Anda di halaman 1dari 150

PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH

TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH

(Periode 2011-2015)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh


Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

NURAFNI SULISTIYOWATI

NIM 1112046100184

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1437 H/ 2016
HALAMAN JUDUL
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH
TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH

(Periode 2011-2015)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh


Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

NURAFNI SULISTIYOWATI

NIM 1112046100184

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1437 H/ 2016 M

i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

ii
LEMBAR PENGESAHAN

iii
LEMBAR PERNYATAAN

iv
ABSTRAK

Nurafni Sulistiyowati, NIM 1112046100184. Pengaruh Risiko Pembiayaan


Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah. Program
Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum,
Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1437H/ 2016 M.
Skripsi ini membahas tentang pengukuran risiko pembiayaan Mudharabah dan
risiko pembiayaan Musyarakah dan pengaruhnya terhadap profitabilitas perbankan
syariah baik Bank Umum Syariah maupun Unit Usaha Syariah. Penelitian ini
menggunakan metode Value at Risk (VaR) untuk mengukur potensi kerugin dan rasio
Return On Asset (ROA) untuk mengukur profitabilitas perbankan syariah. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data runtut waktu (time series) bulanan dari
Januari 2011-Desember 2015 yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam laporan statistik perbankan syariah bulanan. Alat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah regresi berganda.
Hasil penitian menunjukkan bahwa risiko Mudharabah dan risiko Musyarakah
secara simultan terhadap profitabilitas perbankan syariah. Variabel risiko pembiayaan
Mudharabah (VaR Mudharabah) berpengaruh positif terhadap profitabilitas perbankan
syariah. Variabel risiko pembiayaan Musyarakah (VaR Musyarakah) berpengaruh
negatif terhadap profitabilitas perbankan syariah.

Kata Kunci : ROA, VaR (Value at Risk), Risiko Pembiayaan, Pembiayaan


Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah, Profitabilitas
Pembimbing : Dr. Buhanuddin Yusuf, MM, MA

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan karunia, rahmat dan nikmat sehingga skripsi dengan judul “PENGARUH
RISIKO PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH TERHADAP
PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH” ini dapat diselesaikan. Shalawat
serta salam senantiasa erurah kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah
membimbing umat manusia dari peradaban yang kelam menuju kebenaran yang hakiki.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit
hambatan dan kendala yang dialami oleh penulis. Namun berkat doa, kesungguhan hati,
ketekunan, kesabaran, kerja keras dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penyusunan
skripsi ini dapat terselesaikan. Dengan segala ketulusan hati ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A.M Hasan Ali, MA dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA sebagai Ketua dan
Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu
selama perkuliahan sampai terselesaikannya skripsi ini.
3. Bapak dosen pembimbing, Dr. Burhanuddin Yusuf, MM, MA, yang bersedia
memberikan waktu, bimbingan dan ilmu kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Pemimpin Perpustakaan, baik perpustakaan umum maupun perpustakaan fakultas
yang telah memfasilitasi penulis dalam hal studi kepustakaan.
5. Bapak dan Mama tercinta, Maskuri dan Wasilah yang telah memberikan segala
dukungan baik materil maupun imateril. Terimakasih atas segala kerja keras dan
perjuangan Bapak dan Mama. Semoga kesehatan, kebahagiaan, dan berkah Allah
selalu bersama keluarga kita.

vi
6. Adik tersayang, partner debat, peramai suasana rumah dan partner makan tengah
malam. Semoga kamu selalu dilindungi Allah dan dipermudah kuliahnya.
7. Sahabat SMA, Diah dan Shafa tersayang. Terimakasih atas segala hal-hal manis
dan kebaikan kalian. Terima kasih selalu jadi sahabat yang menyenangkan
walaupun ketemu hanya setahun beberapa kali. Semoga kalian selalu sehat, bahagia
dan sukses kedepannya.
8. Hammam Fari As‟ad, sahabat aneh yang sukanya bantu-bantu. Terima kasih atas
bantuannya dan dorongan semangat selama pengerjaan skripsi ini.
9. Tobi dan Cupil, sahabat termanis, penyemangat dan pelarian paling ampuh.
10. Sahabat-sahabat cantik terbaik, ciws : Maya, Sade, Dea, Hafsah, Kiki, Qoleb dan
Dedew. Hal paling manis, paling aneh, paling heboh yang saya punya selama
perkuliahan ini. Sahabat dari mulai jadi anak binder sampe anak kertas file tok.
Kelompok belajar melantai yang heboh. Love you much, ciws.
11. Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah 2012, khususnya PS D. Terima
kasih atas kebersamaan, bantuan dan segala memori dan mohon maaf atas
kesalahan yang disengaja maupun tidak sengaja.
12. Teman-teman KKN MAHATMA, keluarga baru. Maaf dan terima kasih banyak
telah menjadi keluarga baru. Lewat kalian, saya belajar banyak hal menarik.
Terimakasih..
13. Pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu namun tidak
mengurangi rasa terimakasih saya

Ciputat, 22 September 2016

Penulis

vii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN........................................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A.Latar Belakang ........................................................................................... 1

B.Identifikasi Masalah ................................................................................... 9

C.Pembatasan Masalah ................................................................................ 10

D.Perumusan Masalah ................................................................................. 10

E.Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 11

F.Hipotesis ................................................................................................... 12

G.Sistematika Penulisan .............................................................................. 13

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 14

viii
A.Pembiayaan .............................................................................................. 14

1.Pengertian Pembiayaan ........................................................................ 14

3.Jenis-jenis Pembiayaan ........................................................................ 18

4.Pembiayaan Mudharabah .................................................................... 18

5.Pembiayaan Musyarakah ..................................................................... 23

B.Risiko ....................................................................................................... 28

1.Pengertian Risiko ................................................................................. 28

2.Jenis –jenis Risiko Perbankan Syariah ................................................ 31

3.Risiko Pembiayaan Perbankan Syariah ............................................... 33

C.Manajemen Risiko Perbankan Syariah .................................................... 41

1.Pengertian Manajemen Risiko ............................................................. 41

2.Proses Manajemen Risiko .................................................................... 42

3.Manajemen Risiko Bank Syariah......................................................... 45

D.Konsep Profitabilitas................................................................................ 47

E.Value at Risk (VaR) ................................................................................. 49

1.Pengertian Value at Risk ...................................................................... 49

2. Pengukuran VaR (Value at Risk) ........................................................ 53

3. Exponentially Weighted Moving Average (EWMA) ........................ 55

4. Confidence Level ................................................................................ 57

ix
5. Holding Period .................................................................................... 57

F.Review Studi Terdahulu ........................................................................... 57

G.Kerangka Konsep ..................................................................................... 68

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................... 67

A.Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 67

B.Jenis dan Pendekatan Penelitian .............................................................. 67

C.Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 68

D.Objek Penelitian ....................................................................................... 69

E.Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 69

F.Operasi Variabel Penelitian ...................................................................... 70

G.Metode Analisis dan Hipotesis ................................................................ 74

1.Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 75

2.Uji Hipotesis ........................................................................................ 78

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................... 82

A.Analisis Deskripstif Data ......................................................................... 82

1.Pembiayaan .......................................................................................... 82

2.Return................................................................................................... 83

3.Profitabilitas Bank Syariah .................................................................. 86

B.Pengukuran VaR (Value at Risk) dan Rasio Profitabilitas....................... 90

x
1.Pengujian stasioneritas ......................................................................... 90

2.Pengukuran Decay Factor .................................................................... 92

3.Hasil perhitungan Value at Risk (VaR) dan analisis hasil ................... 94

C.Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 100

D.Analisis Regresi Linear Berganda ......................................................... 103

E.Uji Hipotesis ...................................................................................... 105

F. Pembahasan ........................................................................................... 110

1.Pengaruh risiko Mudharabah dan Musyarakah ROA ....................... 110

2.Pengaruh risiko pembiayaan Mudharabah terhadap ROA ................ 110

3.Pengaruh risiko pembiayaan Musyarakah terhadap ROA ................. 111

BAB V PENUTUP ................................................................................................. 112

A.Kesimpulan ............................................................................................ 112

B. Saran...................................................................................................... 114

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 115

LAMPIRAN ................................................................................................................ 118

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Pembiayaan Mudharabah ................................................................... 22

Gambar 2.2 Alur Pembiayaan Musyarakah .................................................................... 26

Gambar 2.3 Skema Alur Penelitian ................................................................................ 68

Gambar 4.1 Pergerakan Return Pembiayaan Perbankan Syariah (%) 85

Gambar 4.2 Total Aset Perbankan Syariah 87

Gambar 4.3 Earning Before Tax Perbankan Syariah 88

Gambar 4.4 Return On Asset (ROA) Perbankan Syariah 89

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Komposisi Pembiayaan Perbankan Syariah 2010-2015 ................................... 5

Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Return On Asset ................................................................ 49

Tabel 2.2 Review Studi Terdahulu ................................................................................. 61

Tabel 4.1 Pembiayaan yang Disalurkan Perbankan Syariah .......................................... 82

Tabel 4.2 Return Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah ....................................... 84

Tabel 4.3 Total Aset, Earning Before Tax dan ROA ..................................................... 86

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran ADF-Test Data Return ...................................................... 91

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran RMSE Pembiayaan Mudharabah ..................................... 92

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran RMSE Pembiayaan Musyarakah ...................................... 93

Tabel 4.7 Hasil Pengukuran VaR Mudharabah ............................................................. 95

Tabel 4.8 Hasil Pengukuran VaR Musyarakah .............................................................. 97

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas ..................................................................................... 100

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas ......................................................................... 101

Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas ...................................................................... 102

Tabel 4.12 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................ 103

Tabel 4.13 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ..................................................... 104

Tabel 4.14 Hasil Uji F (Simultan) ................................................................................ 105

Tabel 4.15 Hasil Uji T (Parsial) ................................................................................... 106

Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................................ 109

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

ekonomi suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor berhubungan dengan

berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan bank baik itu perorangan, lembaga,

baik sosial ataupun perusahaan.

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat.1Dalam praktiknya perbankan di Indonesia saat ini terdapat dua jenis bank

yang dibedakan berdasarkan prinsipnya, yaitu bank konvensional dan bank syariah.

Perbedaan mendasar dari kedua bank tersebut adalah pada penerapan prinsip bunga

pada bank konvensional dan penerapan prinsip bagi hasil (profit loss sharing) pada

bank syariah.

Pada bank konvesional, penentuan harga dan keuntungan didasarkan pada bunga

sebagai harga dan penetapan biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu

yang dikenal sebagai fee based income.2 Lain halnya dengan perbankan syariah yang

menjalankan kegiatannya berdasarkan aturan yang terdapat pada Al-Quran dan

Sunnah Rasul. Perbankan syariah mengharamkan penetapa harga produk perbankan

1
Undang-undang Perbankan No.21 Tahun 2008
2
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: Rajagrafindo, 2008), h. 25-26.

1
2

dan pengambilan keuntungan dari bunga. Dalam perbankan syariah bunga disebut riba

dan terlarang dalam syariat Islam.

Selain itu, dalam perbankan syariah juga harus terdapat beberapa nilai-nilai,

yaitu:

1. Islam memandang harta yang dimiliki oleh manusia adalah titipan/amanah Allah

SWT sehingga cara memperoleh, mengelola dan memanfaatkannya harus sesuai

ajaran Islam,

2. Bank syariah mendorong nasabah untuk mengupayakan pengelolaan harta

nasabah (simpanan) sesuai ajaran Islam.

3. Bank syariah menempatkan karakter/sikap baik nasabah maupun pengelolaan

pada posisi yang sangat penting dan menempatkan sikap akhlakul karimah

sebagai sikap dasar hubungan antara nasabah dan bank.

4. Ikatan emosional yang kuat didasarkan prinsip keadilan, prinsip kesederajatan

dan prinsip ketentraman antara Pemegang Saham, Pengelola Bank dan nasabah

atas jalannya usaha bank syariah.

Bank syariah di Indonesia dalam rentang waktu yang relatif singkat telah

memperlihatkan kemajuan yang cukup berarti dan semakin memperlihatkan

eksistensinya dalam sistem perekonomian nasional. Indonesia dengan mayoritas

penduduk muslim menjadikan perkembangan perbankan syariah memiliki peluang

yang besar.
3

Bagi umat Islam, bank-bank syariah yang tengah beroperasi di tengah kehidupan

masyarakat menjadi harapan bagi upaya memberdayakan kehidupan perekonomian

mereka. Bukan hanya menjalankan bisnis yang berorientasi pada keuntungan semata

tapi ikut mendorong bangkitnya kekuatan ekonomi umat yang berbasis pada usaha

kecil hingga mikro.

Dalam beberapa tahun terakhir bank-bank syariah tumbuh dengan pesat di

Indonesia. Total aset perbankan pada akhir 2008 sebesar 49.555 miliar naik menjadi

272.389 miliar pada akhir Juni 2015.3 Disamping pertumbuhan aset, secara

kelembagaan bank syariah di Indonesia sampai bulan Juni 2015 tercatat sebanyak 21

Bank Umum syariah dan 2.121 Kantor Bank Umum Syariah serta 22 Unit Usaha

Syariah dan 327 kantor Unit Usaha Syariah yang tersebar hampir di seluruh wilayah

Indonesia.4 Dengan demikian, terlihat bahwa bank syariah di Indonesia berkembang

dengan baik.

Salah satu tujuan akhir perbankan adalah menjaga kelangsungan hidup bank

melalui usaha untuk meraih keuntugan (profit). Artinya, pendapatan harus lebih

besar dari semua biaya yang dikeluarkan, karena bank bekerja dengan dana yang

diperoleh dari masyarakat kegiatan operasional bank harus dilaksanakan secara

efektif dan efisien sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi bank dan

nasabahnya.

3
www.ojk.go. Id, Statistik Perbankan Syariah Tahun 2008
4
www.ojk.go. Id, Statistik Perbankan Syariah Tahun 2015
4

Salah satu aspek yang terpenting adalah earning (pendapatan). Aspek earning

atau profitabilitas dapat menilai kinerja bank dalam menghasilkan laba serta prospek

laba pada masa depan. Profitabilitas adalah salah satu alat yang digunakan untuk

menilai kinerja manajemen dalam menghasilkan laba atau keuntungan dari operasi

usaha suatu bank.

Untuk meningkatkan profitabilitas harus dilakukan upaya pemaksimalan

perolehan laba, salah satunya adalah pemanfaatan aktiva produktif. Aktiva produktif

akan menghasilkan profit jika bank menyalurkannya kepada masyarakat dalam

bentuk berbagai macam produk usaha.

Menurut Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21 tahun 2008, bank

syariah memiliki fungsi untuk menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat.

Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi pembiayaan

produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi

dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan,

maupum investasi dan pembiayaan konsumtif yaitu pembiayaan yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi

kebutuhan.5 Jenis pembiayaan perbankan syariah dikelompokkan menjadi skim jual

beli (Murabahah dan Istishna), skim bagi hasil (Mudharabah dan Musyarakah), dan

skim jasa (Ijarah dan Qardh).

5
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Pers,
2001), h.106.
5

Berikut ini adalah data jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan

syariah periode Desember 2010 – Juni 2015:6

Tabel 1.1 Komposisi Pembiayaan Perbankan Syariah 2010-2015


(dalam Milyar Rupiah)

Akad 2010 2011 2012 2013 2014 2015


65.471 75.807 99.361 106.851 122.467 158.936
Mudharabah

217.954 246.796 321.131 426.528 567.658 613.206


Musyarakah

1.621.526 2.154.494 2.854.646 3.546.361 3.965.543 4.367.727


Murabahah

27.598 23.673 20.751 17.614 13.237 11.772


Istishna

45 20 197 26 16 16
Salam

13.499 13.515 13.522 8.318 5.365 6.554


Ijarah

63.000 72.095 81.666 93.325 96.207 115.858


Qardh

51.344 89.230 162.245 234.469 233.456 287.629


Multijasa

Total 2.060.437 2.675.930 3.553.520 4.433.492 5.004.436 5.561.698


Pembiayaan

Sumber: OJK – Statistik Perbankan Syariah Juni 2015

Dilihat dari data statistik perbankan syariah, pembiayaan perbankan syariah

mengalami peningkatan setiap tahunnya. Di samping meningkatkan return,

pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah yang cepat selama ini berpotensi

meningkatkan risiko industri perbankan syariah, karena jaringan layanan semakin

6
www.ojk.go.id di akses pada tanggal 16 Januari.
6

luas. Pertumbuhan yang tinggi membutuhkan monitoring, evaluasi dan supervisi

yang tinggi, karena terdapat beberapa masalah yang berpotensi meningkatkan risiko.

Produk pembiayaan yang berisiko tinggi adalah Mudharabah dan Musyarakah.

Al-Mudharabah adalah akad kerja sama antara dua pihak di mana pihak pertama

(shahibul mal) menyediakan seluruh pembiayaan, sedangkan pihak lainnya menjadi

pengelola (mudharib). Keuntungan usaha secara Mudharabah dibagi menurut

kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh

pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya

kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola

harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Untuk menghadapi kemungkinan

risiko, bank Islam diperkenankan untuk melakukan pengawasan baik secara aktif

dengan melakukan pemeriksaan secara langsung terhadap berkas-berkas nasabah,

namun secara pasif dengan menerima laporan dari nasabah. Namun bank tidak

diperkenankan ikut campur dalam pengelolaan usaha. Adanya ketentuan ini

menyebabkan bank mengahadapi risiko yang sangat tinggi karena seluruh kerugian

akan ditanggung bank sebagai shahibul maal (investor), kecuali terbukti bahwa

kerugian tersebut merupakan kelalaian yang disengaja oleh mudharib. Dampak

lainnya adalah timbul moral hazard oleh mudharib.

Sedangkan Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih

untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi

dana (atau amal/expertise dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan
7

ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.7 Risiko yang dihadapi adalah

kemungkinan kerugian dari hasil usaha/proyek yang dibiayai, dan ketidakjujuran

mitra usaha. Risiko pembiayaan Musyarakah relatif lebih kecil daripada pembiayaan

Mudharabah. Hal ini dikarenakan bank sebagai mitra dapat ikut mengelola usaha, di

samping melakukan pengawasan secara lebih ketat dari usaha tersebut.8

Mudharabah dan Musyarakah termasuk ke dalam natural uncertainty contract

product, artinya pembiayaan ini mendatangkan ketidakpastian dalam menghasilkan

laba atau keuntungan dari dana yang telah disalurkan bank untuk membiayai proyek

yang telah disepakati antara bank nasabah. Risiko pembiayaan atau yang disebut non

performing finance (NPF) akan berpengaruh negatif terhadap pada profitabilitas

perbankan syariah.

Bank syariah harus memiliki sebuah sistem manajemen pengawasan risiko

dengan segala tindakan pencegahan untuk meminimalisir yang ditimbulkan dari

penyaluran pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah serta produk pembiayaan

yang lainnya sehingga bank dapat menghasikan profit yang optimal. Untuk

mengantisipasi dan mengambil tindakan yang tepat dalam menghadapi risiko yang

timbul dari kegiatan perbankan syariah diperlukan adanya manajemen risiko.

Dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 tanggal 2 November

2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit

7
Ibid, hlm.90.
8
Veithzal Rivai, Islamic Risk Management For Islamic Bank: Risiko bukan untuk ditakuti, tapi
dihadapi dengan cerdik, cerdas, dan profesional, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013), h.241.
8

Usaha Syariah, bank wajib menerapkan manajemen risiko secara efektif, baik secara

invidual maupun secara bank secara konsolidasi dengan perusahaan anak.9

Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu metode logis dan sistematik dalam

identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi, serta melakukan

monitor dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktifitas atau proses.10

Sasaran manajemen risiko adalah mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan

mengendalikan jalannya kegiatan usaha bank dengan tingkat risiko yang wajar secara

terarah, terintegrasi dan berkesinambungan.

Dalam perspektif Islam, manajemen risiko merupakan usaha untuk menjaga

amanah Allah akan harta kekayaan demi untuk kemashlahatan manusia. Di

Indonesia, bank syariah mengadopsi sistem manajemen risiko bank konvensional

yang disesuaikan dengan karakteristik perbankan Islam. Kompleksnya bentuk risiko-

risiko yang dihadapi bank syariah menuntut kerangka manajemen risiko yang

komprehensif.

Manajemen risiko yang efisien sangat penting untuk mengurangi setiap tekanan

risiko. IFSB (Islamic Financial Service Board) telah membuat satu set berisi prinsip-

prinsip untuk manajemen risiko. Prinsip ini harus diikuti oleh bank Islam untuk

mengurangi semua tekanan risiko yang mereka hadapi. Salah satu prinsip IFSB atas

manajemen risiko adalah institusi keuangan Islam harus memiliki proses untuk

9
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi
Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah
10
Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar Kesepakata
Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanannya di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2001), h.5.
9

menghilangkan semua elemen manajemen risiko, termasuk risiko identifikasi,

pengukuran, mitigasi, monitoring, pelaporan, dan kontrol.11

Salah satu alat ukur risiko yang diterima dan sering diaplikasikan adalah VaR

(Value at Risk). VaR sebagai suatu alat mengukur kerugian potensial (“potential

loss”) dalam suatu aset berisiko atau portofolio selama satu periode tertentu untuk

suatu interval keyakinan tertentu. VaR dikatakan dapat merangkum seluruh substansi

dalam mengukur dan mengelola risiko kredit.

Dari uraian di atas, penulis tertarik menganalisis dalam bentuk penelitian skripsi

dengan judul “Pengaruh Risiko Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah

terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Periode 2011-2015”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa masalah yang

muncul terkait pengaruh risiko pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah terhadap

profitabilitas perbankan syariah tahun 2011-2015, yaitu:

1. Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah yang disalurkan oleh perbankan

syariah merupakan bentuk produk yang termasuk dalam produk natural

uncertainty contracts atau pembiayaan tersebut mendatangkan pendapatan yang

tidak pasti.

11
IFSB: Guiding principles of risk management for institutions (other than insurance
institutions) offering only Islamic financial servies
10

2. Tingkat risiko pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah mengalami peningkatan

seiring dengan meningkatnya jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan

syariah.

3. Moral hazard pengelola dana (mudharib) masih sering terjadi.

4. NPF (Non Performing Finance) perbankan syariah meningkat setiap tahunnya

menunjukkan banyaknya pembiayaan bermasalah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti membatasi permasalahan yang

akan diteliti pada aspek yang akan dianalisis agar permasalah dalam penelitian ini

tidak meluas dan tidak terjadi penyimpangan, diantaranya:

1. Penelitian dilakukan pada perbankan syariah secara keseluruhan.

2. Alat pengukur risiko pembiayaan yang digunakan adalah VaR ( Value at Risk)

dan rasio profitabilitas menggunakan ROA ( Return on Asset)

3. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data statistik perbankan syariah

bulanan periode 2011-2015.

4. Penelitian dilakukan pada pembiayaan bank syariah berakad Mudharabah dan

Musyarakah.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:
11

1. Bagaimana tingkat risiko pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah pada

perbankan syariah periode 2011-2015?

2. Bagaimana tingkat profitabilitas perbankan syariah periode 2011-2015?

3. Bagaimana pengaruh risiko pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah terhadap

profitabilitas perbankan syariah periode 2011-2015?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini tidak lain untuk turut serta memberikan

kontribusi peneliti terhadap wacana, pemikiran, kajian dan praktik perbankan syariah

di Indonesia yang sedang berlangsung. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah:

a. Untuk menganalisis tingkat risiko pembiayaan Mudharabah pada perbankan

syariah periode 2011-2015.

b. Untuk menganalisis tingkat risiko pembiayaan Musyarakah pada perbankan

syariah periode 2011-2015.

c. Untuk menganalisis profitabilitas perbankan syariah periode 2011-2015.

d. Untuk menganalisis pengaruh tingkat risiko pembiayaan Mudharabah dan

Musyarakah pada perbankan syariah periode 2011-2015.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh tingkat risiko pembiayaan

Mudharabah dan Musyarakah terhadap profitabilitas perbankan syariah akan

diperoleh manfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut:


12

a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam

bidang manajemen risiko pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah perbankan

syariah, serta sebagai pembanding antara teori-teori yang telah dipelajari.

b. Bagi praktisi, sebagai bahan evaluasi penerapan manajemen risiko pembiayaan

Mudharabah dan Musyarakah yang diterapkan pada saat ini.

c. Bagi akademisi, sebagai bahan bacaan dan sumber referensi atau bahan

perbandingan bagi penelitian yang sudah ada maupun yang akan dilakukan.

d. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan

pengetahuan yang lebih tentang manajemen risiko pembiayaan Mudharabah dan

Musyarakah serta profitabilitas perbankan syariah.

F. Hipotesis

Adapun hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Risiko Pembiayaan Mudharabah

Ho 1 : Tidak terdapat pengaruh positif antara risiko pembiayaan Mudharabah

terhadap profitabilitas perbankan syariah.

Ha 1 : Terdapat pengaruh positif antara risiko pembiayaan Mudharabah dengan

profitabilitas perbankan syariah.

2. Risiko Pembiayaan Musyarakah

Ho 1 : Tidak terdapat pengaruh positif antara risiko pembiayaan Musyarakah

dengan profitabilitas perbankan syariah.


13

Ha 1 : Terdapat pengaruh positif antara risiko pembiayaan Musyarakah dengan

profitabilitas perbankan syariah.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara sederhana agar memudahkan penulisan

skripsi ini, maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab dengan

rincian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan secara garis besar mengenai latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, review kajian terdahulu dan sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Bab ini merupakan kajian kepustakaan yaitu membahas tentang landasan dan

kerangka teori yang dapat membantu penulis berpikir kritis dan bab ini analitis saat

memahami dan menafsirkan data. Dalam bab ini tercantum pula review studi

terdahulu yang mendeskripsikan hasil penelusuran penelitian yang serumpun. Dari

review studi terdahulu akan terlihat kekurangan dan kelebihan skripsi yang ditulis

peneliti dibandingkan penelitian sebelumnya.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menyajikan data penelitian, berupa deskripsi data berkenaan dengan

variabel yang diuji secara objektif.


14

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan analisis terhadap data yang ada dideskripsikan guna

menjawab masalah penelitian. Dalam kasus analisis juga dilakukan dengan

interpretasi terhadap temuan penelitian ke dalam pengetahun yang telah mapan,

memodifikasi teori yang telah ada atau menyusun teori baru.

BAB V: PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi yang ditarik dari uraian yang telah ditulis

terdahulu dan berkaitan erat dengan pokok masalah. Kesimpulan merupakan jawaban

masalah berdasarkan data yang diperoleh.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

Salah satu fungsi bank syariah adalah menyalurkan pembiayaan kepada

masyarakat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Perbankan Syariah

Nomor 21 Tahun 2008. Penyaluran pembiayaan merupakan salah satu bisnis

utama dan oleh karena itu menjadi sumber pendapatan utama bank syariah.12

Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak

kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik

dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

pendanaan yang disalurkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.

Pembiayaan adalah salah satu jenis kegiatan usaha bank syariah. Yang

dimaksud dengan pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang

dipersamakan dengan itu berupa:13

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarak

12
Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2015), h.10.
13
A. Wangsawijaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2012), h.79

14
15

b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk Ijarah atau sewa beli dalam bentuk

Ijarah Muntahiya Bittamlik;

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang Murabahah, Salam, dan Isthisna;

d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang Qard; dan

e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk Ijarah untuk transaksi

multijasa, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah

dan/ atau UUS dan pihak lain (nasabah penerima fasilitas) yang mewajibkan

pihak lain yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan

dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa

imbalan, atau bagi hasil.

Pada dasarnya terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari pembiayaan,

yaitu:14

a. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan berupa

keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari usaha yang

dikelola, bersama nasabah.

b. Safety, yaitu keamanan dari potensi atau fasilitas yang diberikan harus

benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar

tercapai tanpa hambatan yang berarti.

14
Veithzal Rivai dan Andira Permata Veithzal, Islami Financial Management (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2008), h.4.
16

Pembiayaan dalam perbankan syariah menurut Al-Harran (1999) dapat

dibagi tiga:15

a. Return bearing financing, yaitu bentuk pembiayaan yang secara komersial

menguntungkan ketika pemilik modal mau menanggung risiko kerugian dan

nasabah juga memberikan keuntungan.

b. Return free financing, yaitu bentuk pembiayaan yang tidak untuk mencari

keuntungan yang lebih ditunjukan kepada orang yang membutuhkan (poor),

sehingga tidak dapat keuntungan yang dapat diberikan.

c. Charity financing, yaitu bentuk pembiayaan yang memang diberikan kepada

orang miskin dan membutuhkan, sehingga tidak ada klaim terhadap pokok

dari keuntungan.

Produk-produk pembiayaan bank syariah, khususnya pada bentuk pertama,

ditujukan untuk menyalurkan investasi dan simpanan masyarakat ke sektor riil

dengan tujuan produktif dalam bentuk investasi bersama (investment financing)

yang dilakukan bersama mitra usaha (kreditor) menggunakan pola bagi hasil

(Mudharabah, Salam dan Istishna) dan pola sewa (Ijarah dan Ijarah Muntahiya

Bittamlik).

2. Perbedaan Pembiayaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

15
Ismail, Perbankan syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 89.
17

Sistem pemberian kredit bank konvensional dan pembiayaan bank syariah hampir

sama. Namun, masih terdapat beberapa perbedaan antara bank konvensional

dengan bank syariah, antara lain:16

a. Keuntungan yang diperoleh bank: bank konvensiona memperoleh keuntungan

berupa bunga yang dibayarkan nasabah, sedangkan keuntungan yang diperoleh

bank syariah berasal dari jumlah bagi hasil antara pihak bank dengan nasabah.

b. Prinsip yang diterapkan dalam pemberian pembiayaan: bank konvensional

mempunyai prinsip bahwa pemberian kredit yang disalurkan kepada nasabah

ataupun debitu tidak terkait dengan hukum halal ataupun haram. Sedangkan

prinsip yang diterapkan dalam pembiayaan syariah terdiri dari prinsip bagi

hasil (mudharabah), prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli

barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), prinsip pembiayaan

barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah), prinsip

pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak

lain (ijarah wa iqtinaI)

c. Pengikatan kontrak dan perjanjian pihak bank dnegan pihak nasabah: tidak ada

pengikatan kontrak dalam pemberian pembiayaan bank konvensional, namun

bank menetapkan bunga kredit kepada debitur dengan jumlah prosentase pasti

dan wajib dibayarkan dalam waktu yang telah ditentukan. Sedangkan pada

bank syariah, terjadi perjanjian antara pihak bank dengan nasabah atau debitur

16
Achasih Nur Chikmah, “Analisis Perbandingan Sistem Pemberian Kredit Bank Konvensional Degan
Pembiayaan Bank Syariah Pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah”, Jurnal Akuntansi UNESA Vol 2,
No.2, (2014), h.17.
18

berupa bagi hasil, terjadinya untung atau rugi dalam bank akan ditanggung

bersama oleh pihak bank maupun nasabah.

d. Jenis pemberian pembiayaan yang diberikan oleh bank: bank konvensional

menerima semua jenis pemberian kredit, tidak membedakan jenis usahanya,

selama debitur dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan pihak bak.

Sedangkan bank syariah hanya menerima jenis pemberian kredit yang sudah

jelas hukum halal atau haram.

3. Jenis-jenis Pembiayaan

Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua:17

a. Pembiayaan Produktif

Merupakan pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

produksi dalam arti luas, yakni untuk peningkatan usaha, baik usaha

produktif, perdagangan, maupun investasi.

b. Pembiayaan konsumtif

Merupakan pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

4. Pembiayaan Mudharabah

Akad Mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari pemilik dana

(sahibul mal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha

tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah

17
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001),
h. 160.
19

pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Mudharabah dapat

berupa Mudharabah Mutlaqah atau Mudharabah Muqayyadah.

Dalam penyaluran pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad Mudharabah,

Undang-undang Perbankan Syariah memberikan penjelasan bahwa yang

dimaksud dengan akad Mudharabah adalah akad kerja sama suatu usaha antara

pihak pertama (malik, shahibul mal, atau bank syariah) yang menyediakan seluruh

modal dan pihak kedua (amil, mudharib, atau nasabah) yang bertindak selaku

pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan

yang dituangkan dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh

bank syariah kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yag disengaja, lalai

atau menyalahi perjanjian.

Bentuk pembiayaan mudhrabah merupakan salah satu pola kemitraan di

mana salah satu mitra mengkontribusikan modal (rabb-ul-mal) dan yang lainnya

adalah pengelola (mudarib). Bentuk ini juga merupakan salah satu pembiayaan

ekuitas dan lebih populer dibandingkan dengan Musyarakah.

Mitra yang menanamkan modal tidak bisa ambil bagian dalam pengelolaan

perusahaan. Mitra yang menanamkan modal dapat menyertakan dana dengan

sebuah batasan bahwa dana tersebut akan diinvestasikan di bisnis tertentu dan

disebut dengan Mudharabah terbatas (restricted Mudharabah). Atau bisa juga

rabb-ul-mal menginginkan mudharib untuk menanamkan modal di bisnis apapun,

dan disebut dengan Mudharabah tidak terbatas (unrestricted Mudharabah).


20

Banyak yang menggunakan Mudharabah untuk memobilisasikan dana melalui

rekening tabungan dan investasi.18

Lembaga keuangan yang sepakat atas kontrak Mudharabah mengandalkan

kepercayaannya pada keahlian pelaksana usaha dalam menjalankan usaha yang

menguntungkan. Di sisi lain, pelaksana usaha berkomitmen bahwa ia akan

mendedikasikan pengetahuan praktis dan pengalaman terbaiknya sebagai

pengimbang atas modal yang sudah diinvestasikan oleh lembaga keuangan untuk

suatu usaha tertentu. Sebagai akibatnya, dengan memasuki kontrak Mudharabah,

kedua pihak saling melengkapi satu dengan yang lainnya, yang memungkinkan

dilakukanya pembiayaan atas suatu bisnis ventura. Produk Mudharabah juga

digunakan untuk mobilisasi dana tabungan dan investasi.

Mudharabah memiliki risiko tinggi bank karena bank menyerahkan modal

kepada mudharib yang menjalankan usaha dan manajemen dan mudharib

bertanggung jawab terhadap kerugian hanya jika ia lalai. Bank syariah mengambil

langkah-langkah pencegahan untuk meminimalkan risiko dan memastikan

eksekusi transaksi Mudharabah yang lebih baik.19

Mudharabah klasik seperti ini memiliki ciri-ciri khusus, yakni bahwa

biasanya hubungan antara shahib al-mal dengan mudharib merupakan hubungan

personal dan langsung serta dilandasi oleh rasa saling percaya (amanah). Shahib

18
M. Nur Rianto Al Arif dan Yuka Rachmawati, Manajemen Risiko Perbankan Syariah,
(Jakarta: UIN Press, 2015), hal. 12
19
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah ,(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.173
21

al-mal hanya mau menyerahkan modalnya kepada orang yang ia kenal degan baik

profesionalitasnya maupun karakternya.

Modus Mudharabah seperti ini tidak efisien lagi dan kecil kemungkinannya

untuk dapat diterapkan oleh bank, karena beberapa hal:

1) Sistem kerja pada bank adalah investasi berkelompok, di mana mereka tidak

saling mengenal. Jadi kecil sekali kemungkinannya terjadi hubungan yang

langsung dan personal.

2) Banyak investasi sekarang ini membutuhkan dana dalam jumlah besar,

sehingga diperlukan puluhan bahkan ratus ribuan shahib al-mal untuk sama-

sama menjadi kontributor dana untuk satu proyek tertentu.

3) Lemahnya disiplin terhadap ajaran Islam menyebabkan sulitnya bank

memperoleh jaminan atas modal yang disalurkan.

Alur transaksi Mudharabah dapat digambarkan sebagai berikut:20

20
Rizal Yaya, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2014, h.114
22

Gambar 2.1 Alur Pembiayaan Mudharabah

Negosiasi dan Nasabah


Bank Syariah
(Shahibul maal)
Akad (Mudharib)
Mudharabah

4a. Menerima 2. Pelaksanaan


porsi laba 4b.
Usaha Produktif
5. Menerima Menerima
kembalian porsi laba
modal.

3. Membagi hasil usaha


• Keuntungan dibagi sesuai nisbah
• Kerugian tanpa kelalaian nasabah
ditanggung oleh Bank syariah.

Keterangan:

1) Pengajuan permohonan pembiyaan oleh nasabah dengan mengisis formulir

permohonan pembiayaan. Formulir tersebut diserahkan kepada bank syariah

beserta dokumen pendukung. Pihak bank selanjutnya melakukan evaluasi

kelayakan pembiayaan Mudharabah yang diajukan nasabah dengan analisa

5C (Character, Capacity, Capital, Commitment dan Collateral). Analisis

diikuti kemudian dengan verifikasi. Bila nasabah dan usaha dianggap layak,

selanjutnya diadakan perikatan dalam bentuk penandatanganan kontrak


23

Mudharabah dengan mudharib di hadapan notaris. Kontrak yang dibuat

setidaknya memuat berbagai hal untuk memastikan terpenuhinya rukun

Mudharabah.

2) Bank mengkontribusikan modalnya dan nasabah mulai mengelola usaha

yang disepakati berdasarkan kesepakatan dan kemampuan terbaiknya.

3) Hasil usaha dievaluasi pada waktu yang ditentukan berdasarkan

kesepakatan. Keuntungan yang diperoleh akan dibagi antara bank sebagai

shahibul maal dengan nasabah sebagai mudharib sesuai dengan porsi yang

telah disepakati. Seandainya terjadi kerugian yang tidak disebabkan oleh

kelalaian nasabah sebagai mudharib, maka kerugian sepenuhnya ditanggung

oleh bank. Adapun kerugian yang disebabkan oleh kelalaian nasabah

sepenuhnya menjadi tanggung jawab nasabah.

4) Bank dan nasabah menerima porsi bagi hasil masing-masing berdasarkan

metode perhitungan yang telah disepakati.

5) Bank menerima pengembalian modalnya dari nasabah. Jika nasabah telah

mengembalikan semua modal milik bank, selanjutnya usaha menjadi milik

nasabah sepenuhnya.

5. Pembiayaan Musyarakah

Kontrak Musyarakah merupakan gabungan tindakan investasi dan

manajemen.21 Musyarakah juga dikenal dengan nama “Pembiayaan kemitraan”

atau “Pembiayaan joint venture”. Musyarakah adalah bentuk dari pembiayaan


21
M. Nur Rianto Al Arif dan Yuka Rachmawati, Manajemen Risiko Perbankan Syariah,
(Jakarta: UIN Press), 2015, h. 25.
24

ekuitas yang merujuk pada sebuah kesepakatan kemitraan antara bank dan

nasabah di mana ekuitas secara bersama dikontribusikan terhadap keuntungan dan

kerugian berdasarkan batasan-batasan yang sudah disepakati, dan oleh karenanya

bukan hanya semata meminjamkan uang.22

Modal yang digunakan bisa jadi dalam bentuk uang tunai atau dalam bentuk

barang atau aset. Rasio pembagian keuntungan dapat ditentukan pada saat

perjanjian dan jika rasio berbagi rugi tidak disebutkan maka kerugian akan secara

otomatis dibagi berdasarkan proposal modal yang disertakan.

Kedua pihak memiliki hak untuk mengelola meski salah satu dari kedua

pihak bisa saja menyerahkan haknya kepada yang lain. Musyarakah jarang

digunakan disebabkan oleh tinginya derajat ketidapastian atas peruntungan yang

akan didapat. Musyarakah digunakan dalam kasus-kasus yang melibatkan besar

dan untuk proyek-proyek joint venture.

Dalam penyaluran pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad Musyarakah,

Undang-Undang Perbankan Syariah memberikan penjelasan bahwa yang

dimaksud dengan akad Musyarakah adalah akad kerja sama di antara dua pihak

atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan

porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan

22
Ibid , hal.12
25

kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-

masing.23

Dalam pembiayaan berdasarkan akad Musyarakah, bank dan nasabah

masing-masing bertindak sebagai mitra usaha dengan bersama-sama menyediakan

dana dan/atau barang untuk membiayai suatu kegiatan usaha tertentu. Nasabah

bertindak sebagai pengelola usaha dan bank sebagai mitra usaha dapat ikut serta

dalam pengelolaan usaha sesuai dengan tugas dan wewenang yang disepakati.

Pembagian hasil usaha dari pengelolaan dana dinyatakan dalam bentuk

nisbah yang disepakati. Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah

sepanjang jangka waktu investasi, kecuali atas dasar kesepakatan para pihak.

Pembiayan atas dasar akad Musyarakah diberikan dalam bentuk uang dan/atau

barang, serta bukan dalam bentuk piutang atau tagihan. Dalam hal pembiayaan

atas dasar akad Musyarakah diberikan dalam bentuk uang, maka harus dinyatakan

secara jelas jumlahnya. Dalam hal pembiayaan atas dasar akad Musyarakah

diberikan dalam bentuk barang, maka barang tersebut harus dinilai atas dasar

harga pasar (net realize value) dan dinyatakan secara jelas jumlahnya.

Pengembalian pembiayaan Musyarakah ini dilakukan dalam dua cara, yaitu

secara angsuran ataupun sekaligus pada akhir periode akad, sesuai dengan jangka

waktu pembiayaan atas dasar Musyarakah.

23
A. Wangsawijaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama), h.86.
26

Pembagian hasil usaha dilakukan berdasarkan laporan hasil usaha nasabah

berdasarkan bukti pendukung yang dapat dipertanggungjawabkan. Bank dan

nasabah menanggung kerugian secara proposional menurut porsi modal masing-

masing.

Alur transaksi Musyarakah digambarkan sebagai berikut:24

Gambar 2.2 Alur Pembiayaan Musyarakah

Bank Syariah Negosiasi dan Nasabah


(mitra pasif) Akad Musyarakah (mitra aktif)

4a. Menerima 2. Pelaksanaan


porsi laba Usaha Produktif 4b.
5. Menerima
Menerima porsi laba
kembalian modal.

3. Membagi hasil usaha


- Keuntungan dibagi sesuai nisbah
- Kerugian tanpa kelalaian nasabah ditanggung oleh Bank
syariah.

Keterangan :

1) Pengajuan permohonan pembiyaan oleh nasabah dengan mengisi formulir

permohonan pembiayaan. Formulir tersebut diserahkan kepada bank syariah

24
Rizal Yaya, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2014, h.138.
27

beserta dokumen pendukung. Pihak bank selanjutnya melakukan evaluasi

kelayakan pembiayaan Mudharabah yang diajukan nasabah dengan analisa

5C (Character, Capacity, Capital, Commitment dan Collateral). Analisis

diikuti kemudian dengan verifikasi. Bila nasabah dan usaha dianggap layak,

selanjutnya diadakan perikatan dalam bentuk penandatanganan kontrak

Mudharabah dengan mudharib di hadapan notaris. Kontrak yang dibuat

setidaknya memuat berbagai hal untuk memastikan terpenuhinya rukun

Musyarakah.

2) Bank dan nasabah mengkontribusikan modalnya masing-masing dan

nasabah sebagai mitra aktif mulai mengelola usaha yang disepakati

berdasarkan kesepakatan dan kemampuan terbaiknya.

3) Hasil usaha dievaluasi pada waktu yang ditentukan berdasarkan

kesepakatan. Keuntungan yang diperoleh akan dibagi antara bank sebagai

shahibul maal dengan nasabah sebagai mudharib sesuai dengan porsi yang

telah disepakati. Seandainya terjadi kerugian yang tidak disebabkan oleh

kelalaian nasabah sebagai mudharib, maka kerugian sepenuhnya ditanggung

oleh bank. Adapun kerugian yang disebabkan oleh kelalaian nasabah

sepenuhnya menjadi tanggung jawab nasabah.

4) Bank dan nasabah menerima porsi bagi hasil masing-masing berdasarkan

metode perhitungan yang telah disepakati.


28

5) Bank menerima pengembalian modalnya dari nasabah. Jika nasabah telah

mengembalikan semua modal milik bank, selanjutnya usaha menjadi milik

nasabah sepenuhnya.

B. Risiko

1. Pengertian Risiko

Pengertian risiko dapat dilihat dari dua sisi. “Risiko merupakan bahaya:

adalah ancaman atau kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang

menimbulkan dampak yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai”.

“Risiko juga merupakan peluang: adalah sisi yang berlawanan dari peluang untuk

mencapai tujuan”.25

Risiko dapat pula dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan

yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Terkait hal tersebut,

Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut.26

1) Risk is the chance of loss (risiko adalah kemungkinan terjadinya kerugian).

Chance of loss berhubungan dengan suatu eksposure (keterbukaan) terhadap

kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk

menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu.

25
Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan Pilar Kesepakatan
Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2008), h.4.
26
Veithzal Rivai dan Andira Permata Veithzal, Islami Financial Management (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2008), h.40.
29

2) Risk is the possibility of loss (risiko adalah peluang terjadiya kerugian)

Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada di

antara nol dan satu. Berbeda dengan di atas, possibilty of loss tidak selalu

tergantung kepada exposure karena dalam setiap kegiatan peluang

terjadinya kerugian selalu ada.

3) Risk is uncertainty (risiko adalah ketidakpastian)

Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective. Subjective uncertainty

merupakan penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada

pengetahuan dan sikap individu yang berkelanjutan. Objective uncertainty

dapat dijelaskan sebagai penyebaran hasil aktual dari hasi yang diharapkan

dan probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan.

4) Risk is dispersion of actual from expected results (risiko merupakan

penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan)

Ahli statistik mendefinisikan risiko sebagai derajat penyimpangan sesuatu

nilai di sekitar suatu posisis setral atau di sekitar titik rata-rata (overage

point). Sehingga titik yang berada di luar posisi sentral atau di luar titik rata-

rata dapat dikatakan merupakan penyebaran/penyimpangan dari kondisi

normal.

5) Risk is the probability of any outcome different from the one excpected

(risiko adalah probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang

diharapkan). Selain kemungkinan mengalami penyimpangan, peluang


30

terjadinya penyimpangan juga merupakan risiko yang harus diantisipasi dan

dipertimbangkan.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia PBI No.13/25/PBI/2011 tentang

penerapan manajemen risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah,

risiko didefinisikan sebagai potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa

tertentu.

Bank syariah sebagai suatu entitas bisnis tidak hanya mampu menghasilkan

keuntungan yang dapat dibagihasilkan kepada nasabahanya, melainkan dapat pula

mengalami kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa tertentu. Oleh karenanya

bank syariah harus mampu mengelola risiko ini agar tidak terjadi kerugian kepada

pihak bank selaku entitas bisnis.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa risiko

adalah suatu kondisi yang timbul karena ketidakpastian dengan peluang kejadian

tertentu yang jika terjadi akan menimbulkan konsekuensi tidak menguntungkan.

Lebih lanjut lagi jika risiko pada usaha nasabah adalah suatu kondisi pada usaha

yang timbul karena ketidakpastian dengan peluang kejadian tertentu yang jika

terjadi akan menimbulkan konsekuensi fisik maupun finansial yang tidak

menguntungkan bagi tercapainya sasaran usaha yaitu biaya, waktu dan mutu

usaha.
31

2. Jenis –jenis Risiko Perbankan Syariah

Risiko yang dihadapi bank syariah bisa diklasifikasikan menjadi dua bagian

besar, yakni risiko yang sama dengan yang dihadapi bank konvensional dan risiko

yang memiliki keunikan tersendiri karena harus mengikuti prinsip-prinsip syariah.

Mayoritas risiko yang dihadapi bank konvensional, seperti risiko kredit, risiko

pasar, risiko benchmark, risiko operasional, risiko likuiditas dan risiko hukum

harus dihadapi bank syariah. Tetapi, karena harus mematuhi aturan syariah, risiko

yang dihadapi bank syariah pun menjadi berbeda.

Bank syariah juga harus menghadapi risiko-risiko yang unik (khas). Risiko

unik ini muncul karena isi neraca bank syariah yang berbeda dengan bank

konvensional. Dalam hal ini pola bagi hasil (profit and loss sharing) yang

dilakukan bank syariah menambah kemungkinan munculnya risiko-risiko lain

seperti withdrawal risk, fiduciary risk dan displaced commercial risk merupakan

contoh risiko unik yang harus dihadapi bank syariah. Variasi ini bersama-sama

dengan variasi model pembiayaan dan kepatuhan pada prinsip-prinsip Islam.

Risiko-risiko pada bank syariah sebagaimana telah dijelaskan dalam

peraturan ang diterbitkan oleh Bank Indonesia, yaitu Peraturan Bank Indonesia

Nomor 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum


32

Syariah dan Unit Usaha Syariah. Jenis-jenis risiko yang dimaksud adalah sebagai

berikut:27

1) Risiko kredit (risiko pembiayaan) adalah risiko akibat kegagalan nasabah

atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai dengan

perjanjian yang disepakati.

2) Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif

akibat perubahan harga pasar, antara lain risiko berupa perubahan nilai dari

aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan.

3) Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk

memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus

kas/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa

menggangu aktivitas dan kondisi keuangan bank.

4) Risiko Operasional adalah risiko yang diakibatkan oleh proses internal yang

kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan

sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang memengaruhi

operasioanal bank.

5) Risiko Hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau lemahan aspek

yuridis.

6) Risiko Reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan

stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.

27
A. Wangsawijaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2012), h.86.
33

7) Risiko Strategik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan

dan/atau pelaksanaan suatu keputuasan starategik serta kegagalan dalam

mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

8) Risiko Kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak

melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku,

serta prinsip syariah.

9) Risiko Imbal Hasil (Rate of Return Risk) adalah risiko akibat perubahan

tingkat imbal hasil yang dibayarkan bank kepada nasabah, karena terjadi

perubahan tingkat imbal hasil yang diterima bank dari penyaluran dana,

yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dana pihak ketiga bank.

10) Risiko Investasi (Equity Invesment Risk) adalah risiko akibat bank ikut

menanggung kerugian usaha nasabah yang dibiayai dalam pembiayaan bagi

hasil berbasis profit and loss sharing.

3. Risiko Pembiayaan Perbankan Syariah

Risiko yang perlu menjadi perhatian bank dalam menyalurkan pembiayaan,

antara lain:28

1) Risiko politik, didasarkan atas kebijakan/kestabilan politik (termasuk

kebijakan ekonomi, keamanan, sosial dan budaya suatu daerah/negara).

Kebijakan politik yang tidak kondusif di suatu negara dapat memengaruhi

aktivitas bisnis debitur.

28
Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2014), h.75.
34

2) Risiko sifat usaha, masing-masing bisnis/usaha mempunyai jenis dan tingkat

risiko yang berbeda-beda. Karena itu, bank harus dapat memahami aktivitas

bisnis debitur (seperti turn over usaha, spesifikasi/kekhususan usaha, bidang

investasi dan jenis usaha) sehingga dapat melakukan mitigasi risiko untuk

menjaga fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada debitur dapat berjalan

dengan lancar.

3) Risiko geografis, timbul karena faktor alam, lingkungan dan lokasi usaha.

Bank harus menganalisis lokasi usaha debitur.

4) Risiko persaingan. Bank harus memperhatikan bagaimana tingkat

persaingan usaha debitur dalam pangsa pasar yang dimasukinya dan

konsentrasi pembiayaan dalam suatu segmen usaha terkait persaingan bank

dalam penyaluran pembiayannya.

5) Risiko ketidakpastian usaha. Kecermatan dalam melakukan analisis dan

proyeksi terhadap kondisi bisnis debitur, apakah dalam tahap start-up,

growth, atau decline.

6) Risiko infasi, akibat dari value of money (nilai uang) yang diperhitungakan

dalam aktivitas penyaluran pembiayaan (cost of fund/money of borrowing).

Secara lebih luas, setidaknya risiko pembiayaan mengandung tiga

komponen:29

29
Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2014), h.76.
35

1) Peluang gagal bayar (probability of default), yaitu ketidakmampuan debitur

dalam memenuhi kewajibannya kepada bank,

2) Eskposur pembiayaan (exposure financing), yaitu berkaitan dengan potensi

jumlah kerugian jika debitur gagal bayar,

3) Tingkat pemulihan (recovery rate), yaitu tingkat pengembalian pembiayaan

yang telah gagal bayar sebagai upaya pemulihan kinerja bank.

Terdapat beberapa risiko yang dapat muncul pada kontrak Musyarakah, yaitu:

 Risiko pembiayaan, risiko operasional, risiko pasar dan risiko likuiditas

adalah risiko-risiko utama yang dihadapi oleh lembaga keuangan ketika

menjalankan kontrak Musyarakah.

 Risiko-risiko yang dihadapi saat menjalani kontrak. Harus diingat bahwa

lembaga keuangan yang melibatkan diri dalam kontrak Musyarakah harus

mau berbagi baik keuntungan maupun kerugian. Rasio bagi untung yang

disepakati bisa jadi berbeda dengan rasio modal, sementara rasio bagi rugi

harus sama degan rasio modal. Pada situasi seperti ini, lembaga keuangan

mengalami penyebaran porsi keuntungan dan kerugian yang tidak

menguntungkan.

Pada kontrak Musyarakah, risiko operasional utamanya disebabkan oleh

risiko bisnis. Lembaga keuangan yang mempunyai hak dalam pengelolaan usaha

kemitraan semacam itu bisa berpartisipasi dan atau memonitor proses usaha yang

dijalankan untuk meminimalisir risiko-risiko terkait lebih jauh lagi, polis asuransi
36

dapat digunakan untuk melindungi kerugian-kerugian besar yang disebabkan oleh

kejadian-kejadian besar.

Sama dengan pengeloaan risiko operasional, lembaga keuangan dapat

meminimalisir risiko pembiayaan pada kontrak Musyarakah dengan cara terlibat

langsung dalam aktifias bisnis dan atau memonitor kondisi neraca keuntungan dan

kerugian usaha yang dijalankan.

Untuk meminimalisir risiko pembiayaan dan risiko pasar, lembaga

keuangan yang menjalani kontrak Musyarakah harus menetapkan pembayaran

atas penjualan ekuitas kepada mitranya dengan sejumlah cicilan yang sudah

disiapkan. Pada kontrak Musyarakah risiko likuiditas dapat dihindari dengan cara

mengelola sumber dari mana risiko berasal atau dengan cara menahan (tidak

memberi) modal tambahan.

Lembaga keuangan yang menjalani kontrak Mudharabah dihadapkan pada

risiko operasional, risiko pasar dan risiko likuiditas. Analisa terhadap identifikasi

risiko pada kontrak Mudharabah dibagi menjadi dua periode: a) selama masa

berjalannya investasi dari perjanjian yang dilakukan dan b) selama masa bagi

untung dan tanggung rugi, jika ada.

Masalah-masalah berkaitan dengan risiko yang muncul selama masa

investasi dari kontrak Mudharabah terdiri dari:


37

 Selama masa investasi kontrak kemitraan Mudharabah, lembaga keuangan

dihadapkan pada risiko operasional. Risiko operasional muncul disebabkan

oleh kejadian-kejadian eksternal termasuk kejadian bencana juga

disebabkan oleh kegagalan di internal usaha. Kejadian-kejadian semacam

itu menyebabkan gangguan besar bagi perkembangan usaha dan

menyebabkan kerugian (kecil dan besar) di mana lembaga keuangan

diharuskan menanggung secara keseluruhan.

 Sebagai akibat dari menanggung kerugian-kerugian di atas, lembaga

keuangan dihadapkan pada risiko likuiditas. Hal ini disebabkan oleh fakta

bahwa lembaga keuangan harus mencarikan modal usaha dengan jumlah di

atas dari batas dan rencana yang seharusnya dan oleh karena itu lembaga

keuangan sangat mungkin tidak mampu memenuhi kewajiban finansialnya

yang lain (seperti menyediakan dana tunai untuk kontrak Mudharabah

lainnya).

 Kerugian-kerugian besar dapat terjadi disebabkan oleh ketidakmampuan

mitra usaha untuk melanjutkan pengembangan usaha dan atau pelaksanaan

proyek. Dalam kasus ini, lembaga keuangan menghadapi risiko likuiditas

lainnya dan juga menghadapi risiko kredit yang disebabkan oleh kegagalan

mitra usaha untuk mendatangkan cash flow yang diproyeksikan (di masa

mendatang).
38

Masalah-masalah yang berkaitan dengan risiko yang muncul selama masa

bagi untung rugi pada kontrak Mudharabah terdiri dari:

 Setelah masa investasi awal, kontrak Mudharabah diharapkan memberikan

keuntungan finansial (profit). Namun demikian, kontrak Mudharabah

berpotensi menyebabkan lembaga keuangan yang merupakan mitra

keuangan berhadapan pada risiko operasional, risiko kredit, risiko pasar dan

risiko likuiditas sebagai berikut:

 Karena lembaga keuangan dalam kontrak Mudharabah memiliki andil

kemitraan pada bisnis aktual yang dibiayai olehnya maka lembaga keuangan

secara serta merta dihadapkan pada risiko bisnis dan risiko operasional. Hal

ini terjadi disebabkan oleh kejadian eksternal atau di internal usaha dan

menyebabkan kerugian terhadap bisnis yang sedang dijalankan. Selanjutnya,

atas kegiatan-kegiatan usaha yang berjalan tidak sebagaimana mestinya atau

terjadinya kegagalan-kegagalan dalam usaha yang ada di luar cakupan “due

dilligence‟ yang terjadi selama dijalankannya proses operasional dan

aktifitas usaha yang menyebabkan kerugian, maka lembaga keuangan harus

menanggung kerugian tersebut sepenuhnya.

 Kerugian-kerugian besar pada kontrak Mudharabah dapat mengakibatkan

ketidakmampuan lembaga keuangan untuk memberikan modal tambahan

investasi Mudharabah dan bisnispun sangat mungkin tidak bisa beroperasi

lagi. Kejadian ini akan menyebabkan terjadinya pembayaran ekuitas terakhir

untuk pembagian ekuitas investasi. Dalam kasus ini, harga ekuitas sangat
39

mungkin mempunyai harga pasar yang lebih rendah dibandingkan dengan

nilai pada awal investasi dan mengakibatkan ancaman finansial kepada

risiko pasar ekuitas.

 Lembaga keuangan tentunya mencari keuntungan yang dihasilkan dari

kontak Mudharabah. Sebagai sebuah konsekuensi dari kerugian-kerugian

yang disebutkan di atas, para investor di bisnis Mudharabah tidak bisa

memberikan keuntungan. Lembaga keuangan dihadapkan pada risiko kredit

yang disebabkan oleh kegagalan mendapatkan expected cash in dari laba

usaha.

 Ketidakmampuan bayar yang disebutkan di atas menghadapkan lembaga

keuangan pada risiko likuiditas karena besar kemungkian lembaga keuangan

tidak bisa menyediakan dana tunai yang memadai untuk diberikan kepada

investasi dan aktifitas-akifitas lainnya.

 Pada kontrak finansial Mudharabah, lembaga keuangan mempunyai hak

yang tidak kuat dalam hal pengelolaan bisnis kemitraan. Sebagaimana

disebutkan di atas, batasan-batasan ini dapat menyebabkan munculnya

risiko transparansi sehingga mendatangkan kerugian bagi lembaga

keuangan. Oleh sebab itu, risiko transparansi harus sangat diperhatikan dan

dikontrol oleh lembaga keuangan yang menyediakan kontrak Mudharabah.


40

Penilaian risiko akad Mudharabah dan Musyarakah ini meliputi:

a. Business Risk

Faktor yang memengaruhi business risk:

1) Industry Risk, yaitu risiko yang terjadi pada jenis usaha yang ditentukan

oleh:

2) Karakeristik masing-masing jenis usaha

3) Kinerja keuangan jenis usaha

4) Faktor negatif uang memengaruhi perusahaan, misalnya keadaan force

majeure, permasalahan hukum, pemogokan, market risk (forex risk,

interest risk, security risk)

b. Shringking Risk

Faktor yang memengaruhi shringking risk:

1) Unusual Business Risk, yaitu risiko bisnis yang luar biasa yang

ditentukan oleh:

 Penurunan drastis tingkat penjualan bisnis yang dibiayai.

 Penurunan drastis harga jual barang/jasa dari bisnis yang dibiayai.

 Penurunan drastis harga barang/jasa dari bisnis yang dibiayai.

2) Jenis bagi hasil yang ditentukan (profit and loss sharing atau revenue

sharing)
41

 Profit and loss sharing: shringking risk muncul jika terjadi loss

sharing yang harus ditanggung oleh bank.

 Revenue sharing: shringking risk terjadi jika nasabah tidak mampu

menanggung biaya (nafaqah) yang seharusnya ditangggung nasabah

tidak mampu melanjutkan usahannya.

c. Character Risk

Faktor yang memengaruhi character risk:

1) Kelalaian nasabah dalam menjalankan bisnis yang dibiayai bank.

2) Pelanggaran ketentuan yang telah disepakati.

3) Pengelolaan internal perusahaan yang tidak dilakukan secara profesional

sesuai standar pengelolaan yang disepakati antara bank dengan nasabah.

C. Manajemen Risiko Perbankan Syariah

1. Pengertian Manajemen Risiko

Dalam upaya meningkatkan good corporate governance dan manajemen

risiko pada industri perbankan, bank wajib menerapkan manajemen risiko secara

efektif. Ketentuan manajemen risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah telah diatur dalam PBI No. 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan

Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
42

Manajemen risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang

digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan

risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank.30

Dalam pasal 2 Peraturan Bank Indonesia tersebut ditegaskan bahwa bank

wajib menerapkan manajemen risiko secara efektif, baik untuk bank secara

individual maupun untuk bank secara konsolidasi dengan perusahaan anak.

2. Proses Manajemen Risiko

Pemahaman risk management memungkinkan manajemen untuk terlibat

secara efektif dalam menghadapi uncertainty dengan risiko dan peluang yang

berhubungan dan meningkatkan kemampuan organisasi untuk memberikan nilai

tambah.

Proses manajemen risiko pada dasarnya meliputi: identifikasi risiko,

pengukuran risiko dan pengelolaan risiko. Pengalaman menunjukkan bahwa

tahapan ini sangat membantu dalam menganalisis hal-hal tidak pasti yang akan

terjadi di masa yang akan datang. Manajemen risiko memanfaatkan informasi

tersebut untuk memusatkan perhatian pada masa depan apabila terdapat

ketidakpastian dan kemudian mengembangkan rencana yang sesuai untuk

mengatasi isu-isu potensial tersebut dari dampak yang merugikan.

30
A. Wangsawijaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2012), h.86.
43

Tahapan atau proses dalam manajemen risiko dapat dijelaskan sebagai

berikut.

1) Perencanaan (Planning)

Proses pengembangan dan dokumentasi strategi dan metode yang

terorganisasi, komprehensif dan interaktif, untuk keperluan identifikasi dan

penelusuran isu-isu risiko, pengembangan rencana penanganan risiko,

penilaian risiko yang kontinu untuk menentukan perubahan risiko, serta

mengalokasikan sumber daya yang memenuhi.

2) Pengorganisasian (organization)

Meyakinkan bahwa semua pihak/unit organisasi dalam perusahaan/bank

terlibat secara aktif sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing sehingga

dapat menjamin bahwa semua pihak akan berkontribusi dengan optimal.

3) Penilaian (assesment)

Terdiri dari proses identifikasi dan analisis area-area dan proses-proses

teknis yang memiliki risiko untuk meningkatkan kemungkinan dalam

mencapai sasaran biaya, kinerja/perfomance, dan waktu penyelesaian

kegiatan.

a) Identifikasi (Identifying)

Merupakan proses peninjauan area-area dan proses-proses teknis

yang memiliki risiko potensial, untuk selanjutnya diidentifikasi dan

didokumentasi sehingga jika kata ingin mengelola risiko dengan baik

maka risiko harus bisa diidentifikasi, dipelajari karakteristiknya dan


44

kemudian diukur. Pengukuran tersebut ingin melihat indikator tinggi

rendahnya risiko, dampak risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan.

Jika kita bisa melakukan langkah-langkah tersebut, pengelolaan risiko

bisa dilakukan lebih baik. Identifikasi risiko bisa dilakukan melalui

berbagai teknik, seperti meneliti sumber risiko „risk factors’ peril

„kerugian, mengidentifikasi sumber-sumber risiko dari lingkungan dan

meneliti risiko yang barangkali bisa muncul dari setiap sumber tersebut,

mewawancarai manajer mengenai risiko-risiko yang dianggap penting

bagi organisasi.

b) Analisis (analyzing)

Merupakan proses menggali informasi/deskripsi lebih dalam

terhadap risiko yang telah diidentifikasi yang dilanjutkan dengan

mengukur risiko , yang terdiri atas:

1) Kuantifikasi risiko dalam probabilitas dan konsekuensinya terhadap

aspek biaya, waktu dan teknis proyeksi.

2) Penyebab risiko.

3) Keterkaitan antar risiko.

4) Saat terjadinya risiko.

5) Sensitivitas terhadap waktu.

6) Mengukur risiko.

Setiap risiko mempunyai karakteristik yang berbeda-beda sehingga

pengukuran risikonya juga berbeda-beda.


45

c) Penanganan (handling)

Merupakan proses identifikasi, evaluasi, seleksi dan implementasi

penanganan terhadap risiko dengan sasaran dan kendala masing-masing

program, yang terdiri atas menahan risiko, menghindari risiko, mencgah

risiko, mengontrol risiko dan mengalihkan risiko.

d) Pemantauan (monitoring)

Merupakan proses penelusuran dan evaluasi yang sistematis dari

hasil kerja proses penanganan risiko yang telah dilakukan dan digunakan

sebagai dasar dalam penyusunan strategi penanganan risiko yang lebih

baik di kemudian hari.

e) Pengendalian Risiko

Bank harus memiliki sistem pengendalian risiko yang memadai

dengan mengacu pada kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan.

Proses pengendalian risiko yang diterapkan bank harus disesuaikan

dengan eksposur risiko atau tingkat risiko yang akan diambil dan

toleransi risiko. Pengendalian risiko dapat dilakukan oleh bank antara

lain dengan metode mitigasi risiko serta penambahan modal bank untuk

menyerap potensi kerugian.

3. Manajemen Risiko Bank Syariah

Kompleksnya risiko-risiko yang dihadapi oleh bank syariah menuntut

kerangka manajemen risiko yang komprehensif, kerangka pelaporan risiko dan


46

pengendalian risiko. Diperlukan adanya pengembangan kerangka manajemen

risiko dari suatu organisasi, yang cukup komprehensif untuk melakukan

pengukuran, pelaporan, manajemen dan kontrol atas semua risiko dan semua

instrumen. Manajemen risiko yang efisien dangat penting untuk mengurangi

semua tekanan risiko. IFSB (Islamic Financial Service Board) telah membuat satu

set berisi prinsip-prinsip untuk manajemen risiko. Prinsip ini harus diikuti oleh

bank syariah untuk mengurangi berbagai risiko yang mereka hadapi.

Prinsip IFSB (Islamic Financial Service Board) atas manajemen risiko:

a. Institusi keuangan Islam harus memiliki proses untuk menghilangkan semua

elemen manajemen risiko, termasuk risiko identifikasi, pengukuran,

mitigasi, monitoring pelaporan dan kontrol. Proses ini melibatkan

implementasi kebijakan yang sesuai batasan, prosedur dan sistem informasi

manajemen yang efektif.

b. Institusi keuangan Islam, harus menjamin sebuah sistem pengendalian yang

mencukupi dengan pemeriksaan yang sesuai. Kontrolnya, (1) harus sesuai

dengan aturan syariah; (2) sesuai dengan peraturan dan kebijakan dan

prosedur internal; (3) melakukan penyatuan proses manajemen risiko.

c. Institusi keuangan Islam harus menjamin kualitas dan pelaporan risiko akan

tersedia untuk pemegang wewenang pengaturan.

d. Institusi keuangan Islam harus membuat informasi terbuka yang sesuai dan

tepat waktu bagi para pemegang investasi sehingga investor dapat


47

memperkirakan risiko potensial dan upah atas investasi mereka dan juga

untuk melindungi bunga mereka atas keputusan mereka melakukan proses.

D. Konsep Profitabilitas

Profit (laba) merupakan kelebihan pendapatan dibandingkan dengan jumlah

biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Analisa profitabilitas

sangat penting bagi semua pengguna, khususnya investor dan kreditor. Bagi investor,

laba umumnya merupakan sumber pembiayaan bunga dan pokok. Penilaian

profitabilitas bank syariah dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam

menghasilkan laba. Pada umumnya perusahaan berpendapat bahwa masalah

profitabilitas merupakan masalah yang lebih penting dibandingkan hanya dengan

masalah laba, karena laba yang besar saja bukan ukuran bahwa perusahaan itu telah

bekerja dengan efisien. Dengan demikian profit merupakan ukuran kemampuan

perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalam untuk menghasilkan.

Rasio profitabilitas perbankan syariah adalah rasio yang menunjukkan tingkat

efektivitas yang dicapai melalui usaha operasional bank. Rasio profitabilitas

merupakan alat yang paling sederhana, mudah dimengerti dan mudah dipahami oleh

masyarakat umum dalam menilai dan mengukur kinerja keuangan perusahaan dan

merupakan rasio kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau proftabilitas.


48

Rasio profitabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam

menghasilkan laba dalam periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat

efektivitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya.

Salah satu alat untuk mengukut rasio profitabilitas adalah ROA (Return on

Asset). ROA adalah ukuran rasio yang dinyatakan dalam persentase antara

pendapatan bersih setelah pajak yang diperoleh perusahaan dengan jumlah kekayaan

yang dimiliki perusahaan. ROA adalah perbandingan (rasio) laba sebelum pajak

(earning before tax/EBT) selama 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha

dalam periode yang sama. Semakin besar ROA, semakin besar pula keuntungannya

yang dicapai oleh bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah

semakin kecil. Indikator variabel ini diukur dengan:

𝑵𝒆𝒕 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆
𝑹𝑶𝑨 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕

Return on Asset (ROA) bertujuan untuk mengukur keberhasilan manajemen

dalam menghasilkan laba. Semakin kecil rasio ini mengindikasikan kurangnya

kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan

pendapatan dan atau menekan biaya.


49

Klarifikasi tingkat Return on Asset (ROA) dinilai berdasarkan kriteria berikut:

Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Return On Asset

Peringkat Kriteria

1 ROA > 1,5%

2 1,25% < ROA ≤ 1,5%

3 0,5% < ROA ≤ 1,25%

4 0% < ROA ≤ 0,5%

5 ROA ≤ 0%

E. Value at Risk (VaR)

1. Pengertian Value at Risk

Value at Risk (VaR) merupakan metode yang banyak diterima diaplikasikan

saat ini. Value at Risk pada saat ini dianggap sebagai metode standar di dalam

mengukur risiko pasar (market risk) dan mulai banyak digunakan untuk mengukur

risiko (portofolio) kredit.

Value at Risk adalah suatu metode pengukuran risiko secara statistik yang

memperkirakan kerugian maksimum yang mungkin terjadi atas suatu portofolio

pada tingkat kepercayaan (level of confidence) tertentu. Nilai VaR selalu disertai

dengan probabilitas yang menunjukkan seberapa mungkin kerugian yang terjadi

akan lebih kecil daripada nilai VaR tersebut. VaR adalah suatu nilai kerugian

yang mungkin dialami dalam jangka waktu yang telah ditentukan.


50

Per definisi Value at Risk adalah kerugian terbesar yang mungkin terjadi

dalam rentang waktu/periode tertentu (predicted worst-case loss with a specific

confidence level ove a period of time”). Konsep VaR berdiri di atas observasi

statistik atas data-data historis dan relatif dapat dikatakan sebagai suatu konsep

yang bersifat objektif. Upaya untuk mengukur risiko telah dilakukan orang

dengan berbagai cara.31

Berbagai indikator yang sering digunakan oleh bank dalam mengukur dan

mengelola risiko kredit atas portofolio kreditnya, misalnya penetapan rating,

pembatasan tenor, pembatasan sektor industri, penetapan watch list, dsb.

VaR (Value at Risk) dikatakan dapat merangkum seluruh substansi yang

ingin ditangkap dari alat-alat atau metode-metode tradisional tersebut. VaR (Value

at Risk) juga mengakomodasi kebutuhan untuk mengetahui potensi kerugian atau

eksposur tertentu. VaR (Value at Risk) juga dapat diterapkan pada berbagai level

transaksi, mulai dari individual exposure sampai pada portofolio exsposures.32

Secara umum ada empat pertanyaan dasar yang akan dijawab dengan

menggunakan konsep VaR (Value at Risk).

1) Berapa banyak kerugian yang akan dialami bank?

31
Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Managetent For Islamic Bank, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2013), h.135.
32
Ibid, 136
51

2) Apakah kerugian tersebut akan terkonsentrasi pada satu aspek tertentu

(obligor, area, jenis risiko)?

3) Exposure mana yang akan meminimalkan risiko dari exposure yang lain?

4) Berapa banyak keuntungan yang dapat diperoleh dengan mengambil risiko

tersebut?

Konsep Value at Risk (VaR) ini dipopulerkan oleh J.P Morgan pada tahun

1994 sebagai alat ukur risiko. Regulator sektor finansial telah mengadopsi VaR

sebagai alat ukut risiko yang dapat digunakan secara umum.33 VaR menunjukkan

berapa banyak perusahaan dapat kehilangan atau membuat probabilitas tertentu

dalam waktu tertentu. VaR merangkum risiko keuangan yang melekat dalam

portofolio menjadi beberapa sederhana.

VaR memiliki tiga metode untuk melakukan perhitungan, yaitu Variance-

covariance Method, Historical Simulation Method dan Monte Carlo Simulation

Method.

Ketiga metode tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing

antara lain:

1) Variance-covariance Method atau disebut juga Delta Normal Method

memiliki keunggulan dari sisi kemudahan komputasi dan implementasi.

Model ini diperkenalkan oleh JP.Morgan pada awal 1990-an. Asumsi yang

digunakan dalam Variance-covariance Method adalah:

33
Sunaryo T.Manajemen Risiko Finansial.(Jakarta: Salemba Empat,2007), h.15.
52

 Portofolio disusun atas aset-aset yang linier. Lebih tepanya, perubahan

nilai dari suatu portofolio bersifat linier dependen pada semua

perubahan yang terjadi pada nilai aset. Jadi, return portofolio juga

bersifat dependen pada return aset.

 Return aset berdistribusi normal. Selain memiliki keunggulan dalam hal

kemudahan komputasi dan implementasi, metode ini memiliki

kelemahan dalam akurasi (lebih lemah) dibandingkan dua metode

lainnya.

2) Historical Simulation Method merupakan metode yang paling sederhana

dan paling transparan dalam perhitungan. Termasuk dalam perhitungan nilai

portofolionya. Kelemahan metode ini tidak menggunakan distribusi normal

pada return asetnya.

3) Monte Carlo Simulation Method juga merupakan metode pengukuran yang

relatif sederhana dibandingkan dengan Variance-covariane model. Monte

Carlo Simulation Method memiliki keunggulan dalam akurasi, namun

memiliki kelemahan dalam hal komputasi yang lebih rumit dibandingkan

Historical Simulation Method.

Kelebihan dari VaR adalah metode yang fokus pada downside risk, tidak

tergantung pada asumsi distribusi dari return dan pengukuran ini dapat

diaplikasikan ke seluruh produk-produk finansial yang diperdagangkan. Angka

yang diperoleh dari pengukuran dengan VaR merupakan perhitungan secara

agregat atau menyeluruh terhadap risiko produk-produk sebagi suatu kesatuan.


53

2. Pengukuran VaR (Value at Risk)


Metode pengukuran tingkat risiko dengan pendekatan VaR (Value at Risk)

merupakan sebuah metode pengukuran tingkat risiko menggunakan pendekatan

waktu dan tingkat kepercayaan dalam menghitungnya.

Bentuk perhitungan VaR (Value at Risk) secara umum untuk aset tunggal

menurut Phillipe Jorion menggunakan persamaan sebagai berikut:34

VaR = α x σ x W
...................(2.1)

Keterangan :

α = Tingkat kepercayaan (Confidence Level)

σ = Standar deviasi

W = Nilai posisis aset/ nilai yang diinvestasikan

Metode pengukuran bobot bersih risiko dihitung dengan melakukan estimasi

persentase kerugian potensial melalui VaR nilai absolut dan nilai relatif. Nilai

VaR absolut adalah kerugian terhadap nol (zero) dan nilai VaR relatif adalah

kerugian yang dibandingkan dengan rata-rata nilai pengembalian hasil yang

diharapkan/ expected return (µ).35

34
Phillipe Jorion, Financial Risk Manager Handbook (New york: MacGraw Hill, 2007), h. 150.
35
Yudha Prabowo, “Analisis Resiko dan Pengembalian Hasil pada Perbankan Syariah: Aplikasi
Metode VaR dan RAROC pada Bank Syariah Mandiri”, La_Riba Jurnal Ekonomi Islam, no.1 (Juli 2009),
h. 97.
54

VaR (mean) = A0 x σ x α x √𝑡

..........................(2.2)

VaR (zero) = A0(σ x α x √𝑡 - µ x t ..........................(2.3)

Keterangan :

A0 : Nilai pembiayaan

σ : standar deviasi

α : alpha (distribusi standar normal)

√ : waktu (dalam hari) atau holding period

µ : pengembalian hasil yang diharapkan (expected return)

Absolute VaR adalah kerugian sama dengan nol (zero), sedangkan relative

VaR adalah kerugian berbanding nilai tengah (mean). Standar deviasi digunakan

untuk menghitung volatilitas data yang memiliki distribusi normal.

Standar deviasi mengukur penyebaran distribusi yang merupakan jarak rata-

rata perubahan harga terhadap nilai rata-ratanya atau persamaan untuk

menghitung standar deviasi adalah:

𝑛 2
𝑖 = 𝑅𝑖 − 𝑅
𝜎=
𝑛−1
.......................(2.4)
55

Keterangan :

σ : Standar deviasi Ri

Ri : log return pada hari i

̅ : rata-rata return dalam periode sampel

n : jumlah return dalam sampel

Perhitungan standar deviasi yang telah dikemukakan di atas berasumsi

bahwa volatilitas data konstan dari waktu ke waktu. Hal ini jauh dari kenyataan

yang ada. Volatilitas yang konstan disebut homoscedastis dan volatilitas yang

tidak konstan disebut heteroscedastis. Banyak ahli yang telah mengembangkan

metode perhitungan volatilitas heterocedastis. Adapun metode yang sering

digunakan saat ini adalah metode Exponentially Weighted Moving Average

(EWMA).

3. Exponentially Weighted Moving Average (EWMA)

Exponentially Weighted Moving Average (EWMA) merupakan metode yang

sering digunakan dalam perhitungan Value at Risk (VaR). Metode ini

dikembangan oleh J.P Morgan.36

Exponentially Weighted Moving Average (EWMA) melakukan estimasi

volatilitas dengan memberikan bobot pengaruh lebih besar terhadap volatilitas

36
Watini Anggun Pratiwi, Analisis Value at Risk Pada Saham Syariah dan Non-Syariah dengan Model
EMWA dan GARCH (Studi Kasus pada BEI Periode 2009-2011), (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h.27.
56

terbaru. Asumsi dasar dalam metode ini adalah nilai rata-rata nol dan mengikuti

distribusi normal. Metode ini melakukan estimasi volatilitas dengan memberikan

bobot pengaruh lebih besar terhadap volatilitas data terbaru. Metode ini

menggunakan decay factor (λ) yang memberikan bobot terhadap perubahan nilai.

Exponentially Weighted Moving Average (EWMA) dirumuskan sebagai

berikut:

𝑛
𝜎𝑡2 = 1 − 𝜆 𝜆𝑛−1 𝑅 − 𝑅 2
𝑖=1
.................(2.5)

Keterangan :

2
: varian data imbal hasil (r) pada saat t

λ : parameter (decay factor)

Nilai λ menunjukan skala bobot 0 -1 dari pengamatan data terbaru dari data

sebelumnya. Semakin tinggi nilai λ pada sebuah data imbal hasil berarti semakin

besar pengaruh volatilitas sebelumnya (persitence) namun semakin tidak reaktif

terhadap informasi pasar imbal hasil terakhir. Sebaiknya semakin kecil nilai λ

maka semakin reaktif volatilitas tersebut terhadap informasi pasar imbal hasil

sebelumnya.
57

4. Confidence Level

Confidence level merupakan suatu angka tertentu yang tidak akan dilampaui

dengan probabilitas yang telah ditentukan. Tingkat kepercayaan didasarkan pada

nilai distribusi standar normal (α) yang dapat dicari dari tabel kurva normal. Jika

tingkat kepercayaan c 95% maka besar nilai distribusi yang ada di tabel sebesar

1,65% dan untuk kepercayaan 99% nilainya sebesar 2,33%. Value at Risk (VaR)

lebih baik diukur menggunakan tingkat kepercayan yang lebih tinggi.

5. Holding Period

Holding period didefinisikan sebagai lamanya waktu investasi. Pemilihan

holding period sangat subyektif dan tergantung pada bisnis bank atau institusi

keuangan dan juga tergantung pada jenis portofolio yang dianalisa. Idealnya,

holding period dihubungkan dengan periode terpanjang yang diperlukan untuk

melikuidasi portofolio. Semakin lama holding maka semakin besar pula nilai

Value at Risk (VaR).

F. Review Studi Terdahulu

Dalam rangka penentuan fokus penelitian, peneliti telah membandingkan dengan

penelitian terdahulu guna mendukung materi yang akan dibahas. Terdapat beberapa

penelitian lain yang telah membahas risiko pembiayaan dan profitabilitas, yakni:

1. Skripsi “Pengukuran Risk & Return pada Pembiayaan BPRS: Aplikasi Metode

Value at Risk (VaR) dan Risk Adjusted Return on Capital (RAROC)” oleh

Herdian Yusfan, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat,


58

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2014.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode analisis kuantitatif, yatu

mengukur tingkat risiko pembiayaan murabahah, Musyarakah, dan Mudharabah

dengan metode Var (Value at Risk) dan mengukur potensi imbal hasil yang

telah disesuaikan dengan risiko dengan metode RAROC (Risk Adjusted Return

on Capital). Hasil penelitian dengan metode VaR menunjukkan bahwa potensi

kerugian yang paling tinggi terjadi pada akad Musyarakah, kemudian

Mudharabah, dan yang paling stabil adalah pembiayaan murabahah. Sedangkan

hasil dari penggunaan metode RAROC bernilai negatif memberikan kesimpulan

bahwa return pembiayaan yang disesuaikan dengan risiko di BPRS

menunjukkan adanya potensi kerugian akibat pendapatan yang diterima lebih

kecil dibandingkan dengan kerugian yang diharapkan dan dapat menggerus

modal BPRS jika kerugian menjadi kenyataan.

2. Skripsi “Analisis Rasio Risiko dan Profitabulitas Bank Umum Syariah” oleh

Asep Saepul Amri, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2009. Penelitian ini meneliti rasio risiko

yaitu rasio risiko aset, rasio risiko deposito, dan rasio risiko kredit. Sedangkan

rasio profitabilitas menggunakan ROE (Return on Equity) dan ROA (Return on

Asset). Hasil penelitian setelah diuji menggunakan analisis regresi berganda

menunjukkan: 1) pengaruh variabel bebas (rasio risiko yaitu rasio risiko aset,

rasio risiko deposito, dan rasio risiko kredit) terhadap variabel terikat (ROE dan

ROA) pada Bank Muamalat, bank Mandiri Syariah, Bank Mega Syariah
59

Indonesia menghasilkan angka signifikan yang bervariasi sesuai karakteristik

dan kinerja keuangan masing-masing Bank Umum Syariah tersebut. 2) Secara

deskriptif profitabilitas dan pengelolaan risiko deposito BMI lebih baik dari

BSM dan BSMI dan rasio risiko kredit BSM lebih baik dari BMI dan BSMI. 3)

Hasil uji regresi menunjukkan variabel risiko deposito signifikan mempengaruhi

ROE di BMI, di BSM risiko aset dan risiko kredit signifikan mempengaruhi

ROE dan risiko deposito siginifikan mempengaruhi ROA, rasio kredit

siginifikan mempengaruhi ROE dan ROA di BSM.

3. Penelitian “Pengaruh tingkat risiko pembiayaan Musyarakah dan pembiayaan

murabahah terhadap tingkat profitabilitas bank syariah” yang ditulis oleh

Fauzan Fahrul, Muhammad Arfan, dan Darwani pada tahun 2012 dalam Jurnal

Akuntansi Pascasarjana Universitas Syah Kuala. Penelitian ini bertujuan untuk

menguji pengaruh tingkat risiko pembiayaan Musyarakah dan pembiayaan

Murabahah terhadap tingkat profitabilitas. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa: (1) risiko pembiayaan Musyarakah dan risiko pembiayaan Murabahah

secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas

Bank Syariah Banda Aceh (2) pengujian secara parsial menunjukkan bahwa

risiko pembiayaan Musyarakah berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas Bank

Syariah Banda Aceh (3) secara parsial memperlihatkan bahwa risiko

pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas Bank

Syariah Banda Aceh.


60

4. Penelitian “Analaisis Resiko dan Pengembalian Hasil pada Perbankan Syariah:

Aplikasi Metode VaR dan RAROC pada Bank Syariah Mandiri” oleh Yudho

Prabowo pada tahun 2009. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat

risiko serta pengembalian bagi hasil pada Bank Syariah Mandiri. Penlitian ini

menggunakan laporan keuangan Bank Syariah Mandiri tahun 2004-2006. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan risiko deposito Mudharabah stabil dan

cenderung kecil terlihat dari nilai VaR (zero) yang negatif. Sedangkan analisis

RAROC menunjukkan bobot bersih pengembalian hasil (return) yang telah

dipertimbangkan berdasarkan risiko dan pengembalian hasil mengalami potensi

penurunan nilai selama periode observasi 2004-2006. Selain itu, hasil RAROC

juga menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas tinggi terhadap pemanfaatan dan

produktivitas usaha investasi.

5. Jurnal “Analisis Portofolio Kredit Perbankan Umum dan Syariah Berdasarkan

Sektor Ekonomi” oleh Ahmad Rifqi Zuhdi, Wiwiek Rabiatul Adawiyah, dan

Najmudin dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis tahun 2013. Penelitian ini bertujuan

untuk menemukan keterkaitan antara pembiayaan bank umum dan syariah

dengan risiko berdasarkan sektor ekonomi kredit yang disalurkan. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Markowitz dan VaR (Value at Risk). Dari

hasil metode Makowitz pada sepuluh sektor ekonomi pada masing-masing

kategori perbankan tampak bahwa setiap kategori perbankan menghasilkan

kombinasi portofolio kredit sektor ekonomi yang hampir sama. Pada masing-

masing kategori perbankan diperoleh kombinasi dengan menitikberatkan


61

penyaluran kredit kepada beberapa sektor ekonomi yang meiliki risiko kredit

terkecil sehingga diharapkan Non Performng Loan dapat diminimalisasi karena

kualitas kredit semakin baik. Dari hasil perhitungan risiko portofoilo kredit pada

kedua kategori perbankan tidak terdapat perbedaan yang signifikan karena

perbandingan antara nilai NPL dan VaR dari kedua kategori perbankan adalah

1:4,5

Tabel 2.2 Review Studi Terdahulu

No. Identitas Substansi Perbedaan


1 Herdian - Skripsi ini menjelaskan Penulis melakukan
Yusfan/Pengukuran tentang pengukuran risiko penelitian terhadap
Risk & Return pada dan return pembiayaan Pembiayaan berskim
Pembiayaan BPRS: BPRS pada kurun waktu bagi hasil dan
Aplikasi Metode 2010-2014. pengaruhnya pada
Value at Risk (VaR) profitabilitas
dan Risk Adjusted Metodologi penelitian perbankan syariah
Return on Capital adalah Deskriptif-kuantitatif
(RAROC)/ Skripsi yaitu untuk mengukur VaR Periode 2011-2015
Fakultas Syariah dan dan RAROC lalu menggunakan Var.
Hukum UIN Syarif menganalisis hasil
Hidayatullah Jakarta perhitungan keduanya. Nilai VaR pada
tahun 2014. skripsi penulis
Hasil penelitian dengan digunakan untuk
metode VaR menunjukkan perhitungan risiko
bahwa potensi kerugian dan dijadikan
yang paling tinggi terjadi variabel x pada uji
62

pada akad Musyarakah, pengaruh. Y pada


kemudian Mudharabah, dan skripsi ini adalah
yang paling stabil adalah ROA.
pembiayaan murabahah.
Sedangkan hasil dari Metode analisis data
penggunaan metode yang digunakan
RAROC bernilai negatif adalah dengan
memberikan kesimpulan Regresi Linear
bahwa return pembiayaan Berganda dengan
yang disesuaikan dengan pengujian Hipotesis
risiko di BPRS dan sumsi klasik
menunjukkan adanya untuk mengetahui
potensi kerugian pada seberapa besar
BPRS. pengaruh variabel
independen terhadap
variabel dependen.
2 Asep Saepul Amri/ Skripsi ini membahas - Penulis meneliti
Analisis Rasio Risiko pengaruh rasio risiko yang tentang pengaruh
dan Profitabilitas Bank ada pada perbankan syariah risiko pembiayaan
Umum Syariah/ dan pengaruhnya terhadap terhadap profitabilitas
Skripsi Fakultas ROA dan ROE. perbankan syariah
Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Metode penelitian adalah Periode 2011-2015
Hidayatullah Jakarta kuantitatif yaitu
tahun 2009 berkonsentrasi terhadap Variabel dependen :
fakta data yang ROA
berhubungan dengan Variabel indpenden :
masalah yang diuji. VaR Mudharabah
(Risiko Mudharabah)
63

Hasil penelitian ini adalah dan VaR Musyarakah


1) pengaruh variabel bebas (Risiko pembiayaan
(rasio risiko yaitu rasio Musyarakah)
risiko aset, rasio risiko
deposito, dan rasio risiko
kredit) terhadap variabel
terikat (ROE dan ROA)
pada Bank Muamalat, bank
Mandiri Syariah, Bank
Mega Syariah Indonesia
menghasilkan angka
signifikan yang bervariasi
sesuai karakteristik dan
kinerja keuangan masing-
masing Bank Umum
Syariah tersebut. 2) Secara
deskriptif profitabulias dan
pengelolaan risiko deposito
BMI lebih baik dari BSM
dan BSMI dan rasio risiko
kredit BSM lebih baik dari
BMI dan BSMI. 3) Hasil uji
regresi menunjukkan
variabel risiko deposito
signifikan mempengaruhi
ROE di BMI, di BSM risiko
aser dan risiko kredit
signifikan mempengaruhi
ROE dan risiko deposito
64

siginifikan mempengaruhi
ROA, rasio kredit
siginifikan mempengaruhi
ROE dan ROA di BSMI.
3 Fauzan Fahrul, Metode yang digunakan - Penulis meneliti
Muhammad Arfan, dalam penelitian ini adalah tentang pengaruh
dan Darwani/ deskriptif. risiko pembiayaan
Pengaruh tingkat terhadap profitabilitas
risiko pembiayaan Analisis data dilakukan perbankan syariah
Musyarakah dan dengan menggunakan rasio
pembiayaan keuangan. Alat analisis Periode 2011-2015
murabahah terhadap adalah SPSS.
tingkat profitabilitas Variabel dependen :
bank syariah/ Jurnal Hasil penelitian ini adalah: ROA
Akuntansi 1) risiko pembiayaan Variabel indpenden :
Pascasarjana Musyarakah dan risiko VaR Mudharabah
Universitas Syah pembiayaan murabahah (Risiko Mudharabah)
Kuala tahun 2012 secara bersama-sama dan VaR Musyarakah
(simultan) berpengaruh (Risiko pembiayaan
terhadap tingkat Musyarakah)
profitabilitas bank syariah
Banda Aceh (2) pengujian - Metode analisis data
secara parsial menunjukkan yang digunakan
bahwa risiko pembiayaan adalah dengan
Musyarakah berpengaruh Regresi Linear
terhadap tingkat Berganda dengan
profitabilitas bank syariah pengujian Hipotesis
Banda Aceh (3) secara dan asumsi klasik
parsial memperlihatkan untuk mengetahui
65

bahwa risiko pembiayaan seberapa besar


murabahah berpengaruh pengaruh variabel
terhadap tingkat independen terhadap
profitabilitas bank syariah variabel dependen.
Banda Aceh.

4 Yudho Prabowo/ - Jurnal ini untuk - Penulis meneliti


Analaisis Resiko dan mengetahui risiko dan tentang pengaruh
Pengembalian Hasil return investasi deposito risiko pembiayaan
pada Perbankan mudharabah di bank terhadap profitabilitas
Syariah: Aplikasi syariah mandiri Indonesia. perbankan syariah
Metode VaR dan
RAROC pada Bank Metode analisis yang Periode 2011-2015
Syariah Mandiri digunakan adalah VaR dan
RAROC. Variabel dependen :
ROA
Hasil penelitian ini Variabel indpenden :
menunjukkan nilai gross VaR Mudharabah
expected return terhadap (Risiko Mudharabah)
equivalent rate cukup stabil dan VaR Musyarakah
dan investasi deposito (Risiko pembiayaan
mudhrabah cenderung Musyarakah)
untung disebabkan VaR
(zero) bernilai negatif. - Metode analisis data
Analisis RAROC yang digunakan
66

menunjukkan bahwa return adalah dengan


yang dipertimbangkan Regresi Linear
risiko mengalami potensi Berganda dengan
penurunan nilai dan adanya pengujian Hipotesis
tingkat. dan asumsi klasik
untuk mengetahui
seberapa besar
pengaruh variabel
independen terhadap
variabel dependen.

5 Ahmad Rifqi Zuhdi, Jurnal ini bertujuan untuk - Penulis meneliti


Wiwiek Rabiatul menemukan keterkaitan tentang pengaruh
Adawiyah, dan antara pembiayaan bank risiko pembiayaan
Najmudin/ Analisis umum dan syariah dengan terhadap profitabilitas
Portofolio Kredit risiko berdasarkan sektor perbankan syariah
Perbankan Umum dan ekonomi kredit yang
Syariah Berdasarkan disalurkan. Periode 2011-2015
Sektor Ekonomi/
Jurnal Ekonomi dan Metode yang digunakan Variabel dependen :
Bisnis tahun 2013 adalah Markowitz dan ROA
Value at Risk (VaR). Variabel indpenden :
VaR Mudharabah
Hasil dari penelitian ini - (Risiko Mudharabah)
setiap kategori perbankan dan VaR Musyarakah
67

menghasilkan kombinasi (Risiko pembiayaan


portofolio kredit sektor Musyarakah)
ekonomi yang hampir sama
- tidak terdapat perbedaan - Metode analisis data
yang signifikan karena yang digunakan
perbandingan antara nilai adalah dengan
NPL dan VaR dari kedua Regresi Linear
kategori perbankan Berganda dengan
pengujian Hipotesis
dan asumsi klasik
untuk mengetahui
seberapa besar
pengaruh variabel
independen terhadap
variabel dependen.
68

G. Kerangka Konsep

Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan di atas maka dapat dibuat

kerangka pemikiran teoritis serta skema alur penelitian yang ditunjukkan pada

gambar sebagai berikut:

Gambar 2.3 Skema Alur Penelitian

Bank Umum dan Unit Usaha Syariah

Variabel ROA Variabel Independen: VaR


Mudharabah, VaR Musyarakah.

Dihitung dengan rumus


Dihitung dengan rumus VaR
ROA

Metode Regresi Linear Berganda

Uji Asumsi Klasik

Uji F (simultan) Koefisien Adjusted Uji T (parsial)


2
R

Interpretasi/Pembahasan

Kesimpulan dan Saran


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penulis memfokuskan penelitian pada variabel dependen yaitu Return on Asset

(ROA) dan variabel independennya difokuskan pada Value at Risk (VaR)

Mudharabah dan Value at Risk (VaR) Musyarakah. Ruang lingkup penelitian ini

adalah dengan menganalisa nilai risiko dalam perhitungan Value at Risk (VaR)

(variabel independen) yang memiliki dugaan sementara mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap Return on Asset (ROA) (variabel dependen) secara teoritis dan

empiris.

Penelitian ini dibatasi dengan menganalisa laporan keuangan gabungan

perbankan syariah, khususnya data pembiayaan, Equivalent rate pembiayaan

Mudharabah dan Musyarakah dan komponen perhitungan rasio Return on Asset

(ROA) yang tercantum dalam situs Otoritas Jasa Keuangan dengan menggunakan

data runtun waktu (time series), yaitu berupa data bulanan periode Januari 2011

sampai dengan Desember 2015 yang dikeluarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) serta dari sumber-sumber lainnya yang terkait.

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu merupakan salah satu

jenis kegiatan penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan

67
68

terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitian, baik tentang

tujuan penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, sampel data, sumber data, maupun

metodologinya (mulai pengumpulan data hingga analisis data).37 Fokus peneilitian

kuantitatif didefinisikan sebagai proses kerja yang berlangsung secara ringkas, terbatas

dan memilah-milah permasalah menjadi bagian yang dapat diukur atau dinyatakan

dalam angka-angka.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian deskriptif,

penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang

terjadi. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual

sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian dekriptif,

peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat

perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel

yang diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dari satu variabel.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data sekunder. Data

sekunder yang bersifat time series, yakni data yang diperoleh secara tidak langsung

melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder

yang diambil umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah

tersusun dalam arsip data dokumenter yang dipublikasikan.38

37
Puguh Suharso, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnsi: Pendekatan Filosofis dan Praktis,
(Jakarta: PT Indeks, cet.1, 2009), h.3.
38
Nur Indrianto dan Bambang Supomo, Metode Penelitian Bisnis,(Yogyakarta: BPFE, 2002). H.147.
69

Data dalam penelitian ini adalah data yang telah diperoleh dari laporan statistik

perbankan syariah bulanan yang dipublikasikan di website Otoritas Jasa Keuangan

(www.ojk.go.id) dari Januari 2011-Desember 2015.

D. Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini yaitu seluruh bank syariah baik Bank Umum syariah

maupun Unit Usaha Syariah yang ada di Indonesia selama periode Januari 2011-

Desember 2015.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu hal yang penting dalam penelitian,

karena metode ini merupakan startegi untuk mendapatkan data yang diperlukan.

Keberhasilan penelitian sebagian besar tergantung pada teknik-teknik pengumpulan

data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan dan informasi yang

dapat dipercaya.39 Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui

berbagai cara, diantaranya sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan

Metode ini merupakan pengumpulan data mengenai hal-hal yang diperoleh

dengan cara membaca buku-buku, skripsi, tesis, jurnal maupun surat kabar yang

berhubungan dengan tema penelitian yang penulis angkat. Metode ini digunakan

untuk dapat memperoleh landasan dan konsep dalam penelitian.

39
Ibid, hal.143
70

2. Studi Dokumentasi

Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan

catatan-catatan penting yang berhubungan dengan massalah yang diteliti,

sehingga akan diperoleh data yang lengkap dan asli. Metode ini hanya mengambil

data yang sudah ada. Misalnya: data komposisi pembiayaan, data rate of return,

data laba dan data total aset . Data tersebut didapatkan dari website resmi Otoritas

Jasa Keuangan (OJK).

F. Operasi Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari satu variabel

terikat (dependen) yaitu Return On Asset (ROA) dan dua variabel bebas

(independen) yaitu Value at Risk (VaR) Mudharabah dan Value at Risk (VaR)

Musyarakah.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Value at Risk

pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah. Teknik perhitungan Value at Risk

(VaR) dijabarkan sebagai berikut:

a. Teknik pengumpulan data return

Teknik pengumpulan data return yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan data equivalent rate dari pembiayaan

Mudharabah dan Musyarakah yang selanjutnya digunakan untuk mencari


71

return ketiga pembiayaan tersebut. Periode data return sebanyak 60 data

dari Januari 2011-Desember 2015.

Equivalent Rate pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah dihitung

dengan persamaan sebagai berikut:

Pt
R 𝑡 = ln
𝑃𝑡 − 1

Keterangan:

Rt : Return periode ke-i

Pt : Harga pada waktu t

Pt-1 : Harga pada waktu t-1

b. Teknik Pengukuran Value at Risk (VaR)

Sebelum melakukan perhitungan Value at Risk (VaR), data pembiayaan

harus dilakukan pengujian terlebih dahulu. Pengujian ini perlu dilakukan

untuk mengetahui bagaimana karakteristik dari data pembiayaan

Mudharabah dan Musyarakah dan return dari pembiayaan Mudharabah dan

Musyarakah. Pengujian ini dilakukan untuk mencari kesimpulan, namun

hanya sebagai syarat sebelum dilakukan pengukuran VaR. Pengujian data

tersebut adalah uji stasioner.


72

1) Uji Stasioner

Uji stasioner pada data time series menunjukkan data itu memilki

rata-rata variasi yang cenderung konstan. Pergerakan data akan

cenderung berfluktuasi hanya dikisaran rata-rata data tersebut. Uji

stasioner dilakukan dengan Test Aughmented Dickey Fuller (ADF)

menggunakan software E-views 9. Data dapat dikatakan stasioner bila

nilai ADF tidak melebihi 5%. Apabila data yang didapatkan tidak

stasioner, maka perlu dilakukan penyesuaian dengan cara diferensi.

Pada tingkat diferensi pertama, biasanya data sudah menjadi stasioner.

Apabila ternyata belum, kemungkinan data pada diferensi kedua sudah

stasioner.

Setelah melakukan uji data sebagai syarat, langkah selanjutnya

adalah tahap menghitung volatilitas.

2) Perhitungan Volatilitas

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung decay

factor (λ) optimum. Decay factor optimum akan ditemukan melalui

perhitungan dari Root Mean Error Square (RMSE). Langkah

selanjutnya dilakukan perhitungan forecast variance menggunakan

persamaan Exponentially Weighted Moving Average (EWMA).


73

3) Pengukuran Value at Risk (VaR)

VaR memiliki banyak variasi dan dapat dihitung melalui berbagai

cara. Bergantung pada basis perbandingannya, VaR dapat dihitung

dengan cara absolute dan relative absolute. VaR adalah kerugian sama

dengan nol (zero), yang dimaksud dengan potensi risiko kerugian

terhadap nol adalah besarnya potensi terjadinya risiko kerugian yang

dihitung dari saat pendapatan berada pada posisi titik nol atau tidak

adanya pendapatan. Sedangkan relative VaR adalah potensi risiko

kerugian terhadap nilai rata-rata pendapatan yang diharapkan (expected

return) µ. Yang dimaksud potensi kerugian dari nilai rata-rata

pendapatan adalah besarnya risiko kerugian yang dihitung dari nilai

expected return yang diperoleh.

2. Variabel Terikat

ROA adalah ukuran rasio yang dinyatakan dalam persentase antara

pendapatan bersih setelah pajak yang diperoleh perusahaan dengan jumlah

kekayaan yang dimiliki perusahaan.

ROA adalah perbandingan (rasio) laba sebelum pajak (earning before

tax/EBT) selama 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode

yang sama. Semakin besar ROA, semakin besar pula keuntungannya yang dicapai

oleh bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin

kecil.
74

Indikator variabel ini diukur dengan:

𝐍𝐞𝐭 𝐈𝐧𝐜𝐨𝐦𝐞
𝐑𝐎𝐀 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐭

Return on Asset (ROA) bertujuan untuk mengukur keberhasilan manajemen

dalam menghasilkan laba. Semakin kecil rasio ini mengindikasikan kurangnya

kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan

pendapatan dan atau menekan biaya.

G. Metode Analisis dan Hipotesis

Teknik analisis yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah

menggunakan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif adalah studi yang bertujuan

untuk mencari uraian secara menyeluruh, teliti dan komprehensif berdasarkan data

empiris.

Langkah pertama untuk menilai Value at Risk adalah dengan melakukan uji

syarat stasioneritas dengan E-Views 9, menghitung rumus-rumus turunan untuk

mendapatkan nilai Value at Risk (mean) dan Value at Risk (zero) sesuai dengan

rumus persamaan. Rumus-rumus tersebut dihitung dengan Ms.Excel. Hal ini berlaku

untuk Mudharabah dan Musyarakah.

Langkah selanjutnya adalah dengan menghitung nilai Return on Asset (ROA)

dengan Ms.Excel.
75

Setelah semua variabel terhitung, nilai-nilai Var Mudharabah, VaR Musyarakah

dan ROA dikonfersikan ke SPSS 20 untuk selanjutnya dianalisa menggunakan uji

statistik.

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan model berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan :

Y = Return On Asse (ROA)

a = Nilai Konstanta

b = Koefisien Regresi

X1 = Risiko Pembiayaan Mudharabah (VaR Mudharabah)

X2 = Risiko Pembiayaan Musyarakah (VaR Musyarakah)

e = Error Terms atau Faktor Pengganggu, diasumsikan 0 (nol)

Secara terperinci langkah dalam pengujian statistik yaitu:

1. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang dilakukan untuk memastikan bahwa

autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas tidak terdapat dalam

penelitian ini atau data yang dihasilkan berdistribusi normal. Apabila hal tersebut
76

tidak ditemukan maka asumsi klasik regresi telah terpenuhi. Beberapa uji asumsi

klasik yang digunakan adalah:

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model

regresi variabel terikat dan bebas keduanya terdistribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau

mendekati normal.

Untuk mengetahui apakah data normal atau tidak normal digunakan

metode Kolmogorov-Smirnov. Nilai Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk

mengetahui bagaimana distribusi normal data, jika:

 Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 maka H0 ditolak, Ha diterima

 Asymp. Sig (2-tailed) < 0,05 maka H0 diterima, Ha ditolak

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah ada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi

korelasi maka terdapat masalah multikolinearitas.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model

regresi yaitu dengan menggunakan VIF (Variance Inflation Factor) dan

Tolerance.40

40
Imam Ghazali, Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Ed.1. (Semarang: BPUD,2006), h.93.
77

a) Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 (VIF ≥ 10), maka model regresi

bebas dari multikolinearitas.

b) Nilai Tolerance tidak kurang dari 1 (Tolerance ≤ 1 atau 0,10 maka

model regresi bebas dari multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas yaitu kondisi dimana semua resdiual atau error

mempunyai varian yang tidak konstan atau berubah-ubah.41

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, dalam

penelitian ini peneliti melihat nilai sig. Dasar pengambilan keputusan dalam

uji ini adalah sebagai berikut:42

a) Jika nilai sig > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

b) Jika nilai sig. < 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah sutau keadaan di mana terjadi korelasi antara

residual tahun ini dnegan tingkat kesalahan tahun sebelumnya. Uji

Autokorelasi bertujuan untuk mengkaji apakah suatu model regresi liniear

terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode sebelumnya (t-1). Autokorelasi didefinisikan

41
Nachrowi dan Usman, Pendeketan Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, (Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia, 2006), h.109.
42
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2000),
h.240.
78

terjadinya korelasi antara data pengamatan sebelumnya, dengan kata lain

munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya, jika terjadi

korelasi, berarti ada masalah autokorelasi.

Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah

autokorelasi ialah dengan melakukan uji Durbin-Watson dengan ketentuan

sebagai berikut:

a) Terjadi autokorelasi positif, jika nilai d dibawah -2 (d < -2)

b) Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai d berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤

d ≤ +2

c) Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai d diatas +2 atau d > +2

2. Uji Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan dengan baik mengenai

karakteristik populasi dan merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya

atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.43

a. Uji Stimulan (Uji F)

Uji F statistik adalah uji secara bersama-sama atau simultan pengaruh

variabel independen (VaR Mudharabah dan VaR Musyarakah) terhadap

variabel dependen (ROA (Return on Asset)).

43
Prasetyo Bambang dan Mifathul Jannah Lina, Metode Penelitian Kuantitatidf:Teori dan Aplikasi,
(Jakarta: PT Raja Garfindo Persada, 2005), h.76
79

Pengujan semua koefisien regresi secara bersama-sama dilakukan

dengan uji-F dengan pengujian, yaitu:44

1) Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan perbandingan Fhitung dan F

tabel

 Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini

berarti variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang

signifikan dengan variabel terikat.

 Jika F < dan F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti

variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan dengan variabel terikat.

2) Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probability

 Jika P-value < α = 0,05 maka H0 diterima dan H1 diterima. Hal ini

berarti variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang

signifikan dengan variabel terikat.

 Jika P-value > α = 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini

berarti variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan dengan variabel terikat.

b) Uji Parsial (Uji t)

Uji t statistik adalah uji parsial (individu) di mana uji ini dilakukan

untuk menguji apakah seiap variabel bebas (independen) secara masing-


44
Ibid, h.17.
80

masing (parsial) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

terikat (dependen) pada tingkat signifikansi 0,05 (5%) dengan menganggap

variabel bebas bernilai konstan. Langkah-langkah yang harus dilakukan

untuk uji t dengan pengujian sebagai berikut:45

1) Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan perbandingan Thitung dan

Ttabel

 Jika T hitung > T tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini

berarti variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan dengan

variabel terikat.

 Jika T hitung < dan T tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini

berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

dengan variabel terikat.

2) Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probability

 Bila probabiliy βi > o,05 berart tidak signifikan, H0 diterima dan H1

ditolak.

 Bila probability βi <0,05 berarti signifikan, H0 ditolak dan H1

diterima.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel bebas

terhadap variabel terikat. Semakin tinggi koefisien dterminasi, semakin


45
Ibid, h.18-19.
81

tinggi pula kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi

perubahan pada variabel terikat.46 Merupakan kemampuan variabel

independen menjelaskan variabel dependen (terikat). Koefisien determinasi

yang dinotasikan dengan R2, merupakan suatu ukuran yang penting dalam

regresi. Nilai koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar

variasi dari variabel terikat Y yag dapat dijelaskan oleh variabel bebas X.

Bila koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y

tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya

variasi dari Y secara kesleuruhan dapat diterangkan oleh X.

Nilai koefisien determinasi (R2) ini mengukur seberapa besar dari

variabel trikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai

koefisien sama dnegan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y secara keseluruhan

dapat diterangkan oleh X, dengan kata lain jika Adjusted R2 mendekati 1

(satu) maka variabel independen mampu menjelaskan perubahan

independen, tetapi jika Adjusted R2 mendekati 0 (nol), maka variabel

independen tidak mampu menjelaskan variabel independen. Bila R2 = 1,

maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi. Dengan

demikian baik atau buruknya persamaan regresi ditentukan oleh R2 nya

yang mempunyai nilai antara nol dan satu.

46
Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: ANDI, 2011),h.55
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskripstif Data

1. Pembiayaan

Dalam pengukuran risiko pembiayaan yang terdapat pada akad

pembiayaan skim bagi hasil Mudharabah dan Musyarakah di perbankan syariah

di Indonesia secara keseluruhan baik Bank Umum Syariah (BUS) maupun Unit

Usaha Syariah (UUS), terlebih dahulu dilihat seberapa besar penyaluran

pembiayaan pada akad Mudharabah dan Musyarakah selama rentang waktu lima

tahun. Berikut tabel mengenai total pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah

Januari 2011-Desember 2015.

Tabel 4.1 Pembiayaan yang Disalurkan Perbankan Syariah


Periode 2011-2015
Pembiayaan (Milyaran Rupiah)
Mudharabah Musyarakah Murabahah Istisna Ijarah Qard
Mar-11 8.644 14.755 39.238 346 2.475 6.350
Jun-11 9.156 15.583 44.244 318 2.762 6.923
Sep-11 9.925 16.977 48.930 324 3.164 9.990
Des-11 10.194 18.313 54.169 327 3.579 13.048
Mar-12 10.098 19.162 57.988 310 4.134 11.520
Jun-12 10.578 21.323 64.730 309 5.053 11.074
Sep-12 11.187 23.285 74.570 353 5.752 10.684
Des-12 11.663 26.354 84.261 366 6.897 10.928
Mar-13 12.062 29.282 93.291 407 7.897 12.004
Jun-13 12.274 23.179 100.380 487 9.225 12.664

82
83

Sep-13 13.315 36.198 105.519 526 9.866 10.024


Des-13 13.722 38.825 108.726 554 10.396 9.190
Mar-14 13.373 39.507 120.526 568 10.296 8.441
Jun-14 13.994 44.178 113.143 582 10.448 7.891
Sep-14 14.397 47.568 114.340 582 10.752 7.236
Des-14 14.344 49.340 116.020 616 11.421 6.325
Mar-15 14.163 50.233 116.535 642 11.390 5.505
Jun-15 14.987 53.813 117.866 680 11.507 4.963
Sep-15 15.516 55.589 118.554 709 11.381 4.534
Des-15 14.808 58.842 120.633 748 10.870 4.060
Mean 12.420 34.115 90.683 488 7.963 8.668

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (data diolah dengan Ms.Excel)

Dapat dilihat pada tabel 4.1 di atas, jumlah pembiayaan Mudharabah dan

Musyarakah befluktuasi setiap bulannya. Rata-rata (mean) pembiayaan

Mudharabah sebesar 12.240 miliar rupiah dan pembiayaan Musyarakah sebesar

34.114 miliar rupiah. Pembiayaan / merupakan pembiayaan yang mendominasi di

perbankan syariah yaitu sebesar 90.683 miliar rupiah. Jumlah pembiayaan

Mudharabah dan Musyarakah yang disalurkan perbankan syariah befluktuasi

setiap bulannya.

2. Return

Dari segi return yang diberikan baik pembiayaan Mudharabah dan

Musyarakah mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu. Untuk melihat besaran

return yang diterima perbankan syariah dari pembiayaan Mudharabah dan

Musyarakah dapat dilihat pada tabel berikut.


84

Tabel 4.2 Return Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah

Perbankan Syariah Periode 2011-2015

Equivalent Rate (%)


Tanggal
Mudharabah Musyarakah
Mar-11 17,09 14,13
Jun-11 16,73 14,30
Sep-11 16,33 14,07
Des-11 16,15 13,62
Mar-12 15,91 13,81
Jun-12 15,91 13,76
Sep-12 15,93 13,81
Des-12 15,52 13,61
Mar-13 15,88 13,37
Jun-13 15,34 12,51
Sep-13 15,19 13,28
Des-13 14,71 12,99
Mar-14 14,35 13,33
Jun-14 19,11 12,89
Sep-14 20,12 13,02
Des-14 21,33 13,52
Mar-15 12,74 12,64
Jun-15 12,28 12,35
Sep-15 11,80 12,01
Des-15 12,10 11,77
MEAN 15,73 13,24
Sumber : data diolah dengan Ms.Excel

Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa pembiayaan skim bagi hasil yang

memberikan return tinggi adalah Mudharabah memberikan selama periode

penelitian dibandingkan pembiayaan Musyarakah yaitu rata-rata sebesar 15,73%.

Hal ini menunjukkan bahwa Mudharabah merupakan akad yang berpotensi

memberikan keuntungan yang tinggi bagi bank syariah. Return Mudharabah


85

berfluktuasi dari 17-15% di tahun 2011-2013, kemudian turun naik di tahun-tahun

berikutnya, terakhir pada tahun 2015 sebesar 12,10%. Walaupun pembiayaan

Mudharabah memberikan return yang lebih tinggi daripada pembiayaan jenis

lain, risiko pembiayaan investasi lebih tinggi dibandingkan pembiayaan berskim

lain. Utamanya risiko muncul karena tingkat ketidakpastian imbal hasil dan

kebutuhan monitoring yang tinggi.

Return pembiayaan Musyarakah cenderung sedikit lebih rendah dan

berfluktuasi. Pada tahun 2011 return Musyarakah tercatat paling tinggi sebesar

14,30%, kemudian berfluktuasi pada tahun-tahun berikutnya. Terakhir return

Musyarakah pada tahun 2015 sebesar 11,77%.

Gambar 4.1 Pergerakan Return Pembiayaan Perbankan Syariah (%)

25,00

20,00

15,00

Mudharabah
10,00
Musyarakah
5,00

0,00
Mar-11

Mar-12

Mar-13

Mar-14

Mar-15
Jul-11
Nop-11

Jul-12
Nop-12

Jul-13
Nop-13

Jul-14
Nop-14

Jul-15
Nop-15

Dilihat dari grafik 4.1 di atas, return Musyarakah bergerak lebih stabil

dibandingkan return Mudharabah.


86

3. Profitabilitas Bank Syariah

Dalam perhitungan rasio profitabilitas ROA (Return On Asset) perbankan

syariah baik Bank Umum Syariah (BUS) maupun Unit Usaha Syariah (UUS),

terlebih dahulu dilihat sebesarapa besar laba sebelum pajak/ Earning Before Tax

(EBT) dan total aset perbankan syariah.

Besaran laba sebelum pajak/ Earning Before Tax dan Aset perbankan

syariah periode 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Total Aset, Earning Before Tax dan ROA


Perbankan Syariah Periode 2011-2015
(dalam Milyar Rupiah)

Tahun Total Aset Earning Before Tax ROA

Mar-11 97.640 317 0,32%


Jun-11 104.884 772 0,74%
Sep-11 117.678 1.271 1,08%
Des-11 135.026 1.727 1,28%
Mar-12 147.125 422 0,29%
Jun-12 149.077 1.202 0,81%
Sep-12 161.953 2.066 1,28%
Des-12 182.994 2.899 1,58%
Mar-13 199.900 768 0,38%
Jun-13 213.937 1.828 0,85%
Sep-13 223.466 2.845 1,27%
Des-13 234.988 3.715 1,58%
Mar-14 236.100 608 0,26%
Jun-14 247.754 1.254 0,51%
Sep-14 254.064 1.613 0,64%
Des-14 264.879 1.512 0,57%
87

Mar-15 276.086 973 0,35%


Jun-15 277.165 1.413 0,51%
Sep-15 283.358 1.663 0,59%
Des-15 295.723 2.280 0,77%
MEAN 205.190 1.557 0,78%
Sumber: Data diolah dengan Ms. Excel)

Gambar 4.2 Total Aset Perbankan Syariah


Periode 2011-2015

Total Aset
300.000

250.000

200.000

150.000

100.000

50.000

0
Mar-11

Mar-12

Mar-13

Mar-14

Mar-15
Jul-11

Nop-11

Jul-12

Nop-12

Jul-13

Nop-13

Jul-14

Nop-14

Jul-15

Nop-15

Dari tabel 4.3 dan gambar 4.2 di atas, dapat dilihat total aset perbankan

syariah terus bertambah setiap periodenya. Pada 2011 triwulan pertama aset

perbankan syariah sebesar 97.640 Milyar rupiah dan terus berkembang hingga

sebesar 295.723 pada akhir periode tahun 2015. Dengan aset yang semakin
88

banyak, perbankan syariah juga dapat lebih banyak menyalurkan pembiayaannya

untuk mendapatkan profit.

Gambar 4.3 Earning Before Tax Perbankan Syariah


Periode 2011-2015

Earning Before Tax

3.715

2.899 2.845
2.280
2.066
1.727 1.828
1.613 1.663
1.512 1.413
1.271 1.202 1.254
973
772 768
608
317 422
Mar-11

Mar-12

Mar-13

Mar-14

Mar-15
Jun-11

Des-11

Jun-12

Des-12

Jun-13

Des-13

Jun-14

Des-14

Jun-15

Des-15
Sep-11

Sep-12

Sep-13

Sep-14

Sep-15

Dari tabel dan grafik di atas dapat dilihat tingkat laba perbankan syariah

berfluktuasi setiap periodenya. Laba terendah sebesar 317 Milyar rupiah ada pada

tahun 2011. Laba terbesar sebesar 3.715 Milyar rupiah pada tahun 2013. Fluktuasi
89

laba perbankan syariah bisa disebabkan oleh inflasi, kenaikan volume

pembiayaan, tingkat pembiayaan masalah yang tinggi dan sebagainya.

Gambar 4.4 Return On Asset (ROA) Perbankan Syariah


Periode 2011-2015

ROA
1,80%
1,60%
1,40%
1,20%
1,00%
0,80%
ROA
0,60%
0,40%
0,20%
0,00%

Dari tabel dan gambar di atas dapat dilihat bahwa tingkat ROA (Return on

Asset) perbankan syariah berfluktuasi setiap periodenya. Return on Asset (ROA)

terendah ada pada tahun 2014 sebesar 0,26% dan terbesar pada tahun 2012

sebesar 1,58%. Rata-rata Return on Asset adalah 0,79%. Berdasarkan kriteria

penilaian Return on Asset (ROA) nilai 0,79% berada di peringkat ketiga artinya

kemampuan perbankan syariah untuk mengantisipasi potensi kerugian dan

meningkatkan modal cukup tinggi.


90

B. Pengukuran VaR (Value at Risk) dan Rasio Profitabilitas


Sebelum melakukan pengukuran nilai VaR (Value at Risk) pada pembiayaan

Mudharabah dan Musyarakah di perbankan syariah, langkah pertama yang harus

dilakukan adalah dengan mengadakan tes atau uji data return dari pembiayaan

Mudharabah dan Musyarakah. Uji data ini dilakukan bukan untuk mengambil

sebuah kesimpulan, melainkan hanya digunakan sebagai syarat dalam pengukuran

nilai VaR (Value at Risk). Pengujian tersebut sebagai berikut.

1. Pengujian stasioneritas
Data return pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah dapat dikatakan

stasioner jika data return bersifat flat, tidak mengandung komponen trend,

memiliki keragaman yang konstan dan tidak terdapat fluktuasi secara periodik.

Untuk mengetahui hal tersebut perlu adanya uji stasioneritas. Pengujian

stasioneritas menggunakan metode Augmented Dickey Fuller Test (ADF-Test)

dengan bantuan software Eviews 9.

Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan software Eviews 9 diperoleh

nilai dari ADF-Test Statistic data return pembiayaan Mudharabah yaitu sebesar -

8.012581 < test critical value 1-10% sehingga dapat disimpulkan data return

pembiayaan Mudharabah stasioner. Nilai dari ADF-Test Statistic data return

pembiayaan Musyarakah yaitu sebesar -9.539189 < test critical value 1-10%

sehingga dapat disimpulkan data return pembiayaan Musyarakah stasioner. Nilai

dari ADF-Test Statistic data return pembiayaan Murabahah yaitu sebesar -


91

11.43835 < test critical value 1-10% sehingga dapat disimpulkan data return

pembiayaan Murabahah stasioner.

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran ADF-Test Data Return


Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah

Null Hypothesis: RETURN_MUDHARABAH has a unit root


Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.012581 0.0000


Test critical values: 1% level -3.546099
5% level -2.911730
10% level -2.593551

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Null Hypothesis: RETURN_MUSYARAKAH has a unit root


Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -9.539189 0.0000


Test critical values: 1% level -3.548208
5% level -2.912631
10% level -2.594027

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Sumber : Hasil Output Eviews 9


92

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa hasil analisis menunjukkan semua

data return pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah bersifat stasioner. Nilai

ADF-Test semua data lebih kecil dibandingkan nilai critical value dengan tingkat

kepercayaan 1%, 5%, dan 10%. Demikian tidak perlu dilakukan proses

differencing atau pembedaan.

2. Pengukuran Decay Factor

Setelah melakukan metode pengukuran VaR (Value at Risk) yang akan

digunakan, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari nilai dari decay

factor yang menjadi salah satu faktor dalam menentukan pengukuran nilai VaR

(Value at Risk).

Adapun pada penelitian ini, nilai decay factor yang dipergunakan adalah

sebesar 99% ini mengacu pada Phillipe Jorion bahwa mengukur nilai VaR (Value

at Risk) lebih baik menggunakan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi yaitu 99%.

Dimana decay factor yang optimal adalah decay factor yang memiliki hasil Root

Mean Square Error (RMSE) yang paling minimal.

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran RMSE Pembiayaan Mudharabah

Root Mean Square


Decay Factor
Error (RMSE)
0,99 0,006101
0,98 0,011364
0,97 0,015785
0,96 0,019497
93

0,95 0,022612
0,94 0,025224
0,93 0,027414
0,92 0,029249
0,91 0,030788
0,9 0,032076
Sumber: data diolah dengan Ms.Excel

Pada tabel 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa decay factor untuk pengukuran

VaR (Value at Risk) pembiayaan Mudharabah 99% memiliki hasil Root Mean

Square Error (RMSE) paling kecil di antara yang lain yaitu sebesar 0,006101.

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran RMSE Pembiayaan Musyarakah

Root Mean Square


Decay Factor
Error (RMSE)
0,99 0,001954
0,98 0,003508
0,97 0,004722
0,96 0,00567
0,95 0,00641
0,94 0,006988
0,93 0,007441
0,92 0,007749
0,91 0,008071
0,9 0,008287
Sumber: data diolah dengan Ms.Excel
94

Pada tabel 4.6 diatas, dapat diketahui bahwa decay factor untuk pengukuran

VaR (Value at Risk) pembiayaan Musyarakah 99% memiliki hasil Root Mean

Square Error (RMSE) paling kecil di antara yang lain yaitu sebesar 0,001954

Setelah menentukan nilai decay factor yang akan digunakan dalam

pengukuran VaR (Value at Risk), selanjutnya adalah melakukan pengukuran dan

analisis dari hasil VaR (Value at Risk) pembiayaan Mudharabah, Musyarakah,

Murabahah, Istishna, Ijarah dan Qardh.

3. Hasil perhitungan Value at Risk (VaR) dan analisis hasil

Pada sub bab ini akan membahas tentang hasil pengukuran metode VaR

masing-masing akad pembiayaan perbankan syariah dan pengaruhnya terhadap

ROA (Return on Assets) pada periode 2011-2015. Dengan diperolehnya hasil

pengukuran tersebut dapat digunakan alat analisis dalam mengukur dan menilai

risiko dan pengaruhnya terhadap profitabilitas perbankan syariah.

a. Analisis Potensi Kerugian Berdasarkan VaR (Value at Risk)

Setelah menghitung return pembiayaan dan standar deviasi akan

diperoleh nilai VaR. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya VaR digunakan

untuk melihat risiko pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah, dalam

penelitian ini pada pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah. Dari hasil

pengukuran dengan tingkat kepercayaan 99% diperoleh nilai VaR (mean) dan

VaR (zero). Berikut hasil olahan data VaR selama periode 2011-2015 pada

tabel dibawah ini.


95

a. Mudharabah

Tabel 4.7 Hasil Pengukuran VaR Mudharabah

2011 2012 2013 2014 2015


Keterangan

0,00405 0,006 0,010 0,053 0,008


Std. Deviasi σ

9.480 10.882 12.843 14.027 9.480


Ao (Exposure)

26 43 86 501 26
VaR (Mean)

(98) (98) (297) (2.180) (98)


VaR (Zero)

0,27 0,39 0,67 3,57 0,27


VaR (Mean)%

(1,03) (0,90) (2,31) (15,54) (1,03)


VaR (Zero)%
Sumber: Data diolah dengan Ms. Excel

Setelah mendapatkan hasil pengolahan data VaR Mudharabah,

selanjutnya dapat dilakukan analisis terkait hasil dari pengukuran VaR

Mudharabah sebagai berikut:

1) Standar deviasi menunjukkan bahwa jika semakin besar nilai standar deviasi

dari pengembalian hasil dan semakin tinggi pula tingkat risiko dari

pembiayaan. Standar deviasi dalam pengukuran VaR Mudharabah tercatat


96

sebesar 0,00405; 0,006; 0,010; 0,053 dan 0,008 selama periode 2011-2015.

Nilai standar deviasi terbesar terdapat pada periode 2014 sebesar 0,053 yang

mengindikasikan bahwa pada tahun ini terdapat volatilitas atau perubahan

yang paling besar dari distribusi variabel pengembalian hasil atau margin di

pembiayaan Mudharabah. Sedangkan pada periode 2012 memiliki tingkat

perubahan distribusi pengembalian hasil atau margin yang paling rendah di

pembiayaan Mudharabah sebesar 0,006 yang mengindikasikan bahwa pada

tahun ini terdapat volatilitas atau perubahan yang paling kecil dari distribusi

variabel pengembalian hasil atau margin di pembiayaan Mudharabah.

2) VaR (mean) pembiayaan Mudharabah dalam nominal Milyaran rupiah

sebesar 26; 43; 86; 501 dan 26 selama periode 2011-2015. Adapun dalam

bentuk persentase nilai VaR (mean) sebesar 0,27%; 0,39%; 0,67%; 3,57%

dan 0,27%. Bedasarkan pengukuran risiko VaR (mean) secara nominal

pembiayaan Mudharabah diketahui potensi risiko terbesar yang dihadapi

terjadi pada tahun 2014 yaitu maksimal sebesar 501 (Milyar rupiah) dan

potensi risiko terendah yang dialami maksimal sebesar 26 (Milyar rupiah

pada tahun 2011 dan 2015. Sama halnya jika dilihat dari persentase yang

membandingkan antara nominal risiko Mudharabah dnegan pembiayaan

Mudharabah yang diberikan. Potensi risiko pembiayaan Mudharabah

secara persentase yang tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar 3,57% dan

yang terendah pada tahun 2011 dan 2015 sebesar 0,27%.


97

3) VaR (zero) adalah potensi risiko kerugian terhadap zero (nol) dengan artian

lain merupakan besarnya potensi terjadinya risiko kerugian yang dihitung

pada saat pendapatan dititik nol atau tidak ada pendapatan. Nilai VaR (zero)

pada pembiayaan Mudharabah dalam Milyaran rupiah sebesar (98); (98);

(297); (2180) dan (98) secara berturut-turut selama lima tahun. Nilai VaR

(zero) pembiayaan Mudharabah negatif berarti terdapat potensi

profitabilitas atas pembiayaan Mudharabah di perbankan syariah. Potensi

profitabilitas terbesar pada tahun 2014 sebesar 2.180 miliyar rupiah dan

terkecil sebesar 98 Milyar rupiah pada tahun 2011, 2012 dan 2014. Potensi

profitabilitas pembiayaan Mudharabah secara persentase yang tertinggi

terjadi pada tahun 2014 sebesar 15,54% dan yang terendah pada tahun 2012

sebesar 0,90%

b. Musyarakah

Tabel 4.8 Hasil Pengukuran VaR Musyarakah

Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015

Std. Deviasi σ 0,00517 0,004 0,026 0,028 0,004

Ao (Exposure) 16.407 22.531 31.871 45.148 54.619

VaR (Mean) 57 54 546 848 136

VaR (Zero) (174) (159) (1.535) (2.371) (345)


98

VaR (Mean)% 0,35 0,24 1,71 1,88 0,25

VaR (Zero)% (1,06) (0,71) (4,82) (5,25) (0,63)

Sumber : Data diolah dengan Ms.Excel

Setelah mendapatkan hasil pengolahan data VaR Musyarakah,

selanjutnya dapat dilakukan analisis terkait hasil dari pengukuran VaR

Musyarakah sebagai berikut:

1. Standar deviasi menunjukkan bahwa jika semakin besar nilai standar deviasi

dari pengembalian hasil dan semakin tinggi pula tingkat risiko dari

pembiayaan. Nilai standar deviasi terbesar terdapat pada periode 2014

sebesar 0,028 yang mengindikasikan bahwa pada tahun ini terdapat

volatilitas atau perubahan yang peling besar dari distribusi variabel

pengembalian hasil atau margin di pembiayaan Musyarakah. Sedangkan

pada periode 2012 memiliki tingkat perubahan distribusi pengembalian hasil

atau margin yang paling rendah di pembiayaan Musyarakah sebesar 0,004.

2. VaR (mean) pembiayaan Musyarakah dalam nominal Milyaran rupiah

sebesar 57; 54; 546; 848 dan 136 selama periode 2011-2015. Adapun dalam

bentuk persentase nilai VaR (mean) sebesar 0,35%; 0,24%; 1,71%; 1,88%

dan 0,25%. Bedasarkan pengukuran risiko VaR (mean) secara nominal

pembiayaan Musyarakah diketahui potensi risiko terbesar yang dihadapi

terjadi pada tahun 2013 dan 2014 yaitu maksimal sebesar 848 (Milyar
99

rupiah) dan potensi risiko terendah yang dialami maksimal sebesar 54

(Milyar rupiah pada tahun 2012. Beda halnya jika dilihat dari persentase

yang membandingkan antara nominal risiko Musyarakah dnegan

pembiayaan Musyarakah yang diberikan. Potensi risiko pembiayaan

Musyarakah secara persentase yang tertinggi terjadi pada tahun 2014

sebesar 1,88% dan yang terendah pada tahun 2015 sebesar 0,27%.

3. VaR (zero) adalah potensi risiko kerugian terhadap zero (nol) dengan

artian lain merupakan besarnya potensi terjadinya risiko kerugian yang

dihitung pada saat pendapatan dititik nol atau tidak ada pendapatan. Nilai

VaR (zero) pada pembiayaan Mudharabah dalam Milyaran rupiah sebesar

(174); (159); (1.535); (2.371) dan (345) secara berturut-turut selama lima

tahun. Nilai VaR (zero) pembiayaan Musyarakah negatif berarti terdapat

potensi profitabilitas atas pembiayaan Musyarakah di perbankan syariah.

Potensi profitabilitas terbesar pada tahun 2014 sebesar 2.371 miliyar rupiah

dan terkecil pada tahun 2012 sebesar 159 Milyar rupiah. Potensi

profitabilitas pembiayaan Musyarakah secara persentase yang tertinggi

terjadi pada tahun 2014 sebesar 5,25% dan yang terendah pada tahun 2012

sebesar 0,71%.
100

C. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode One Sampel

Kolmogorov-Smirnov untuk uji normalitas data. Cara mendeteksi normalitas

data dengan metode One Sampel Kolmogorov-Smirnov adalah dengan melihat

nilai signifikansi residual. Jika signifikansi lebih dari 0,05 maka residual

terdistribusi secara normal.47

Hasil uji normalitas dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-

Smirnov dapat dilihat pada tabel hasil output SPSS berikut ini:

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 60

Normal Mean 0E-7


a,b
Parameters Std. Deviation ,00410388
Absolute ,083
Most Extreme
Differences Positive ,083
Negative -,058
Kolmogorov-Smirnov Z ,641

Asymp. Sig. (2-tailed) ,805


a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Hasil pengolahan data dari SPSS

4747
Duwi Priyatno, Mari Belajar Analisis Data dengan SPSS (Yogyakarta: Mediakom, 2013), h.51.
101

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymp.

Sig. 2-tailed) adalah sebesar 0,805. Karena nilai signifikansi lebih dari 0,05

maka residual terdistribusi normal. Dengan demikian, data variabel independen

(VaR Mudharabah dan VaR Musyarakah) dan variabel dependen (ROA)

merupakan data yang berdistribusi secara normal.

2. Uji Multikolinearitas

Untuk menguji apakah antara variabel-variabel indpeenden yang

digunakan mempunyai kolinearitas yang tinggi atau tidak digunakan nilai

Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Jika VIF kurang dari 10 dan

Tolerance lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari multikolinearitas. Hasil

uji multikolinearitas terhadap nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor

(VIF) dapat dilihat pada tabel hasil output SPSS berikut ini:

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas

a
Coefficients

Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF

(Constant)

1 VaRMudharabah 0,13 7,699

VaRMusyarakah 0,13 7,699

a. Dependent Variable: ROA

Sumber: hasil pengolahan data dari SPSS


102

Pada tabel 4.10, hasil uji multikolinearitas diketahui tidak ada satupun

variabel independen yang memilki nilai Tolerance kurang dari 0,10 dan nilai

Variance Inflation Factor (VIF) tidak ada yang lebih dari 10. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas


a
Coefficients

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 7,700 4,509 1,708 ,093

1
lnVaRmudhara -,824 ,923 -,205 -,893 ,376

lnVaRMusyarakah ,459 ,302 ,349 1,520 ,134

a. Dependent Variable: abresidlnroa

Sumber : hasil pengolahan data dari SPSS

Berdasarkan Tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa nilai sig. VaR

Mudharabah sebesar 0,093 > 0,05 artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada

pengujian ini. Salh satu cara untuk menghilangkan heteroskedastisitas dalam

model regresi adalah dengan mentransfornasikan data ke dalam LN.


103

4. Uji Autokorelasi

Metode yang dipakai adalah dnegan melihat nilai Durbin-Watson (DW).

Jika nilai durbin-watson berada pada kisaran -2 dan +2, maka dapat dikatakan

tidak terjadi masalah autokorelasi.

Hasil uji autokorelasi dengan nilai durbin-watson dapat dilihat pada tabel

hasil output SPSS berikut ini:

Tabel 4.12 Hasil Uji Autokorelasi

b
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson


Square Estimate

a
1 ,386 ,149 ,119 ,004175260 ,775

a. Predictors: (Constant), VaRMusyarakah, VaRMudharabah

b. Dependent Variable: ROA

Sumber: Hasil pengolahan data dari SPSS

Berdasarkan Tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa nilai Durbin-

watson sebesar 0,775. Karena nilai Durbin-Watson tersebut berada pada

kisaran -2 dan +2, maka tidak terjadi masalah autokorelasi dan model regresi

ini layak digunakan.

D. Analisis Regresi Linear Berganda


Hasil analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada

hasil output SPSS berikut ini


104

Tabel 4.13 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda


a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 7,700 4,509 1,708 ,093

1 lnVaRmudharabah -,824 ,923 -,205 -,893 ,376


lnVaRMusyarakah ,459 ,302 ,349 1,520 ,134

a. Dependent Variable: abresidlnroa

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel 4.13 di atas, didapat

persamaan regresinya:

Y = 7,700 – 0,824 VaR Mudharabah + 0,459 VaR Musyarakah

Dari rumus regresi di atas dapat dinyatakan nilai koefisien regresinya sebagai

berikut:

a. Nilai konstan sebesar 7,700, hasil ini menunjukkan apabila semua variabel

independen bernilai nol, maka profitabilitas bank syariah (ROA) nilainya akan

sebesar 7,700.

b. Koefisien regresi variabel Value at Risk (VaR) Mudharabah (X1) sebesar 0,824,

artinya jika variabel independen lainnya bernilai tetap dan risiko Mudharabah

(VaR Mudharabah) mengalami kenaikan sebesar 1% maka profitabilitas

perbankan syariah (ROA) akan mengalami penurunan sebesar -0,824.

c. Koefisien regresi variabel Value at Risk (VaR) Musyarakah (X2) sebesar 0,459,

artinya jika variabel independen lainnya bernilai tetap dan risiko Mudharabah
105

(VaR Mudharabah) mengalami kenaikan sebesar 1% maka profitabilitas

perbankan syariah (ROA) akan mengalami kenaikan sebesar -0,459.

E. Uji Hipotesis

a. Uji F (simultan)

Dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh simultan VaR

Mudharabah dan VaR Musyarakah terhadap Return on Asset (ROA) maka

digunakan Uji F. Uji F adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui

arah pengaruh bersama-sama (simultan) variabel independen terhadap variabel

dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel output SPSS berikut ini:

Tabel 4.14 Hasil Uji F (Simultan)

ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression ,000 2 ,000 4,992 ,010b
1 Residual ,001 57 ,000
Total ,001 59
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), VaRMusyarakah, VaRMudharabah
Sumber : Hasil pengolahan data dari SPSS

Pada tabel 4.13, Hasil uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah

4,992. Dnegan menggunakan tingkat keyakinan 95%, α = 5%, df 1 (jumlah


106

variabel -1) atau (3-1=2) dan df 2 (n-k-1) atau 60-2-1 (n adalah jumlah data dan

k adalah jumlah variabel independen), maka hasil yang diperoleh untuk Ftabel

adalah sebesar 3,158843.

Karena nilai F hitung > F tabel (4,992 > 3,158843) , dengan tingkat

signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,010 < 0,05) maka model regresi bisa

dipakai untuk memprediksi Return on Asset. Artinya, Value at Risk (VaR)

Mudharabah dan Value at Risk Musyarakah secara bersama-sama berpengaruh

terhadap tingkat profitabilitas perbankan syariah.

b. Uji T (Parsial)

Uji T bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing

variabel indpenden secara individual (parsial) terhadap variabel independen.

Hasil analisis uji t dapat diliha dari hasil output SPSS berikut ini:

Tabel 4.15 Hasil Uji T (Parsial)

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

B Std. Beta Tolerance VIF


Error

(Constant) -,003 ,006 -,525 ,601

1 3,867E-
VaRMudharabah ,000 ,789 2,329 ,023 ,130 7,699
005
-3,467E- -
VaRMusyarakah ,000 -,997 ,005 ,130 7,699
005 2,942
107

a. Dependent Variable: ROA

Sumber : Hasil pengolahan data dari SPSS

1) Uji parsial pengaruh Value at Risk (VaR) Mudharabah terhadap

Return on Asset (ROA)

a) Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan perbandingan

thitung dan ttabel

Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat diketahu thitung variabel Value

at Risk (VaR_ Mudharabah sebesar 2,329. Tabel distribusi t dicari

pada α = 5% dengan derajat kebebasan (df) (n-k-1) atau = 60-2-1= 57.

Dengan pengujian menggunakan α = 5%, maka hasil yang diperoleh

pada ttabel adalah sebesar 2,00246.

Karena nilai thitung > ttabel (2,329 > 2,00246) maka H0 ditolak,

artinya VaR Mudharbaha berpengaruh positif terhadap Return On

Asset (ROA).

b) Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probabilitas

Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat diketahui nilai probabilitis

(sig) sebesar 0,000. Karena uji dua arah maka dengan tingkat

kesalahan α = 5% atau 0,05.


108

Karena probabilitas (sig) < tingkat kesalahan α atau 0,023 < 0,05

maka artinya Value at Risk (VaR Mudharabah) berpengaruh

signifikan terhadap Return on Asset (ROA).

2) Uji parsial pengaruh Value at Risk (VaR Musyarakah)

a. Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan perbanding thitung

dan ttabel

Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat diketahu thitung variabel Value

at Risk (VaR) Mudharabah sebesar 2,942. Tabel distribusi t dicari

pada α = 5% dengan derajat kebebasan (df) (n-k-1) atau = 60-2-1= 57.

Dengan pengujian menggunakan α = 5%, maka hasil yang diperoleh

pada ttabel adalah sebesar 2,00246.

Karena nilai -thitung > -ttabel (-2,942 < 2,00246) maka H0 diterima,

artinya tingkat bagi hasil tidak berpengaruh positif terhadap Return on

Asset (ROA).

b. Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probabilitas

Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat diketahui nilai probabilitis

(sig) sebesar 0,000. Karena uji dua arah maka dengan tingkat

kesalahan α = 5% atau 0,05.


109

Karena probabilitas (sig) < tingkat kesalahan α atau 0,05 ≤ 0,05

maka artinya Value at Risk (VaR) Musyarakah berpengaruh signifikan

terhadap Return on Asset (ROA).

c. Koefisien Determinasi (R2)

Merupakan kemampuan variabel indpenden menjelaskan variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi (R2) mencerminkan seberapa besar

variasi dari variabel terikat Y yang dapat diterangkan oleh variabel bebas X.

Bila koefisien determnasi sama dengan nol (R2=0), artinya variasi Y tidak

dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi

Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X.

Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi

b
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson


Square Estimate

a
1 ,386 ,149 ,119 ,004175260 ,775

a. Predictors: (Constant), VaRMusyarakah, VaRMudharabah

b. Dependent Variable: ROA

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS

Berdasarkan tabel 4.15 diatas, pada model 3 diketahui hasil uji

determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,119 atau 11,9%. Hal ini

menunjukkan bahwa persentase sumbangan variabel independen yaitu Value


110

at Risk (VaR) Mudharabah dan Musyarakah terhadap variabel dependen

yaitu Return On Asset (ROA) adalah sebesar 11,9%. Sedangkan sisanya

sebesar 89,1% (100%-14,9=89,1%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar

variabel yang dipilih.

F. Pembahasan

1. Pengaruh risiko Mudharabah dan Musyarakah terhadap ROA

Hasil analisis variabel independen Value at Risk (VaR) Mudharabah dan

Musyarakah secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh signifikan

terhadap variabel dependen yaitu Return On Asset (ROA). Hal tersebut dapat

dilihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,010 yang jauh lebih kecil dari 0,05 dan F

hitung > F tabel (4,992 > 3,158843). Pengaruh tersebut tergolong rendah dimana

variabel independen mampu menjelaskan sebesar 11,9% terhadap variabel

dependen.

2. Pengaruh risiko pembiayaan Mudharabah terhadap ROA

Dalam penelitian ini, hasil perhitungan uji t dari variabel Value at Risk

(VaR) Mudharabah menunjukkan bahwa secara parsial Value at Risk (VaR)

Mudharabah berpengaruh positif dan siginifikan terhadap Return On Asset

(ROA). Value at Risk (VaR) Mudharabah berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pembiayaan Return On Asset (ROA) adalah ditolak. Hasil penelitian ini

tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi nilai risiko

(dalam penelitian ini dijelaskan dengan nilai Value at Risk (VaR)) maka akan
111

menyebabkan nilai profitbilitas (ROA) menjadi turun. Hal ini dikarenakan jumlah

potensi kerugian seluruh atau sebagian dari pembiayaan mempengaruhi tingkat

profitabilitas perbankan syariah.

3. Pengaruh risiko pembiayaan Musyarakah terhadap ROA

Dalam penelitian ini hasil perhitungan uji t menunjukkan bahwa secara

parsial variabel Value at Risk (VaR) Musyarakah berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap Return On Asset (ROA) ditunjukkan dengan nilai -thitung > -

ttabel (-2,942 < 2,00246) dan probabilitas (sig) 0,05 ≤ 0,05. Berarti hipotesis yang

menyatakan bahwa Value at Risk (VaR) Musyarakah berpengaruh negatif adalah

diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

semakin tinggi Credit Risk , semakin rendah profitabilitas bank. Pada prinsipnya

hal tersebut muncul melalui pemberian pembiayaan, tetapi juga dari berbagai

kegiatan lain. Perubahan credit risk akan berpengaruh pada kinerja perusahaan,

meningkatnya credit risk akan mengurangi profitabilitas dikarenakan banyaknya

pinjaman yang tidak dibayarkan oleh nasabah.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh risiko pembiayaan

Mudharabah dan Musyarakah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

periode 2011-2015, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari penelitian ini bisa diketahui bahwa tingkat risiko pembiayaan Mudharabah

terbesar diketahui dari persentase VaR (mean) sebesar 3,57%. Nilai VaR (zero)

pembiayaan Mudharabah bernilai negatif mengindikasikan potensi profitabilitas.

Persentase VaR (zero) terbesar ada pada tahun 2014 sebesar -15,54%. Dari

penelitian ini bisa diketahui bahwa tingkat risiko pembiayaan Musyarakah

terbesar diketahui dari persentase VaR (mean) sebesar 1,88%. Nilai VaR (zero)

pembiayaan Musyarakah bernilai negatif mengindikasikan potensi profitabilitas.

Persentase VaR (zero) terbesar ada pada tahun 2014 sebesar -5,25%.

2. Dari penelitian ini diketahui bahwa tingkat profitabililitas perbankan syariah yang

diketahui dari rasio Return on Asset (ROA) berfluktuasi setiap periodenya. Rata-

rata nilai rasio Return on Asset (ROA) selama periode 2011-2015 adalah sebesar

0,79%. Beradasarkan kriteria, tingkat profitabilitas perbankan syariah tersebut

berada di peringkat ketiga artinya kemampuan perbankan syariah untuk

mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal cukup tinggi

112
113

3. Dari penelitian ini diketahui berdasarkan koefisien regresi secara parsial terdapat

pengaruh positif dan signifikan antara Value at Risk (VaR) Mudharabah terhadap

Return On Asset (ROA). Value at Risk (VaR) Mudharabah berpengaruh positif

dan signifikan. Berarti hipotesis yag menyatakan bahwa nilai Value at Risk (VaR)

Mudharabah berpengaruh positif terhadap profitabilitas perbankan syariah adalah

ditolak. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

semakin tinggi nilai risiko (dalam penelitian ini dijelaskan dengan nilai Value at

Risk (VaR)) maka akan menyebabkan nilai profitbilitas (ROA) menjadi turun. Hal

ini dikarenakan jumlah potensi kerugian seluruh atau sebagian dari pembiayaan

mempengaruhi tingkat profitabilitas perbankan syariah.

Berdasarkan koefisien regresi secara parsial terdapat pengaruh negatif

dan signifikan antara Value at Risk (VaR) Musyarkah terhadap Return On Asset

(ROA). Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa Value at Risk (VaR)

Musyarkah berpengaruh negatif adalah diterima. Hasil penelitian ini sesuai

dengan teori yang menyatakahnbahwa semakin tinggi Credit Risk , semakin

rendah profitabilitas bank. Pada prinsipnya hal tersebut muncul melalui pemberian

pembiayaan, tetapi juga dari berbagai kegiatan lain. Perubahan credit risk akan

berpengaruh pada kinerja perusahaan, meningkatnya credit risk akan mengurangi

profitabilitas dikarenakan banyaknya pinjaman yang tidak dibayarkan oleh

nasabah.

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi (R2) diketahu bahwa

nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,149 atau 14,9%. Hal ini menunjukkan
114

bahwa persentase sumbangan variabel independen yaitu Value at Risk (VaR)

Mudharabah dan Musyarakah terhadap variabel dependen yaitu Return On Asset

(ROA) adalah sebesar 11,9%. Sedangkan sisanya sebesar 86,1% (100%-

11,9=88,1%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar variabel yang dipilih.

B. Saran

Adapun saran yang bisa diberikan setelah melakukan penelitian ini antara

lain:

1. Pihak bank syariah

Agar pihak manajemen perbankan syariah terus melakukan peningkatan

kualitas manajemen risiko pembiayaan yang ada sehingg dapat mengantisipasi

risiko-risiko yang akan muncul dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Juga

perbankan sangat penting dalam melakukan pengelolaan aset produktifnya dengan

menggunakan pendekatan yang lebih baik sehingga return dari pemanfaatan aset

produktif dapat meningkat.

2. Penelitian berikutnya.

Agar penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti pengaruh tingkat

risiko pembiayaan berskim lain yang ada pada perbankan syariah dengan

menggunakan VaR. Untuk mengatahui pengaruh nilai VaR produk pembiayaan

berskim lain terhadap profiabilitas perbankan syariah.


115

DAFTAR PUSTAKA

Al Arif, M. Nur Rianto dan Yuke Rahmawati, Manajemen Risiko Perbankan Syariah,

Jakarta: UIN Press, 2015.

Antonio, Muhammad Syafi‟i, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani

Press, 2004.

Arafat, Wilson, Manajemen Perbankan Indonesia, Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia,

2006.

Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006.

financetrainingcourse.com di akses pada tanggal; 26 Februari 2016

Handayani, Floury, Pengukuran Risiko Pembiayaan Perbankan Syariah Indonesia

(Pendekatan Value at Risk), 2013

Hidayati, Lina Nur, Mengukur Risiko Perbankan Dengan VaR (Value at Risk) dalam

Jurnal Ilmu Manajemen, 2013

Huda, Nurul dan Mohammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoretis

dan Praktis, Jakarta: Kencana, 2010.

Idroes, Ferry N, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar

Kesepakatan Bassel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di

Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Ihsan, Dwi Nurul, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, Tangerang Selatan:

UIN Jakarta Press, 2013.


116

Ikatan Bankir Indonesia (IBI), Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta:

Gramedia, 2005.

Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta: Kencana, 2011.

Johannes, Supranto dan Muhammad Hakim, Pengambilan Risiko Secara Strategis bagi

pengambilan Keputusan Bisnis, Jakarta:Rajawali Pers, 2013.

Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia tahun 2014.

Prabowo, Yudho, Analisis Resiko dan Pengembalian Hasil pada Perbankan Syariah:

Aplikasi Metode VaR dan RAROC pada Bank Syariah Mandiri, La Riba Jurnal

Ekonomi Islam, 2009.

Pransisca, Deby Novelia. (2014). Analisis Risiko Pembiayaan Mudharabah, Risiko

Pembiayaan Musyarakah dan Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pasa

PT.Bank Syariah Mandiri, Tbk 2004-2013)

Rosdiana, Manajemen Risiko Pembiayaan Berprinsip Bagi Hasil Pada Bank Syariah

Mandiri, [Skripsi]. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Taswan, Akuntansi Perbankan Transaksi dalam Valuta Rupiah, Semarang: UPP AMP

IKPN, 2003.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Wangasawijaya, A, Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: Gramedia, 2012.

Wirdyaningsih dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2005

www.investopedia.com di akses pada tanggal 26 Februari 2016

www.value-at-risk.net di akses pada tanggal 26 Februari 2016


117

www.ojk.go.id diakses pada tanggal 16 Januari 2016

Yaya, Rizal, Aji Erlangga Martawireja, dan Ahim Abdurahim, Akuntansi Perbankan

Syariah: Teori dan Praktik Kontemporer, Jakarta: Salemba Empat, 2014.


118

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Output ADF-Test Return Pembiayaan Mudharabah

Null Hypothesis: RETURN_MUDHARABAH has a unit root


Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.012581 0.0000


Test critical values: 1% level -3.546099
5% level -2.911730
10% level -2.593551

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation


Dependent Variable: D(RETURN_MUDHARABAH)
Method: Least Squares
Date: 09/03/16 Time: 19:35
Sample (adjusted): 2 60
Included observations: 59 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

RETURN_MUDHARA
BAH(-1) -1.059862 0.132275 -8.012581 0.0000
C -0.001836 0.012124 -0.151427 0.8802

R-squared 0.529709 Mean dependent var 0.000325


Adjusted R-squared 0.521458 S.D. dependent var 0.134591
S.E. of regression 0.093105 Akaike info criterion -1.876857
Sum squared resid 0.494112 Schwarz criterion -1.806432
Log likelihood 57.36729 Hannan-Quinn criter. -1.849366
F-statistic 64.20146 Durbin-Watson stat 2.011735
Prob(F-statistic) 0.000000
119

Lampiran 2. Hasil Output ADF-Test Return Pembiayaan Musyarakah

Null Hypothesis: RETURN_MUSYARAKAH has a unit root


Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -9.539189 0.0000


Test critical values: 1% level -3.548208
5% level -2.912631
10% level -2.594027

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation


Dependent Variable: D(RETURN_MUSYARAKAH)
Method: Least Squares
Date: 09/03/16 Time: 19:37
Sample (adjusted): 3 60
Included observations: 58 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

RETURN_MUSYARAKA
H(-1) -1.966233 0.206122 -9.539189 0.0000
D(RETURN_MUSYARA
KAH(-1)) 0.406076 0.123251 3.294717 0.0017
C -0.002920 0.006155 -0.474416 0.6371

R-squared 0.748714 Mean dependent var 5.56E-05


Adjusted R-squared 0.739576 S.D. dependent var 0.091742
S.E. of regression 0.046818 Akaike info criterion -3.234779
Sum squared resid 0.120554 Schwarz criterion -3.128204
Log likelihood 96.80859 Hannan-Quinn criter. -3.193266
F-statistic 81.93712 Durbin-Watson stat 2.057043
Prob(F-statistic) 0.000000
120

Lampiran 3. Perhitungan Value at Risk (VaR) Mudharabah

Equivalent Decay Actual VaR


Return (Ri-Rt)^2 DF^(t-1) E*F Error Error^2 VaR Zero VaR% Eksposure
Bulan/tahun Rate Factor Variance Mean

Jan-11 17,19 0,99 371,19 (1469) 4,34 8560

Feb-11 17,14 -0,00291 59 1,427E-06 5,583E-01 7,968E-07 8,46E-06 -7,66E-06 5,87E-11 373,18 (1472) 4,34 8606

Mar-11 16,93 -0,01225 58 1,111E-04 5,639E-01 6,262E-05 1,50E-04 -8,75E-05 7,65E-09 380,16 (1476) 4,34 8767

Apr-11 16,99 0,00354 57 2,765E-05 5,696E-01 1,575E-05 1,26E-05 3,19E-06 1,02E-11 383,46 (1495) 4,34 8843

Mei-11 16,75 -0,01413 56 1,541E-04 5,754E-01 8,864E-05 2,00E-04 -1,11E-04 1,23E-08 393,60 (1508) 4,34 9077

Jun-11 16,45 -0,01791 55 2,623E-04 5,812E-01 1,525E-04 3,21E-04 -1,68E-04 2,83E-08 414,07 (1550) 4,34 9549

Jul-11 16,15 -0,01824 54 2,730E-04 5,870E-01 1,603E-04 3,33E-04 -1,72E-04 2,97E-08 423,48 (1549) 4,34 9766

Agust-11 16,24 0,00557 53 5,310E-05 5,930E-01 3,148E-05 3,11E-05 4,29E-07 1,84E-13 433,15 (1596) 4,34 9989

Sep-11 16,61 0,02278 52 6,001E-04 5,990E-01 3,594E-04 5,19E-04 -1,60E-04 2,55E-08 434,50 (1647) 4,34 10020

Okt-11 16,25 -0,02167 51 3,984E-04 6,050E-01 2,410E-04 4,70E-04 -2,29E-04 5,23E-08 440,13 (1623) 4,34 10150

Nop-11 16,16 -0,00554 50 1,463E-05 6,111E-01 8,939E-06 3,07E-05 -2,17E-05 4,72E-10 442,43 (1620) 4,34 10203

Des-11 16,05 -0,00681 49 2,594E-05 6,173E-01 1,601E-05 4,63E-05 -3,03E-05 9,19E-10 443,56 (1610) 4,34 10229

15,99 -0,00374 48
Jan-12 4,098E-06 6,235E-01 2,555E-06 1,40E-05 -1,14E-05 1,30E-10 439,40 (1587) 4,34 10133

Feb-12 16,06 0,00438 47 3,711E-05 6,298E-01 2,337E-05 1,92E-05 4,21E-06 1,77E-11 438,92 (1594) 4,34 10122

Mar-12 16,03 -0,00187 46 2,372E-08 6,362E-01 1,509E-08 3,49E-06 -3,47E-06 1,21E-11 435,32 (1577) 4,34 10039

Apr-12 15,88 -0,00936 45 5,842E-05 6,426E-01 3,754E-05 8,76E-05 -5,00E-05 2,50E-09 448,76 (1607) 4,34 10349

Mei-12 15,82 -0,00378 44 4,262E-06 6,491E-01 2,766E-06 1,43E-05 -1,15E-05 1,32E-10 454,53 (1619) 4,34 10482

Jun-12 16,02 0,01264 43 2,061E-04 6,557E-01 1,351E-04 1,60E-04 -2,47E-05 6,10E-10 472,83 (1712) 4,34 10904
121

Jul-12 15,76 -0,01623 42 2,107E-04 6,623E-01 1,395E-04 2,63E-04 -1,24E-04 1,53E-08 477,99 (1695) 4,34 11023

Agust-12 16,08 0,02030 41 4,848E-04 6,690E-01 3,243E-04 4,12E-04 -8,79E-05 7,73E-09 484,80 (1763) 4,34 11180

Sep-12 15,94 -0,00871 40 4,889E-05 6,757E-01 3,304E-05 7,58E-05 -4,28E-05 1,83E-09 492,56 (1772) 4,34 11359

Okt-12 15,95 0,00063 39 5,482E-06 6,826E-01 3,742E-06 3,94E-07 3,35E-06 1,12E-11 495,98 (1786) 4,34 11438

Nop-12 15,72 -0,01442 38 1,614E-04 6,894E-01 1,113E-04 2,08E-04 -9,66E-05 9,34E-09 499,84 (1766) 4,34 11527

Des-12 14,90 -0,05216 37 2,545E-03 6,964E-01 1,772E-03 2,72E-03 -9,49E-04 9,00E-07 521,35 (1719) 4,34 12023

Jan-13 16,10 0,08054 36 6,765E-03 7,034E-01 4,759E-03 6,49E-03 -1,73E-03 2,98E-06 521,52 (1900) 4,34 12027

Feb-13 15,78 -0,01988 35 3,299E-04 7,106E-01 2,344E-04 3,95E-04 -1,61E-04 2,58E-08 522,78 (1856) 4,34 12056

Mar-13 15,77 -0,00063 34 1,167E-06 7,177E-01 8,376E-07 4,02E-07 4,36E-07 1,90E-13 524,78 (1862) 4,34 12102

Apr-13 15,61 -0,01015 33 7,110E-05 7,250E-01 5,154E-05 1,03E-04 -5,14E-05 2,64E-09 521,48 (1826) 4,34 12026

Mei-13 15,49 -0,00769 32 3,568E-05 7,323E-01 2,613E-05 5,91E-05 -3,30E-05 1,09E-09 527,64 (1830) 4,34 12168

Jun-13 14,93 -0,03615 31 1,186E-03 7,397E-01 8,773E-04 1,31E-03 -4,30E-04 1,85E-07 547,63 (1810) 4,34 12629

Jul-13 16,03 0,07368 30 5,684E-03 7,472E-01 4,247E-03 5,43E-03 -1,18E-03 1,40E-06 575,90 (2087) 4,34 13281

Agust-13 15,35 -0,04242 29 1,657E-03 7,547E-01 1,251E-03 1,80E-03 -5,49E-04 3,01E-07 576,68 (1976) 4,34 13299

Sep-13 15,04 -0,02020 28 3,416E-04 7,623E-01 2,604E-04 4,08E-04 -1,47E-04 2,17E-08 579,50 (1934) 4,34 13364

Okt-13 15,19 0,00997 27 1,366E-04 7,700E-01 1,052E-04 9,95E-05 5,72E-06 3,27E-11 592,51 (2003) 4,34 13664

Nop-13 14,55 -0,04213 26 1,634E-03 7,778E-01 1,271E-03 1,78E-03 -5,04E-04 2,54E-07 601,79 (1924) 4,34 13878

Des-13 14,40 -0,01031 25 7,388E-05 7,857E-01 5,805E-05 1,06E-04 -4,82E-05 2,33E-09 590,82 (1863) 4,34 13625

Jan-14 14,42 0,00139 24 9,628E-06 7,936E-01 7,641E-06 1,93E-06 5,71E-06 3,26E-11 577,68 (1825) 4,34 13322

Feb-14 14,35 -0,00485 23 9,862E-06 8,016E-01 7,906E-06 2,36E-05 -1,57E-05 2,45E-10 576,73 (1810) 4,34 13300

Mar-14 14,29 -0,00418 22 6,087E-06 8,097E-01 4,929E-06 1,75E-05 -1,26E-05 1,58E-10 585,31 (1827) 4,34 13498

Apr-14 14,13 -0,01120 21 8,992E-05 8,179E-01 7,355E-05 1,25E-04 -5,18E-05 2,69E-09 598,49 (1841) 4,34 13802
122

Mei-14 21,32 0,50885 20 2,607E-01 8,262E-01 2,154E-01 2,59E-01 -4,36E-02 1,90E-03 601,40 (3096) 4,34 13869

Jun-14 21,87 0,02580 19 7,569E-04 8,345E-01 6,316E-04 6,66E-04 -3,39E-05 1,15E-09 620,61 (3294) 4,34 14312

Jul-14 18,23 -0,16644 18 2,713E-02 8,429E-01 2,287E-02 2,77E-02 -4,83E-03 2,33E-05 631,32 (2688) 4,34 14559

Agust-14 21,37 0,17224 17 3,026E-02 8,515E-01 2,577E-02 2,97E-02 -3,90E-03 1,52E-05 619,09 (3196) 4,34 14277

Sep-14 20,75 -0,02901 16 7,452E-04 8,601E-01 6,409E-04 8,42E-04 -2,01E-04 4,03E-08 622,52 (3103) 4,34 14356

Okt-14 22,11 0,06554 15 4,523E-03 8,687E-01 3,930E-03 4,30E-03 -3,66E-04 1,34E-07 623,17 (3350) 4,34 14371

Nop-14 21,18 -0,04206 14 1,628E-03 8,775E-01 1,429E-03 1,77E-03 -3,41E-04 1,16E-07 620,39 (3169) 4,34 14307

Des-14 20,69 -0,02314 13 4,589E-04 8,864E-01 4,067E-04 5,35E-04 -1,29E-04 1,65E-08 622,43 (3092) 4,34 14354

Jan-15 12,92 -0,37554 12 1,397E-01 8,953E-01 1,251E-01 1,41E-01 -1,59E-02 2,53E-04 616,06 (1680) 4,34 14207

Feb-15 12,67 -0,01935 11 3,110E-04 9,044E-01 2,813E-04 3,74E-04 -9,31E-05 8,67E-09 613,45 (1628) 4,34 14147

Mar-15 12,63 -0,00316 10 2,082E-06 9,135E-01 1,902E-06 9,97E-06 -8,06E-06 6,50E-11 612,98 (1620) 4,34 14136

Apr-15 12,67 0,00317 9 2,382E-05 9,227E-01 2,198E-05 1,00E-05 1,20E-05 1,43E-10 623,90 (1656) 4,34 14388

Mei-15 12,06 -0,04815 8 2,156E-03 9,321E-01 2,009E-03 2,32E-03 -3,09E-04 9,52E-08 646,37 (1602) 4,34 14906

Jun-15 12,10 0,00332 7 2,531E-05 9,415E-01 2,383E-05 1,10E-05 1,28E-05 1,65E-10 679,37 (1692) 4,34 15667

Jul-15 12,13 0,00248 6 1,758E-05 9,510E-01 1,672E-05 6,15E-06 1,06E-05 1,12E-10 682,05 (1704) 4,34 15729

Agust-15 11,64 -0,04040 5 1,496E-03 9,606E-01 1,437E-03 1,63E-03 -1,94E-04 3,78E-08 679,76 (1602) 4,34 15676

Sep-15 11,64 0,00017 4 3,556E-06 9,703E-01 3,451E-06 2,95E-08 3,42E-06 1,17E-11 656,69 (1548) 4,34 15144

Okt-15 12,10 0,03934 3 1,685E-03 9,801E-01 1,652E-03 1,55E-03 1,04E-04 1,09E-08 647,19 (1611) 4,34 14925

Nop-15 11,98 -0,00992 2 6,730E-05 9,900E-01 6,662E-05 9,84E-05 -3,17E-05 1,01E-09 636,57 (1563) 4,34 14680

Des-15 12,21 0,01920 1 4,373E-04 1,000E+00 4,373E-04 3,69E-04 6,88E-05 4,73E-09 642,64 (1621) 4,34 14820

TOTAL 944,762 -0,1011252 0,419067328 0,0021964 32314,35 -113500,29 260,17680 ########


123

Rata-rata 15,74603333 -0,001714 3,723E-05 538,57 -1891,67 4,3362801 12420,15


RMSE 0,00610141
Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Variance 0,00419067
Std. Deviasi σ 0,004 0,006 0,010 0,053 0,008 alpha 2,32
Ao (Exposure) 9479,917 10881,583 12843,250 14027,250 9479,917 St dv 0,064735
VaR (Mean) 25,706 42,913 85,993 500,713 25,706 Exposure 12420,15
VaR (Zero) -97,627 -97,627 -297,214 -2179,637 -97,627 VaR Mean 540,68854
VaR (Mean)% 0,271 0,394 0,670 3,570 0,271 VaR Mean % 4,3533%
VaR (Zero)% -1,030 -0,897 -2,314 -15,539 -1,030 VaR Zero -1908,2879
Var Zero % -0,1536445 -15,364451
124

Lampiran 4. Tabel Perhitungan Value at Risk (VaR) Musyarakah

Decay DF^(t- VaR VaR


Bulan Equivalent Return (Ri-Rt)^2 E*F Actual Error Error^2 VaR% Eksposure
Factor 1) Mean Zero
/tahun Rate Variance
Jan-11 13,96 0,99 346 (1048) 14600
Feb-11 14,01 0,0036 59 0,000025 0,558 0,00001 1,28E-05 8,57E-07 7,34E-13 348 (1058) 2,369 14677
Mar-11 14,43 0,0300 58 0,000983 0,564 0,00055 8,99E-04 -3,45E-04 1,19E-07 355 (1124) 2,369 14988
Apr-11 14,15 -0,0194 57 0,000325 0,570 0,00019 3,77E-04 -1,91E-04 3,66E-08 357 (1100) 2,369 15057
Mei-11 14,33 0,0127 56 0,000199 0,575 0,00011 1,62E-04 -4,76E-05 2,26E-09 365 (1144) 2,369 15396
Jun-11 14,41 0,0056 55 0,000048 0,581 0,00003 3,12E-05 -3,08E-06 9,47E-12 386 (1219) 2,369 16295
Jul-11 14,23 -0,0125 54 0,000124 0,587 0,00007 1,56E-04 -8,34E-05 6,96E-09 389 (1209) 2,369 16421
Agust-11 14,18 -0,0035 53 0,000005 0,593 0,00000 1,23E-05 -9,62E-06 9,25E-11 406 (1255) 2,369 17131
Sep-11 13,81 -0,0261 52 0,000611 0,599 0,00037 6,81E-04 -3,15E-04 9,91E-08 412 (1229) 2,369 17379
Okt-11 13,75 -0,0043 51 0,000009 0,605 0,00001 1,89E-05 -1,35E-05 1,83E-10 421 (1250) 2,369 17769
Nop-11 13,48 -0,0196 50 0,000334 0,611 0,00020 3,86E-04 -1,82E-04 3,30E-08 431 (1247) 2,369 18209
Des-11 13,64 0,0119 49 0,000175 0,617 0,00011 1,41E-04 -3,27E-05 1,07E-09 449 (1319) 2,369 18960
Jan-12 13,76 0,0088 48 0,000103 0,624 0,00006 7,74E-05 -1,29E-05 1,68E-10 444 (1321) 2,369 18759
Feb-12 13,59 -0,0124 47 0,000121 0,630 0,00008 1,53E-04 -7,66E-05 5,87E-09 455 (1331) 2,369 19225
Mar-12 13,80 0,0155 46 0,000283 0,636 0,00018 2,39E-04 -5,88E-05 3,45E-09 462 (1378) 2,369 19503
Apr-12 13,82 0,0014 45 0,000008 0,643 0,00001 2,10E-06 3,01E-06 9,03E-12 483 (1444) 2,369 20396
Mei-12 13,81 -0,0007 44 0,000000 0,649 0,00000 5,24E-07 -2,53E-07 6,39E-14 504 (1505) 2,369 21275
Jun-12 13,65 -0,0116 43 0,000104 0,656 0,00007 1,34E-04 -6,58E-05 4,33E-09 528 (1553) 2,369 22298
Jul-12 13,70 0,0037 42 0,000025 0,662 0,00002 1,34E-05 3,36E-06 1,13E-11 529 (1562) 2,369 22322
125

Agust-12 13,80 0,0073 41 0,000075 0,669 0,00005 5,33E-05 -3,01E-06 9,05E-12 546 (1629) 2,369 23051
Sep-12 13,93 0,0094 40 0,000116 0,676 0,00008 8,87E-05 -1,01E-05 1,01E-10 580 (1752) 2,369 24481
Okt-12 13,68 -0,0179 39 0,000275 0,683 0,00019 3,22E-04 -1,35E-04 1,81E-08 597 (1761) 2,369 25207
Nop-12 13,70 0,0015 38 0,000008 0,689 0,00001 2,14E-06 3,39E-06 1,15E-11 620 (1833) 2,369 26187
Des-12 13,44 -0,0190 37 0,000310 0,696 0,00022 3,60E-04 -1,44E-04 2,08E-08 655 (1887) 2,369 27667
Jan-13 13,54 0,0074 36 0,000078 0,703 0,00005 5,54E-05 -7,63E-07 5,82E-13 666 (1935) 2,369 28092
Feb-13 13,45 -0,0066 35 0,000028 0,711 0,00002 4,42E-05 -2,44E-05 5,95E-10 685 (1973) 2,369 28896
Mar-13 13,13 -0,0238 34 0,000503 0,718 0,00036 5,66E-04 -2,05E-04 4,21E-08 731 (2039) 2,369 30857
Apr-13 12,97 -0,0122 33 0,000117 0,725 0,00008 1,48E-04 -6,37E-05 4,05E-09 765 (2098) 2,369 32288
Mei-13 12,25 -0,0555 32 0,002931 0,732 0,00215 3,08E-03 -9,35E-04 8,74E-07 799 (2027) 2,369 33743
Jun-13 12,32 0,0057 31 0,000050 0,740 0,00004 3,27E-05 4,46E-06 1,99E-11 83 (212) 2,369 3505
Jul-13 14,97 0,2151 30 0,046858 0,747 0,03501 4,63E-02 -1,13E-02 1,27E-04 853 (2832) 2,369 35997
Agust-13 14,31 -0,0441 29 0,001825 0,755 0,00138 1,94E-03 -5,66E-04 3,21E-07 850 (2661) 2,369 35883
Sep-13 12,74 -0,1097 28 0,011738 0,762 0,00895 1,20E-02 -3,09E-03 9,54E-06 870 (2328) 2,369 36715
Okt-13 12,80 0,0047 27 0,000037 0,770 0,00003 2,22E-05 6,28E-06 3,94E-11 898 (2420) 2,369 37921
Nop-13 12,67 -0,0102 26 0,000077 0,778 0,00006 1,03E-04 -4,31E-05 1,86E-09 916 (2435) 2,369 38680
Des-13 13,51 0,0663 25 0,004579 0,786 0,00360 4,40E-03 -7,98E-04 6,37E-07 945 (2739) 2,369 39874
Jan-14 12,57 -0,0696 24 0,004652 0,794 0,00369 4,84E-03 -1,15E-03 1,32E-06 916 (2408) 2,369 38685
Feb-14 12,64 0,0056 23 0,000048 0,802 0,00004 3,10E-05 7,58E-06 5,74E-11 930 (2463) 2,369 39254
Mar-14 14,79 0,1701 22 0,029400 0,810 0,02381 2,89E-02 -5,13E-03 2,63E-05 961 (3143) 2,369 40583
Apr-14 11,91 -0,1947 21 0,037387 0,818 0,03058 3,79E-02 -7,34E-03 5,39E-05 1015 (2473) 2,369 42830
Mei-14 13,28 0,1150 20 0,013549 0,826 0,01119 1,32E-02 -2,04E-03 4,15E-06 1044 (2957) 2,369 44055
126

Jun-14 13,48 0,0151 19 0,000270 0,835 0,00023 2,27E-04 -1,55E-06 2,39E-12 1081 (3126) 2,369 45648
Jul-14 12,67 -0,0601 18 0,003448 0,843 0,00291 3,61E-03 -7,04E-04 4,96E-07 1107 (2942) 2,369 46739
Agust-14 13,22 0,0434 17 0,002005 0,851 0,00171 1,88E-03 -1,77E-04 3,14E-08 1122 (3159) 2,369 47353
Sep-14 13,18 -0,0030 16 0,000003 0,860 0,00000 9,15E-06 -6,80E-06 4,62E-11 1152 (3229) 2,369 48611
Okt-14 13,49 0,0235 15 0,000620 0,869 0,00054 5,53E-04 -1,50E-05 2,26E-10 1152 (3333) 2,369 48627
Nop-14 13,46 -0,0022 14 0,000001 0,878 0,00000 4,95E-06 -4,30E-06 1,85E-11 1185 (3417) 2,369 50005
Des-14 13,61 0,0111 13 0,000157 0,886 0,00014 1,24E-04 1,46E-05 2,13E-10 1170 (3426) 2,369 49387
Jan-15 12,60 -0,0742 12 0,005306 0,895 0,00475 5,51E-03 -7,57E-04 5,73E-07 1170 (3084) 2,369 49369
Feb-15 12,72 0,0095 11 0,000119 0,904 0,00011 9,07E-05 1,66E-05 2,76E-10 1176 (3142) 2,369 49645
Mar-15 12,60 -0,0094 10 0,000065 0,914 0,00006 8,90E-05 -2,96E-05 8,75E-10 1224 (3228) 2,369 51686
Apr-15 12,49 -0,0087 9 0,000054 0,923 0,00005 7,62E-05 -2,62E-05 6,88E-10 1247 (3249) 2,369 52649
Mei-15 12,27 -0,0176 8 0,000264 0,932 0,00025 3,10E-04 -6,43E-05 4,13E-09 1280 (3253) 2,369 54032
Jun-15 12,30 0,0024 7 0,000015 0,941 0,00001 5,98E-06 7,72E-06 5,96E-11 1297 (3308) 2,369 54757
Jul-15 11,99 -0,0252 6 0,000568 0,951 0,00054 6,35E-04 -9,50E-05 9,02E-09 1287 (3167) 2,369 54322
Agust-15 12,02 0,0025 5 0,000015 0,961 0,00001 6,26E-06 8,14E-06 6,62E-11 1310 (3236) 2,369 55316
Sep-15 12,02 0,0001 4 0,000002 0,970 0,00000 6,92E-09 2,04E-06 4,16E-12 1353 (3342) 2,369 57128
Okt-15 11,74 -0,0234 3 0,000484 0,980 0,00047 5,46E-04 -7,18E-05 5,15E-09 1360 (3249) 2,369 57422
Nop-15 11,75 0,0009 2 0,000005 0,990 0,00000 7,26E-07 4,16E-06 1,73E-11 1383 (3308) 2,369 58391
Des-15 11,83 0,0068 1 0,000067 1,000 0,00007 4,64E-05 2,05E-05 4,21E-10 1438 (3473) 2,369 60713
TOTAL 796,351 -0,0808 0,13549 0,00022521 2046911
RATA-RATA 13,27251667 -0,0014 3,8171E-06 67111,8

RMSE 0,00195
127

Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Variance 1,4E-03


Std. Deviasi σ 0,0052 0,004 0,02561 0,028 0,00373 alpha 2,23
Ao (Exposure) 16407 22531 31870,9 45148 54619,2 St dv 0,03681
VaR (Mean) 56,807 53,63 546,459 546,46 136,328 Exposure 67111,8
VaR (Zero) -173,83 -159 -1534,7 -2371 -344,78 VaR Mean 1590
VaR (Mean)% 0,3462 0,238 1,7146 1,2104 0,2496 VaR Mean % 0,0237 2,369
VaR (Zero)% -1,0595 -0,71 -4,81535 -5,251 -0,6312 VaR Zero -4501
Var Zero % -0,0671 -6,706
128

Regression

Lampiran 5. Hasil Output SPSS 20


Warning # 849 in column 23. Text: in_ID

The LOCALE subcommand of the SET command has an invalid parameter. It could

not be mapped to a valid backend locale.

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT ROA

/METHOD=ENTER VaRMudharabah VaRMusyarakah

/RESIDUALS DURBIN

/SAVE RESID.

Notes

Output Created 09-SEP-2016 15:36:53

Comments

Active Dataset DataSet0


Input
Filter <none>
129

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data


60
File

User-defined missing values


Definition of Missing
are treated as missing.

Missing Value Handling


Statistics are based on
Cases Used cases with no missing values
for any variable used.

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF
OUTS R ANOVA COLLIN
TOL

/CRITERIA=PIN(.05)
POUT(.10)

Syntax
/NOORIGIN

/DEPENDENT ROA

/METHOD=ENTER
VaRMudharabah
VaRMusyarakah

/RESIDUALS DURBIN

/SAVE RESID.

Processor Time 00:00:00,02

Elapsed Time 00:00:00,02

Resources
Memory Required 1644 bytes

Additional Memory Required


0 bytes
for Residual Plots
130

Variables Created or
RES_1 Unstandardized Residual
Modified

[DataSet0]

a
Variables Entered/Removed

Model Variables Variables Method


Entered Removed

VaRMusyarakah
,
1 . Enter
VaRMudharaba
b
h

a. Dependent Variable: ROA

b. All requested variables entered.

b
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson


Square Estimate

a
1 ,386 ,149 ,119 ,004175260 ,775

a. Predictors: (Constant), VaRMusyarakah, VaRMudharabah


131

b. Dependent Variable: ROA

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

b
Regression ,000 2 ,000 4,992 ,010

1 Residual ,001 57 ,000

Total ,001 59

a. Dependent Variable: ROA

b. Predictors: (Constant), VaRMusyarakah, VaRMudharabah

a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -,003 ,006 -,525 ,601

1 VaRMudharabah 3,867E-005 ,000 ,789 2,329 ,023

VaRMusyarakah -3,467E-005 ,000 -,997 -2,942 ,005

a
Coefficients

Model Collinearity Statistics


132

Tolerance VIF

(Constant)

1 VaRMudharabah ,130 7,699

VaRMusyarakah ,130 7,699

a. Dependent Variable: ROA

a
Collinearity Diagnostics

Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions

(Constant) VaRMudharaba VaRMusyaraka


h h

1 2,912 1,000 ,00 ,00 ,00

1 2 ,086 5,826 ,04 ,00 ,14

3 ,002 35,760 ,96 1,00 ,86

a. Dependent Variable: ROA

a
Residuals Statistics

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value ,00386769 ,01703727 ,00767485 ,001717480 60

Residual -,007228215 ,008206455 0E-9 ,004103883 60


133

Std. Predicted Value -2,217 5,451 ,000 1,000 60

Std. Residual -1,731 1,965 ,000 ,983 60

a. Dependent Variable: ROA

Heteroskedastisitas setelah di ln

a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 7,700 4,509 1,708 ,093

1 lnVaRmudhara -,824 ,923 -,205 -,893 ,376

lnVaRMusyarakah ,459 ,302 ,349 1,520 ,134

a. Dependent Variable: abresidlnroa

Anda mungkin juga menyukai