Anda di halaman 1dari 3

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2. Patofisiologi OSA terhadap CVD. PNA = Parasympathetic Nervous System Activity. PO2 = Partial yang menggangu fungsi endotel vaskuler26-28
Pressure of Oxygen. PCO2 = Partial Pressure of Carbon Dioxide. SNA = Sympathetic Nervous System Activity. HR = dan peningkatan tekanan darah secara tidak
Obstructive Sleep Apnea dan Penyakit Kardiovaskuler Heart Rate. BP = Blood Pressure. LV = Left Ventricular. (Lancet 2009; 373: 82–93 langsung akibat aktivitas simpatis tersebut.29

Sidhi Laksono Purwowiyoto Obstructive sleep apnoea Pasien dengan OSA memiliki konsentrasi plasma
Department of Emergency Medicine and Critical Care, Matak Field Hospital, Matak, Kepulauan Riau, Indonesia
nitrit yang rendah, menunjukkan bioavaibilitas
PENDAHULUAN Obstructive apnea merupakan suatu ketidak- POLYSOMNOGRAPHY nitric oxide yang rendah juga. Didapatkan
Tidur merupakan proses fisiologis yang kom- adaan aliran udara selama paling tidak 10 detik Polysomnography merupakan tes baku emas peningkatan ekspresi molekul adhesi monosit
pleks dan dinamis, hampir sepertiga masa hidup dengan usaha ventilasi yang aktif (ditandai dengan untuk mendiagnosis sleep-disordered breath- PNA Arousal PO2 PCO2 Intrathoracic pressure CD15 dan CD11c, serta monosit pasien OSA
kita dihabiskan dengan kondisi ini.1 Akan tetapi, pergerakan torakoabdominal). ing, termasuk OSA. Secara umum, tes ini dilaku- memiliki adhesi yang lebih tinggi dibanding-
kondisi fisiologis ini dapat terganggu dengan kan selama tidur malam hari dan dapat diulang kan orang normal.30
adanya obstructive sleep apnea (OSA), yang Obstructive hypopnea adalah penurunan lebih pada malam berikutnya sesuai indikasi.40 SNA Myocardial • Oxidative stress
bermanifestasi pada penyakit kardiovaskuler dari 50% pergerakan torakoabdominal selama Catechols O2 delivery • Inflammation OSA juga mengakibatkan oksidasi lipoprotein,
• Endothelial dysfunction peningkatan ekspresi molekul adhesi, perleka-
(Cardiovascular disease, CVD).2 paling sedikit 10 detik, dihubungkan dengan Polysomnography terdiri dari pemeriksaan kon-
penurunan 4% saturasi oksigen. tinu selama tidur dengan rekaman EEG, okulo- tan monosit pada endotel vaskuler dan pro-
OSA merupakan salah satu kondisi medis ter- gram, elektromiogram submental dan tibial, EKG, HR BP • Hypertension liferasi otot polos vaskuler.31-33 Efek-efek ini, di-
penting yang ditemukan sejak 50 tahun yang AHI (Apnea-Hypopnea Index) ialah rerata kejadian nasooral air flow, saturasi oksigen perifer serta per- • Atherosderosis tambah dengan aktivitas vasokonstriksi simpa-
• Myocardial Ischaemia LV wall tension
lalu, menjadi penyebab terbesar morbiditas dan apnea dan hypopnea selama satu jam tidur, hal ini gerakan dinding torakoabdominal dan abdomen.41 tis dan inflamasi, dapat mengakibatkan hipertensi
• LV hypertrophy and failure Cardiac O2 demand
mortalitas di seluruh dunia, serta lebih sering menjadi salah satu acuan tingkat keparahan OSA. • Cardiac arrhythmias
dan aterosklerosis.34
ditemukannya keadaan tertidur di sepanjang Alat ini dapat menyediakan informasi kompre- • Cerebrovascular disease
waktu ketika orang normal seharusnya tidak Seseorang dikatakan terkena OSA, jika skor AHI hensif mengenai efisiensi tidur, arsitektur tidur, Mekanisme fisiologi akut maupun kronis yang
tertidur pada waktu tersebut.3 5 atau lebih, dan tingkat yang parah jika skor arousal dan penyebabnya, kejadian gangguan terjadi selama OSA berupa : aktivasi simpatis,
AHI 30 atau lebih.5,6,7,8 nafas, perubahan saturasi oksigen, serta aritmia peningkatan stres dinding ventrikel kiri, pening-
OSA memicu efek fisiologis, baik akut maupun jantung selama periode tidur40,41 (gambar 1). Siklus hipoksia dan retensi karbondioksida akibat Ketika terminasi apnea, asfiksia memicu ter- katan afterload, disfungsi diastolik akut, left
kronik, pada sistem kardiovaskuler.Terdapat bukti EPIDEMIOLOGI OSA akan menimbulkan efek terhadap para- jadinya usaha bangun dari tidur (arousal) yang atrial stretch, pembesaran atrium kiri, resistensi
nyata yang menunjukkan bahwa OSA secara Di Amerika Serikat, prevalensi OSA (AHI ≥ 5) pada simpatis dan simpatis kardiak sehingga ber- meningkatkan aktivitas simpatis dan menekan insulin, hiperleptinemia, hiperkoagulabilitas, in-
independen berhubungan klinis dengan CVD.4 orang dewasa kulit putih dengan usia 30 - 60 pengaruh terhadap heart rate. Ketika parasim- tonus vagal (meningkatkan tekanan darah dan flamasi sistemik, stres oksidatif maupun disfungsi
tahun sekitar 24% laki-laki dan 9% perempuan, patis dominan, heart rate menjadi lambat. heart rate).20,21 Efek akut ini dipertahankan selama endotel dapat berkaitan dengan risiko beberapa
Artikel ini akan membahas secara singkat akibat sedangkan AHI ≥ 15 sekitar 9% laki-laki dan 4% Sebaliknya jika simpatis dominan, heart rate keadaan bangun penuh, dengan peningkatan penyakit kardiovaskuler; di antaranya, hiper-
OSA terhadap sistem kardiovaskuler, cara men- perempuan.9 akan meningkat.18 tekanan darah dan gangguan vagal (variabilitas tensi, disfungsi diastolik dan sistolik, sinus pause
diagnosisnya dan cara mengatasinya. heart rate).22 atau arrest, AV block, atrial fibrillation, ventricular
Di Eropa, usia 30 - 70 tahun dengan AHI ≥ 5 di- Gejala hipoksia akibat apnea dan retensi karbon- ectopic, nocturnal angina, CAD (coronary artery
FISIOLOGI TIDUR NORMAL dapatkan 26% laki-laki dan 28% perempuan, dioksida yang berulang selama tidur, meng- Lekosit yang teraktivasi memiliki peran penting disease), penyakit serebrovaskuler, maupun
REM (Rapid Eye Movement) merupakan suatu ke- sedangkan AHI ≥ 15 sekitar 14% laki-laki dan akibatkan usaha bernafas menjadi tidak efektif pada respon inflamasi endotel vaskuler terhadap sudden cardiac death.35-39
adaan jeda dengan periode aktivitas autonomik 7% perempuan.10 dan terbentuk tekanan intrathorakal negatif. kerusakan seluler akibat hipoksia atau reoksi-
dan fungsi jantung yang ireguler, terjadi pada Hal tersebut menyebabkan peningkatan per- genasi. Hal ini, mungkin akan mengubah reak-
Gambar 1. Rekaman polysomnography terdiri elektro- Terapi OSA
sekitar 25 persen dari periode tidur. Pada REM, Di Hong Kong, prevalensi usia 30 - 60 tahun bedaan tekanan intrakardiak dengan ekstra- tivitas endotel dan menyebabkan proses atero-
okulogram (EOG), elektroensefalogram (EEG), elektro- Terapi positive airway pressure (PAP) efektif
tidak terdapat termoregulasi, aktivitas simpatis dengan AHI ≥ 5 sebesar 9% dan 4%, serta AHI ≥ kardiak, meningkatkan tekanan transmural genesis. Namun, belum terdapat bukti yang
miogram (EMG), elektrokardiogram (EKG), sympathetic mengatasi obstruksi jalan nafas, mencegah
dan frekuensi denyut jantung meningkat, varia- 15 sebesar 5% dan 3%.11 ventrikel kiri.19 nyata OSA menyebabkan aterosklerosis secara
nervous system activity (SNA), respirasi (RESP) dan tekanan kolaps dan apnea. Dapat diaplikasikan melalui
bilitas menurun, serta tekanan darah meningkat. darah (BP) selama tidur periode REM pada pasien OSA. langsung.23
masker naso-oral, nasal, maupun nasal pillow.
FAKTOR RISIKO BP meningkat pada akhir periode apnea, mencapai pun- Tekanan intrathorakal yang negatif mengakibat-
NREM (Non Rapid Eye Movement) terjadi pada OSA dua sampai tiga kali lebih sering terjadi cak selama arousal (sebagai indikasi adanya peningkatan kan aliran balik ke thorak meningkat, preload Pasien OSA juga menunjukkan peningkatan
Dasar terapi ini adalah penggunaan kontinu.
sekitar 75 persen dari periode tidur, dibagi dalam pada laki-laki usia 30 - 64 tahun atau lebih.12 tonus muskulus; lihat tanda panah). (Intern Med J 2004; ventrikel kanan juga meningkat, sedang hipoksia stres oksidatif (reactive oxygen spesies pada mo-
empat fase; kontras dengan REM, terdapat Risiko juga meningkat pada orang-orang yang Mesin PAP autotitrasi dan bilevel digunakan
34: 420-426) akibat apnea menyebabkan vasokonstriksi pulmo- nosit23 dan neutrofil24). Peningkatan stres oksi-
aktivitas autonomik dan regulasi jantung yang memiliki indeks massa tubuh yang besar; pe- ner dan peningkatan afterload ventrikel kanan.20 datif dihubungkan dengan peningkatan molekul pasien OSA yang tidak toleran dengan terapi
stabil. Simpatis menurun, predominasi para- ningkatan 10% berat badan akan meningkat- OSA dan Penyakit Kardiovaskuler Keadaan ini menghasilkan distensi ventrikel kanan, adhesi, seperti ICAM-1 (Intracellular Adhesion standar PAP kontinu.
simpatis, penurunan nilai ambang batas baro- kan 6 kali lipat risiko OSA.13 Akumulasi lemak di Selama tidur fase NREM, laju metabolisme, akti- dengan hasil akhir gangguan pengisian ventrikel Molecule-1), VCAM-1 (Vascular Cell Adhesion
reseptor, begitu juga dengan frekuensi denyut leher akibat obesitas menyebabkan penekanan vitas saraf simpatis, tekanan darah dan heart kiri dan penurunan stroke volume.17,19 Molecule-1) dan E-selectin.23,24,32 Keuntungan terapi kardiovaskuler ini yaitu
jantung, tekanan darah, curah jantung dan lumen faring, yang akhirnya kolaps selama tidur.14 rate semuanya menurun, sedangkan tonus vagal hilangnya keadaan hipoksemia nokturnal, penu-
tahanan vaskuler sistemik.4,5 kardiak meningkat.17 Hipoksia yang terjadi selama OSA secara lang- Mediator inflamasi seperti CRP (C- Reactive Pro- runan aktivitas simpatis, penurunan signifikan
OSA juga dapat terjadi pada individu berat sung mengakibatkan gangguan kontraktilitas tein), begitu juga dengan stres oksidatif mem- tekanan darah selama tidur42, mengurangi ke-
DEFINISI badan normal dengan faktor risiko lain berupa OSA mengganggu aktivitas jantung selama kardiak dan relaksasi diastolik.19 Siklus hipoksia punyai peran penting dalam proses aterogen- jadian iskemik miokard nokturnal atau angina,
OSA adalah keadaan hilangnya tonus muskulus makroglossia, hipertrofi adenotonsiler14, anomali tidur, dengan cara memacu suatu jalur hemodi- dan retensi karbondioksida tersebut berpenga- esis dan pembentukan trombus arteri.25 perbaikan fungsi sistolik ventrikel kiri, pening-
dilator faring pada saat tidur, yang menyebabkan struktur kraniofasial (retognatia)15, obstruksi nasal namik, fungsi autonom, efek kimiawi, inflamasi ruh terhadap saraf simpatis, terjadilah vasokon- katan fraksi ejeksi ventrikel kiri dengan hasil
kolaps faring rekuren dan henti napas sementara dan merokok12; juga mungkin ada faktor here- dan metabolik yang (jika berlangsung kronik) striksi perifer, meningkatkan afterload dan pe- Hipoksia intermiten dapat memicu produksi akhir perbaikan status fungsional43, serta me-
(apnea). diter yang tidak diketahui16. dapat berisiko kardiovaskuler5 (gambar 2). ningkatan tekanan darah.19,20 radikal bebas oksigen23-24, aktivasi jalur inflamasi ngurangi risiko stroke dan kematian44.

C DK 1 8 4 / Vo l. 38 no. 3/A p r i l 2011 199 200 C D K 1 8 4 / V o l . 3 8 n o . 3 / Ap r il 2 0 1 1


TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2. Patofisiologi OSA terhadap CVD. PNA = Parasympathetic Nervous System Activity. PO2 = Partial yang menggangu fungsi endotel vaskuler26-28
Pressure of Oxygen. PCO2 = Partial Pressure of Carbon Dioxide. SNA = Sympathetic Nervous System Activity. HR = dan peningkatan tekanan darah secara tidak
Obstructive Sleep Apnea dan Penyakit Kardiovaskuler Heart Rate. BP = Blood Pressure. LV = Left Ventricular. (Lancet 2009; 373: 82–93 langsung akibat aktivitas simpatis tersebut.29

Sidhi Laksono Purwowiyoto Obstructive sleep apnoea Pasien dengan OSA memiliki konsentrasi plasma
Department of Emergency Medicine and Critical Care, Matak Field Hospital, Matak, Kepulauan Riau, Indonesia
nitrit yang rendah, menunjukkan bioavaibilitas
PENDAHULUAN Obstructive apnea merupakan suatu ketidak- POLYSOMNOGRAPHY nitric oxide yang rendah juga. Didapatkan
Tidur merupakan proses fisiologis yang kom- adaan aliran udara selama paling tidak 10 detik Polysomnography merupakan tes baku emas peningkatan ekspresi molekul adhesi monosit
pleks dan dinamis, hampir sepertiga masa hidup dengan usaha ventilasi yang aktif (ditandai dengan untuk mendiagnosis sleep-disordered breath- PNA Arousal PO2 PCO2 Intrathoracic pressure CD15 dan CD11c, serta monosit pasien OSA
kita dihabiskan dengan kondisi ini.1 Akan tetapi, pergerakan torakoabdominal). ing, termasuk OSA. Secara umum, tes ini dilaku- memiliki adhesi yang lebih tinggi dibanding-
kondisi fisiologis ini dapat terganggu dengan kan selama tidur malam hari dan dapat diulang kan orang normal.30
adanya obstructive sleep apnea (OSA), yang Obstructive hypopnea adalah penurunan lebih pada malam berikutnya sesuai indikasi.40 SNA Myocardial • Oxidative stress
bermanifestasi pada penyakit kardiovaskuler dari 50% pergerakan torakoabdominal selama Catechols O2 delivery • Inflammation OSA juga mengakibatkan oksidasi lipoprotein,
• Endothelial dysfunction peningkatan ekspresi molekul adhesi, perleka-
(Cardiovascular disease, CVD).2 paling sedikit 10 detik, dihubungkan dengan Polysomnography terdiri dari pemeriksaan kon-
penurunan 4% saturasi oksigen. tinu selama tidur dengan rekaman EEG, okulo- tan monosit pada endotel vaskuler dan pro-
OSA merupakan salah satu kondisi medis ter- gram, elektromiogram submental dan tibial, EKG, HR BP • Hypertension liferasi otot polos vaskuler.31-33 Efek-efek ini, di-
penting yang ditemukan sejak 50 tahun yang AHI (Apnea-Hypopnea Index) ialah rerata kejadian nasooral air flow, saturasi oksigen perifer serta per- • Atherosderosis tambah dengan aktivitas vasokonstriksi simpa-
• Myocardial Ischaemia LV wall tension
lalu, menjadi penyebab terbesar morbiditas dan apnea dan hypopnea selama satu jam tidur, hal ini gerakan dinding torakoabdominal dan abdomen.41 tis dan inflamasi, dapat mengakibatkan hipertensi
• LV hypertrophy and failure Cardiac O2 demand
mortalitas di seluruh dunia, serta lebih sering menjadi salah satu acuan tingkat keparahan OSA. • Cardiac arrhythmias
dan aterosklerosis.34
ditemukannya keadaan tertidur di sepanjang Alat ini dapat menyediakan informasi kompre- • Cerebrovascular disease
waktu ketika orang normal seharusnya tidak Seseorang dikatakan terkena OSA, jika skor AHI hensif mengenai efisiensi tidur, arsitektur tidur, Mekanisme fisiologi akut maupun kronis yang
tertidur pada waktu tersebut.3 5 atau lebih, dan tingkat yang parah jika skor arousal dan penyebabnya, kejadian gangguan terjadi selama OSA berupa : aktivasi simpatis,
AHI 30 atau lebih.5,6,7,8 nafas, perubahan saturasi oksigen, serta aritmia peningkatan stres dinding ventrikel kiri, pening-
OSA memicu efek fisiologis, baik akut maupun jantung selama periode tidur40,41 (gambar 1). Siklus hipoksia dan retensi karbondioksida akibat Ketika terminasi apnea, asfiksia memicu ter- katan afterload, disfungsi diastolik akut, left
kronik, pada sistem kardiovaskuler.Terdapat bukti EPIDEMIOLOGI OSA akan menimbulkan efek terhadap para- jadinya usaha bangun dari tidur (arousal) yang atrial stretch, pembesaran atrium kiri, resistensi
nyata yang menunjukkan bahwa OSA secara Di Amerika Serikat, prevalensi OSA (AHI ≥ 5) pada simpatis dan simpatis kardiak sehingga ber- meningkatkan aktivitas simpatis dan menekan insulin, hiperleptinemia, hiperkoagulabilitas, in-
independen berhubungan klinis dengan CVD.4 orang dewasa kulit putih dengan usia 30 - 60 pengaruh terhadap heart rate. Ketika parasim- tonus vagal (meningkatkan tekanan darah dan flamasi sistemik, stres oksidatif maupun disfungsi
tahun sekitar 24% laki-laki dan 9% perempuan, patis dominan, heart rate menjadi lambat. heart rate).20,21 Efek akut ini dipertahankan selama endotel dapat berkaitan dengan risiko beberapa
Artikel ini akan membahas secara singkat akibat sedangkan AHI ≥ 15 sekitar 9% laki-laki dan 4% Sebaliknya jika simpatis dominan, heart rate keadaan bangun penuh, dengan peningkatan penyakit kardiovaskuler; di antaranya, hiper-
OSA terhadap sistem kardiovaskuler, cara men- perempuan.9 akan meningkat.18 tekanan darah dan gangguan vagal (variabilitas tensi, disfungsi diastolik dan sistolik, sinus pause
diagnosisnya dan cara mengatasinya. heart rate).22 atau arrest, AV block, atrial fibrillation, ventricular
Di Eropa, usia 30 - 70 tahun dengan AHI ≥ 5 di- Gejala hipoksia akibat apnea dan retensi karbon- ectopic, nocturnal angina, CAD (coronary artery
FISIOLOGI TIDUR NORMAL dapatkan 26% laki-laki dan 28% perempuan, dioksida yang berulang selama tidur, meng- Lekosit yang teraktivasi memiliki peran penting disease), penyakit serebrovaskuler, maupun
REM (Rapid Eye Movement) merupakan suatu ke- sedangkan AHI ≥ 15 sekitar 14% laki-laki dan akibatkan usaha bernafas menjadi tidak efektif pada respon inflamasi endotel vaskuler terhadap sudden cardiac death.35-39
adaan jeda dengan periode aktivitas autonomik 7% perempuan.10 dan terbentuk tekanan intrathorakal negatif. kerusakan seluler akibat hipoksia atau reoksi-
dan fungsi jantung yang ireguler, terjadi pada Hal tersebut menyebabkan peningkatan per- genasi. Hal ini, mungkin akan mengubah reak-
Gambar 1. Rekaman polysomnography terdiri elektro- Terapi OSA
sekitar 25 persen dari periode tidur. Pada REM, Di Hong Kong, prevalensi usia 30 - 60 tahun bedaan tekanan intrakardiak dengan ekstra- tivitas endotel dan menyebabkan proses atero-
okulogram (EOG), elektroensefalogram (EEG), elektro- Terapi positive airway pressure (PAP) efektif
tidak terdapat termoregulasi, aktivitas simpatis dengan AHI ≥ 5 sebesar 9% dan 4%, serta AHI ≥ kardiak, meningkatkan tekanan transmural genesis. Namun, belum terdapat bukti yang
miogram (EMG), elektrokardiogram (EKG), sympathetic mengatasi obstruksi jalan nafas, mencegah
dan frekuensi denyut jantung meningkat, varia- 15 sebesar 5% dan 3%.11 ventrikel kiri.19 nyata OSA menyebabkan aterosklerosis secara
nervous system activity (SNA), respirasi (RESP) dan tekanan kolaps dan apnea. Dapat diaplikasikan melalui
bilitas menurun, serta tekanan darah meningkat. darah (BP) selama tidur periode REM pada pasien OSA. langsung.23
masker naso-oral, nasal, maupun nasal pillow.
FAKTOR RISIKO BP meningkat pada akhir periode apnea, mencapai pun- Tekanan intrathorakal yang negatif mengakibat-
NREM (Non Rapid Eye Movement) terjadi pada OSA dua sampai tiga kali lebih sering terjadi cak selama arousal (sebagai indikasi adanya peningkatan kan aliran balik ke thorak meningkat, preload Pasien OSA juga menunjukkan peningkatan
Dasar terapi ini adalah penggunaan kontinu.
sekitar 75 persen dari periode tidur, dibagi dalam pada laki-laki usia 30 - 64 tahun atau lebih.12 tonus muskulus; lihat tanda panah). (Intern Med J 2004; ventrikel kanan juga meningkat, sedang hipoksia stres oksidatif (reactive oxygen spesies pada mo-
empat fase; kontras dengan REM, terdapat Risiko juga meningkat pada orang-orang yang Mesin PAP autotitrasi dan bilevel digunakan
34: 420-426) akibat apnea menyebabkan vasokonstriksi pulmo- nosit23 dan neutrofil24). Peningkatan stres oksi-
aktivitas autonomik dan regulasi jantung yang memiliki indeks massa tubuh yang besar; pe- ner dan peningkatan afterload ventrikel kanan.20 datif dihubungkan dengan peningkatan molekul pasien OSA yang tidak toleran dengan terapi
stabil. Simpatis menurun, predominasi para- ningkatan 10% berat badan akan meningkat- OSA dan Penyakit Kardiovaskuler Keadaan ini menghasilkan distensi ventrikel kanan, adhesi, seperti ICAM-1 (Intracellular Adhesion standar PAP kontinu.
simpatis, penurunan nilai ambang batas baro- kan 6 kali lipat risiko OSA.13 Akumulasi lemak di Selama tidur fase NREM, laju metabolisme, akti- dengan hasil akhir gangguan pengisian ventrikel Molecule-1), VCAM-1 (Vascular Cell Adhesion
reseptor, begitu juga dengan frekuensi denyut leher akibat obesitas menyebabkan penekanan vitas saraf simpatis, tekanan darah dan heart kiri dan penurunan stroke volume.17,19 Molecule-1) dan E-selectin.23,24,32 Keuntungan terapi kardiovaskuler ini yaitu
jantung, tekanan darah, curah jantung dan lumen faring, yang akhirnya kolaps selama tidur.14 rate semuanya menurun, sedangkan tonus vagal hilangnya keadaan hipoksemia nokturnal, penu-
tahanan vaskuler sistemik.4,5 kardiak meningkat.17 Hipoksia yang terjadi selama OSA secara lang- Mediator inflamasi seperti CRP (C- Reactive Pro- runan aktivitas simpatis, penurunan signifikan
OSA juga dapat terjadi pada individu berat sung mengakibatkan gangguan kontraktilitas tein), begitu juga dengan stres oksidatif mem- tekanan darah selama tidur42, mengurangi ke-
DEFINISI badan normal dengan faktor risiko lain berupa OSA mengganggu aktivitas jantung selama kardiak dan relaksasi diastolik.19 Siklus hipoksia punyai peran penting dalam proses aterogen- jadian iskemik miokard nokturnal atau angina,
OSA adalah keadaan hilangnya tonus muskulus makroglossia, hipertrofi adenotonsiler14, anomali tidur, dengan cara memacu suatu jalur hemodi- dan retensi karbondioksida tersebut berpenga- esis dan pembentukan trombus arteri.25 perbaikan fungsi sistolik ventrikel kiri, pening-
dilator faring pada saat tidur, yang menyebabkan struktur kraniofasial (retognatia)15, obstruksi nasal namik, fungsi autonom, efek kimiawi, inflamasi ruh terhadap saraf simpatis, terjadilah vasokon- katan fraksi ejeksi ventrikel kiri dengan hasil
kolaps faring rekuren dan henti napas sementara dan merokok12; juga mungkin ada faktor here- dan metabolik yang (jika berlangsung kronik) striksi perifer, meningkatkan afterload dan pe- Hipoksia intermiten dapat memicu produksi akhir perbaikan status fungsional43, serta me-
(apnea). diter yang tidak diketahui16. dapat berisiko kardiovaskuler5 (gambar 2). ningkatan tekanan darah.19,20 radikal bebas oksigen23-24, aktivasi jalur inflamasi ngurangi risiko stroke dan kematian44.

C DK 1 8 4 / Vo l. 38 no. 3/A p r i l 2011 199 200 C D K 1 8 4 / V o l . 3 8 n o . 3 / Ap r il 2 0 1 1


TINJAUAN PUSTAKA HASIL PENELITIAN

Penutup 11. Ip MS, Lam B, Lauder IJ, et al. A Community Study of 28. Ryan S, Taylor CT, Mc Nicholas WT. Predictors of Elevated
OSA merupakan penyakit gangguan tidur akibat Sleep-Disordered Breathing in Middle-Aged Chinese
Men in Hong Kong. Chest 2001; 119:62-9.
Nuclear Factor-Kappa B-Dependent Genes in Obstruc-
tive Sleep Apnea Syndrome. Am J Respir Crit Care 2006;
Pengaruh Perlakuan terhadap Tingkat
obstruksi oleh sebab yang multipel.
12. Young T, Skatrud J, Peppard PE. Risk Factors for Obstruc-
tive Sleep Apnea in Adults. JAMA 2004; 291: 2013-16.
174: 824-30.
29. Vongpatanasin W, Thomas GD, Schwartz R, et al. Kelelahan Jemaah Haji dengan Pes Planus
Gangguan ini merupakan faktor risiko CVD C-Reactive Protein Causes Downregulation of Vascular
(hipertensi, infark miokard, gagal jantung, gang-
13. Peppard PE, Young T, Palta M, Dempsey J, Skatrud J.
Longitudinal Study of Moderate Weight Change and Angiotensin Subtype 2 Receptors and Systolic di Fase Armina, Arab Saudi
guan irama jantung, maupun kematian jantung Sleep-Disordered Breathing. JAMA 2000; 284:3015-21. Hypertension in Mice. Circulation 2007; 115: 1020-28.
mendadak) akibat proses fisiologi akut mau- 14. Ryan CM, Bradley TD. Pathogenesis of Obstructive 30. Kato M, Roberts-Thomson P, Phillips BG, et al. Impair- Syarief Hasan Lutfie
pun kronis pada sistem kardiovaskuler. Sleep Apnea. J Appl Physiol 2005; 99: 2440-50. ment of Endothelium-Dependent Vasodilation of Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah, Jakarta
15. Li KK, Kushida C, Powell NB, Riley RW, Guilleminault Resistance Vessels in Patients with Obstructive Sleep
Apnea. Circulation 2000; 102: 2607-10.
Alat polysomnography dapat menegakkan diag- C. Obstructive Sleep Apnea Syndrome: A Comparison
31. Imadojemu VA, Gleeson K, Quraishi SA, Kunselman ABSTRAK
Between Far-East Asian and White Men. Laryngoscope
nosis pasti OSA, serta untuk terapi PAP akibat AR, Sinoway LI, Leunberger UA. Impaired Vasodilator Aktifitas yang tinggi selama ibadah haji dapat memicu kelelahan; apalagi bagi mereka yang mempunyai bentuk lengkung kaki leper (pes
2000; 110: 1689-93.
OSA. Responses in Obstructive Sleep Apnea are Improved planus). Pes planus menyebabkan seseorang cepat mengalami kelelahan otot tungkai bawah. Hal ini dapat menganggu pelaksanaan
16. Buxbaum SG, Elston RC, Tishler PV, Redline S. Genetics
with Continuous Positive Airway Pressure Therapy.
of the Apnea Hypopnea Index in Caucasians and African ibadah haji terutama pada fase Armina (Arafah-Mina) yang merupakan fase yang paling berat dengan banyaknya kegiatan fisik berjalan
Am J Respir Crit Care Med 2002; 165: 950-53.
DAFTAR PUSTAKA Americans: I. Segregation Analysis. Genet Epidemiol
32. Ip MS, Lam B, Chan LY, et al. Circulating Nitric Oxide
terutama pada saat melempar jumrah. Penelitian ini bertujuan mengetahui perlakuan yang tepat bagi jamaah haji dengan pes planus
2002; 22:243-53. sehingga terhindar dari kelelahan di fase Armina. Penelitian ini dilakukan sebelum keberangkatan dan saat berada di Arab Saudi. Studi
1. Kryger MH, Roth T, Dement WC (eds). Principles and is Suppressed in Obstructive Sleep Apnea and is
17. Bradley TD, Floras JS. Pathophysiologic Interactions
Practice of Sleep Medicine. 4th ed. Philadelphia: Reversed by Nasal Continuous Positive Airway potong lintang dilakukan sebelum keberangkatan pada 1920 orang calon jamaah haji Jakarta Timur untuk mengetahui pes planus. Tahap
between Sleep Apnea And Congestive Heart Failure.
Saunders Elsevier. 2005. Pressure. Am J Respir Crit Care Med 2000; 162: 2166-71. kedua: secara randomisasi blok dengan match pairing berdasarkan umur dan jenis kelamin, dari 172 orang pes planus dibuat 4 kelompok
2. Gami AS, Somers VK. Sleep Apnea and Cardiovascular In: Bradley TD, Floras JS, eds. Sleep Apnea: Implication 33. El-Sohl AA, Mador MJ, Sikka P, Dhillon RS, Amsterdam
in Cardiovascular and Cerebrovascular Disease. Lung perlakuan. Kelompok A, mendapat latihan kontinu & insol, kelompok B mendapat latihan kontinyu, kelompok C mendapatkan insol saja
Disease. In: Libby P, Bonow RO, Mann DL, Zipes DP (eds). D, Grant BJ. Adhesion Molecules in Patients with
Braunwald’s Heart Disease A Textbook of Cardiovascular Biology in Health and Disease. Vol 146. New York, NY: Coronary Artery Disease and Moderate-to-Severe sedangkan kelompok D mendapatkan perlakuan edukasi. Tahap ketiga: selama 7 hari fase Armina dilakukan pengamatan/pemeriksaan
Medicine. 8th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier. 2008. Marcel Dekker; 2000: 385-414. Obstructive Sleep Apnea. Chest 2002; 121: 1541-47. terhadap terjadinya kelelahan. Penilaian kelelahan dilakukan menggunakan kuesioner dan selanjutnya dihitung skor kelelahan subyek
pp: 1915-21. 18. Bradley TD, Tkacova R, Hall MJ, et al. Augmented 34. Steiner S, Jax T, Evers S, Hennersdorf M, Schwalen A, studi. Hasilnya Kelompok A mempunyai skor kelelahan paling rendah yaitu sebesar 15,26 + (2,56). Program latihan kontinyu dan penggu-
3. Douglas NJ. Sleep Apnea. In: Fauci AS, Braunwald E, Sympathetic Neural Response to Stimulated Obstructive Straner BE. Altered Blood Rheology in Obstructive naan insol (perlakuan kelompok A) dapat mencegah kelelahan pada fase Armina.
Kasper DL, et al (eds). Harrison’s Principles of Internal Apnea in Human Heart Failure. Clin Sci 2003; 104: 231-8. Sleep Apnea as A Mediator of Cardivascular Risk.
Medicine. 17th ed. USA: McGraw Hill. 2008.pp:1665-8. 19. Xie A, Skatrud JB, Puleo DS, Morgan BJ. Exposure to Cardiology 2005; 104: 92-96.
4. Hamilton GS, Solin P, Naughton MT. Obstructive Sleep Hypoxia Produces Long-Lasting Sympathetic Activation 35. Gami AS, Caples SM, Somers VK. Obesity and Obstructive Kata kunci: Perlakuan, skor kelelahan, latihan kontinyu, pes planus, insol.
Apnoea and Cardiovascular Disease. Intern. Med. J. in Humans. J Appl Physiol 2001: 91 (4): 1555-62. Sleep Apnea. Endocrinol Metab Clin North Am 2003;
2004; 34: 420–6. 20. Xie A, Skatrud JB, Crabtree DC, Puleo DS, Goodman BM, 32: 869.
5. Bradley TD, Floras JS. Obstructive Sleep Apnoea and its Morgan BJ. Neurocirculatory Concequences of Inte- 36. Narkiewicz K, Wolf J, Lopez-Jimenez F, Somers VK. PENDAHULUAN Safa dan Marwah sebanyak 7 kali pulang balik MATERI & METODE PENELITIAN
Cardiovascular Consequences. Lancet 2009; 373: 82–93. rmittent Asphyxia in Humans. J Appl Physiol 2000; 89 Obstructive Sleep Apnea and Hypertension. Curr Kelelahan, yaitu menurunnya respons jaringan dengan jarak 1 kali perjalanan adalah 400 Penelitian dilakukan sebelum keberangkatan
6. Shamsuzzaman AS, Gersh BJ, Somers VK. Obstructive (4): 1333-9. Cardiol Rep 2005; 7: 435. terhadap stimulus yang tetap atau dibutuhkan- meter seluruh jarak yang ditempuh pada saat haji dan di tanah suci (fase Armina). Subyek ada-
Sleep Apnea: Implication for Cardiac and Vascular 21. O’Driscoll DM, Kostikas K, Simonds AK, Morrell MJ. 37. Brown DL. Sleep Disorders and Stroke. Semin Neurol
nya stimulus yang lebih besar untuk mem- Sa’i sejauh 2800 meter. Total kegiatan tawaf lah calon jamaah haji Jakarta Timur sebanyak
Disease. JAMA 2003; 290: 1906. Occlusion of the Upper Airway Does not Augment 2006; 26: 117.
produksi suatu respons.1 Selama berlangsung- dan sa’i saja belum termasuk perjalanan dari 1920 orang. Tahap pertama dilakukan peme-
7. Bradley TD, Floras JS. Sleep Apnea and Heart Failure Part I: the Cardiovascular Response to Arousal from Sleep 38. Gami AS, Pressman G, Caples SM, et al. Association of
Obstructive Sleep Apnea.Circulation 2003; 107:1671-78. Atrial Fibrillation and Obstructive Sleep Apnea. Circu- nya pelaksanaan ibadah haji tidak ada satu tempat tinggal pemondokan ke mesjid, di- riksaan sidik tapak kaki untuk menentukan
in Humans. J Appl Physiol 2005:98 (4): 1349-55.
8. Floras JS. Hypertension, Sleep Apnea, and Atherosclerosis. lation 2004; 110: 364. pun kegiatan ritual haji yang tidak menggu- perlukan kemampuan minimal berjalan kaki pes planus; cara yang mudah adalah dengan
22. Bradley TD, Hall MJ, Ando S, et al. Hemodynamic Effects
Hypertension 2009; 53: 1-3. of Stimulated Obstructive Apnea in Humans with and 39. Yaggi HK, Concato J, Kernan WM, et al. Obstructive nakan fisik. Faktor kelelahan akibat aktivitas fisik berkisar 2800 meter ditambah 1400 meter = menggunakan sidik tapak kaki. Hal ini dapat
9. Young T, Shahar E, Nieto FJ, et al. Predictors of Sleep-Disor- without Heart Failure. Chest 2001; 119: 1827-35. Sleep Apnea as a Risk Factor for Stroke and Death. yang tinggi dapat menjadi salah satu faktor 4200 meter. Padahal kegiatan yang dilakukan diperoleh dengan cara melapisi telapak kaki
dered Breathing in Community-Dwelling Adults: The N Engl J Med 2005; 353: 2034. penyebab meningkatnya angka kesakitan dan jemaah haji minimal 3 kali untuk rukun haji, dengan tinta stempel. Subyek lalu diminta
23. Lavie P, Lavie L, Dyugovskaya L. Increased Adhesion
Sleep Heart Health Study. Arch Intern Med 2002; 162: 40. Young T, Shahar E, Nieto FJ, et al. Predictors of Sleep- kematian pada jemaah haji, di samping faktor ditambah kegiatan di luar rukun haji. meletakkan kakinya pada secarik kertas putih
Molecules Expression and Production of Reactive
893-900. Disordered Breathing in Community-Dwelling Adults:
Oxygen Species in Leukocytes of Sleep Apnea Patients. penyebab lainnya.2-4 dan berdiri dengan beban tubuh sepenuhnya
10. Duran J, Esnaola S, Rubio R, Iztueta A. Obstructive Sleep The Sleep Heart Health Study. Arch Intern Med 2002;
Am J Respir Crit Care Med 2002; 165: 934-39. Fase terberat selama pelaksanaan ibadah haji di atas kertas tadi. Subyek kemudian diminta
Apnea-Hypopnea and Related Clinical Features in a 162: 893.
24. Schulz R, Mahmoudi S, Hattar K, et al. Enhanced Release Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya adalah ketika mereka berada di Arafah-Mina untuk memindahkan telapak kaki dari kertas
Population-Based Sample of Subject Aged 30 to 70 yr. 41. Littner MR. Portable Monitoring in the Diagnosis of
of Superoxide from Polymorphonuclear Neutrophils kelelahan pada jamaah haji Indonesia antara (Armina). Ibadah yang dilaksanakannya pun putih dengan sekali gerakan dan tidak boleh
Am J Respir Crit Care Med 2001; 163: 685-89. Obstructive Sleep Apnea Syndrome. Semin Respir Crit
in Obstructive Sleep Apnea. Impact of Continuous lain faktor umur, jenis kelamin, status gizi, jenis merupakan syarat sahnya haji yang tidak boleh diulang sampai cap kaki menjadi kering.
1. Ip MS, Lam B, Lauder IJ, et al. A Community Study of Care Med 2005; 26: 56.
Positive Airway Pressure Therapy. Am J Respir Crit Care
Sleep-Disordered Breathing in Middle-Aged Chinese 42. Giles TL, Lasserson TJ, Smith BJ, et al. Continuous pekerjaan dan bentuk sidik tapak kaki. Faktor digantikan oleh orang lain dalam menunaikan-
Med 2000; 162: 566-70.
Men in Hong Kong. Chest 2001; 119:62-9. Positive Airways Pressure for Obstructive Sleep lain yang mempengaruhi adalah lingkungan nya (wukuf). Melempar jumrah juga membu- Dari 1920 subyek penelitian, 196 terindentifi-
25. Ridker PM, Rifai N. Inflammatory Markers and Coronary
12. Young T, Skatrud J, Peppard PE. Risk Factors for Obstruc- Apnoea in Adults. Cochrane Database Syst Rev 2006; yang tidak sama dengan lingkungan tanah air, tuhkan aktivitas fisik yang tinggi karena para kasi pes planus. Sebanyak 24 orang tidak me-
tive Sleep Apnea in Adults. JAMA 2004; 291: 2013-16. Heart Disease. Curr Opin Lipidol. 2002; 13: 3383-9. (1): CD001106.
26. Yokoe T, Minoguchi K, Matsuo H, et al. Elevated Level
seperti suhu dan kelembaban.5 Belum lagi jarak jamaah harus berjalan minimal 12 km. lanjutkan penelitian. Tahap kedua, pada 172
13. Peppard PE, Young T, Palta M, Dempsey J, Skatrud J. 43. Kaneko Y, Floras JS, Usui K, et al. Cardiovascular Effects
of C-Reactive Protein and Interleukin-6 in Patients pemondokan yang relatif jauh dari Masjidil Haram. orang dilakukan randomisasi blok dengan
Longitudinal Study of Moderate Weight Change and of Continuous Positive Airway Pressure in Patients
with Obstructive Sleep Apnea Syndrome are Decreased Sebenarnya, faktor kelelahan pada jamaah match pairing berdasarkan umur, jenis kelamin,
Sleep-Disordered Breathing. JAMA 2000; 284:3015-21. with Heart Failure and Obstructive Sleep Apnea. N
14. Ryan CM, Bradley TD. Pathogenesis of Obstructive by Nasal Continuous Positive Airway Pressure. Circu- Engl J Med 2003; 348: 1233. Setiap jemaah haji dituntut untuk mampu ber- haji dapat dideteksi. Tentunya bila ada nilai status gizi, dan derajat pes planus. Diperoleh
Sleep Apnea. J Appl Physiol 2005; 99: 2440-50. lation 2003; 107: 1129-34. 44. Marin JM, Carrizo SJ, Vicente E and Agusti AG. jalan sejauh +12 km. Tawaf dilakukan 7 kali skor kelelahan. Sehingga bagi para jamaah 44 orang untuk kelompok A yang mendapat-
15. Li KK, Kushida C, Powell NB, Riley RW, Guilleminault 27. Ryan S, Taylor CT, Mc Nicholas WT. Selective Activation Long-term Cardiovascular Outcomes in Men with putaran mengelilingi Ka’bah, di lingkaran ter- yang mempunyai risiko tinggi (nilai tinggi) kan perlakuan program latihan kontinyu dan
C. Obstructive Sleep Apnea Syndrome: A Comparison of Inflammatory Pathways by Intermittent Hypoxia Obstructive Sleep Apnea-Hypopnea with or without dekat diperlukan kemampuan berjalan 7 x dapat dipisahkan dari jamaah lain atau diberi penggunaan insol, 43 orang di kelompok B yang
Between Far-East Asian and White Men. Laryngoscope in Obstructive Sleep Apnea Syndrome. Circulation Treatment with Continuous Positive Airway Pressure: 200 meter = 1400 meter. Sa’i membutuhkan arahan agar dapat beribadah optimal, namun mendapatkan perlakuan program latihan kon-
2000; 110: 1689-93. 2005; 112: 2660-67. An Observational Study. Lancet 2005; 365: 1046 kemampuan berjalan dan berlari kecil antara terhindar dari sakit dan kematian. tinyu saja, 42 orang di kelompok C yang men-

C DK 1 8 4 / Vo l. 38 no. 3/A p r i l 2011 201 202 C D K 1 8 4 / V o l . 3 8 n o . 3 / Ap r il 2 0 1 1

Anda mungkin juga menyukai