Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
a. Pembelajaran Kimia
a) Belajar
Jurnal 3 Menurut Slameto, belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam belajar, siswa mengalami sendiri
proses dari tidak tahu menjadi tahu.
b) Kimia
Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, pada bagian lampiran tentang
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, dijelaskan bahwa kimia
merupakan salah satu rumpun IPA. Oleh karena itu, kimia memiliki
karakterisik yang sama dengan IPA, yaitu objek kajian, cara memperoleh, serta
kegunaannya.
c) Pembelajaran Kimia
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan
oleh pihak guru sebagai pendidik dan belajar dilakukan oleh siswa sebagai
peserta didik. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2).
b. Pendekatan Kontruktivisme
Teori konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri
informasi, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama, dan merevisinya
apabila aturan itu tidak lagi sesuai. Menurut teori ini, pembelajaran berpusat
kepada siswa yaitu siswa harus membangun sendiri pengetahuannya. Guru tidak
melakukan transfer pengetahuan kepada siswa, melainkan membantu siswa
membentuk pengetahuannya sendiri (Trianto, 2010: 28).
Sedangkan menurut Tran Vui konstruktivisme adalah suatu filsafat belajar yang
dibangun atas anggapan bahwa dengan menggambarkan pengalaman-pengalaman
sendiri. Sedangkan teori konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan
kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan
kemampuan untuk menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan
bantuan fasilitasi orang lain.
Dari kedua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa teori kontruktivisme
adalah teori pembelajaran yang memberikan kebebasan terhadap manusia untuk
belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain
yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri.
Karakteristik modul yang baik menurut Chomsin S.W. dan Jasmadi (2008: 50)
yaitu:
1. Self Instruksional
Self instruksional adalah jika pembelajaran dilakukan melalui modul maka
seseorang atau peserta belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tidak
tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instruksional,
maka dalam modul harus:
1) Berisi tujuan ysng dirumuskan dengan jelas.
2) Berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit
kecil/spesifik sehingga memudahkan peserta didik belajar secara
tuntas.
3) Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan
pemaparan materi pembelajaran.
4) Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang
memungkinkan pengguna memberikan respon dan mengukur tingkat
penguasaanya.
5) Kontekstual yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana atau
konteks tugas dan lingkungan penggunanya.
6) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif,
7) Terdapat rangkuman materi pembelajaran.
8) Terdapat instrumen penilaian yang memungkinkan penggunaan
melakukan pembelajaran mandiri.
9) Terdapat instrumen penilaian yang dapat digunakan peneliti mengukur
atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi.
10) Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya
mengetahui tingkat penguasaan materi,
2. Self Contained
Self contained adalah seluruh materi yang diperlukan dalam pembelajaran
dari satu unit standard kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu
modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan
pembelajar mempelajari materi pelajaran secara tuntas, karena materi
dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh.
3. Stand Alone (berdiri sendiri)
Yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media
pembelajaran lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media
pembelajaran lain. Dengan menggunakan modul, pembelajar tidak
tergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk mempelajari dan
atau mengerjakan tugas pada modul tersebut.
4. Adaptive
Modul sebagai bahan ajar pembelajaran hendaknya memiliki daya adaptif
yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan tekhnologi. Dikatakan adaptif
yaitu jika modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi serta fleksibel untuk digunakan. Modul yang adaptif adalah jika
isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu
tertentu.
5. User Friendly
Modul mempunyai peran penting yaitu harus bersahabat dengan
pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat
membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan
pemakai dalam merespon, mengakses sesuai keinginan. Penggunaan bahasa
yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum
digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.
1. Bagian pembuka
1) Judul
Judul modul perlu menarik dan memberi gambaran tentang materi
yang dibahas.
2) Daftar Isi
Daftar isi menyajikan topik-topik yang dibahas. Topik-topik
tersebut diurutkan berdasarkan urutan kemunculan dalam modul.
3) Peta Informasi
Modul perlu menyertakan peta Informasi. Pada daftar isi akan
terlihat topik apa saja yang dipelajari, tetapi tidak terlihat kaitan
antar topik tersebut. Pada peta informasi akan diperlihatkan kaitan
antar topik-topik dalam modul. Peta informasi yang disajikan dalam
modul dapat saja menggunakan diagram isi bahan ajar yang telah
dipelajari sebelumnya.
4) Daftar Tujuan Kompetensi Umum
Penulisan tujuan kompetensi membantu pembelajar untuk
mengetahui pengetahuan, sikap, atau keterampilan apa yang dapat
dikuasai setelah menyelesaikan pelajaran.
2. Bagian Inti (Kegiatan Belajar)
1) Pendahuluan/Tinjauan Umum Materi
Pendahuluan pada suatu modul berfungsi untuk ; (1) memberikan
gambaran umum mengenai isi materi modul, (2) meyakinkan
pembelajar bahwa materi yang akan dipelajari dapat bermanfaat
bagi mereka, (3) meluruskan harapan pembelajar mengenai materi
yang akan dipelajari, (4) mengaitkan materi yang telah dipelajari
dengan materi yang akan dipelajari, (5) memberikan petunjuk
bagaimana mempelajari materi yang akan disajikan. Dalam
pendahuluan dapat saja disajikan peta informasi mengenai materi
yang akan dibahas dan daftar tujuan kompetensi yang akan dicapai
setelah mempelajari modul.
2) Hubungan Dengan Materi atau Pelajaran Yang Lain
Materi pada modul sebaiknya lengkap, dalam arti semua materi
yang perlu dipelajari tersedia dalam modul. Bila materi tersebut
tersedia pada buku teks maka arahan tersebut dapat diberikan
dengan menuliskan judul dan pengarang buku teks tersebut.
3) Uraian Materi
Uraian materi merupakan penjelasan secara terperinci tentang
materi pembelajaran yang disampaikan dalam modul. Organisasikan
isi materi pembelajaran dengan urutan dan susunan yang sistematis,
sehingga memudahkan pembelajar memahami materi pembelajaran.
Apabila materi yang akan dituangkan cukup luas, maka dapat
dikembangkan ke dalam beberapa Kegiatan Belajar (KB). Setiap
KB memuat uraian materi, penugasan, dan rangkuman. Organisasi
materi kegiatan belajar antara judul, sub judul dan uraian harus yang
mudah untuk diikuti oleh pembelajar. Pemberian judul atau
penjudulan merupakan alat bantu bagi pembaca modul untuk
mempelajari materi yang disajikan dalam bentuk teks tertulis.
4) Penugasan
Penugasan dalam modul perlu untuk menegaskan kompetensi apa
yang diharapkan setelah mempelajari modul. Penugasan juga
menunjukkan kepada pebelajar bagian mana dalam modul yang
merupakan bagian penting.
5) Rangkuman
Rangkuman merupakan bagian dalam modul yang menelaah hal-hal
pokok dalam modul yang telah dibahas. Rangkuman diletakkan
pada bagan akhir modul.
3. Bagian Penutup
1) Glosarium atau daftar istilah
Glosarium berisikan definisi-definisi konsep yang dibahas dalam
modul. Definisi tersebut dibuat ringkas dengan tujuan untuk
mengingat kembali konsep yang telah dipelajari.
2) Tes Akhir
Tes akhir merupakan latihan yang dapat pembelajar kerjakan setelah
mempelajari suatu bagian dalam modul. Aturan umum untuk tes
akhir ialah bahwa tes tersebut dapat dikerjakan oleh pembelajar.
3) Indeks
Indeks memuat istilah-istilah penting dalam modul serta halaman di
mana istilah tersebut ditemukan. Indeks perlu diberikan dalam
modul supaya pebelajar mudah menemukan topik yang ingin
dipelajari. Indeks perlu mengandung kata kunci yang kemungkinan
pembelajar akan mencarinya.
Menurut Nurma & Endang ada lima kriteria dalam pengembangan modul,
yaitu: teori pengembangan modul word
1. Membantu siswa menyiapkan belajar mandiri
2. Memiliki rencana kegiatan pembelajaran yang dapat direspon secara
maksimal
3. Memuat isi pembelajaran yang lengkap dan mampu memberikan
kesempatan belajar kepada siswa
4. Dapat memomitor kegiatan belajar siswa
5. Dapat memberikan saran dan petunjuk serta infomasi balikan tingkat
kemajuan belajar siswa.
Di dalam larutan jenuh AxBy konsentrasi AxBy yang terlarut tidak berubah
selama AxBy padat masih terdapat dalam larutan dan suhu percobaan tetap.
Persamaan (1) dapat juga ditulis sebagai berikut:
Karena harga K tetap dan harga konsentrasi AxBy merupakan tetapan baru.
Tetapan baru ini dinyatakan dengan notasi Ksp, maka persamaan (2) dapat
ditulis:
Keterangan:
Garam ini akan bersenyawa dengan ion dalam larutan tersebut untuk
membentuk suatu endapan yang tidak dapat larut. Contoh :
B. Penelitian Relevan
Penelitian pengembangan modul kimia telah banyak dikembangkan baik
menggunakan model pembelajaran berbasis kontruktivisme ataupun dengan model
pembelajaran yang lainnya, seperti penelitian Muhammad Ilham (2016) tentang
Pengembangan Modul Kimia Berbasis Proyek Pada Materi Hidrolisis Garam Di Kelas
XI Sekolah Menengah Atas. Hasil penelitiannya menunjukkan modul yang
dikembangkan memenuhi kriteria BSNP, data yang diperoleh: kelayakan isi (3,33),
kelayakan bahasa (3,46), kelayakan penyajian (3,42) dengan kriteria valid dan tidak
perlu revisi. Penelitian lain oleh Oni Pluntur Artiono (2015) tentang Pengembangan
Buku Ajar Matematika Dengan Pendekatan Kontruktivisme Untuk Siswa Kelas V
SDIT Internasional Luqman Al-Hakim Yogyakarta Kelas Bilingual. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa (1) kualitas buku ajar berdasarkan aspek kevalidan
termasuk kategori baik dengan skor rata-rata 4,13 menurut penilaian dua dosen ahli
materi dan ahli media; (2) kualitas buku ajar berdasarkan penilaian guru termasuk
kategori baik dengan skor rata-rata 3,78; (3) kualitas buku ajar berdasarkan dari aspek
kepraktisan termasuk kategori baik dengan skor rata-rata 3,98; dan (4) kualitas buku
ajar berdasarkan aspek kefektivan termasuk kategori baik berdasarkan postes siswa
dengan persentase ketuntasan hasil belajar sebesar 71,43%.
C. Kerangka berfikir
Berdasarkan latar belakang yang disajikan, maka kerangka berfikir pada penelitian ini
dapat dijelaskan sebagai berikut: