophyta) dan terbungkus oleh bakal buah (ovarium) pada kelompok
tumbuhan berbunga (Anthophyta).
Anatomi
Terdapat tiga bagian pokok yang dimiliki bakal biji yang telah selesai berkembang
(dewasa/masak), yaitu selubung (integumentum), nuselus' (nucellus) atau megasporangium,
dan megagametofit. Megagametofit adalah perkembangan lanjutan dari megaspora. Pada
tumbuhan berbunga (tumbuhan berbiji tertutup), megagametofit membentuk struktur yang
dikenal sebagai kantung embrio (Ing. embryo sac).
Artikel bertopik botani ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
dengan mengembangkannya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
dalam diri organisme yang hidup. Pada dasarnya dalam reproduksi terkandung prinsip
“pertambahan jumlah”. Dimana reproduksi berperan besar dalam mempertahankan suatu
spesies agar tetap ada di permukaan bumi dan tidak punah. Sebaliknya, adanya kesulitan atau
hambatan dalam hal reproduksi akan menyebabkan “penyusutan jumlah” organisme dan
dalam jangka panjang akan menimbulkan kepunahan. Tumbuhan dan hewan yang punah saat
ini, sebagian besar mengalami masalah dalam reproduksi atau hambatan dalam
Makalah ini akan menjabarkan mengenai reproduksi seksual (secara kawin) pada tumbuhan.
Pembahasan akan ditekankan pada reproduksi seksual tumbuhan yang tentu berkaitan dengan
organ reproduksi tumbuhan, perkembangan gametofit, fertilisasi dan sekilas tentang biji
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini akan dibahas berbagai permasalahan terkait reproduksi seksual pada
5. Bagaimanakah perkembangan bakal biji menjadi biji yang mengandung embrio dan cadangan
makanan?
C. TUJUAN
5. Mahasiswa memahami dengan baik mengenai perkembanan bakal biji menjadi biji yang
B A B II
P E M B A H A S AN
Pada perkembangbiakan seksual diperlukan dua sel kelamin (gamet) yang berbeda
jenisnya dimana terdapat perbedaan morfologi seperti sel telur (ovum) dan sel kelamin jantan
(sperma). Perbedaan morfologi ini juga mencakup perbedaan jumlah dan ukuran, seperti pada
spermatozoa, jumlah lebih banyak dan ukurannya lebih kecil di bandingkan dengan sel telur
biji sebagai hasil pembuahan sel telur oleh sperma. Peristiwa pembuahan ini sebelumnya
didahului oleh peristiwa penyerbukan dimana jatuhnya/ melekatnya serbuk sari pada kepala
putik. Berikut ini pembahasan pada reproduksi dan perkembangan pada tumbuhan berbunga.
Siklus hidup angiospermae dan tumbuhan lain ditandai oleh pergiliran generasi
(alternation of generations), dimana generasi haploid (n) dan diploid (2n) bergiliran saling
menghasilkan satu sama lain. Tumbuhan diploid disebut juga sebagai sporofit, menghasilkan
spora haploid melalui meiosis. Spora membelah melalui mitosis sehingga menjadi gametofit
jantan dan betina, yang merupakan generasi haploid. Mitosis dalam gametofit menghasilkan
gamet—sel sperma dan sel telur. Fertilisasi menghasilkan zigot diploid, yang membelah
melalui mitosis dan membentuk sporofit baru. Pada angiosperma, sporofit adalah tumbuhan
yang paling dominan dalam artinya bahwa angiosperma adalah yang paling telihat jelas oleh
mata kita. Gametofit menjadi tereduksi selama evolusi menjadi struktur-struktur kecil yang
secara keseluruhan terkandung di dalam dan bergantung pada induk sporofitnya. Prosesnya
sebagai berikut: Didalam ovarium bunga, sel telur pada suatu bakal biji dibuahi oleh sebuah
sel sperma yang dibebaskan dari suatu tabung serbuk sari. Sel telur tersebut merupakan
bagian dari kandtung embrio yang merupakan gametofit betina, dan serbuk sari yang
mengandung sel sperma adalah gamerofit jantan. Setelah fertilisasi, bakal biji yang dewasa
menjadi biji yang mengandung embrio, dan ovarium berkembang menjadi buah, yang
membantu penyebaran biji. Dalam habitat yang cocok biji itu akan berkecambah, embrionya
Seperti halnya pada manusia dan hewan yang masing-masing memiliki organ
reproduksi, bungan juga memiliki organ reproduksi. Organ reproduksi betina berupa ovarium
terdapat dalam pangkal putik sedangkan organ reproduksi jantan berupa temapt pembentukan
sperma terdapat di dalam kantung serbuk sari (sporangium). Namun sebelumnya perlu
diketahui apa saja bagian-bagian pada bunga. Organ bunga berurutan dari bagian luar ke
bagian dalam bunga, adalah kelopak bunga (sepal), mahkota bunga (petal), benang sari
(stamen), dan putik (carpel). Benang sari dan putik bunga mengandung sporangia yang secara
berturut-turut adalah ruangan tempat berkembangnya gametofit jantan dan betina. Gametofit
jantan adalah serbuk sari yang mengandung sel sperma, yang terbentuk di dalam ruang kepala
sari (anther) pada ujung serbuk sari. Gametofit betina adlah struktur mengandung sel telur
yang diosebut kantung embrio. Kantung embrio berkembang didalam struktur yang disebut
bakal biji (ovule), yang terbungkus oleh ovarium (bagian pangkal putik).. Selanjutnya
peristiwa penyerbukan (polinasi) terjadi ketika serbuk sari yang lepas dari kepala sari dan
dibawa angin atau hewan, mendarat di kepala putik yang lengket yang terletak di ujung
kepala putik (meskipun tidak selalu pada tumbuhan yang sama). Tabung serbuk sari tumbuh
ke bagian bawah karpel dan menuangkan sel-sel sperma ke dalam kantung embrio sehingga
menyebabkan terjadinya pembuahan sel. Masing-masing zigot akan menjadi embrio, dan saat
embrio tumbuh, bakal biji berkembang menjadi biji. Ovarium seluruhnya akan berkembang
menjadi buah yang mengandung satu atau lebih biji, hal ini tergantung spesiesnya. Buah yang
terbawa angin atau hewan akan membantu tersebarnya biji ini ke tempat-tempat yang
jaraknya jauh dari tempat asalnya. Jika biji ini jatuh pada tempat yang cukup lembab, bji
tersebut akan berkecambah: artinya embrio-embrio benih mulai tumbuh menjadi benih-benih,
Di dalam sporangia (kantung polen) kepala sari, sel-sel diploid yang disebut mikroporosit
masing mikrospora akhirnya membelah sekali lagi melalui mitosis dan menghasilkan dua sel,
yakni sel generatif dan sel tabung. Struktur bersel dua ini terbungkus dalam dinding tebal dan
resisten yang terpahat pola rumit yang unik bagi spesies tumbuhan tertentu. Bersama-sama,
kedua sel itu dan dindingnya membentuk sebuah butiran serbuk sari, atau gametofit jantan
ruangan ovarium. Satu sel di dalam sprorangium masing-masing bakal biji, megasporosit,
tumbuh dan kemudian mengalami meiosis, menghasilkan empat megaspora haploid . Pada
banyak angiosperma, hanya satu megaspora yang mampu bertahan hidup. Megaspora ini
terus tumbuh, dan nukleusnya membelah mealui mitosis sebanyak tiga kali, menghasilkan
satu sel besar dengan delapan nukleus haploid. Membran kemudian membagi massa ini
menjadi struktur multiseluler yang disebut kantung embrio (embryo sac), yang tak lain adalah
gametofit betina. Pada salah satu ujung kantung embrio itu terdapat tiga sel: sel telur, atau
gamet betina, dan dua sel yang disebut sinergid yang mengapit telur. Pada ujung yang
berlawanan terdapat tiga sel antipodal. Kedua nukleus lainnya disebut nukleus polar, tidak
dibagi ke dalam sel-sel terpisah akan tetapi berbagi sitoplasma sel pusat yang besar pada
kantung embrio tersebut. Bakal biji sekarang terdiri dari kantung embrio (gametofit betina)
dan integumen, lapisan pelindung jaringan sporofit yang terletak di sekitar kantung embrio.
Supaya sel telur dapat dibuahi, gametofit jantan dan betina harus bertemu dan
serbuk sari ke atas kepala putik. Beberapa tumbuhan, termasuk rumput dan banyak pohon,
menggunakan angin sebagai alat penyerbuk atau polinator, dengan cara membebaskan serbuk
sari yang sangat kecil dalam jumlah yang sangat banyak. Namun demikian, banyak
angiosperma tidak mengandalkan tiupan angin yang tidak mempunyai tujuan untuk
membawa serbuk sarinya melainkan berinteraksi dengan hewan yang memindahkan serbuk
memiliki mekanisme yang membuat sulit atau tidak mungkin bagi suatu bunga untuk
memberikan sumbangan terhadap keragaman genetik dengan cara menjamin sel telur dan sel
sperma berasal dari induk yang berbeda-beda. Tumbuhan-tumbuhan berumah dua, tentunya,
tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri karena mereka adalah bunga uniseksual, hanya
staminat atau karpelat. Pada beberapa bunga sempurna. benang sari dan putik akan mencapai
kedewasaan pada waktu yang berbeda. Banyak bunga dipolinasi oleh hewan secara struktural
tersusun sedemikian rupa sehingga tidak mungkin polinator atau penyerbuk dapat
memindahkan serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik pada bunga yang sama. Bunga lain
adalah bunga yang self-incompatible¸ jika butiran sebuk sri berasal dari kepala sari ternyata
mendarat pada kepala putik bunga pada tumbuhan yang sama, suatu hambatan biokimiawi
akan menghalangi serbuk sari itu untuk menyelesaikan perkembangannya dan membuahi
dan serbuk sari dari individu kerabat dekatnya. Respon tumbuhan ini analog dengan respon
kekebalan hewan, dalam pengertian bahwa keduanya didasarkan pada kemampuan organisme
tersebut untuk membedakan sel “diri sendiri” dari sel yang “bukan diri sendiri”. Perbedaan
pokoknya adalah bahwa sistem kekebalan hewan menolak yang bukan berasal dari dirinya
sendiri, seperti ketika system itu bertahan terhadap patogen atau berupaya menolak organ
yang dicangkokkan. Self-incompability pada tumbuhan, sebaliknya, yaitu penolakan sel diri
sendiri.
Pengenalan serbuk sari “sendiri” didasarkan pada apa yang disebut gen S, untuk self-
incompability. Pada suatu populasi tumbuhan tertentu, sebanyak 50 alel yang berbeda bisa
ditemukan pada lokus S. Jika suatu butiran serbuk sari dan kepala putik di mana sebuk sari
tersebut akan mendarat memiliki alel yang sesuai dengan lokus S, serbuk sari itu akan gagal
memulai atau menyelesaikan pembentukan suatu tabung serbuk sari, dengan demikian tidak
ada pembuhan yang terjadi. Sebuk sari adalah haploid, dan serbuk sari akan dikenali sebagai
“self atau diri sendiri” pada satu alel S-nya sesuai dengan salah satu dari dua alel S kepala
Pada beberapa kasus penghambatan terjadi pada serbuk sari itu sendiri; inilah yang
disebut inkompabilitas sendiri gametofitik, karena serbuk sari adalah suatu gametofit.
Contohnya pada beberapa anggota famili tembakau, mawar dan polong-polongan (legum),
pengenalan diri sendiri akan mengakibatkan kerusakan RNA secara enzimatik di dalam
tabung serbuk sari yang belum sempurna. Enzim penghidrolisis RNA, atau RNAase, ada
dalam tangkai putik, akan tetapi nyatanya RNA dapat memasuki tabung serbuk sari itu dan
menghidrolisis RNA-nya hanya jika serbuk sari itu dari jenis “diri” sendiri. Pada kasus lain,
hambatan itu merupakan suatu respon yang diberikan oleh sel-sel dari kepala putik; inilah
yang disebut inkompabilitas sendiri sporofitik, karena putik adalah bagian dari sporofit. Pada
transduksi sinyal pada sel-sel epidermal dari kepala putik yang mencegah perkecambahan
serbuk sari.
Namun banyak tumbuhan yang penting dalam pertanian adalah tumbuhan yang self-
compatible sehingga para pemulia tanaman saat ini harus mencegah pembuahan sendiri
dengan cara membuang kepala sari dari tumbuhan induk yang menghasilkan biji. Hal ini
bertujuan agar hibridisasi antara varietas tanaman yang berbeda dapat digabungkan sifat-sifat
terbaik dari varietas-varietas tersebut dan melawan hilangnya daya tahan tumbuhan yang
Suatu serbuk sari menghasilkan suatu saluran yang memanjang terus ke bawah di antara
sel-sel tangkai putik menuju ovarium. Sel yang generatif ini membelah diri melalui mitosis
dan membentuk dua sel sperma, gamet jantan. Butiran serbuk sari, sekatang dengan sebuah
tabung yang mengandung dua sperma, adalah gametofit jantan dewasa. Dengan diatur oleh
suatu atraktan kimia, yang kemungkinan adalah kalsium, ujung tabung serbuk sari itu
memasuki ovarium, terus menerus melalui mikropil (suatu celah dalam integumen), dan
membebaskan kedua sel spermanya di dalam kantung embrio. Satu sel sperma membuahi
telur untuk membentuk zigot, yang lainnya menyatu dengan kedua nukleus polar untuk
membentuk suatu nukleus triploid (3n) pada pertengahan sel pusat yang besar pada kantung
Penyatuan dua sel sperma dengan sel-sel berbeda dalam kantung embrio disebut dengan
pembuahan ganda (double fertilization). Pembuahan ganda menjamin endosperm hanya akan
berkembang pada bakal biji dimana sel telur telah dibuahi, dengan demikian mencegah
akan berkembang menjadi biji, dan ovarium akan berkembang menjadi buah yang
Perkembangan Bakal Biji Menjadi Biji yang Mengandung Embrio dan Cadangan Makanan
1. Perkembangan Endosperma
Perkembangan endosperma umumnya dimulai sebelum perkembangan embrio. Setelah
pembuahan ganda, nukleus triploid dari sel-tengah bakal biji tersebut akan membelah diri,
membentuk suatu “supersel” berinti majemuk yang memiliki kekentalan seperti susu. Massa
ini, endosperma, akan menjadi multiseluler dan lebih padat ketika sitokinesis membentuk
Endosperma tersebut kaya akan zat-zat makanan, yang disediakan oleh endosperma
bagi embrio yang sedang berkembang. Pada sebagian besar monokotil, endosperma juga
menumpuk zat-zat makanan yang dapat digunakan oleh biji setelah perkecambahan. Pada
banyak dikotil, cadangan makanan endosperm diangkut ke kotiledon (keping biji) sebelum
biji itu menyelesaikan perkembangannya, dan sebagai akibatnya biji dewasa itu tidak
mengandung endosperma.
2. Perkembangan Embrio
Pembelahan embrio pertama yang dilakukan oleh zigot adalah transversal, yang
membagi sel telur yang telah dibuahi itu menjadi sebuah sel basal dan sebuah sel terminal Sel
terminal akhirnya akan membentuk sebagian besar embrio itu. Sel basal akan terus membelah
diri secara transversal, menghasilkan suatu benang sel-sel yang disebut suspensor
(penggantung), yang akan menjaga agar embrio tetap berada di integumen bakal-biji dan
memindahkan zat-zat makanan ke embrio tersebut dari tumbuhan induk dan, pada beberapa
tumbuhan, dari endospermanya. Sementara itu, sel terminal akan membelah diri beberapa kali
dan membentuk suatu proembrio yang berbantuk bola yang bertaut dengan suspensor tadi.
Kotiledon, atau keping biji, mulai terbentuk sebagai benjolan pada proembrio tersebut.
Dikotil, dengan kedua kotiledonnya, berbentuk seperti jantung pada tahap ini. Hanya satu
memanjang. Di antara kotiledon terdapat meristem apikal dari tunas embrionik. Ada ujung
berlawanan dari sumbu embrio tersebut, di mana suspensor akan bertaut, terdapat ujung dari
akar embrionik, juga dengan sebuah meristem. Setelah biji berkecambah, meristem apikal
yang terletak pada ujung tunas dan akar akan menyokong pertumbuhan primer selama
dua ciri bentuk tumbuhan; sumbu akar-tunas, dengan meristem pada ujung yang berlawanan;
dan pola radial protoderm, meristem dasar, dan prokambium, kumpulan yang akan
menyebabkan munculnya ketiga sistem jaringan (jaringan dermal, jaringan dasar, dan
jaringan pembuluh). Sementara embrio berkembang, biji akan menumpuk protein, minyak,
pati dan menahan zat-zat makanan ini dalam tempat penyimpanan sampai biji tersebut
berkecambah.
Dalam tahap pematangannya, biji akan mengalami dehidrasi samapi kandungan airnya
hanya sekitar 5% hingga 15% dari bobotnya. Embrio tersebut akan berhenti bertumbuh
kembang sampai biji berkecambah. Embrio dikelilingi oleh kotiledonnya yang sudah
membesar, oleh endosperma, atau oleh keduanya. Embrio dan persediaan makanannya
terbungkus oleh suatu selaput biji (seed coat) yang terbentuk dari integumen bakal-biji, nenek
moyang biji. Dengan membuka biji kacang, akan terlihat lebih jelas jenis biji-dikotil. Pada
tahapan ini, embrio merupakan suatu struktur memanjang, sumbu embrioniknya, bertaut pada
kotiledon berdaging. Di bawah titik di mana kotiledon bertaut, sumbu embrionik itu disebut
hipokotil. Hipokotil berakhir pada radikula (radicle) atau akar embrionik. Bagian sumbu
embrionik di atas kotiledon adalah epikotil. Pada ujungnya terdapat plumula, yang terdiri dari
ujung tunas dengan sepasang daun miniatur. Kotiledon kacang berdaging sebelum biji itu
berkecambah karena kotiledon menyerap makanan dari endosperma ketika biji berkembang.
Namun demikian, biji beberapa dikotil, seprti biji jarak, memeprtahankan persediaan
makanannya dalam endosperma dan memiliki kotiledon yang sangat tipis. Kotiledon itu akan
menyerap zat-zat makanan dari endosperma dan memindahkannya ke embrio ketika biji itu
mulai berkecambah. Biji monokotil memiliki sebuah kotiledon. Anggota famili rumput-
rumputan, yang meliputi jagung dan gandum, memiliki jenis kotiledon khusus yang disebut
skuletum. Skuletum itu sangat tipis, dengan luas permukaan yang sangat besar yang
ditekankan ke arah endosperma, di mana dari endosperma ini skuletum akan menyerap zat-
zat makanan selama perkecambahan. Embrio dari suatu biji rumpur-rumputan erbunkgus oleh
lapisan pembungkus yang terdiri dari koleorhiza, yang menutupi akar, dan koleoptil, yang
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
yang lebih tinggi, untuk memungkinkan gen induk akan diturunkan kegenerasi berikutnya.
Generasi sporofit dan gametofit bergiliran dalam siklus hidup tumbuhan. Gametofit jantan
Perkembangan gamet tumbuhan terjadi pada gamet jantan dan gamet betina.
Proses penyerbukan ialah penyatuan gamet jantan dan betina. Pada fertilisasi ganda
Bakal biji berkembang menjadi biji yang mengandung embrio dan persediaan makanan.
1. Penyerbukan sendiri, apabila serbuk sari berasal dari bunga yang sama atau dari
bunga lain pada tanaman yang sama. Penyerbukan sendiri dapat terjadi apabila bunga
tidak mekar atau meskipun mekar tetap tertutup oleh bagian bunga yang lain
(misalnya Adenium, Ficus), atau antera pecah sebelum bunga mekar (misalnya
Caesalpinia pulcherima atau bunga merak), dan terjadi pada tanaman yang
mempunyai bunga hermaprodit dan self-compatible. Tanaman yang menyerbuk
sendiri menghasilkan benih dengan kemurnian yang tinggi.
2. Penyerbukan silang, apabila serbuk sari berasal dari tanaman yang berbeda.
Fertilisasi adalah penyatuan (fusi) sperma dan sel telur yang menghasilkan zigot dan
merupakan proses yang paling penting dalam siklus reproduksi tanaman. Pada angiosperma
terjadi fertilisasi ganda, dimana satu sperma membuahi sel telur membentuk zigot yang
kemudian berkembang menjadi embrio, dan satu sperma yang lain membuahi inti sekunder
(fusi dua intipolar) membentuk endosperma yang berfungsi untuk menyediakan makanan
bagi perkembangan embrio. Oleh karena itu, hampir semua angiosperma yang mengalami
fertilisasi mempunyai endosperma untuk perkembangan embrio.
Fertilisasi Ganda :
1 sel sperma (gamet jantan )+2 inti polar => inti endosperma (cikal bakal endosperma - 3N
atau lebih).
Proses fertilisasi dimulai ketika tabung sari mencapai mikropil dan menembus salah satu
sinergid dan menumpahkan seluruh cairan sel ke dalamnya, sehingga dalam sel sinergid
tersebut terdapat 1 inti sel sinergid, 1 inti sel vegetatif, 2 inti sel sperma, gabungan sitoplasma
sel sinergid (tetua betina), dan sitoplasma serbuk sari. Selanjutnya satu inti sperma
menembus membran sel sentral membuahi inti sekunder (dua inti polar yang mengalami fusi)
membentuk endosperma, sedangkan satu inti sperma yang lain menembus membran sel telur
dan membuahi sel telur.
Setelah terjadi fertilisasi, tiga sel antipodal pada kalaza mengalami degenerasi atau
proliferasi. Jika terjadi proliferasi, sel-sel tersebut dapat berfungsi sebagai jaringan transfer
nutrisi dari tanaman induk (melalui funikulus) ke kantong embrio.
Kantung embrio merupakan mametoft betina yang berkembang dalam struktur bakal biji
(ovele) yang terbungkus oleh ovarium atau bagian pangkal putik. Elrod, S., dan Stansfeld, W.
2 !. S"haum#s $enetika edisi %. &enerbit Erlangga. 'akarta.
Tahapan dari perkembangan kantung embrio atau gametofit betina diawali dengan
adanya bakal biji mengandung sporangium yang terbentuk di dalam ovarium. Satu sel yang
ada dalam sporangium mengalami proses megasporosit yang tumbuh dan mengalami meiosis.
Setelah mengalami meiosis, dihasilkan empat megaspora haploid. Pada angiosperma, hanya
satu diantara megaspora tersebut yang akan bertahan hidup. Megaspora ini akan terus
tumbuhdan nukleusnya membelah melalui mitosis yang berlangsung selama tiga kali dan
menghasilkan satu sel besar dengan delapan nukleus haploid. Struktur membran inilah yang
disebut dengan kantung embrio atau gametofit betina. Pada salah satu ujung kantong embrio
terdapat tiga sel, sel telur dan gamet betina, dan dua sel sinergit yang menggapit telur. Pada
ujung yang berlawanan terdapat tiga sel antipodal. Kedua nukleus lainya disebut dengan
nukleus polar tidak dibagi kedalam sel-sel yang terpisah akan tetapi berbagi sitoplasma
sel pusat yang besar pada kantung embrio tersebut. akal biji sekarang terdiri dari kantung
embrio dan intergumen !lapisan pelindung jaringan sporofit yang terletak di sekitar kantung
embrio !
ampbell, . *., dan 'ane +. . 2 -. +iologi 2 Edisi . Erlangga. 'akarta./enurut *ri0ona
(2 ) dalam Septina (2 %) serbuk sari atau polen adalah alat reproduksi jantan yang
terdapat pada tumbuhan dan mempunyai 1ungsi yang sama dengan sperma sebagai alat
reproduksi jantan pada he an. Serbuk sari terletak pada kepala sari (antera), tepatnya dalam
kantung yang disebut ruang serbuk sari (the"a) (Septina, 2 %).
-jaringan stilus (Septina, 2004).M
104G
A
K
C
()fM
ygsvjP
w
.L
etlahbrdpkui,oncm
S egpolubhjyvs
anftdrikm
Reproduksi generatif adalah terjadinya individu baru yang didahului dengan peleburan dua
sel gamet. Peristiwa ini disebut pembuahan. Pembuahan (fertilisasi) pada tumbuhan berbiji
akan terjadi kalau didahului adanya proses penyerbukan (persarian/polenasi).
Penyerbukan
Struktur bunga
Penyerbukan adalah sampainya serbuk sari pada tempat tujuan. Pada tumbuhan
Gymnospermae, tujuan serbuk sari adalah tetes penyerbukan, sedangkan pada tumbuhan
Angiospermae, tujuan serbuk sari adalah kepala putik.
Macam-macam penyerbukan
a. Berdasarkan penyebab sampainya serbuk sari pada tujuan
3. Hidrogami: penyerbukan karena bantuan air. Ini pada umumnya terjadi pada tumbuhan
yang hidup di dalam air, misalnya Hydrilla.
4. Antropogami: disebut juga penyerbukan buatan atau sengaja, yaitu penyerbukan karena
bantuan manusia. Hal ini dilakukan oleh manusia karena tidak terdapatnya vektor yang dapat
membantu penyerbukan. Contohnya, tumbuhan vanili.
Burung Kolibri, salah satu hewan Bunga Vanili, salah satu contoh
penyerbuk tumbuhan yang penyerbukannya
dibantu manusia
1. Autogami atau penyerbukan sendiri. Autogami dapat terjadi bila serbuk sari berasal
dari bunga yang sama. Autogami sering terjadi pada saat bunga belum mekar disebut
kleistogami.
2. Geitonogami atau penyerbukan tetangga, yaitu penyerbukan di mana serbuk sari
berasal dari bunga yang berlainan tetapi masih dalam satu individu.
3. Alogami atau penyerbukan silang, yaitu penyerbukan di mana serbuk sari berasal dari
bunga individu lain tetapi masih dalam satu species/jenis.
4. Bastar yaitu penyerbukan di mana serbuk sari dan putik berasal dari spesies lain.
Terjadinya penyerbukan belum memberi jaminan akan terjadinya pembuahan, karena buluh
serbuk sari yang berasal dari serbuk sari dalam perkembangan selanjutnya belum tentu dapat
mencapai sel telur, yang letaknya di dalam bakal buah jauh dari kepala putik.
Pada beberapa jenis tumbuhan penyerbukannya tidak mungkin terjadi secara autogami
(penyerbukan mandiri). Hal ini antara lain disebabkan oleh:
1. Dioseus (berumah dua), artinya alat kelamin jantan dan alat kelamin betina terdapat pada
individu yang berbeda. Misalnya: melinjo dan salak.
2. Dikogami, bila putik dan serbuk sari suatu bunga masaknya tidak bersamaan. Dikogami
dapat dibedakan atas:
Protandri, bila serbuk sari suatu bunga masak lebih dulu dari pada putiknya.
Contohnya: bunga jagung, seledri, dan bawang Bombay.
Protogini, bila putik suatu bunga masak lebih dulu dari serbuk sarinya. Contohnya:
bunga kubis, bunga coklat, dan alpukat.
3. Herkogami, ialah bentuk bunga yang sedemikian rupa, sehingga serbuk sari dari bunga
tersebut tidak dapat jatuh pada kepala putiknya, kecuali dengan bantuan manusia atau hewan.
Contoh: Anggrek, Vanili, dan lain sebagainya.
4. Heterostili, ialah bunga yang mempunyai benang sari dan tangkai putik tidak sama panjang.
Contoh: tumbuhan familia Rubiaceae (kopi, kina, kaca piring, dan lain sebagainya).
Pembuahan
Penyerbukan akan menghasilkan individu baru apabila diikuti oleh pembuahan, yaitu
peleburan antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina. Pada tumbuhan berbiji dikenal
ada dua macam pembuahan, yaitu pembuahan tunggal pada Gymnospermae, dan pembuahan
ganda pada Angiospermae.
a. Pembuahan tunggal
Proses pembuahan
tunggal pada Pinus (Gymnospermae)
Terjadi pada tumbuhan Gymnospermae atau tumbuhan berbiji terbuka. Serbuk sari akan
sampai pada tetes penyerbukan, kemudian dengan mengeringnya tetes penyerbukan, serbuk
sari yang telah jatuh di dalamnya akan diserap masuk ke ruang serbuk sari melalui mikrofil.
Serbuk sari ini sesungguhnya terdiri atas dua sel, yaitu sel generatif atau yang kecil dan sel
vegetatif yang besar, hampir menyelubungi sel generatif. Serbuk sari ini kemudian tumbuh
membentuk buluh serbuk sari, yang kemudian bergerak ke ruang arkegonium. Karena
pembentukan buluh serbuk sari maka sel-sel yang terdapat di antara ruang serbuk sari dan
ruang arkegonium terdesak ke samping akan terlarut. Sementara itu di dalam buluh ini sel
generatif membelah menjadi dua dan menghasilkan sel dinding atau sel dislokator, dan sel
spermatogen atau calon spermatozoid. Sel spermatogen kemudian membelah menjadi dua sel
permatozoid. Setelah sampai di ruang arkegonium, sel vegetatif lenyap, dan kedua sel
spermatozoid lepas ke dalam ruang arkegonium yang berisi cairan, sehingga spermatozoid
dapat berenang di dalamnya. Pada ruang arkegonium terdapat sejumlah sel telur yang besar.
Tiap sel telur bersatu dengan satu spermatozoid, sehingga pembuahan pada Gymnospermae
selalu mengasilkan zigot yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi embrio.
Pembuahan tunggal seperti ini misalnya terjadi pada pohon Pinus.
b. Pembuahan ganda
Proses pembuahan
ganda pada Angiospermae
http://biologimediacentre.com/reproduksi-generatif-pada-tumbuhan/
Serbuk sari yang jatuh di kepala putih terdiri atas satu sel dengan dua dinding pembungkus,
yaitu: eksin (selaput luar) dan intin (selaput dalam). Eksin pecah, kemudian intin tumbuh
memanjang membuat buluh serbuk sari. Buluh serbuk sari ini akan tumbuh menuju ke ruang
bakal biji. Bersamaan dengan ini inti sel serbuk sari membelah menjadi 2, yang besar didepan
adalah inti vegetatif sebagai penunjuk jalan, dan yang kecil di belakang adalah inti generatif.
Inti generatif membelah lagi menjadi dua inti generatif atau spermatozoid, yaitu inti
generatif 1 dan inti generatif 2.
Bersamaan dengan perkembangan serbuk sari dalam buluh serbuk sari, di dalam ruang bakal
biji sel induk megaspora (megasporosit/makrosporosit) membelah secara meiosis menjadi
4 sel. Tiga di antaranya mati dan yang satu tumbuh menjadi sel megaspora/makrospora
(inti kandung lembaga primer). Inti sel megaspora ini selanjutnya membelah mitosis 3x,
sehingga terbentuklah 8 inti. Ke-8 inti tersebut kemudian masing-masing akan terbungkus
membran sehingga menjadi sel yang terpisah. Karena itu sel-sel di dalam bakal biji sering
disebut multigamet.
Langkah berikutnya, 8 sel tersebut membentuk formasi di dalam bakal biji. Tiga sel
menempatkan diri di bagian atas bakal biji disebut antipoda. Yang di bagian bawah dekat
mikrofil, 3 sel menempatkan diri berdekatan. Yang tengah adalah ovum, sedang mengapitnya
sebelah kanan dan kiri adalah sinergid. Dua sel yang tersisa bergerak ke tengah bakal biji dan
bersatu melebur membentuk inti kandung lembaga sekunder sehingga menjadi sel yang
diploid (2n).
Jika terjadi pembuahan inti generatif 1 membuahi ovum membentuk zigot, sedang inti
generatif 2 membuahi inti kandung lembaga sekunder menghasilkan endosperm (3n) sebagai
cadangan makanan untuk zigot. Inilah yang dinamakan pembuahan ganda. Sementara itu inti
vegetatif akan mati setelah sampai di bakal biji.
Masuknya inti generatif ke dalam ruang bakal biji ada beberapa cara, yaitu:
a) Amfiksis (amfmiksis), yaitu terjadinya embrio melalui peleburan antara ovum dan sel
spermatozoid.
b) Apomiksis,embrio terjadi bukan dari peleburan sel telur dengan sel spermatozoid.
Apomiksis dapat terjadi karena:
Partenogenesis, yaitu pembentukan embrio dari sel telur tanpa adanya pembuahan.
Apogami, yaitu embrio yang terjadi dari bagian lain dari kandung lembaga tanpa
adanya pembuahan, misalnya dari sinergid atau antipoda.
Embrioni adventif, yaitu embrio yang terjadi dari selain kandung lembaga. Misalnya,
dari sel nuselus.
Terjadinya amfimiksis dan apomiksis secara bersama-sama menyebabkan terdapatnya lebih
dari satu embrio dalam satu biji. Peristiwa ini disebut poliembrioni. Poliembrioni sering
dijumpai pada jeruk, mangga, nangka, dan sebagainya.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Embrio Tumbuhan adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet-gamet
jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang berkembangnya sempurna
terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut : epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang),
kotiledon (calon daun) dan radikula (calon akar). Tanaman di dalam kelas Angiospermae
diklasifikasikan oleh banyaknya jumlah kotiledon. Tanaman monokotiledon mempunyai satu
kotiledon misalnya : rerumputan dan bawang. Tanaman dikotiledon mempunyai dua
kotiledon misalnya kacang-kacangan sedangakan pada kelas Gymnospermae pada umumnya
mempunyai lebih dari 2 kotiledon misalnya pinus, yang mempunyai sampai sebanyak 15
kotiledon. Pada rerumputan (grasses) kotiledon yang seperti ini disebut scutellum, kuncup
embrioniknya disebut plumulle yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut koleoptil,
sedangkan pada bagian bawah terdapat akar embrionik yang disebut ridicule yang ditutupi
oleh upih pelindung yang disebut coleorhiza.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa masalah yang dapat penulis rumuskan dalam makalah ini adalah:
C. Tujuan Penulisan
Penulisan laporan ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tumbuhan, istilah embrio hanya dipakai untuk tumbuhan kecil yang terbentuk dalam biji
yang berada dalam keadaan dormansi, menunggu kondisi lingkungan yang tepat untuk
berkecambah. Struktur umum tumbuhan berbiji dimulai dari biji. Biji berisi embrio yang
dilindungi oleh kulit biji, dibekali dengan sumber makanan cadangan yang disimpan dalam
keping biji (kotiledon) atau jaringan khusus (endosperm). Embrio mengandung sumbu
halus/pendek dengan dua kutub yaitu titik tumbuh akar dan titik tumbuh tunas. Pada sumbu
tersebut ke arah lateral terbentuk kotiledon atau daun lembaga.
Pada kondisi yang sesuai biji berkecambah dan tanaman muda (seedling) akan muncul.
Tanaman muda yang tumbuh menampakkan akar yang biasanya di dalam tanah, serta pucuk
yang menampakkan batang dan daun biasanya di atas tanah. Pertumbuhan pucuk dan akar
melalui pembentukan sel-sel baru oleh jaringan meristem dari titik tumbuh dan diikuti oleh
pertumbuhan serta diferensiasi sel-sel. Meristem tersebut membentuk bakal daun, dan di
ujung sumbu batang bakal daun bersama meristem apeks membentuk tunas terminal.
Pada ketiak daun dibentuk tunas ketiak. Pada akar primer dibentuk akar lateral. Bila tanaman
menjadi dewasa, dibentuk bunga kemudian terjadi penyerbukan dan pembuahan. Buah yang
berisi biji akan berkembang dan melangkapi daur hidup.
2. Perbedaan antara embrio dikotil dan embrio monokotil adalah sebagai berikut:
a. Embrio Dikotil
· > Di bagian bawah kotiledon terdapat sumbu mirip batang, yaitu Hipokotil
· > Di ujung atas hipokotil terdapat calon tunas pucuk, sedang di ujung bawah hipokotil
terdapat calon akar
b. Embrio Monokotil
· >Ujung pucuk terbungkus dalam daun berbentuk pipih yang berfungsi analog dengan
tudung akar yang disebut koleoptil
· >Terdapat akar lembaga (radikula) dan tudung akar di bagian bawah sumbu
Gambar2: diagram Embrio tumbuhan dikotil (a) dan tumbuhan monokotil (b)
Pembelahan sel mengubah zigot bersel satu menjadi tumbuhan bersel banyak. Sejak stadium
awal perkembangan terjadi pola penyebaran sel di keseluruhan embrio, sehingga dihasilkan
bentuk-bentuk yang dapat dilihat (kotiledon, hipokotil, radikula, epikotil/plumula).
Pembelahan sel dalam embrio diiringi dengan pertumbuhan dan vakuolasi (dibentuknya
vakuola yang membesar) dari sel-sel yang terjadi untuk memulai organisasi jaringan berikut:
· => meristem dasar untuk bakal korteks yang bervakuolasi melebihi sel jaringan di
sebelahnya.
Setelah zigot berkembang menjadi embrio dalam biji yang berkecambah, meristem apeks
pucuk membentuk daun, buku dan ruas. Di ketiak daun meristem kuncup tumbuh menjadi
cabang. Meristem apeks akar menghasilkan akar primer.
Tumbuhan memiliki pertumbuhan terbuka karena adanya daerah jaringan yang tetap bersifat
embrional, yakni meristem. Pada meristem terjadi penambahan sel baru, sementara sel lama
terdiferensiasi menjadi bagian baru pada akar maupun batang. Pertumbuhan itu dinamakan
pertumbuhan primer, dan tubuh tumbuhan yang dihasilkan disebut tubuh primer. Banyak
tumbuhan menebalkan akar dan batangnya dengan menambah jaringan pembuluh di dalam
tubuhnya. Penebalan itu dihasilkan oleh kambium pembuluh dan disebut pertumbuhan
sekunder.
Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan berbiji disebabkan oleh aktivitas meristem lateral
yaitu kambium pembuluh. Kambium berasal dari prokambium yang terdapat di dalam berkas
pembuluh dan sebagian dari parenkim interfaskuler. Bagian dari kambium terdapat di dalam
berkas pembuluh dan di antara berkas pembuluh, merupakan suatu lingkaran tertutup. Pada
pertumbuhan sekunder, kambium membentuk xilem sekunder ke arah dalam (ke tengah-
tengah batang) dan floem sekunder ke arah luar. Sehingga xilem sekunder tersebut
mengelilingi xilem primer, floem sekunder mengelilingi kambium. Xilem sekunder dan
floem sekunder terdapat di antara xilem dan floem primer.
Alat pembentuk tubuh tumbuhan, yaitu: akar, batang, daun, bunga buah dan biji dibangun
oleh sel yang menyusun berbagai jaringan. Sel tumbuhan adalah satuan terkecil dalam
tumbuhan yang berisi subtansi hidup (protoplasma) dan diselubungi oleh dinding sel.
Sekelompok sel yang berbeda struktur dan fungsi atau keduanya dari kelompokan selain
disebut jaringan.
Sachs (1875) membagi jaringan menjadi 3 sistem berdasarkan kesinambungan topografisnya,
yaitu:
· = > sistem derminal, meliputi: epidermis (pelindung pertama/primer di bagian luar tubuh),
dan periderm (pengganti epidermis pada pertumbuhan sekunder).
· => Sistem jaringan pembuluh, meliputi: xilem (pengangkut air dan garam mineral), dan
floem (pengangkut hasil fotosintesis).
· => Sistem jaringan dasar, meliputi parenkim (jaringan sinambung pada korteks akar,
batang, mesofil daun, dan jari-jari empulur), kolenkim (jaringan berdinding tebal yang terdiri
dari sel-sel hidup), serta sklerenkim (jaringan berdinding tebal, berkayu dan terdiri dari sel-
sel mati).
Dalam tubuh tumbuhan, jaringan tersebar dalam pola yang khas bagi kelompok tumbuhan
bersangkutan, misalnya:
· =>Pada akar dikotil, silinder jaringan pembuluh sering tidak mengelilingi empulur
namun ada korteks.
B. PENGERTIAN PERKECAMBAHAN
a. Air
b. Cahaya
c. Suhu
d. Kelembaban