Anda di halaman 1dari 37

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian
Apendisitis akut adalah peradangan pada apendiks vermiformis
(Grace, & Borley, 2006, h. 107). Apendisitis adalah inflamasi pada apendiks
yang dapat terjadi karena obstruksi apendiks oleh feses atau akibat
terpuntirnya apendiks dan pembuluh darahnya (Corwin, 2009, h. 607).
Apendisitis adalah meruapakan infeksi bakteri pada apendiks. Apendisitis
biasanya disebabkab karena sumbatan lumen apendiks,hiperplasia jaringan
limfa, fekalit, dan cacing askaris yang menyebabkan sumbatan.
Sesuai ketiga di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa apendisitis
merupakan peradangan pada apendiks yang disebabkan karena penyumbatan
pada apendiks. Sedangkan apendiktomi merupakan pengangkatan apendiks
yang mengalami peradangan.

B. Etiologi
Menurut Irga (2007) dalam Jitowiyono (2010, h. 03) Terjadinya
apendisitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun banyak sekali
faktor pencetus penyakit ini. Diantaranya obstruksi yang terjadi pada lumen
apendiks. Obstruksi pada lumen apendiks ini biasanya disebabkan karena
adanya timbunan tinja yang keras (fekalit), hiperplasia jaringan limfoid,
penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur.
Namun yang paling sering menyebabkan obstruksi lumen apendiks adalah
fekalit dan hiperplasia jaringan limfoid.
Penyebab lain yang diduga dapat menyebabkan apendisitis yaitu erosi
mukosa karena parasit seperti E. Histolitica, zat kebiasaan makanan rendah
serat dan pengaruh kontipasi

6
7
D. Manifestasi klinis
Sjamsuhidajat ( 2006, h. 641 ) mengatakan manifestasi klinis dari
apendisitis adalah:
1. Tanda awal
Nyeri mulai di epigastrium atau regio umbilikus disertai mual dan
anoreksia.
2. Nyeri pindah ke kanan bawah dan menunjukan tanda rangsangan
peritoneum lokal dititik Mc Burney
a. Nyeri tekan
b. Nyeri lepas
c. Defans muskuler
3. Nyeri rangsangan peritonium tidak langsung
a. Nyeri kanan bawah pada tekanan kiri (Rovsing)
b. Nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri dilepaskan
(Blumberg)
c. Nyeri kanan bawah bila peritonium bergerak seperti nafas
dalam,berjalan, batuk, mengedan.

E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan apendiksitis menurut Mansjoer , 2000, h. 208-209,
yaitu:
1. Tindakan sebelum operasi
a. Observasi
b. Intubasi bila perlu
c. Antibiotik
2. Tindakan operasi : Apendiktomi
3. Tindakan pasca operasi
Observasi tanda-tanda vital untuk mengetahui terjadinya pendarahan
didalam, syok, hipertermia, atau gangguan pernapasan. Angkat sonde
lambung bila pasien telah sadar sehingga aspirasi cairan lambung dapat
dicegah. Baringkan pasien dalam posisi fowler. Pasien dipuasakan bila

8
tindakan operasi lebih besar, misalnya pada perforasi atau peritonitis
umum, puasa diteruskan sampai fungsi usus kembali normal. Kemudian
berikan minum mulai 15 ml per jam selama 4-5 jam, lalu naikkan
menjadi 30 ml per jam. Keesokan harinya diberikan makanan lunak. Satu
hari pasca operasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak ditempat tidur
selama 2 x 30 menit. Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk
diluar kamar. Hari ketujuh jahitan dapat diangkat dan pasien
diperbolehkan pulang.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Diagnosis berdasarkan klinis, namun sel darah putih (hampir selalu
leukositosis) dan CRP (biasanya meningkat) sangat membantu
2. Ultrasonografi untuk massa apendiks dan jika masuh ada keraguan untuk
menyingkirkan kelainan pelvis lainnya (misalnya kista ovarium)
3. Laparoskopi biasanya digunakan untuk menyingkirkan kelainan ovarium
sebelum dilakukan apendisektomi pada wanita muda
4. CT scan (heliks) pada pasien usia lanjut atau di mana penyebab lain
masih mungkin (Grace, & Borley, 2006, h. 107).

TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN


1.Pengkajian
1. Pengkajian pasien (post oeprasi) apendisitis menurut Edi,2011 yaitu :
a. Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, tanggal atau jam
masuk rumah sakit, nomer register, diagnosa, nama orang tua, umur,
pendidikan, pekerjaan, agama dan suku bangsa.
b. Riwayat penyakit sekarang
Riwayar penyakit sekarang klien dengan post appendiktomi
mempunyai keluhan utama nyeri yang disebabkan insisi abdomen.
c. Riwayat penyakit dahulu
Meliputi penyakit apa yang pernah diderita oleh klien seperti
hipertensi, operasi abdomen yang lalu, apakah klien pernah masuk

9
rumah sakit, obat-obatan yang pernah digunakan apakah mempunyai
riwayat alergi dan imunisasi apa yang pernah didapatkan.
d. Riwayat keperawatan keluarga
Adalah keluarga yang pernah menderita penyakit diabetes mellitus,
hipertensi, gangguan jiwa atau penyakit kronis lainnya upaya yang
dilakukan dan bagaimana genogramnya.
e. Pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Adakah kebiasaan merokok, penggunaan obat-obatan, alkohol
dan kebiasaan olahraga (lama frekuensinya), bagaimana status
ekonomi keluarga kebiasaan merokok dalam mempengaruhi
penyembuhan luka.
2) Pola tidur dan istirahat
Insisi pembedahan dapat menimbulkan nyeri yang sangat
sehingga dapat menggganggu kenyamanan pola tidur klien.
3) Pola aktivitas
Aktivitas dipengaruhi oleh keadaan dan malas bergerak karena
rasa nyeri luka operasi, aktivitas biasanya terbatas karena harus
badrest berapa waktu lama seterlah pembedahan.
4) Pola hubungan dan peran.
Dengan keterbatasan gerak kemungkinan penderita tidak bisa
melakukan peran baik dalam keluarganya dan dalam
masyarakat. Penderita mengalami emosi yang tidak stabil.
5) Pola sensorik dan kognitif
Ada tidaknya gangguan sensorik nyeri, penglihatan, peran serta
pendengaran, kemampuan, berfikir, mengingat masa lalu,
orientasi terhadap orang tua, waktu dan tempat.
6) Pola penanggulangan stres
Kebiasaan klien yang digunakan dalam mengatasi masalah.
7) Pola tata nilai dan kepercayaan

10
Bagaimana keyakinan klien pada agamanya dan bagaimana cara
klien mendekatkan diri dengan tuhan selama sakit.
f. Pemerikasan fisik.
1) Status kesehatan umum.
Kesadaran biasanya compos mentis, ekspresi wajah menahan
sakit ada tidaknya kelemahan.
2) Integumen
Ada tidaknya oedema, sianosis, pucat, pemerahan luka
pembedahan pada abdomen sebelah kanan bawah.
3) Kepala dan Leher
Ekspresi wajah kesakitan, pada konjungtiva apakah ada warna
pucat.
4) Thorak dan paru
Apakah bentuknya simetris, ada tidaknya sumbatan jalan nafas,
gerakan cuping hidung maupun alat bantu nafas, frekwensi
pernafasan biasanya normal ( 16-20 kali permenit). Apakah ada
ronchi , whezing, stidor.
5) Abdomen
Pada post operasi biasanya sering terjadi ada tidaknya pristaltik
pada usus ditandai dengan distensi abdomen, tidak flatus dan
mual, apakah bisa kencing spontan atau retensi urine, distensi
supra pubis, periksa apakah menglir lancar, tidak ada
pembuntuan serta terfiksasi dengan baik.
6) Ekstermitas
Apakah ada keterbatasan dalam aktivitas karena adanya nyeri
yang hebat dan apakah ada kelumpuhan atau kekakuan.

2. Diagnosa keperawatan dan Intervensi


a. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan bedah (Muttaqin, 2011).
Tujuan : dalam waktu 3x24 jam nyeri berkurang / hilang.
Kriteria evaluasi : melaporkan nyeri hilang / terkontrol, tampak rileks.

11
Intervensi
1. Kaji nyeri, catat lokasi nyeri, karakteristik , beratnya (skala 0

sampai 10) selidiki dan laporkan perubahan nyeri dengan tepat.


Rasional: berguna dalam pengawasan keefektifan obat, perubahan
pada karakteristik nyeri menunjukan abses (Doenges, 2005).
2. Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler

Rasional: gravitasi melokalisasi eksudat inflamasi dalam abdomen


bawah atau pelvis, menghilangkan tegangan abdomen yang
bertambah jika posisi terlentang.
3. Dorong ambulasi dini

Rasional : meningkatkan normalisasi fungsi organ, seperti


merangsang peristaltik dan flatus, menurunkan ketidaknyamanan
abdomen.
4. Berikan teknik relaksasi

Rasional : dapat menurunkan stimulus internal.


5. Observasi tanda vital dan keadaan umum pasien

Rasional : mengetahui keadaan umum pasien terhadap reaksi


nyerinya.
6. Kolaborasi pemberian obat analgesik

Rasional: untuk mengurangi rasa nyeri karena luka insisi.

b.Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan menekan resperitory


(Muttaqin, 2011).
Tujuan : pola nafas menjadi efektif.
Kriteria hasil : keefektifan pola nafas pada pasien, pada saat
pemulihan pasca pengaruh anastesi.
Intrvensi :
1. Pertahankan jalan nafas dengan hiperekstensi rahang.

12
Rasional : mencegah obstruksi jalan nafas.
2. Observasi frekuensi dan kedalaman pernafasan.

Rasional : untuk memastikan efektifitas pernafasan.


3. Pantau tanda-tanda vital.

Rasional : untuk mengetahui adanya tanda hipoksia

c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual muntah


(Muttaqin, 2011).
Tujuan : tidak terjadi tanda-tanda kekurangan cairan dalam tubuh.
Kriteria hasil : mempertahankan keseimbangan cairan dengan tanda
kelembaban pada mukosa, dan turgor kulit baik.
Intervensi :
1. Ukur dan catat pemasukan dan pengeluaran cairan.

Rasional : untuk mengetahui tanda-tanda dehidrasi.


2. Catat adanya tanda mual dan muntah.

Rasional : untuk mengetahui cairan yang keluar dalam tubuh.


3. Kolaborasi dalam pemberian cairan perental dan pemberian cairan

oral secara bertahap.


Rasional : untuk menggantikan cairan yang hilang.

d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan port de entrée pasca bedah


(Muttaqin, 2011).
Tujuan: tidak terjadi infeksi pada luka insisi.
Kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka
sesuai waktu.
Intervensi
1. Memonitor vital sign dan kaji adanya peningkatan suhu (Muttaqin,
2011).
Rasional : adanya peningkatan suhu menunjukkan adanya

13
tanda- tanda infeksi.
` 2. Lakukan prinsip steril dalam perawatan luka.
Rasional : untuk mencegah kontaminasi kuman masuk ke
luka insisi sehingga menurunkan resiko terjadinya infeksi.
3.Pantau hasil laboratorium pada pemeriksaan leukosit.

Rasional : angka leukosit yang tinggi, melebihi batas.


normal menunjukkan tanda-tanda terjadinya infeksi.
4.Kolaborasi dalam pemberian antibiotik sesuai advis dokter.

Rasional : untuk menurunkan terjadinya penyebaran organisme.

14
BAB 3
TINJAUAN KASUS

Data diambil tanggal : 22 november 2016 jam : 14:10 Wib


Ruang rawat/kelas : ICU Diagnosa medis : apendisitis
No.Rekam Medis : 05.07.93 tgl.MRS : 21 Nov 2016

A. Pengkajian Data
I. Biodata
a. Identitas Pasien
1. Nama : TN “E”
2. Umur : 40 tahun
3. Agama : Islam
4. Suku/Bangsa : Batak/Indonesia
5. Pendidikan : SMP
6. Pekerjaan : IRT
7. Status : Kawin
8. Alamat : kalangan
9. Pendapatan : Tidak tentu
10. Jenis Kelamin : perempuan

b. Nama Penanggung
1. Nama : Ny “W”
2. Umur : 42 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pekerjaan : IRT
5. Hubungan dengan klien : kakak ipar

15
1.1 KELUHAN UTAMA
Nyeri pada daerah epigastrium/ulu hati disertai mual dan muntah,
anorexsia, sesak, kepala pusing.
3.3RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
1. Provacative/palliative
a. Penyebabnya
Klien merasa nyeri pada abdomen.
b. Hal yang memperbaiki keadaan
Istirahat, dan minum obat-obat dari lapo kecil.
2. Quantitiy/Quality
a. Klien merasakan nyeri pada abdomen dengan skala 4.
b. Bagaimana dilihat
Klien kelihatan lemah, meringis kesakitan,lemah tak berdaya.
3. Region
a. Dimana lokasinya : Di abdomen kuadran kanan bawah
b. Penyebaran : Tidak menyebar
4. Severity (mengganggu aktivitas) : Ya
5. Time (kapan mulai timbul dan bagi mana terjadinya)
Klien mengatakan sejak 3 tahun yang lalu.

3.4 RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU.


1. Penyakit yang pernah dialami

Kurang lebih 3 tahun yang lalu klien sering sakit perut disebelah kanan
awalnya telat makan karna aktivitas yang banyak.
2. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Setiap rasa sakit pada perut sebelah kanan kambuh, klien selalu
mengonsumsi obat ranitidine.
3. Pernah dirawat
Klien pernah dirawat di RSU Fransiskus dan RSUP pandan.
4. Lamanya dirawaat
3 hari

16
5. Alergi
Tidak ada
6. Imunisasi
Klien mendapat imunisasi penuh/lengkap.
1.5 RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
1. Penyakit yang diderita anggota keluarga
Hipertensi
2. Anggota keluarga yang meninggal
Tidak ada
3. Lingkungan rumah dan komunitas
Klien memiliki hubungan yang baik pada lingkungan sekitar rumahnya
dan memiliki lingkungan yang kurang bersih bersih.
4. Perilaku yang mengurangi kesehatan
Merokok : tidak ada

Minuman keras : tidak ada

17
5. Genogram

Keterangan :
: Pria meninggal
: Wanita meninggal
: Pria
: Wanita
: Klien
------------------- : Tinggal serumah
: Garis Keseluruhan

18
3.6 RIWAYAT/KEADAAN PSIKOSOSIAL
1. Bahasa yang digunakan bahasa : Indonesia.
2. Persepsi pasien tentang penyakitnya :
Klien mengatakan bahwa penyakit yang dideritanya adalah cobaan dari
Tuhan untuk lebih dekat lagi dengan Tuhan.
3. Konsep diri
a. Gambaran diri (body image)
 Tanggapan tentang tubuhnya : Klien menganggap bagian
tubuh lengkap dan hanya bias mensyukurinya.
 Bagian tubuh yang disukai : Seluruh anggota tubuh pasien
disukai, karena masing-masing organ memiliki fungsi.
 Bagian tubuh yang tidak disukai : Tidak ada
 Persepsi tentang kehilangan bagian tubuh : Tidak ada
b. Identitas (personal identiti)
 Status dalam keluarga :Sebagai istri dan ibu bagi anak-
anaknya.
 Kepuasan terhadap statusnya : Cukup puas dapat
memberikan kebutuhan jasmani dan rohani bagi anak-
anaknya.
 Kepuasan terhadap jenis kelaminya: Klien puas dengan jenis
kelamin sebagai perempuan.
c. Peran
 Tanggapan tentang dirinya : Sebagai ibu dan istri
 Kemampuan melakukan perannya : Semenjak sakit klien
tidak dapat beraktivitas.
 Kepuasan melaksanakan perannya : Kurang puas
berhubung karena tidak dapat melakukan perannya.

19
d. Ideal diri
1. Harapan pasien terhadap
 Tubuhnya : Cepat sembuh dan ingin berkumpul lagi
dengan keluarganya dan anak- anaknya.
 Posisi ( Pekerjaan ) : Ibu rumah tangga
 Status ( keluarga ) : Sebagai istri dan ibu bagi anak-
anaknya.
 Tugas / pekerjaan : Memberikan kebutuhan jasmani,
rohani,dan pendidikan

2. Harapan pasien terhadap lingkungan


 Sekolah : semakin rukun dan meningkatkan
kedisplinan
 Keluarga : Sabar menghadapi masalah baik
yang ringan maupun yang berat.
 Masyarakat : Semakin rukun dan memiliki rasa
empati dan simpati.
 Tempat lingkungan kerja : Tercipta hubungan yang baik
antara pasien dan lingkungan.
3. Harapan pasien terhadap penyakit dan tenaga kesehatan :
Pasien berharap cepat sembuh dan dapat segera kembali
dengan keluarga. Dan tenaga kesehatan juga dapat melakukan
tindakan dengan baik terhadap penyakitnya.
e. Harga diri : Sedang
4. Sosial
a. Hubungan dengan keluarga : Baik ( harmonis ).
b. Hubungan dengan pasien lain : Baik, pasien dapat berinteraksi
dengan pasien lain.
c. Dukungan keluarga : Keluaga selalu berdoa dalam
penyembuhan klien dan biaya perawatan.
d. Reaksi saat interaksi : Kontak mata

20
5. Spritual
a. Konsep tentang penguasa kehidupan : klien yakin bahwa
segalasesuatu yang terjadi adalah kehendak TuhanYang Maha
Esa.
b. Sumber kekuatan/harapan saat sakit : Doa dan keluarga
yang selalu memberi semangat.
c. Ritual agama yang dilakukan : Beribadah
d. Keyakinan terhadap kesembuah penyakit : Klien yakin bahwa
dia sembuh.
e. Persepsi terhadap penyakit : Sebagai cobaan dalam
dirinya

3.7 PEMERIKSAAN FISIK.


1. Keadaan umum : Lemas, kesadaran Compos Mentis
2. Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/ Menit. ( lokasi perhitungan : Radialis)
Suhu : 38,9 °C ( lokasi perhitungan : Aksila)
RR : 22 x/ menit.
TB : 160 cm
BB : 60 Kg
3. Kepala dan leher :
a. Kepala
- Bentuk : mesosepal
- Ubun-ubun : Normal
- Kulit kepala : Bersih tidak ada gangguan.
- Nyeri kepala : Tidak ada
b. Rambut
- Pertumbuhan rambut : Rambut tumbuh merata di bagian kepala.
- Bau : Bau keringat.
- Warna : Hitam.

21
c. Wajah
- Warna kulit : Sawo matang
- Struktur wajah : Oval
d. Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap dan simetris.
- Pupil : Isokor kiri/kanan
- Refleks cahaya : Positif
- Konjungtiva : Merah muda
- Sklera : Putih
- Palpebra : Tidak ada terdapat edema.
- Pergerakan bola mata : Normal
- Strabismus : Tidak ada terdapat strabismus.
- Tekanan bola mata : Pengkajian tekanan bola mata
belum di lakukan.
- Ketajaman penglihatan : Klien mampu membaca
e. Hidung
- Tulang hidung dan posisi septumnasi : Simetris dan tidak
ada kelainan atau pun fraktur.
- Mukosa : Ada (+) lembab.
- Sekret : Jernih.
- Pernapasan cuping hidung : Ada, saat sesak.
f. Telinga
- Bentuk telinga : Normal, Simetris kanan dan kiri
- Lubang telinga : Normal, Simetris kanan dan kiri
tidak dijumpai adanya peradangan
- Ketajaman pendengaran : Klien tidak dapat mendengar suara
perawat dengan jelas butuh beberapa kali pengulangan kata atau
kalimat dan klien tidak mendengarkan detik jarum jam pada
jarak 30 cm.
- Alat bantu : Tidakmenggunakan alat bantu
g. Mulut dan faring

22
- Mulut : Kotor
- Mukosa : Lembab
- Bibir : Normal
- Lidah : Kotor
- Gigi : Adanya karies.
- Kebiasaan gosok gigi : Tidak teratur
- Tenggorokan : Klien mengatakan tidak mampu
menelan makanan dengan baik.
h. Leher
- Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak di temukan
pembesaran pada leher.
- Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada
- Peningkatan Vena jugularis : Tidak ada peningkatan pada
vena jugularis.
- Denyut nadi karotis : Teraba.
4. Integumen
a. Kebersihan : bersih
b. Kehangatan : kulit tetap terjaga kehangatannya.
c. Warna : Warna kulit sawo matang, tidak
dijumpai adanya sianosis, iskemik, dan anemi.
d. Turgor : Turgor kulit elastis
e. Kelembaban : Kering
f. Edema : Ada edema
5. Payudara dan ketiak
a. Ukuran dan bentuk payudara : tidak dikaji
b. Warna payudara dan areola : tidak dikaji
c. Kelainan payudara dan putting : tidak dikaji
d. Aksila dan klavikula : tidak dikaji
6. Toraks/dada
a. Bentuk toraks :Tid tidak dikaji
b. Pemeriksaan paru

23
- Pola napas : normal
- Jenis : Dispnea
- Reaksi otot bantu nafas : tidak ada
- Perkusi toraks : Normal
- Suara pernapasan : Normal
- Tactil fremitus : Normal
- Keluhan : sak adatid
- Alat bantu nafas : tidak ada

c. Pemeriksaan jantung
 Nyeri dada : Tidak ada
 Irama jantung : Teratur
 Palpasi : Kuat
 Bunyi jantung : Lup dup

7. Abdomen
 Bentuk abdomen : Asimetris kiri dan kanan
 Benjolan/massa : Tidak ditemukan
 Spider nevi : Tidak ditemukan

 Peristaltik usus : 16 x/menit


 Nyeri tekan : Ada nyeri tekan di abdomen
 Ascites :Ada
 Hepar : Tidak teraba
 Ginjal : Tidak teraba
 Lien : Tidak teraba
 Suara abdomen : Tympani

8. Kelainan daerah sekitarnya


a. Genitalia
 Bentuk alat kelamin : Tidak di kaji.
 Rambut pubis : Tidak di kaji

24
 Kelainan pada anus : Tidak di kaji
 Perineum : Tidak di kaji

9. Muskululokeletal/ Ekstremitas
a. Kesimetrisan otot : Tidak simetris
b. Kemampuan bergerak sendi dan tungkai : Terbatas
c. Kekuatan otot 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 51 2 3 4 5
d. Fraktur : Tidak ada
e. Dislokasi : Tidak ada
f. Edema : tidak ada
g. Capillary Refill Time : tidak ada
h. Sianosis : Tidak ada
i. Clubbing Finger : Tidak ada

10. Neurologi
a. Kesadaran : Compos mentis
GCS : 15
E :4 V :5 M :6

b. Maningeal sign
 Kaku duduk : Negatif
 Brudzinski I : Negatif
 Kerning : Negatif

c. Status mental
 Kondisi mental / perasaan: stabil
 Orientasi :Pasien dapat mengenal perawat mengenali tempat
dan waktu tidak terjadi disorientasi.

25
 Proses pikir : Pasien masih mengingat kapan dia masuk Rumah
Sakit.
 Motivasi : Keluarga sebagai motivasi dalam
kesembuhan penyakitnya.
 Persepsi : klien mengatakan penyakit\ yang di
alaminya cepat sembuh.
 Bahasa : Indonesia.
d. Nervus kranialis : tidak dikaji karena klien masih lemah.
3.8 POLA KEBIASAAN SEHARI – HARI
1. Pola tidur
a. Waktu tidur : siang: jam/hari malam : 6 jam/hari
b. Gangguan tidur : ada, jenis : cemas yaitu memikirkan keadaan anak-
anaknya.
c. Kebiasaan tidur : tidak ada
2. Pola eliminasi
a. BAK
- Frenkuensi : tidak teratur 7x/hari warna kuning
- Jumlah 1500 cc, bau : amis,
- Alat bantu : tidak ada
- Masalah : tidak ada
- Penggunaan diuretic : tidak
b. BAB
- Pola BAB :tidak teratur 1 x/hari
- Penggunaan laksative : tidak ada
- Karakter feses : warna kuning, bau khas, konsistem lembek
- BAB terakhir : tidak dikaji
- Riwayat perdarahan : tidak ada
- Diare : tidak
3. Pola makan dan minum
a. Gejala ( subjektif )
 Diet ( tipe ) : cair

26
 Pola diet : 3x/hari
 Kehilangan selera makan: ya,karena memakai selang NG jadi
terasa tidak nyaman.
 Nyeri ulu hati : Ada
 Yang berhubungan dengan : tidak ada selera makan
 Di sembuhkan dengan : tidak mengkonsumsi makanan yang
meningkatkan asam lambung seperti minuman yang bersoda
 Alergi / intoleransi makanan : tidak ada alergi
 Berat badan biasa : 60 kg
b. Tanda ( objektif )
 Berat badan sekarang : 56 kg, tinggi badan :160 cm
 Bentuk tubuh : kurus
c. Waktu pemberian makan : pagi jam 08 00, siang jam 13 00, sore
jam 17.00 wib
d. Waktu pemberian cairan : parenteral jam 08 00, jam 16 00, jam
24.00 jam
e. Masalah makan dan minum : Dilarang makan makanan yang
asam,dan pedas
f. Kesulitan menelan : tidak
 Tidak dapat makan sendiri : Ya,harus menggunakan selang NG.
g. Upaya mengatasi masalah : Dibantu oleh keluarga
4. Kebersihan diri
 Mandi/membersihkan tubuh : 1 x/hari, dibantu
 Pemeliharaan gigi dan mulut : 2 x/hari, dibantu
 Pemeliharaan kuku : Kurang
5. Pola kegiatan aktivias : Tidak ada aktifitas klien karena dalam keadaan
sakit.

27
3.9 HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG/ DIAGNOSTIK
a. Diagnose medis : Apendisitis
1. Laboratorium
No Tanggal Pemeriksaan Hasil Rujukan
1 21 URINALISIS
November Urine Lengkap
2016 1. Warna Kuning keruh Kurang jernih
2. Glukosa Negative negatif
3. Bilirubin Negative negative
4. Urobilinoge Negative negative
n
5. Darah positih negative
6. Keton negatif negative
7. Protein positif negative
8. pH 6,5 5-8
9. Nitrit Negative Negative

Sedimen Urine
1. Erytrosit 4-5 1-3
2. Leukosit >100 0-3
3. Epitel 6-8 1-3
4. Kristal

Faces Rutin
Makroskopik
1. Warna
2. Konsisten
3. Darah Negative
4. Lender Negative

Mikroskopis

28
1. Telur Negative
cacing Negative
2. Erytrosit Negative
3. Leukosit Negative
4. Bakteri Negative
5. amuba Negative

1.10 PENATALAKSANAAN / TERAPI

No. Nama Obat Dosis Fungsi

1. IVFD RL 30 tts/I Mengganti cairan tubuh yang


hilang

2. IVFD Nacl 20 tts/i Menambah Nutrisi

3. Inj.metoclopramid 1 A 1/8 jam Anti biotic (membunuh kuman)

4. Inj.omz 4 mg/12jam

29
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAAN
1 DS: - klien Pasca operatif Nyeri
mengatakan nyeri
pada daerah operasi
-Klien mengatakan Kerusakan jaringan bedah
nyeri pada perut
kanan bawah
nyeri
Do: - tampak meringis
Nyeri tekan(+)
T: 37 O C
Td : 110/70 mmHg
RR : 20 x/menit
HR : 80x/menit
2 Ds : - Kerusakan jaringan bedah Risiko tinggi infeksi
Do : - tampak ada
luka insisi diperut
kuadran kanan bawah
Port de entrée pasca bedah

Resiko infeksi

DIAGNOSA KASUS

1. Nyeri berhubungan dengan adanya agen cedera fisiK


2. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif

30
INTERVENSI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


O KEPERAWATA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
N
1 Neri berhubungan Nyeri -kaji tingkat -berguna dalam
dengan kerusakan berkurang nyeri,karakteristi pengawasan
jaringan bedah atau hilang k dan beratnya keefektifan
DS: - klien dengan (0-10) obat,kemajuan
mengatakan nyeri Criteria hasil -observasi penyembuhan pada
pada daerah : ttv,perhatikan karakteristik nyeri
operasi -klien tidak petunjuk dan menunjukkan terjadi
-Klien mengeluh verbal abses,memerlukan
mengatakan nyeri nyeri Berikan upaya evaluasi
pada perut kanan -klien tidak lingkungan yang medic dan intervene
bawah meringis tenang dan -dapat membantu
T: 37 O C kurangi mengevaluasi
Do: - tampak Td : 110/70 rangsangan pernyataan verbal
meringis mmHg stress dan keefektifan
Nyeri tekan(+) RR : 20 Pertahankan intervensi
T: 37 O C x/menit istirahat dengan - meningkatkan
Td : 110/70 HR : posisi semi istirahat
mmHg 80x/menit fowler -gravitasi
RR : 20 x/menit -ajarkan teknik melokalisasi eksudat
HR : 80x/menit nafas dalam bila inflamasi dalam
rasa nyeri datang abdomen bawah
Kolaborasi atau
dengan pelvis,menghilangka
pemberian n tegangan abdomen
analgetik sesuai yang bertambah

31
indikasi dengan posisi
terlentang
-menghilangkan
nyeri mempermudah
kerja sama dengan
intervesi lain
Contoh : batuk.
2 Risiko tinggi Tidak terjadi -awasi ttv -dugaan adanya
infeksi infeksi -lakukan infeksi
berhubungan dengan pencucian tangan -menurunkan risiko
dengan port de criteria hasil yang baik dan penurunan bakteri
entrée pasca : perawatan luka -memberikan deteksi
bedah - yang aseptic dini terjadinya
Do : tampak ada meningkatka -observasi proses infeksi dan
luka insisi di n keadaan luka dan pengawasan
perut kuadran penyembuha insisi penyembuhan
kanan bawah n luka peritonitis yang
dengan benar tidak ada
-bebas dari sebelumnya.
tanda-tanda
infeksi

32
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO DX HARI/TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
1. selasa : 22 november 2016
pukul : 14:30 wib -klien mengatakan
mengkaji tingkat nyerinya sudah
nyeri,lokasi dan berkurang
karakteristik -wajah tampak
hasilnya : meringis
nyeri sedang(6) -vital sign
lokasi pada perut t: 37 o c
kuadran kanan td : 100/70 mmhg
bawah rr : 20 x/menit
hr : 84x/menit

masalah belum
teratasi
pukul 14 : 50 wib memberikan
lingkungan yang pertahankan
tenang dan intervensi
mengurangi
rangsangan stress
hasilnya :
klien berbaring
dengan posisi
semi fowler

mengajarkan
teknik nafas dalam
bila rasa nyeri
pukul : 15 :00 wib datang
hasilnya :

33
klien nampak tarik
nafas melalui
hidung dan
mengeluarkannya
dari mulut

kolaborasi
pukul : 16:00 wib pemberian
analgetik sesuai
dengan indikasi :
inj.cefotaxime
1gr/12 jam
2 pukul 16:15 wib mengawasi ttv tidak tampak
hasilnya ; adanya tanda-
t: 37 o c tanda infeksi
td : 100/60 mmhg
rr : 20 x/menit masalah teratasi
hr : 80x/menit
pertahankan
mengobservasi intervensi
keadaan luka
balutan
hasilnya :
tampak luka insisi
dibalut dengan
verban,balutan
tampak kering
mengkaji ttv
hasilnya :
udema : (-)
pus (-)

34
eritema (-)

1 rabu.23 november 2016


mengkaji tingkat klien mengatakan
pukul 14:10 wib nyeri,lokasi pada nyerinya sudah
perut kuadran berkurang
kanan bawah -wajah tampak
sedikit lemah atau
PUKUL 14:20 WIB mengobservasi ttv sedikit meringis
hasilnya” -masalah belum
t: 37 o c teratasi
td : 100/70 mmhg pertahankan
rr : 25 x/menit intervensi
hr : 70x/menit

PUKUL 15:00 WIB mengajarkan tarik


nafas dalam bila
rasa nyeri datang
hasilnya :
klien nampak tarik
nafas melalui
hidung dan
mengeluarkannya
melalui mulut

2 pukul 16:10 wib mengganti tidak ada tanda-


balutan: tanda infeksi

35
hasilnya luka insisi tampak
perawat sedikit lebih
mengganti balutan kering
ganti verban

masalah belum
teratasi

pertahankan
intervensi

pasien
dipindahkan
keruang teratai

36
BAB 4
PEMBAHASAN

Setelah penulis selesai melakukan asuhan keperawatan pada Ny.E dengan


“APENDISITIS” di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Pandan, penulis akan
membahas kesenjangan yang terdapat pada teoritis dan tindakan kasus.
Pada tahap ini pembahasan dapat meliputi tahap pengkajian keperawatan,
diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan serta
evaluasi keperawatan.

4.1 Pengkajian
Pada tahap pengkajian penulis melakukan anamnese terhadap pasien dan
keluarga yang meliputi riwayat kesehatan klien di masa lalu, di masa sekarang
serta keadaan fisiko sosial pasien. Pada tahap ini penulis juga melakukan
pemeriksaan fisik mulai dari vitalsign, anamnese serta pola kebiasaan sehari-hari
meliputi pola tidur, eliminasi, makan/minum, personal hyegine dan pola kegiatan/
aktivitas. Pada tahap pengkajian ini pula, penulis menyertakan pemeriksaan
penunjang atau diagnostik serta penatalaksanaan dan terapi.
Setelah mendapatkan data-data dari pengkajian diatas, maka penulis
menggolongkan data tersebut kedalam data subjektif dan objektif, selanjutnya
penulis menganalisa data tersebut dan kemudian menegakkan diagnosa
keperawatan pada kasus Ny.E
Dalam hal ini penulis sangat berterima kasih kepada klien dan keluarga yang
banyak membantu dalam proses pengkajian tersebut.
Pada landasan teoritis diperoleh data sebagai berikut:
1. Aktivitas/ istirahat
Klien lemah, tidak mampu beraktivitas atau bekerja
2. Sirkulasi
Klien tidakmengalamihipertensi
3. Integritas ego
Klien tampak stress, ansietas
4. Eliminasi

37
Klien tidak mengalami diare
5. Makanan/ cairan
Klien mengalami kehilangan nafsu makan, sesak serta penurunan berat
badan.
6. Neurosensori
Klien pusing, kelemahan dan kecemasan
7. Penyuluhan dan pembelajaran
Berdasarkan pengkajian tersebut diatas penulis tidakmenemukan adanya
faktor resiko terjadinya Dispepsia

4.Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang terdapat pada teori yatu :
a. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan bedah (Muttaqin, 2011).

b.Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan menekan resperitory


(Muttaqin, 2011).

c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual muntah


(Muttaqin, 2011).

d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan port de entrée pasca bedah


(Muttaqin, 2011).

SEDANGKAN DIAGNOSA YANG TERDAPAT PADA KASUS


1. Nyeri berhubungan dengan adanya agen cedera fisiK
2. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif

38
4.3 Intervensi Keperawatan
Dari 2 masalah keperawatan yang muncul pada kasus, selanjutnya dibuat
rencana keperawatan sebagai tindakan pencegah masalah keperawatan yang
ada, kemudian menentukan tindakan yang tepat.
Rencana telah dilakukan sesuai dengan kondisi klien dan ternyata ada
kesenjangan yang terjadi antara teori dengan kenyataan yang ada.Dimana
semua rencana yang tertera dalam teori hanya sebagian yang tidak dilakukan
pada kasus.
4.4 Implementasi Keperawatan
Pada tahap implementasi ini, semua intervensi keperawatan yang ada pada
kasus dapat di implementasikan dengan baik dan sesuai dengan intervensi
yang ada
4.5 Evaluasi
Hasil evaluasi keperawatan terhadap Ny.E yang dilakukan di Ruang ICU
dengan semua intervensi yang ada pada kasus dan di implementasikan dengan
baik tetapi diagnose 2 masih belum teratasi dikarenakan pasien dipindahkan
keruangan TERATAI pada hari ke 2 dikarenakan kondisi klien sedikit
membaik.

39
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pengkajian
Pada tahap pengkajian penulis melakukan anamnese terhadap pasien dan
keluarga yang meliputi riwayat kesehatan klien di masa lalu, di masa sekarang
serta keadaan fisiko sosial pasien. Pada tahap ini penulis juga melakukan
pemeriksaan fisik mulai dari vitalsign, anamnese serta pola kebiasaan sehari-hari
meliputi pola tidur, eliminasi, makan/minum, personal hyegine dan pola kegiatan/
aktivitas. Pada tahap pengkajian ini pula, penulis menyertakan pemeriksaan
penunjang atau diagnostik serta penatalaksanaan dan terapi.
Setelah mendapatkan data-data dari pengkajian diatas, maka penulis
menggolongkan data tersebut kedalam data subjektif dan objektif, selanjutnya
penulis menganalisa data tersebut dan kemudian menegakkan diagnosa
keperawatan pada kasus Ny.E
Dalam hal ini penulis sangat berterima kasih kepada klien dan keluarga yang
banyak membantu dalam proses pengkajian tersebut.
Pada landasan teoritis diperoleh data sebagai berikut:
1. Aktivitas/ istirahat
Klien lemah, tidak mampu beraktivitas atau bekerja
2. Sirkulasi
Klien tidakmengalamihipertensi
8. Integritas ego
Klien tampak stress, ansietas
9. Eliminasi
Klien tidak mengalami diare
10. Makanan/ cairan

40
Klien mengalami kehilangan nafsu makan, sesak serta penurunan berat
badan.
11. Neurosensori
Klien pusing, kelemahan dan kecemasan
12. Penyuluhan dan pembelajaran
Berdasarkan pengkajian tersebut diatas penulis tidakmenemukan adanya
faktor resiko terjadinya Dispepsia

Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang terdapat pada teori yatu :
a. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan bedah (Muttaqin, 2011).

b.Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan menekan resperitory


(Muttaqin, 2011).

c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual muntah


(Muttaqin, 2011).

d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan port de entrée pasca bedah


(Muttaqin, 2011).

SEDANGKAN DIAGNOSA YANG TERDAPAT PADA KASUS


3. Nyeri berhubungan dengan adanya agen cedera fisiK
4. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif

Intervensi Keperawatan
Dari 2 masalah keperawatan yang muncul pada kasus, selanjutnya dibuat
rencana keperawatan sebagai tindakan pencegah masalah keperawatan yang
ada, kemudian menentukan tindakan yang tepat.
Rencana telah dilakukan sesuai dengan kondisi klien dan ternyata ada
kesenjangan yang terjadi antara teori dengan kenyataan yang ada.Dimana

41
semua rencana yang tertera dalam teori hanya sebagian yang tidak dilakukan
pada kasus.

Implementasi Keperawatan
Pada tahap implementasi ini, semua intervensi keperawatan yang ada pada
kasus dapat di implementasikan dengan baik dan sesuai dengan intervensi
yang ada
Evaluasi
Hasil evaluasi keperawatan terhadap Ny.E yang dilakukan di Ruang ICU
dengan semua intervensi yang ada pada kasus dan di implementasikan dengan
baik tetapi diagnose 2 masih belum teratasi dikarenakan pasien dipindahkan
keruangan TERATAI pada hari ke 2 dikarenakan kondisi klien sedikit
membaik.

5.2 Saran
5.2.1Bagi keluarga
Tetap memberi dukungan/ dorongan dan semangat pada pasien dalam
menghadapi penyakitnya.
5.2.2 Bagi perawat
Diharapkan meningkatkan kemampuan dalam mengimplementasikan
asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis “apendisitis”.
5.2.3 Bagi institusi pendidikan
Menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan khususnya pada
penerapan asuhan keperawatan klien dengan diagnosa medis
“apendisitis”.

42

Anda mungkin juga menyukai