Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

ST elevation myocardial infarction (STEMI) merupakan salah satu spektrum


sindroma koroner akut (SKA) yang paling berat). Pada
pasien STEMI, terjadi penurunan aliran darah koroner secara mendadak akibat
oklusi trombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. Trombus
arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri vaskuler. Injuri vaskuler
dicetuskan oleh faktor-faktor seperti merokok, hipertensi, dan akumulasi lipid
(Alwi, 2014).
Karakteristik gejala iskemia miokard yang berhubungan dengan
elevasi gelombang ST persisten yang dilihat berdasarkan EKG dapat menentukan
terjadinya STEMI. Saat ini, kejadian STEMI sekitar 25-40% dari infark miokard,
yang dirawat di rumah sakit sekitar 5-6% dan mortalitas 1 tahunnya sekitar 7-18%
5
.
Sekitar 865.000 penduduk Amerika menderita infark miokard
akut per tahun dan sepertiganya menderita STEMI 6.
Blok konduksi AV merupakan kelainan yang mana impuls atriumdi konduksikan terlambat
atau bahkan tidak di konduksikan sama sekali ke ventrikel. Kelainan ini diklasifikasikan sebagai
blok AV derajat satu, dua, dan tiga, tergantung pada keparahan abnormalitasnya.2
Total AV Blok (TAVB) atau dikenal juga dengan AV blok derajat III, merupakan
gangguan konduksi jantung yang disebabkan oleh aktivitas konduksi jantung tidak melalui nodus
AV. Hal ini mengakibatkan aktifitas konduksi antara atrium dan ventrikel menjadi tidak
berhubungan. Pada pemeriksaan elektrokardiografi (EKG), total AV blok akan memberikan
gambaran berupa kompleks QRS sesuai dengan frekuensi irama ventrikel dan gelombang P
sesuai dengan irama sinus, namun gelombang P dan kompleks QRS pada tiap denyut tidak saling
berhubungan.3
Di Amerika Serikat, prevalensi blok AV derajat tiga adalah 0,02%. Di seluruh dunia,
prevalensi blok AV derajat tiga adalah 0,04%.4
Blok AV disebabkan dari berbagai keadaan patologis yang menyebabkan terjadinya infiltrasi,
fibrosis, atau kehilangan koneksi di bagian sistem konduksi. Blok AV derajat tiga bisa disebabkan
karena kelainan kongenital atau didapat.4
1.1.Batasan Masalah
Makalah ini membahas definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, patogenesis,
manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, diagnosis, tatalaksana, komplikasi, dan pencegahan
komplikasi STEMI dengan TAVB

1.3 Tujuan penulisan


Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai STEMI
dengan Total AV Blok (TAVB).

1.4 Metode penulisan


Makalah ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang merujuk dari
berbagai literatur.

1. Alwi I (2014). Infark miokard akut dengan elevasi st. Dalam: Sudoyo AW,
Setyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiadi S (eds). Buku ajar ilmu penyakit
dalam jilid II. Edisi ke 6. Jakarta: Interna Publishing, pp: 1741-1756
2. Aryu W Sudoyo BS, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, Siti Setiati, Ari Fahrial Syam.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6 ed. Jakarta: Interna Publishing; 2014. p. 1352

3. Boyle AJ, Jaffe AS. Acute Myocardial Infarction. In: Crawford MH ed. Current Diagnosis

& Treatment Cardiology 3rd ed. New York: McGraw-Hill; 2009. pp. 51-72.

4. Budzikowski, AS. Third-degree Atrioventricular Block. Medscape Article. 2015.

5. O’Gara PT, Kushner FG, Ascheim DD, Casey DE, Chung MK, Lemos JA,
Ettinger SM et al. (2013). Guideline for the management of st-elevation
myocardial infarction. Journal of the American Collage of Cardiology,
62(4): e78-140.

6. Yang EH, Gersh BJ, O’Rourke RA (2008). St-segmen elevation myocardial


infarction. Dalam: Fuster V, O’Rourke RA, Walsh RA, Poole-Wilson P
(eds). Hurst’s the heart. Edisi ke 12. New York: McGraw-Hill Medical, pp:
1375-1401.
PEMERIKSAAN FISIK

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit sedang, kesadaran CMC, tekanan
darah 136/96 mmHg, nadi 113x/menit, napas 29x/menit, suhu 370C. Keadaan gizi sedang
(BMI=23,4) tinggi 160 cm dan berat badan 60 kg. JVP 5+0=2 cmH2O. Konjungtiva anemis (-),
sklera ikterik (-), kulit sianosis (-), akral hangat, edema ekstremitas (-) dan CTR <2 detik.
Pada pemeriksaan paru, dada simetris kiri dan kanan pada saat statis dan dinamis, batas kiri sama
dengan kanan, perkusi sonor di seluruh lapangan paru. Pada auskultasi terdengar suara paru
vesikular, wheezing (-), Ronkhi (-) di kedua lapang paru.
Pemeriksaan jantung dari inspeksi ditemukan bahwa iktus kordis tidak terlihat, dari palpasi
ditemukan bahwa iktus kordis teraba 1 jari lateral LMCS RIC V. Perkusi jantung ditemukan batas
atas di RIC II, batas kanan di LSD, batas kiri 1 jari lateral LMCS RIC V. Auskultasi jantung
terdengar S1-S2 reguler, murmur (-) gallop (-). Pada pemeriksaan abdomen, perut tidak dapat
membuncit, perabaan supel, hepar dan lien tidak teraba, perkusi timpani, bising usus normal.
Pada pemeriksaan ekstremitas, teraba hangat, tidak ditemukan edema dan CRT kurang dari 2 detik

Anda mungkin juga menyukai