Anda di halaman 1dari 4

Turnaround Kilang

21JUN
Turnaround adalah kegiatan maintenance untuk mengembalikan kondisi kilang seperti keadaan awal
agar kilang beroperasi secara optimum. Kegiatan ini dilakukan setiap 3 – 4 tahun sekali. Selain untuk
menjaga performa kilang, turnaround ini juga dilakukan untuk memenuhi kewajiban yang telah diatur
dalam undang-undang migas. Turnaround merupakan kewajiban bagi setiap unit operasi (kilang) agar
proses produksi berjalan secara kontinu dengan biaya maintenance yang tepat.

Kegiatan turnaround diantaranya perbaikan, penggantian, dan inspeksi peralatan-peralatan yang


tidak bisa diperbaiki atau diganti ketika unit sedang berjalan. Misalkan saja kolom distilasi, jika ada
kerusakan maka harus diperbaiki ketika turnaround. Jika sedang berjalan pastilah tidak bisa. Seorang
engineer harus bisa melakukan prediksi kira-kira apa yang harus diperbaiki atau diganti ketika
turnaround berlangsung. Perlukah diganti atau hanya cukup diperbaiki dan dibersihkan saja. Setiap
engineer harus memiliki sense of equipment. Dia harus mampu mengenali gejala-gejala yang muncul
dan memprediksikan kemampuan suatu equipment berjalan dengan baik setelah turnaround sampai
turnaround selanjutnya.

Kegiatan turnaround adalah kegiatan yang berlangsung selama 24 sehari dengan durasi yang telah
ditentukan apakah mau 20 hari, 30 hari, 40 hari, dll. Pekerjaan turnaround dilakukan secara shift dan
melibatkan banyak pekerja outsource dan berbagai kontraktor. Untuk turnaround 1 unit CDU saja
dibutuhkan kira2 seribuan pekerja yang akan bekerja selama 21 hari. Sungguh kegiatan yang sangat
besar seperti hajatan pernikahan saja. Hehe.. Setiap pekerja bahu membahu untuk menghasilkan
kualitas pekerjaan yang baik dengan zero accident. HSE merupakan kunci utama dalam
melaksanakan pekerjaan. Pertamina tidak menolelir adanya kecelakaan kerja didalam kilang. Untuk
itu, kepedulian, kerja keras, dan kerja sama yang baik harus menjadi perhatian utama dalam menjaga
kilang ini.

Perencanaan turnaround yang sudah dimulai 1 tahun yang lalu akan menuai hasilnya 21 hari
kedepan. Jika hasilnya baik, program TA sukses dan kilang akan berjalan dengan performa yang
memuaskan tanpa unschedule shutdown dan tanpa kendala yang berarti.

Shutdown atau Turn Around, Apa Saja Kegiatannya?


Selamat malam bloggers!! Kali ini saya mau berbagi ilmu lagi nih tentang Shutdown
atau Turn Around.

Shutdown atau Turn Around merupakan kegiatan yang vital di dunia industri. Baik
itu kecil, sedang, dan besar. Tetapi yang kali ini bakal dibahas yaitu Shutdown pada
industri skala besar seperti pabrik atau kilang.
Melihat kegiatan perawatan 5E-1 pada saat shutdown

Shutdown merupakan waktu perawatan total dari suatu unit produksi yang biasanya
skalanya adalah satu pabrik atau satu train atau satu unit produksi. Suatu unit
produksi yang mengalami shutdown akan berhenti produksi secara total serta
sebagian besar alatnya akan dimatikan. Hal ini bertujuan agar semua alat di dalam
suatu unit produksi tersebut bisa dilakukan perawatan secara menyeluruh.

Durasi Shutdown bervariasi di tiap unit produksi, tergantung pada tingkat kompleks
atau tidaknya suatu unit produksi. Di Badak LNG contohnya, suatu train atau unit
produksi (bloggers yang belum tahu proses di train bisa membacanya di sini) bisa
dilakukan shutdown selama sebulan penuh. Frekuensi dari shutdown juga bisa
bermacam - macam, tergantung dari tingkat kekuatan dari suatu unit produksi atau
bisa juga dikaitkan dengan referensi standar. Train di Badak LNG contohnya, suatu
train kilang LNG biasanya dilakukan shutdown berkala tiap empat tahun sekali di
kondisi normal.
Pada saat Shutdown kegiatan yang paling utama adalah perawatan berkala di
samping kegiatan perawatan lainnya. (bloggers juga bisa membaca tentang Pm &
PdM di sini) Kurang lebih pembagian porsi kegiatannya adalah seperti ini:

 Preventive Maintenance atau perawatan berkala (90%)


 Corrective Maintenance atau perawatan untuk menentukan kondisi peralatan
kedepannya (5%)
 Improvement atau peningkatan mutu dari suatu peralatan (3%)

sans-serif;">Support atau kegiatan penunjang (2%)


Preventive Maintenance:

Jika dilihat dari porsinya maka perawatan berkala memang menjadi hal yang utama
selama kegiatan shutdown, perawatan berkala itu sendiri terdiri atas kegiatan
kegiatan berikut:

 Resertifikasi
 Overhaul
 Inspeksi/Pengecekan
 Pembersihan
 Pergantian
 Pengoprasian ulang
 Perbaikan
 Modifikasi
 Penginstalan unit baru
Correctives Maintenance

yang kedua terbanyak adalah correctives maintenance yaitu kegiatan yang sidatnya
lebih ke analisa suatu alat yang tujuannya adalah melakukan perawatan secara
benar. Nah, kegiatan CM dilakukan jika terdapat kondisi - kondisi sebagai berikut:

 Buntu
 Passing (bocor di dalam sistem)
 Stuck
 Leaking (bocor keluar sistem)
 Getaran tinggi (pada alat alat berputar)
 Kerusakan diakibatkan benturan
 Kerusakan tidak beroperasi
 Malfungsi
Improvement

Yang ketiga terbanyak adalah kegiatan peningkatan mutu suatu peralatan. Biasanya
kegiatan ini digagas oleh Insinyur terkait atau konsultan. Tapi tidak menutup
kemungkinan juga kegiatan ini digagas oleh teknisi dan operator yang menyadari
akan peningkatan mutu peralatan. Kegiatan improvement antara lain:

 Modifikasi
 Upgrade
 Instalasi suatu unit bar

Anda mungkin juga menyukai