Anda di halaman 1dari 8

1.

Identitas Pasien

Nama : Shareefa Jehan Amira

Umur : 48 hari

Jenis Kelamin : ♀

Alamat : Seulalah Langsa Timur

No RM : 05 50 22

Tanggal Masuk RS : 30/09/2016

2. Anamnesis
 Keluhan Utama

Keluarga pasien datang mengeluhkan anaknya sesak nafas.

 Riwayat penyakit sekarang

Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya mengalami sesak nafas sejak 1 hari yang lalu, semakin
lama semakin memberat dan mengeluarkan bunyi seperti kucing terjepit (mengi), tidak disertai dengan
kebiruan, dan pembengkakan. Sebelumnya anaknya mengalami demam tinggi, batuk berdahak dan pilek
sejak 4 hari yang lalu.

Karena sesak, pasien di bawa oleh ibunya ke rumah sakit Cut Mutia di Langsa dan langsung di
rujuk ke RSU Meuraxa Banda Aceh.

 Riwayat penggunaan obat


- Mukos
- Sanmol
- Nistatin drop
- Norages drop

 Riwayat penyakit dahulu

Disangkal.

 Riwayat penyakit keluarga


Disangkal
 Riwayat Kelahiran
- Partus SC
- Cukup bulan
- Menangis langsung saat lahir
- BBL 3,4 kg

 Riwayat imunisasi
Belum ada imunisasi

 Asupan makanan
ASI eksklusif

 Riwayat tumbuh kembang


Sesuai usia
Pasien sudah bisa mengangkat kepala lebih lama, tersenyum spontan, menggenggam tangan
orang tua lebih lama, mengeluarkan suara.

 Status Gizi
Dicari berdasarkan grafik WHO,
- BB/U = 4,7/8=(0-2) Normal
- TB/U =5,8/2=(0-2) Normal
- BB/TB =4,7/58=(0-(-1) Normal

 Riwayat lingkungan sosial


- Tidak ada yang merokok di rumah
- Ventilasi rumah ada
- Padat penghuni dan banyak yang batuk di lingkungan rumah

3. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : Kompos mentis GCS : 15 E: 4 M: 5 V: 5
2. Keadaan umum : Lemah
3. Tanda vital
- Tekanan darah : tidak diperiksa
- Frekuensi nadi : 147 x/menit irama Reguler pengisian cukup
- Frekuensi nafas : 52 x/menit Reguler
- Suhu : 36,9◦C
- Berat badan : 4,7 kg
- Panjang Badan : 59 cm
- Lingkar Kepala : 34 cm

4. Kepala : Normosefali
5. Rambut : warna hitam, tidak mudah tercabut, distribusi merata
6. Telinga : Normal
7. Mata : Konjungtiva anemis (-/-)
8. Hidung : Nafas cuping hidung (+/+)
9. Mulut : sianosis perioral (-)
10. Leher : Pembesaran KGB (-), Retraksi suprasternal (+)
11. Thoraks
I : Retraksi Intercostalis(+/+)simetris (+/+)
P : Tidak diperiksa
P : didapati suara sonor di sepanjang lapangan dinding dada kanan dan redup relative di
bagian ics 2- ics 5/6 dinding dada kiri
A : ronki (+), wheezing (-)
12. Abdomen
I : abdomen datar dan lembut(+), retraksi epigastrium(+/+)
A : peristaltic usus (+)
P : tidak adanya nyeri tekan (-),hepatomegali (+)
P : normal (tympani)
14. Genitalia : Normal
15. Ekstremitas : - Tangan : CRT normal, akral dingin (-), edema (-)
- Kaki : akral dingin (-), edema (-)
4. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah rutin
- Hemoglobin : 9.5 g/dL
- Eritrosit : 2.99 uL
- Hematokrit : 28.0 %
- MCV : 93.6 fL
- MCH : 31.8 L
- MCHC : 33.9 g/dL
- RDW-SD : 50.3 fL
- RWD-CV : 14.5 %
- Leukosit : 11.4 10/uL
- Limfosit : 56.6 %
- Mxd : 6.1 %
- Neutrofil : 37.3 %
- Trombosit : 435 10/uL
- PDW : 9.3 fL
- MPV : 8.3 fL
- PCT : 0.36 %
- P-LCR : 13.3 %
Pemeriksaan Radiologi/Foto Rontgen

5. Diagnosis Kerja
Bronkopneumonia

6. Terapi
- O2 Lembab 3L/menit/nasal kanul
- IVFD Larutan 4:1 470:24 = 20cc/jam (makro)
- Ampicilin 4x200 mg/iv
- ASI Lanjutkan
7. Follow Up
o Hari ke-1
S : orangtua mengatakan bahwa sesak susah mulai berkurang,

O : masalah sesak belum teratasi karena adanya sumbatan jalan nafas.


- keadaan umum : Lemah
- kesadaran : komposmentis
- tanda vital : ● suhu : T: 36,0 ◦C
● RR : 52x/menit
● HR : 147x/menit
- pemeriksaan fisik paru :
I : retraksi (+) pergerakan dinding dada (+/+)
P : nyeri tekan (-)
P : sonor (+/+)
A : vesikuler (+/+), Ronkhi (+/+)

A : Bronkopneumonia
P : - atur posisi senyaman mungkin
-terapi lanjutkan
Tinjauan Pustaka

1. Definisi

Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis, adalah peradangan parenkim paru yang
melibatkan bronkus/bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy distribution).
Konsolidasi bercak berpusat disekitar bronkus yang mengalami peradangan multifocal dan biasanya
bilateral. Konsolidasi pneumonia yang tersebar (patchy) ini biasanya mengikuti suatu bronchitis atau
bronkiolitis.

2. Etiologi

Timbulnya bronkopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, rotozoa, mikobakteri,


mikoplasma, dan riketsia, antara lain :

a. Bakteri
Streptococcus, staphylococcus, H. influenza, klebsiella.
b. Virus
Legionella pneumoniae
c. Jamur
Aspergillus spesies, candida albicans
d. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal/isi lambung ke dalam paru-paru
e. Terjadi karena kongest paru yang lama

Sebab lain dari bronkopneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi pada pasien yang daya
tahan tubuhnya terganggu atau terjadi aspirasi flora normal yang terdapat dalam mulut dank arena adanya
pneumocystis crani, mycoplasma.

3. Patofisiologi

Bronkopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang disebabkan oleh bakteri
staphylococcus, haemophilius influenza, atau karena aspirasi makanan dan minuman. Dari saluran
pernafasan dengan gambaran seperti berikut :

a. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi pembuluh darah alveoli,
peningkatan suhu dan edema antara kapiler dan alveoli.
b. Ekspansi kuman melalui pembuluh darah dan kemudian masuk kedalam saluran pencernaan dan
menginfeksinya mengakibatkan terjadinya peningkatan flora normal dalam usus, peristaltic
meningkat akibat usus mengalami malabsorpsi dan kemudian terjadilah diare yang beresiko
terhadap cairan dan elektrolit.

4. Manifestasi klinis
a. Batuk dengan dahak mukoid atau purulent kadang-kadang disertai darah.
b. Sesak nafas
c. Demam tinggi
d. Nyeri dada
5. Pemeriksaan fisik
a. Pasien tampak sakit berat, kadang disertai sianosis
b. Suhu tubuh meningkat dan nadi cepat
c. Respirasi meningkat tipe cepat dan dangkal.
d. Sianosis
e. Nafas cuping hidung
f. Retraksi intercostalis, pada paru yaitu :
1. Inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernafas
2. Palpasi fremitus dapat meningkat
3. Perkusi redup
4. Auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai
ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi.

6. Pemeriksaan penunjang
a. Foto rontgen (PA)
Terlihat perselubungan pada daerah yang terkena
b. Laboratorium
a. Leukosit (10.000-15.000/mm3) dengan hitung jenis pergeseran ke kiri (neutrophil
batang tinggi). Leukosit <3.000/mm3, prognosisnya buruk.
b. Analisa sputum adanya jumlah leukosit bermakna
c. Gram sputum

7. Diagnosa Banding
1. Bronchitis akut
2. Pleuritis eksudatif karena TB
3. Ca paru
4. Infark paru

8. Penatalaksanaan
1. Terapi Antibiotik
- Beri ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam), yang harus
dipantau dalam 24 jam selama 72 jam pertama. Bila anak memberi respon yang baik
maka diberikan selama 5 hari.
- Bila keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam, atau dapat keadaan yang berat, maka
tambah kloramfenikol (25 mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 8 jam)
- Bila pasien datang dalam keadaan berat, segera berikan oksigen dan pengobatan
kombinasi ampisilin kloramfenikol atau ampisilin gentamisin.
2. Terapi Oksigen
- Beri oksigen pada semua anak pneumonia berat
Daftar Pustaka

1. Pedoman diagnosis dan terapi kesehatan anak, UNPAD, Bandung: 2005


2. Behrman RE, Vaughan VC, Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Bagian II edisi 15. EGC, Jakarta :
2000 hal 883-889
3. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, WHO : 2010

Anda mungkin juga menyukai