Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Dasar Penegakan Diagnosa

Pasien datang dengan keluhan sesak nafas. Pasien juga mengeluhkan batuk
sejak 3 bulan yang lalu dan belum sembuh. Batuk berdahak warna putih kental dan
tidak ada darah. Berat badan pasien juga menurun sekitar 3kg selama satu bulan ini.
Selain itu pasien merasa tidak enak badan dan merasa demam. Pasien mengalami
diare 7x sejak kemarin dengan feses cair dan berampas.

Pasien didiagnosa suspect TB paru karena gejala-gejala infeksi TB muncul


seperti batuk berdahak dengan durasi 3 bulan, penurunan berat badan dan pasien
demam. Namun diagnosa ini perlu ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan
penunjang yaitu uji sputum untuk melihat adanya BTA dan mungkin diperlukan
foto toraks untuk melihat lapang paru.

Pasien juga didiagnosa menderita GEA (Gastro Enteritis Akut) karena


pasien diare sebanyak 7x dengan bentukan feses cair dengan ampas, tidak berlendir
maupun tidak berdarah. Selain itu terjadi peningkatan jumlah leukosit pada
pemeriksaan darah lengkap pasien, menandakan adanya infeksi.

4.2 Dasar Pemberian Terapi

Pasien diberikan oksigen melalui kanul nasal untuk meningkatkan jumlah


oksigen yang masuk karena pasien megalami sesak nafas. Infis NS diberikan
sebanyak 20 tpm untuk mengganti cairan selama pasien diare. Omeprazole adalah
obat golongan PPI inhibitor untuk mengatasi peningkatan asam lambung dan
mengurangi rasa tidak nyaman pada lambung.

Pasien diberikan viccilin untuk antibiotik spektrum luas untuk mengurangi


infeksi pada saluran nafas dan juga pada saluran pencernaan. Venitoin diberikan
secara inhalasi dengan menggunakan nebulizer. Venitoin akan mengurangi
bronkospasme pada pasien yang mederita sesak nafas. Pasien diberikan new diatabs
dan imodium untuk mengurangi keluhan diare pada pasien.

26
BAB V

KESIMPULAN

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit yang telah lama dikenal
dan sampai saat ini masih menjadi penyebab utama kematian di dunia. Prevalensi
TB di Indonesia dan negara-negara sedang berkembang lainnya cukup tinggi. Pada
tahun 2006, kasus baru di Indonesia berjumlah lebih dari 600.000 dan sebagian
besar diderita oleh masyarakat yang berada dalam usia produktif (15–55 tahun).

Kasus: Ny. M perempuan 54 tahun, datang bersama anaknya ke IGD RSUD


Kanjuruhan dengan keluhan keluhan sesak nafas. Pasien juga mengeluhkan batuk
sejak 3 bulan yang lalu dan belum sembuh. Batuk berdahak warna putih kental dan
tidak ada darah. Berat badan pasien juga menurun sekitar 3kg selama satu bulan ini.
Selain itu pasien merasa tidak enak badan dan merasa demam. Pasien mengalami
diare 7x sejak kemarin dengan feses cair dan berampas.

Kesimpulan: Telah dilakukan penatalaksanaan pasien dengan prinsip


pelayanan holistik dan paripurna, berbasis evidence based medicine. Perbaikan
klinis sudah dapat dilihat pada akhir masa intervensi, namun belum maksimal
karena membutuhkan waktu yang lama sesuai patofisiologi penyakit dan kerjasama
antara pasien, keluarga dan provider pelayanan kesehatan.

27
Daftar Pustaka

1. Chris Tanto FL, Sonia Hanifati. Kapita Selekta Kedokteran. IV ed: Media
Aesculapius; 2014.
2. Zulkifli Amin AB. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Internal
Publishing; 2014.
3. Crofton J HN, Miller F. Clinical Tuberculosis. III ed. Oxford: Macmillan
Publishers; 2009.
4. Dr.Asik Surya DCb, Prof. Dr.Sudijanto Kamso. Pedoman Nasional
Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;
2011.
5. Rab T. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Trans Info Media; 2010.
6. Tan Hoan Tjay KR. Obat-obat penting: khasiat, penggunaan dan efek-efek
sampingnya. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo; 2007.

28

Anda mungkin juga menyukai