Anda di halaman 1dari 17

ANATOMI PLANET

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Astronomi
Yang dibina oleh Atsnaita Yasrina, S.Si., M.Sc

Oleh
Nur’Aini Chumairo
140321601501

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
April 2016
ANATOMI PLANET

1. Merkurius

Merkurius punya banyak kawah dan tidak mempunyai satelit alam serta
atmosfir yang sangat tipis. Merkurius mempunyai inti besi yang menciptakan
sebuah medan magnet dengan kekuatan 0.1% dari kekuatan medan magnet bumi.

Nama planet ini diambil dari nama dewa pengantar pesan jaman Romawi
kuno. Ia diberi nama tersebut karena pergerakannya di langit yang sangat cepat.
Orang Yunani pada jaman Hesiod menamai Merkurius Stilbon dan Hermaon
karena sebelum abad ke lima sebelum masehi mereka mengira bahwa Merkurius
itu adalah dua benda antariksa yang berbeda, yang satu hanya tampak pada saat
matahari terbit dan yang satunya lagi hanya tampak pada saat matahari terbenam.
Di budaya Tiongkok, Korea, Jepang dan Vietnam, Merkurius dinamakan
“bintang air”. Orang-orang Ibrani menamakannya Kokhav Hamah, “bintang dari
yang panas” (“yang panas” maksudnya matahari).

Dengan diameter sebesar 4879 km di katulistiwa, Merkurius adalah planet


terkecil dari empat planet kebumian di Tata Surya. Merkurius terdiri dari 70%
logam, 30% silikat, serta mempunyai kepadatan sebesar 5,43 g/cm3, hanya
sedikit dibawah kepadatan Bumi.

Namun, apabila efek dari tekanan gravitasi tidak dihitung, maka Merkurius
lebih padat daripada Bumi dengan perbandingan kepadatan yang tidak
terkompres dari Merkurius 5,3 g/cm3 dan Bumi hanya 4,4 g/cm3.

Gambar 1.1 foto Merkurius yang diambil oleh pesawat luar angkasa MESSEGER yang
terbang pada 14 Januari 2008.

Kepadatan Merkurius digunakan untuk menduga struktur di dalamnya.


Kepadatan Bumi yang tinggi tercipta karena tekanan gravitasi, terutama pada
bagian intinya. Namun, Merkurius jauh lebih kecil dan bagian dalamnya tidak
terdapat seperti Bumi, sehingga kepadatannya yang tinggi diduga, karena
Merkurius memiliki inti yang besar dan kaya akan besi.

Para ahli Bumi memperkirakan, bahwa inti Merkurius menempati 42 % dari


volumenya (inti Bumi hanya menempati 17% dari volume Bumi). Menurut riset
terbaru menyatakan, kemungkinan besar inti dari Merkurius adalah cair.
Mantel setebal 600 km menyelimuti inti Merkurius dan keraknya diduga
setebal 100 sampai 200 km. Permukaannya mempunyai banyak perbukitan yang
kurus, beberapa mencapai ratusan kilometer panjangnya. Diduga perbukitan ini
terbentuk, karena inti dan mantel Merkurius mendingin dan menciut pada saat
kerak sudah membatu.

Merkurius merupakan planet yg tandus. Permukaanya berbatu-batu dan


terdapat banyak kawah. Kaloris merupakan kawah terbesar di planet ini. Garis
tengah Kaloris sekitar 1.300 Km.

Atmosfer merkurius terdiri dari uap natrium dan kalium yg sangat tipis,
sehingga kadang-kadang planet ini di anggap tidak mempunyai atmosfer.
Akibatnya tidak ada udara yg menyerap panas Matahari.

2. Venus

Venus adalah planet kedua dari Matahari. Setelah Matahari Bulan, Venus
adalah benda langit ketiga paling terang di langit. Venus disebut bintang fajar,
terbit di timur saat Matahari terbit (dinamai Hesperus), sebagai bintang senja di
barat, kala Matahari terbenam (dinamai Phosphorus atau Lucifer). Venus
memiliki massa jenis 5 250 kg/m3, hampir sama dengan massa jenis Bumi (5500
kg/m3), sehingga mungkin terbuat dari unsur yang sama. Sebagian besar
atmosfer Venus (kira-kira 96%) terdiri dari karbon dioksida (CO2), gas pekat
yang memerangkap panas. Gas CO2 yang memerangkap panas menyebabkan
suhu permukaan Venus cukup tinggi, yaitu 480° C. Bidang orbit Venus memiliki
inklinasi 3°23’41” terhadap ekliptika sedangkan porosnnya miring 2°07’.
Merkurius dan Venus suatu waktu dapat terlihat melintasi piringan Matahari oleh
pengamat Bumi. Fenomena seperti ini disebut transit. Periode transit dapat dicari
dengan rumus periode synodis planet dan Bumi, meskipun tidak tiap periode
sinodis terjadi transit akibat inklinasi orbit planet. Fase dan kedudukan Venus
mengulang setiap periode siodis 1,6 tahun. Sementara transit melintasi piringan
Matahari jarang terjadi. Untuk setiap masa lebih 100 tahun transit terjadi dua
kali. Transit berikutnya sudah terjadi di tahun 2004 dan tahun 2012
(Paesangan.2005:127)

Gambar 1.2 Permukaan Venus yang digambarkan oleh radar dari pesawat luar angkasa
Magellan.

Di Venus tidak ada lautan, diliputi atmosfer sangat tebal gas CO2 sedikitpun
tidak ada uap air H2O. Awannya berwarna merah berasal dari uap asam sulfur
H2S. Di permukaan planet, tekanan atmosfer adalah 92 kali tekanan di bumi.
Suhu di Venus pun mematikan 482 ̊C, sama dengan suhu awan panas “wedus
gembel” gunung Merapi yang meletus di Yogyakarta pada 15 Mei 2006.
Temperatur setinggi Venus diperoleh dari proses rumah kaca berketerusan oleh
CO2 yang tiada putus (Paesangan.2005:127)
Venus berotasi sangat lambat berlawanan arah rotasi Bumibarat ke timur.
Sehari di Venus berlangsung 243 hari Bumi lebih panjang dari periode revolusi
mengelilingi Matahari yang 225 hari. Jadi, hari Venus lebih panjang dari tahun
Venus. Karena rotasi Venus dari arah timur ke barat, maka pengamat di Venus
melihat Matahari terbit dari barat dan terbenam di timur (Paesangan.2005:128)
Venus sebagian besar terdiri dari dataran rendah yang terhampar luas.
Terdapat dua dataran tinggi yang utama atau benua. Benua terbesar Terra
Aphrodite menjulur sepanjang khatulistiwa di Venus, dan kira-kira seukuran
Australia. Benua lainnya Terra Ishar di belahan utara, ukurannya kira-kira
sebesar Amerika Selatan (Paesangan.2005:129)
Gunung berapi ditemukan di seantero Venus dan telah memuntahkan lava
untuk membentuk dataran-dataran yang luas. Beberapa gunung tersebut cukup
kecil dan berbentuk kerucut. Yang lainnya disebabkan oleh letusan yang
berulang, berubah menjadi barisan pegunungan yang besar seperti yang
ditemukan di Bumi. Satu keistimewaan gunung berapi yang ditemukan di Venus
dan tidak terdapat di Bumi adalah lava melingkar berdiameter 25 km
(Paesangan.2005:129)

3. Bumi
Bumi, merupakan planet ketiga dari Matahari dan satu-satunya planet di tata
surya yang mampu menyangga kehidupan. Diameter Bumi di katulistiwa
12.756,2698 km dan diameter di kutubnya 12.713,4994 km dengan massa jenis
sekitar 5 520 kg/m3. Sekitar 70% dari permukaan Bumi ditutupi oleh air, meskipun
demikian jumlah air di Bumi tidak sampai 1% dari total massa penyusun Bumi.
Inklinasi orbit Bumi 0° dan inklinasi porosnya 23°26’. Percepatan gravitasi Bumi
rata-rata 9,82 m/s2 memungkinkan Bumi mempertahankan atmosfernya yang tersusun
dari 78% nitrogen dan 21% oksigen (Gautama.2010:165 )

Gambar 1.3 Permukaan Bumi

Jarak bumi dengan matahari oleh para ahli Astronomi dinamakan satu satuan
Astronomi atau sama dengan 159.000 kilometer (IS·A = 159.000.000 km). Bumi
mengelilingi matahari membutuhkan waktu 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik, tetapi
atas dasar kesepakatan ahli astronomi mengacu pada periode antara pertemuan
matahari dengan bintang Aries, yaitu 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik atau sama
dengan Satu Tahun Tropik. Bumi berputar pada porosnya membutuhkan waktu 23
jam 56 menit atau sama dengan Satu Hari Bintang (Sulistyanto.2009:49)
Bumi tersusun atas litosfer, hidrosfer, dan atmosfer dan dilindungi oleh
magnetosfer dari radiasi Matahari. Litosfer Bumi tersusun dari inti besi panas yang
padat, mantel berupa batuan cair dan kerak Bumi yang keras dan tipis dan merupakan
tempat semua kehidupan di Bumi berada. Bumi memiliki sebuah satelit yaitu Bulan
yang cukup besar bila dibandingkan dengan Bumi, dan setidaknya dua buah moonlet
yang mungkin asteroid yang terperangkap oleh gravitasi Bumi. Berdasarkan teori
yang diterima saat ini, Bulan mungkin berasal dari pelemparan massa Bumi saat
masih berupa protoplanet oleh benda berukuran sebesar Mars. Teori ini didukung
karena Bulan hampir tidak mengandung besi dikarenakan materi yang terlontar
hanyalah pada lapisan luar protobumi saja dan keberadaan logam berat di permukaan
Bumi akibat ‘adukan’ dari tabrakan itu (Gautama.2010:165 )

4. Mars

Mars disebut sebagai planet merah karena warnanya merah. Penyusun utama
batuan Mars diperkirakan adalah oksida besi dan sulfur, sehingga warnanya tampak
merah seperti karat besi. Massa jenis Mars 3 940 kg/m3, lebih rendah dari planet
terrestrial lainnya. Atmosfernya jauh lebih tipis dari Bumi, dengan tekanan hanya
seperseratus dari tekanan atmosfer Bumi dan percepatan gravitasi sepertiga
percepatan gravitasi Bumi. Gas utama di atmosfer Mars adalah karbon dioksida
(sekitar 95%). Suhunya berkisar dari paling dingin hingga paling panas yaitu
beberapa derajat diatas 0° C. Bidang orbit Mars membentuk inklinasi sebesar 1° 51’
1” terhadap ekliptika dan sumbu rotasinya miring 23°59’ terhadap bidang tegak
lurus orbitnya. Mars memiliki dua satelit, yaitu Phobos dan Deimos
(Gautama.2010:165)
Gambar 1.4 Planet Mars

Mars salah satu planet terkecil dengan diameter sekitar seperempat Bumi.
Planet ini dapat bersinar seterang planet Yupiter, karena Mars berada sangat
dekat dengan kita. Pada posisi terdekat, Mars berada dalam jarak 56 juta
kilometer, lebih dekat dibandingkan semua planet lain kecuali Venus.
Pengamatan dengan teleskop memperlihatkan berbagai tanda-tanda gelap,
terutama di suatu daerah Syrtis Major dekat khatulistiwa Mars, dan tudung es
pada kutub utara dan selatan. Mars memiliki musim-musim karena porosnya
miring (Wiramihardja.2010:154)
Kepadatan Mars 30% lebih rendah dari Bumi ( 3,94 g/cm3 lawan 5,52 g/cm3),
dengan tekanan udara yang sangat rendah 1% tekanan di Bumi, sehingga air di
permukaan segera menguap. Berdasarkan pengukuran medan gravitasi oleh
pesawat, bagian dalam Mars terdiri atas : kerak, selubung mantel magma, dan inti
serupa Bumi. Kerak sangat tebal mencapai 130 km (Wiramihardja.2010:155)
5. Yupiter

Yupiter adalah planet ke lima dari Matahari, terbesar dalam tata Surya.
Yupiter juga benda langit ke-empat paling terang di langit setelah Matahari,
bulan dan Venus. Yupiter bahkan 3 kali lebih terang dari bintang Sirius
(Paesangan.2005:156)
Yupiter adalah planet gas yang disusun terutama oleh hidrogen dan sedikit
helium. Meskipun tersusun dari hidrogen, namun fase dari hidrogen lebih
menyerupai cairan akibat tekanan yang begitu besar, dan lebih ke pusat hidrogen
dan helium berwujud seperti logam cair dengan ketebalan hingga 40000 km. Zat-
zat atmosfernya bersifat racun dan dapat mematilemaskan makhluk hidup. Zat-
zat ini adalah hidrogen, helium, metana, amoniak, dan mungkin hidrogen sulfida
(Gautama.2010:166)
Dilihat dari jauh, Yupiter memperlihatkan alur-alur pita horisontal. Pita-pita
itu adalah lapisan awan yang digerakan angin yang sangat kuat. Diperbatasan
pita-pita itu tertiup angin dengan arah berlawanan. Badai-badai besar dan kuat
selalu terjadi tiba-tiba. Jika badai kuat di Bumi ditimbulkan oleh pemanasan
Matahari di atmosfer, maka badai di Yupiter ditimbulkan oleh gelembung gas
panas yang mengalir ke permukaan dari dalam planet. Gelembung-gelembung
membawa panas dan membuat pusaran akibat angin yang tertiup dari dua arah
yang berlawanan. Rentang waktu berlangsung badai sampai berminggu-minggu.
(Wiramihardja.2010:157)
Gambar 1.5 Yupiter yang digambarkan oleh Teleskop Hubble Space

Jika diamati, Jupiter tampak berwarna krem dengan garis-garis cokelat.


Jupiter juga mempunyai cincin meskipun sangat tipis. Fenomena menarik yang
dapat diamati di planer Jupiter adalah adanya bintik merah besar, yang
diperkirakan adalah sebuah badai topan di permukaan Jupiter yang telah
berlangsung sangat lama. Bintik merah yang sangat besar itu melanda muka
planet sampai seluas 3 buah Bumi. Warna merah bintik berasal dari sulfur atau
fosfor yang menyerap sinar ultraviolet, ungu dan biru (Wiramihardja.2010:157)
6. Saturnus

Saturnus adalah planet yang dikelilingi oleh banyak cincin yang tebal. Cincin
itu tampak seperti lembaran padat yang terbentuk dari jutaan potongan es yang
mendesing mengelilingi planet dengan kecepatan tinggi. Cincin-cincin Saturnus
dipisahkan oleh celah-celah yang disebut celah Cassini. Urutan cincin Saturnus
dari dalam ke luar yaitu cincin D, C, B (yang paling terang), A, F, G, dan E. Jika
dilihat, Saturnus tampak lonjong dan bergaris-garis cokelat seperti halnya Jupiter.
Atmosfer Saturnus tebal dan tersusun dari hidrogen, helium, metana dan
amoniak. Jika pada Jupiter amoniak lebih banyak dari metana, pada Saturnus
metana lebih banyak. Inklinasi orbit Saturnus sekitar 2°30’ dan inklinasi
porosnya 26°44’ (Gautama.2010:166)
Gambar 1.6 Saturnus diamati oleh pesawat luar angkasa Cassini

Diameter Saturnus sekitar 9,41 kali diameter Bumi. Kerapatan planet Saturnus
amat rendah, 1/8 kali kerapatan Bumi, karena Saturnus terdiri dari hidrogen (0,7
g/cm3 dibandingkan 5,5 g/cm3). Serupa Yupiter, berat atmosfer menekan semakin
kuat ke dalam, hidrogen mengembun menjadi cairan. Semakin dekat dengan
pusat, hidrogen bersifat logam cair yang menghantar listrik dan magnet. Pusat
Saturnus adalah inti batuan dan bertemperatur tinggi ditaksir 15000 ̊C
(Wiramihardja.2010:159)

Saturnus memiliki 10 buah satelit. Yang terbesar bernama Titan yang besarnya
melebihi bulan. Melalui teleskop, satelit Titan terlihat kehijau-hijauan karena
adanya penghabluran.Kesepuluh satelit Saturnus tidak ada yang terletak di dalam
cincin, semua berada di luar cincin. Diduga cincin atau gelang Saturnus beasal
dari salah satu satelit Saturnus yang dahulu kala berada terlalu dekat dengan
Saturnus. Ada teori yang mengatakan jika sebuah satelit letaknya terlalu dekat
dengan planet induknya, lama-kelamaan satelit tersebut akan menderita gaya
ganggu yang dapat memecah belah satelit itu (Hidayat.1997:21)

7. Uranus
Uranus tidak seperti kebanyakan planet yang memiliki poros hampir tegak
lurus dengan garis orbit planet, Uranus justru memiliki poros yang hampir
sejajar bidang orbitnya (inklinasi 98°) sedangkan inklinasi orbitnya sekitar 0°46’,
hampir berimpit dengan ekliptika. Akibat inklinasi poros itu kutub Uranus
mengalami musim panas selama setengah periode revolusinya dan mengalami
musim dingin selama setengah periode berikutnya. Meskipun demikian, tidak
terjadi perbedaan suhu yang mencolok antara kutub yang menghadap Matahari
dengan kutub lainnya akibat perambatan kalor yang efisien. Uranus dan
Neptunus Juga mempunyai cincin. Meskipun tipis cincin Uranus adalah yang
tertebal kedua setelah Saturnus (Gautama.2010:167)

Gambar 1.7 Uranus yang nampak kehijauan dengan cincin yang melingkar
Uranus tampak berwarna biru kehijauan pucat jika diamati dengan teleskop.
Berbeda dengan Jupiter dan Saturnus yang komposisi utamanya hidrogen dan
helium, Uranus dan Neptunus lebih banyak mengandung air. Atmosfer Uranus
terutama mengandung hidrogen, helium dan metana merentang hingga 5 000 km
di atas lautan (Gautama.2010:167)
Pusat Uranus diperkirakan terdiri atas inti batuan berukuran lebih kecil dari
inti Bumi. Berjejari 2000 km dan bersuhu 6.650 ̊C, oleh tekanan yang sangat
besar dari air pada inti batuan (Wiramihardja.2010:162)

8. Neptunus

Neptunus merupakan planet ke 4 dari kelompok Yovian di tatasurya, atau


planet ke 8 dari Matahari. Neptunus berawarna biru cerah karena gas metana
yang ada di atmosfer menyerap warna merah sinar Matahari dan memantulkan
warna biru. Neptunus tersusun dari inti batuan sebesar Bumi yang terdiri dari
besi dan silikon, dan diliputi lautan air ionik bercampur bahan batuan
membentang 5 000 km ke permukaan dan bersambung dengan atmosfer tebal
berupa gas hidrogen, helium, metana dan amoniak. Suhu permukaan Neptunus
kira-kira -213° C dan suhu intinya 5 149° C. Inklinasi orbit Neptunus sekitar 1,8°
dan sumbu rotasinya miring 29,58° (Gautama.2010:167)
Gambar 1.8 Neptunus

Tidak seperti Jupiter dan Saturnus yang merupakan raksasa gas, Uranus dan
Neptunus adalah raksasa gas dan air. Massa Neptunus lebih besar dari Uranus
sedangkan radiusnya lebih kecil mengakibatkan rapat massa planet ini lebih
besar dari Uranus, yaitu 1 670 kg/m3 (Gautama.2010:167)
Dengan menggunakan Hubble, para astronom mengamati berbagai badai
bergaris tengah ribuan km di atmosfer Neptunus. Badai-badai tampak berupa
bintik-bintik hitam selama beberapa bulan lalu menghilang. Badai terbesar
adalah Bintik Gelap Besar di belahan selatan. Badai itu di potret pesawat
Voyager 2 pada tahun 1989. Diameternya sama dengan Bumi
(Wiramihardja.2010:163)
Pusat Neptunus berisi inti batuan sebesar Bumi terdiri atas besi dan silikon.
Inti diliputi lautan air yang bercampur bahan batuan membentang 5000 km ke
permukaan dan bersambung dengan atmosfer tebal berupa gas H, He dan 3%
Metana dan Amoniak (Wiramihardja.2010:164)
Neptunus memancarkan 2,7 kali energi yang diserap dari Matahari. Neptunus
masih terus mencari keseimbangan gravitasi dengan mengerut. Dari energi yang
dipancarkan, para astronom dapat memperkirakan temperatur Neptunus di pusat.
Suhu itu sama dengan 5149 ̊C, sama panas dengan fotosfer Matahari
(Wiramihardja.2010:164)

Anda mungkin juga menyukai