Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

Sindrom gangguan pernapasan akut (Acute respiratory distress syndrome/ARDS)


merupakan manifestasi cedera akut paru-paru, biasanya akibat sepsis, trauma, dan
infeksi paru berat. yang memerlukan perawatan di Intensive Care Unit (ICU) dan mempunyai
angka kematian yang tinggi yaitu mencapai 60%. Estimasi insidensi ARDS di Amerika Serikat
sebesar 100.000-150.000 jumlah penduduk per tahun. Dahulu ARDS memiliki banyak nama lain
seperti wet lung, shock lung, leaky-capillary pulmonary edema dan adult respiratory distress
syndr ome. Tidak ada tindakan yang spesifik untuk mencegah kejadian ARDS meskipun faktor
risiko sudah diidentifikasi sebelumnya. Secara klinis, hal ini ditandai dengan dyspnea,
hipoksemia, fungsi paru-paru yang menurun, dan infiltrat difus bilateral pada
r ad io gr af i da da . O ks i ge na s i y an g ad ek ua t, p en gi s t ir ah a ta n p ar u- p ar u,
d an peralatan suportif adalah dasar-dasar terapi. Pengelolaan sindrom gangguan pernapasan akut
sering membutuhkan intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanik. P e m b e r i a n v o l u m e
t i d a l y a n g r e n d a h d a n t e k a n a n v e n t i l a t o r y a n g r e n d a h dianjurkan untuk
menghindari cedera akibat ventilator. Koreksi tepat waktu dari kondisi klinis sangat penting
untuk mencegah cedera lebih lanjut.

BAB 2
1
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi ARDS

Sindrom gangguan pernapasan akut (acute respiratory distress syndrome / ARDS)


pertama kali dijelaskan pada tahun 1967, oleh Ashbaugh dan Petty, yang menggambarkan 12
pasien, dirawat di Unit Perawatan Intensif (ICU) dengan gagal napas akut dari beberapa
penyebab yang memerlukan dukungan ventilasi mekanis. Sindrom distres pernafasan yang akut
(ARDS) adalah kelainan progresif yang cepat yang awalnya bermanifestasi seperti dispnea,
takipnea, dan hipoksemia, kemudian dengan cepat berkembang menjadi gagal napas. Defini
ARDS adalah cedera pada paru yang menimbulkan inflamasi akut, yang menyebabkan
permabilitas pulmonal vaskular meningkat, peningkatan beban paru, dan penurunan aerasi pada
jaringan paru yang menimbulkan hipoksemia dan gambaran radiografi opaksitas, dan
berhubungan dengan peningkatan campuran vena, peningkatan ruangan yang mati dan
penurunan daya kembang/ compliance paru. Kematian sindrom ini tinggi: 7 dari 12 subjek
meninggal (60%). Kejadian ARDS diperkirakan mencapai 64 kasus per 100.000 orang, atau
190.000 kasus per tahun di AS, kematian ARDS mendekati 40%, atau sekitar 75.000 kematian
terkait per tahun di AS,
Pada tahun 1988, John Murray mengajukan sebuah definisi berdasarkan skor cedera
paru-paru yang disebut (LIS/Lung Injury Score). Definisi ini mencakup 4 kriteria: gambaran
opaksitas pada rontgen dada, hipoksemia, penerapan PEEP (positif end expiratory system) dan
elastisitas sistem pernafasan. Empat gambaran klinik dasar berdasarkan kriteria fisiologi dan
radiografi yang diambil dari kasus awal :hipoksemia (berbagai derajat keparahan), penurunan
komplians sistem pernapasan, dan bilateral infiltrat rontgen toraks, tidak ada bukti gagal
jantung.4
Penyebab cedera paru akut bisa terjadi secara langsung, dengan agen yang merugikan
mencapai paru-paru melalui saluran pernafasan atau trauma di dada, atau tidak langsung, dengan
agen berbahaya yang sampai ke paru-paru melalui aliran darah. Yang terkena daerah di ARDS
adalah alveoli (kantung udara), dimana oksigen masuk ke dalam darah dan Karbon dioksida
meninggalkannya (pertukaran gas). Dinding tipis antara darah dan udara terdiri dari kapiler darah
dan dinding alveolar (alveolar-capillary membrane) Membran alveolar-kapiler sangat halus,
kurang dari 0,5 mikrometer lebar pada segmen tertipisnya dimana pertukaran gas berlangsung.

2
Cedera pada membran ini memungkinkan cairan bocor ke paru-paru, sehingga menghalangi atau
mencegah pertukaran gas.
Kriteria AECC dari ARDS dan ALI (Acute lung injury). ARDS dikarakteristikan sebagai
akut hipoksemia (PaO2/ FiO2 >200mmhg) dengan bilateral infiltrate pada x-ray dada dan tidak
ada bukti hipertensi atrium kiri. Criteria ALI mirip dengan ARDS, namun dengan derajat
hypoxemia lebih rendah (PaO2/ FiO2 >300mmhg). ALI didefinisikan sebagai sindrom inflamasi
akut dengan peningkatan alveolar capillary membrane.
Untuk membantu menegakkan diagnosis dari ADRS, seringkali digunakan penilaian
secara kuantitatif berdasarkan skor LSI ( Lung Score Injury). Sebenarnya LSI merupakan
penilaian untuk Acute Lung Injury( ALI ) yang merupakan suatu keadaan yang dapat
mengawali Acute Distress Respiratory Syndrome( ADRS )

Gambar. 1 Murray score ( Lung score injury)

3
2.2 Kriteria ARDS

4
Gambar. 2 Kriteria ARDS

2.3 Faktor resiko


Faktor resiko acute respiratory distress syndrome (ARDS) 3

 Pneumonia
 Non-pulmonary sepsis
 Aspiration of gastric contents
 Major trauma
 Pulmonary contusion
 Pancreatitis
 Inhalational injury
 Severe burns Non-cardiogenic shock
 Drug overdose
 Multiple transfusions or, transfusion-associated acute lung injury (TRALI)
 Pulmonary vasculitis Drowning

5
2.4 Tanda dan gejala
Gambar 3 Tanda dan gejala ARDS6

2.5 Diagnosis banding


Gambar 4 Perbedaan ARDS, CHF, Pneumonia6

6
Gambar 5 Diagnosis banding ARDS dengan akut hipoksia6

7
DAFTAR PUSTAKA
1. Acute Respiratory Distress Syndrome The Berlin Definition
2. Τhe new Berlin definition: Ioannis Pneumatikos , MD, PhD, FCCP Vasilios Ε. Papaioannou , MD,
MSc, PhD
8
3. Update in acute respiratory distress syndrome. Journal of intensive care
4. Comparison of New ARDS Criteria (Berlin) with Old Criteria (AECC) and its
Application in Country with Limited Facilities
5. Acute respiratory distress syndrome Marco Confalonieri, Francesco Salton and Francesco
Fabiano
6. Acute Respiratory Distress Syndrome: Diagnosis and Management AARON SAGUIL,
MD, MPH, Fort Belvoir Community Hospital Family Medicine Residency, Fort
Belvoir, Virginia MATTHEW FARGO, MD, MPH, DwightD.Eisenhower Army Medical
Center Family Medicine Residency, Fort Gordon, Georgia
7. The acute respiratory distress syndrome Michael A. Matthay, Lorraine B. Ware, and Guy
A. Zimmerman

Anda mungkin juga menyukai