Korelasi Antara Intensitas Mengikuti Kegiatan Kepramukaan Dengan Kecerdasan Emosional Mahasiswa Di Racana Stain Salatiga
Korelasi Antara Intensitas Mengikuti Kegiatan Kepramukaan Dengan Kecerdasan Emosional Mahasiswa Di Racana Stain Salatiga
SKRIPSI
Oleh:
SLAMET NURHADI
12106018
JURUSAN TARBIYAH
SALATIGA
2011
i
ii
KORELASI ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI KEGIATAN
KEPRAMUKAAN DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA
DI RACANA STAIN SALATIGA
SKRIPSI
Oleh:
SLAMET NURHADI
12106018
JURUSAN TARBIYAH
SALATIGA
2011
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
NIM : 12106018
Jurusan : Tarbiyah
Pembimbing,
iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN
Slamet Nurhadi
12106018
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Persembahan
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Kedua orang tuaku yang sangat aku cintai dank u ta’dhimi (bapak T.Abdul azis dan ibu Marpuatun)
karena dengan bimbingan,arahan, dan do’a-do’a beliaulah aku bisa menjadi yang terbaik.
Yang telah memberikan do’a dan dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini.
Bapak Drs.bahroni, M.Pd. yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk
Seluruh dosen dan karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepadaku,
seperti sekarang ini. Aku hanya bisa berucap jazakumullahu khoiral jaza’jaza’an katsiron . Tak lupa
kepada seluruh teman-teman dan para aktifis KAMPUS STAIN Salatiga terimakasih atas
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi, yang telah memberikan
dengan baik. Sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada Rasulullah SAW.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat
guna memperoleh gelar sarjana pendidikan islam. Adapun judul skripsi ini adalah:
Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah
memberikan dorongan serta dukungan moral dan materi. Dengan segala kerendahan
2. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Kaprodi Pendidikan Agama Islam STAIN
Salatiga
3. Drs. Bahroni, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan
5. Kedua orang tua saya T. Abdul Azis dan Ibu Marpuatun yang selalu memberikan
restu.
viii
8. Kakak dan adikku yang telah memberi dorongan sepenuhnya kepada penulis,
9. Semua pihak yang telah membantu dan belum dapat penulis sebutkan satu per
satu
Penulis tidak dapat memberikan balasan yang sesuai, penulis hanya dapat
memohon kepada Allah semoga senantiasa diberi pahala yang berlimpah dan mudah-
mudahan Allah selalu menambah rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis dan
mereka semua. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca pada umumnya
Penulis
ix
SKRIPSI
DISUSUN OLEH
SLAMET NURHADI
NIM: 12106018
x
ABSTRAK
xi
BAB I
PENDAHULUAN
dapat dielakkan dalam usaha menuju cita-cita suatu masyarakat yang adil
terjadi korelasi sosial dengan serba cepat dan membentuk nilai kehidupan
(Kartini, 1992: 5). Masalah utama yang muncul dalam masyarakat adalah
dan tentu saja sangat berlawanan dengan hakikat manusia yang diciptakan
1
Tuhan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan
menjadi musuh bagi orang lain sehingga yang terlihat hanyalah adanya gejala
keuntungan bagi diri sendiri. Saraswati menyatakan bahwa banyak kasus yang
memperlihatkan seseorang semakin cuek, acuh tak acuh, dan egois ketika
2
Agar tercapai perubahan perilaku yang diharapkan, gerakan Pramuka
kode kehormatan yang disesuaikan dengan usia Pramuka (peserta didik) kode
kehormatan tersebut dalam bentuk janji (Trisatya) dan dalam bentuk ketentuan
dalam bentuk kegiatan yang mengarah pada pembentukan watak plus skill/
Keunikannya paling tidak dapat dilihat dari beberapa segi, pertama, Pramuka
adalah mahasiswa yang secara fisik, psikis dan intelektual sudah cukup
matang. Dari segi usia pada umumnya Pramuka di perguruan tinggi (PT)
berkisar antara umur 18-25 tahun. Jadi mereka sudah berada pada golongan
merupakan salah satu komponen bangsa. Ini artinya bahwa apa yang dialami
atau menimpa bangsa ini juga dialami oleh Pramuka. Jadi Pramuka bukanlah
3
manusia- manusia steril dari perkembangan yang ada di masyarakat, karena
mereka juga bagian tak terpisahkan dari masyarakat bangsa secara luas.
Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala), Stain Sport Club (SSC), dan masih
banyak lagi. Wadah kegiatan mahasiswa yang beraneka ragam ini sangat baik
dirinya sesuai dengan bakat dan minat masing- masing. Disamping itu,
Tri Darma perguruan tinggi yaitu, Pendidikan dan Pengajaran, penelitian dan
4
Hidup di era sekarang hanya berbekal pada kemampuan Intellektual
Quetion (IQ) saja tidak cukup, sebab kecerdasan Intellektual Quetion (IQ)
hanyalah salah satu dimensi dari potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia
oleh faktor- faktor lain. Diantara yang terpenting adalah kecerdasan emosi
(emotional quotient).
mengenali perasaan diri sendiri dari dan perasaan orang lain. Kemampuan
mengenali perasaan diri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada
diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain (Golmen, 2000: 512).
menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan korelasi
5
November, 2010 pukul 19.00 WIB). Kecerdasan emosi menuntut pemilikan
perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang
atau saat mengambil keputusan, dan yang paling penting dalam kepramukaan
Racana, karena memandang Racana adalah wadah gerakan Pramuka yang ada
tersebut.
6
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Salatiga.
7
D. Hipotesis Penelitian
terhadap masalah yang diteliti yang dirumuskan atas dasar terkaan atau
Salatiga”.
E. Kegunaan Penelitian
a. Manfaat teoritis.
informasi bagi peneliti lain yang akan meneliti dan atau mengembangkan
pada mahasiswa.
b. Manfaat praktis
Ketua, Pembantu Ketua I, Pembantu Ketua II, Pembantu Ketua III, Ketua
8
Jurusan, Ketua Progdi, Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan,
F. Definisi Operasional
berikut:
1. Intensitas
dan tenaga yang dikerahkan untuk melakukan suatu usaha. Dalam hal ini
9
2. Kepramukaan
pembentukan watak.
3. Emosional
yang timbul dari kesungguhan atau kebulatan tenaga yang dihimpun untuk
10
G. Metode Penelitian
adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsini, 1993: 117),
dan putri.
11
Menurut Suharsimi Arikunto (1993: 120), jika populasi lebih
penelitian ini sebanyak 15 % dari 341 anggota putra dan putri, yaitu 34
a. Observasi
b. Interview
12
c. Angket
mahasiswa.
d. Dokumentasi
5. Instrumen Penelitian
13
Untuk lebih jelasnya variabel yang akan menjadi acuan
a) Kesadaran diri
b) Pengaturan diri
c) Motivasi
d) Empati
e) Ketrampilan sosial
6. Analisis Data
a. Analisis Pendahuluan
selanjutnya.
14
b. Analisis Uji Hipotesis
x y
xy
r xy N
2 x 2 2 y 2
x y
N N
Keterangan :
N : jumlah sampel
: sigma (jumlah)
keseluruhan.
15
Selanjutnya bab demi bab secara garis besar sebagai berikut :
Emosional.
tentang :
kegiatan Pramuka.
penelitian.
prasarana.
16
B. Keadaan khusus atau data tentang intensitas kepramukaan dan
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
dan untuk kaum muda atas dukungan dan bimbingan orang dewasa (Rivai,
1999: 23).
1999: 45).
fisik, intelektual, emosi, sosial dan spiritual sebagai individu dan sebagai
18
luas sebagai suatu proses pembinaan sepanjang hayat yang
mandiri, peduli, bertanggung jawab dan berpegang teguh pada nilai dan
masyarakat.
penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya, bagi peserta didik dibantu
b. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya.
19
Metode kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui:
disamping sandi- sandi yang dua lagi, yakni belajar hidup bersama,
20
hidup dengan orang-orang lain. dan belajar menjadi seseorang,
dalam Pancasila, maka ia tidak akan tinggal diam sebelum sila- sila
21
Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya berbunyi:
Dasadarma
Pramuka itu:
22
ِ ِْ واتَّ ُقوا الَّ ِذي خلَ َق ُكم و
َ اْلبِلَّةَ الََّول
)84 : َ (الشعراء َْ َ َ
dalam masyarakat.
2. Pramuka cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Disini jelas,
ini, baik benda mati apalagi benda hidup, seperti firman Allah:
23
احْي ِو إِال ُ َُم ٌم ُ َْمََالُ ُك ْم َما ِ ِ ِ ِ َوَما ِم ْن َدابٍَّة ِِف ال َْر
َ َض َوال ََائ ٍر يَطريُ ِبَن
An‟am: 38)
juga bagian dari alam, dan Pramuka harus mencintai alam dan sesama
makhluk sosial. Ia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain,
hal ini tampak dalam kehidupan sehari-hari satu sama lain saling
suku, agama, ras dan sebagainya. Jika seseorang mencintai atau kasih
sebagainya.
24
3. Pramuka patriot yang sopan dan kesatria. Seorang Pramuka adalah
)26-25 : (التوبة
sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu,
orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu
25
Seorang Pramuka adalah pembela tanah air yang tidak boleh
al-Anfal ayat 1 :
26
ِ ُول فَاتَّ ُقوا اللَّو و
ِ الرس ِ ِ ُ ك ع ِن الَنْ َف ِال قُ ِل الَنْ َف
ات
َ َلل ُحوا َذ
ْ َ َ ُ َّ ال للَّو َو َ َ َيَ ْسأَلُون
ِِ ِ ِ
َ بَْين ُك ْم َوََُ ُيعوا اللَّوَ َوَر ُسولَوُ إِ ْن ُكْنتُ ْم ُم ْؤمن
)1: َ (االنفال
Allah dan Rasul, sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah
Anfal : 1)
ِ َ ت فَظِّا َغلِي ِِ ٍِ
َ ُّوا ِم ْن َح ْول
ك ِ ْظ الْ َقل
ُّ ب النْ َف َ فَبِ َما َر ْْحَة م َن اللَّو لْن
َ ت ََلُ ْم َولَْو ُكْن
dan takwa, dan jangan tolong- menolong dalam berbuat dosa dan
Dalam hal ini dijelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 156 sebagai
berikut:
28
)156 :صيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَِّو َوإِنَّا إِلَْي ِو َر ِاج ُعو َن (البقرة
ِ الَّ ِذين إِ َذا َُلابْتهم م
ُ ُْ ََ َ
Baqarah : 156)
dapat dijadikan untuk mencari nafkah kelak, hal ini dijelaskan dalam
حد ثنا ابن وىب عن يونس عن ابن شهاب قال قال: حدشا سعيد بن عفري قال
يقول من يرد اهلل.م.ْحيد بن عبد الرْحن مسعت معاويةخطيبا يقول مسعت النىب ص
بو خريا يفقهو ِف الدين وامنا ُنا قاسم واهلل يعطى وان تزال ىذه اال مة قا ئمة على
Telah bercerita kepada kita Said Bin „ufar berkata, bercerita kepada
kita Ibnu Wahab dari Yunus dari Ibnu Syihab berkata: berkata
29
seseorang kebaikan, karena trampil (profesi) dalam beragama dan
ِ ِ
)11:ورا(اال نسان
ً َُّرًة َو ُس ُر
ْ َاى ْم ن َ اى ُم اللَّوُ َشَّر َذل
ُ ك الْيَ ْوم َولََّق ُ َفَ َوق
ِ ِ ِ ِ َّ َ وابْن ِ ِ ِ
َ إ َّن الْ ُمبَ هذر.السب ِيل َوال تُبَ هذ ْر تَ ْبذ ًيرا
ين َ َ َ َوءَات َذا الْ ُق ْرََب َح َّقوُ َوالْم ْسك
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah
dalam masyarakat.
pramuka itu berbuat sesuatu dengan ketekunan dan sesuai aturan, maka
likunya itu.
31
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah
Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu
103).
مسعت النعمان بن,حد ثنا ابو نعيم حد ثنا زكريا عن عامر قال مسعتو يقول
قال رسول اهلل للى اهلل عليو وسلم ترى اامؤمنَ ىف تراْحهم:بشري يقول
) (رواه البخارى.بالسهرواحلمى
32
Telah bercerita kepada kita Abu Nu‟im bercerita kepada kita
Zakaria dari Amir berkata, saya mendengar dari Nu‟man Bin Basyir
anggota dari tubuh itu, maka ikut menderita pula keseluruhan tubuh
ب َسلِي ٍم (الشعراء
ٍ ) إِال َم ْن َُتَى اللََّو بَِقْل88() َيْوَم ال َيْنَف ُع َم ٌال وال َبنُو َن87(وال ُُتِِْزِن َيْوَم يُْب َعَُو َن
َ َ
.)89-88:
(yaitu) di hari harta dan anak- anak laki- laki tidak berguna, (yang
beruntung) hanyalah orang yang datang kepada Allah dengan hati yang
menjadi penonton.
c. Sistem berkelompok
didik.
memiliki.
34
Tanda kecakapan menunjukkan ketrampilan dan kecakapan
putera dibina oleh pembina putera, kecuali perindukan siaga, sistem ini
h. Sistem among
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, peduli terhadap bangsa dan
tanah air, sesama hidup dan alam seisinya, peduli terhadap diri
35
terbuka, sistem tanda kecakapan, sistem satuan terpisah untuk putera
1998: 10).
menjadi:
yang telah dipersiapkan sejak dari masa siaga dan penggalang secara
(Kwarnas, 1998: 9)
(Kwarnas, 1997: 5)
37
alam, ketrampilan, ketangkasan, penanggulangan keadaan darurat,
dengan nilai tambah tidak sama sebangun dengan aslinya, meskipun hal-
hal yang universal tetap diterima, seperti prinsip dasar, metode dan
persaudaraan sedunia.
38
Karena orientasi gerakan Pramuka- pun bergeser secara berangsur-
yang universal.
a. Pramuka Siaga
b. Pramuka Penggalang
39
3) Gladian Pemimpin Regu: Ditingkat gugus depan, ranting, cabang,
ranting.
40
7) Pertemuan Pramuka Luar Biasa (PLB): Diadakan pada tingkat
penyelenggaraan kepramukaan.
perubahan tidak dapat dilaksanakan secara drastis. Saat ini intensitas dan
f. Kursus Andalan
h. Pelatihan Ketrampilan
41
Disamping kursus- kursus forum diadakan untuk saling bertukar dan
Akar kata emosi adalah kata lia motere yang artinya bergerak. Emosi
perasaan yang kuat seperti bahagia, sedih, hormat, benci atau cinta,
yang menyeluruh
42
emosional kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri
berdoa.
lingkungan.
43
Golmen (1999: 412), juga merumuskan bahwa emosi merujuk pada
1996 oleh psikolog Peter Solovy dari Harvard University dan John Mayer
(Shapiro, 1997: 5). Solovy dan Mayer yang dikutip oleh Golmen (1999:
Menurut Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakir (2001: 317), yaitu pakar
tenang, sabar, tabah ketika mendapat musibah dan berterima kasih ketika
mendapat kenikmatan.
kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri,
dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan
44
Adapun menurut Robert K. Cooper, Ph.D yang dikutip oleh
dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber
nilai-nilai kita yang paling dalam. Mengubahnya dari sesuatu yang kita
fakir menjadi sesuatu yang kita rasakan dan kita jalani. Hati adalah
yang serba praktis dan adaptif. Kreatif bukan hasil final IQ semata.
Emosi dan pikiran adalah dua bagian dari satu keseluruhan. IQ dan
45
Kecerdasan emosional bukan merupakan lawan kecerdasan
masyarakat.
1999: 514).
langkah awal yang penting untuk menjelajahi dan memahami diri dan
untuk berubah.
yaitu :
46
c) Mengetahui bagaimana perasaan mereka mempengaruhi kinerja
sendiri.
“keberadaannya”.
47
Pengendalian emosi oleh diri sendiri tidak hanya berarti
meredam rasa tertekan atau menahan gejolak emosi. Ini juga bisa
b) Tetap teguh, tetap positif dan tidak goyah bahkan dalam situasi
48
3) Sifat bersungguh- sungguh
mereka.
masalah
5) Adaptasi
dengan keadaan
menghadapi konflik.
49
Istilah pengendalian diri sama juga dengan sabar, jika sabar
)351 :
c. Motivasi
sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan, dengan tujuan
tertentu.
motivasi, yaitu:
50
c) Mencari informasi sebanyak- banyaknya guna mengurangi
penting
bernuansa petualangan.
kegagalan
51
c) Memandang kegagalan atau kemunduran sebagai situasi yang
d. Empati
52
Ada 5 kecakapan utama empati yaitu :
dengan baik.
orang lain.
kesetiaan anggota.
53
d) Menghayati perspektif anggota, bertindak sebagai penasehat
4) Mendayagunakan keragaman
antar kelompok
5) Kesadaran politik
54
Ketrampilan sosial, yang makna intinya adalah seni menangani
antara lain:
2) Komunikasi
55
c) Menganjurkan debat dan diskusi secara terbuka
4) Kepemimpinan
perjuangan ini
lain
56
emosional ini lebih penting bagi keberhasilan hidup ketimbang
kesempatan bagi orang tua dan para pendidik untuk melanjutkan apa yang
sudah disediakan oleh alam agar anak mempunyai peluang lebih besar
orang tua yang paling penting adalah mendengarkan anak- anaknya, bukan
mengenai emosi dapat berfungsi sebagai sebuah sarana bagi orang tua
antara orang tua dengan anak harus senantiasa menjaga harga diri kedua
belah pihak, orang tua merasa berusaha berempati dengan anak- anak
mereka, artinya merasakan apa yang dirasakan oleh anak mereka, begitu
57
ditentukan oleh emosi yang dapat merangsang motivasi atau sebaliknya
norma tingkah laku serta budi dalam pergaulan sosial ini dapat
keluarga atau orang tua, sekolah dan kegiatan di luar keluarga atau
lanjutan dari apa yang telah anak peroleh dari keluarga. Ketiganya
kegiatan lain.
Masa remaja dikenal dengan masa storm and stress dimana terjadi
pertumbuhan secara psikis yang bervariasi. Pergolakan emosi ini terjadi pada
remaja yang tidak terlepas dari bermacam korelasi, seperti lingkungan tempat
58
yang dilakukannya dalam kehidupan sehari- hari (Mu‟tadiri, www.e
yang diharapkan oleh kelompok dari padanya dan kemudian mau membentuk
perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus dibimbing, diawasi,
konsep moral yang berlaku khusus dimasa kanak-kanak dengan prinsip moral
yang berlaku umum dan merumuskannya ke dalam kode moral yang akan
pasca konvensional harus dicapai selama masa remaja. Tahap ini merupakan
tahap menerima sendiri sejumlah prinsip dan terdiri dari dua tahap. Tahap
pertama individu yakin bahwa harus ada kelenturan dalam keyakinan moral
kedua individu menyesuaikan diri dengan standar sosial dan ideal yang
daripada sensor sosial. Pada tahap ini moralitas didasarkan pada rasa hormat
kepada orang-orang lain dan bukan pada keinginan yang bersifat pribadi.
59
yaitu, mengenali emosi diri, mengelola emosi, motivasi diri sendiri, mengenal
Mengenal emosi diri, istilah ini menurut Mayer disebut kesadaran diri
berarti waspada baik terhadap Suasana hati maupun pikiran kita tentang
suasana hati (Golmen, 1999: 58), Steven dan Howard menambahkan bahwa
ranah intra pribadi terkait dengan apa yang biasanya disebut sebagai inner –
diri sendiri dan prestasi dalam hidup, sukses dalam ranah mengandung arti
bahwa seseorang bisa hidup dan mandiri, tegas dan memiliki rasa percaya diri
perilaku yang berpotensi membuat dirinya dijauhi orang lain (Golmen, 1999:
58).
yang dibawa oleh sang nasib, dan bukannya menjadi “budak nafsu”,
60
terciptalah kebosanan dan jarak bila emosi tak dikendalikan, terlampau
ekstrem dan terus menerus, emosi akan menjadi sumber penyakit, seperti
sebagai berikut :
d. Optimisme, dan;
akan cenderung memiliki pandangan yang positif dan menilai segala sesuatu
2011).
memahami pikiran, menyelami perasaan dan sikap orang lain, serta berfikir
emosi yang dialami orang lain. Menurut Steven dan Howard (2003: 139),
“individu yang mempunyai empati tinggi akan peduli pada orang lain dan
61
Pramuka mempunyai peranan dalam meningkatkan intelegensi, salah
satu bentuk kecerdasan ini yaitu berkaitan dengan kepribadian kita sebagai
seorang remaja.
one self dan knowledge of others (Naila, 2007: 259). Pertama, knowledge of
one self menekankan bagaimana kecerdasan seseorang itu dalam sosok yang
mandiri, dari sini pasti sudah yakin bahwa kepramukaan mendidik seseorang
menjadi remaja yang mandiri, seperti pada saat kita hidup di alam bebas,
tanpa adanya fasilitas, kita bisa berlatih untuk mandiri. Kedua, knowledge of
others yaitu kecerdasan seseorang untuk dapat memahami dan hidup bersama
orang lain. Dalam hal ini kepramukaan pun amat berperan dalam
menanamkan sikap peduli kita terhadap masyarakat sekitar bahkan tak hanya
perkataan, merupakan isi dari dasa darma, oleh karena itu pembinaan gerakan
anggotanya.
62
Mahasiswa perguruan tinggi sebagai Pramuka pandega memiliki
tuntutan dan kewajiban yang spesifik dalam kegiatan yang diikutinya selain
kode etik yang harus diamalkan aktivis gerakan Pramuka. Pramuka juga
pendega, kegiatan Pramuka meliputi bina diri, bina satuan dan bina
masyarakat. Kegiatan bina diri, kegiatan ini berkaitan dengan diri pribadi
Bina satuan salah satu kegiatannya yaitu Gladian Pimpinan Pandega (GPP)
kegiatan ini dipegang bidang sosial agama seperti yang dilaksanakan di desa
AL- Qur an (TPA). Salah satu darma Pramuka ini menunjukkan bahwa setiap
orang lain dalam kehidupan sehari- hari, seperti pendidikan “SAR” yang ada
63
di Racana STAIN Salatiga ini, diusahakan untuk membantu korban baik
sistem kelompok. Keadaan ini akan menstimulasi adanya kerja sama, jujur,
rasional dan kecerdasan emosional, tidak hanya oleh IQ. Tetapi justru
komitmen tinggi, hormat dan mau bergaul, tolong menolong dan lain-lain.
emosionalnya.
64
BAB III
nama Racana IAIN Walisongo logo sama dengan Racana IAIN Walisongo
akan tetapi bertuliskan Salatiga, dan Ketua Pertama Racana Putra oleh Kakak
Drs. Abdul Syukur, M.Si untuk Ketua Racana Putri oleh Dra. Astuti Sakdiyah.
kegiatannya, apabila organisasi tersebut tidak ada yang mengurus, maka dari
itu untuk mengatur jalannya kegiatan yang lebih terarah setiap organisasi
struktur organisasi Dewan Racana STAIN Salatiga pada tahun 2010/ 2011
65
Tabel I
SEKSI BIDANG
kegiatan agar setiap kegiatan dapat berjalan sesuai harapan dan terpenuhi
secara baik dan mudah, maka dari itu racana STAIN Salatiga membutuhkan
66
baik sarana maupun prasarana adapun sarana prasarana Racana STAIN
Tabel II
3 Almari 3 Baik
4 Etalase 1 Baik
5 Tv 1 Baik
6 Meja 3 Baik
12 Tenda 5 Baik
13 Dispenser 1 Baik
67
15 Bendera Racana 2 Baik
17 Sajadah 5 Baik
18 Mukena 3 Baik
19 Sarung 2 Baik
B. Penyajian Data
2010 sebagai anggota Racana STAIN Salatiga seperti dalam tabel III.
Tabel III
8 Maliki 2008
9 Maryono 2008
68
10 Winda Iriani 2008
13 Khozin 2008
14 Paryono 2008
21 Mudrikah 2008
29 Nurrokhim 2009
30 Hadiatun 2009
32 M Fadhil 2009
69
33 M Arief Mufti Habibi 2009
41 M. Mahfud 2009
45 M Syarifudin 2009
47 Khozin 2009
50 M Dyiauddin 2009
70
56 Teguh Evendi Yusup 2009
68 Nayla M 2009
73 Trioyono 2010
71
79 Siti Maskiyah 2010
80 M Taufik 2010
83 Sa’idah 2010
90 Mahfudhoh 2010
91 Darmi 2010
94 Miftahuddin 2010
99 M Zainuddin 2010
72
102 Noor Aziz Kurniawan 2010
dan 2010 jumlah baik putra maupun putri, yang mana diambil dari mahasiswa
mahasiswa. Adapun hasil dari angket yang diisi oleh responden akan diurai
73
BAB IV
ANALISIS DATA
Pembahasan tentang hasil penelitian ini akan penulis sajikan dari penyebaran
b. Pengujian hipotesis
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti di bawah ini akan disajikan data
74
Tabel IV
NO X NO X NO X NO X NO X
75
19. 60 40. 68 61. 69 82. 68 103. 58
analisis, yaitu menentukan kualifikasi dan interval nilai dengan cara menentukan
range :
R = H-L+1
Keterangan :
R : range
H : nilai tertinggi
L : nilai terendah
R = 78-48+1
= 31
Range
i
Jumlah int erval
31
i
4
= 7.75
76
Dengan demikian dapat diperoleh kualifikasi dan interval nilai seperti
Tabel V
No Interval Intensitas
1 48-55 Rendah
2 56-63 Cukup
3 64-71 Baik
4 72-79 Tinggi
x
Mx
N
6969
Mx
105
= 66.37
baik yaitu berada pada interval 66-71 dengan nilai rata-rata 66,37.
77
2) Data tentang Pembentukan Kecerdasan Emosional Mahasiswa
Tabel VI
NO Y NO Y NO Y NO Y NO Y
78
15. 66 36. 64 57. 63 78. 58 99. 67
R = H-L+1
R = 70-45+1
= 26
Range
i
Jumlah int erval
26
i
4
= 6.5
79
Dengan demikian dapat diperoleh kualifikasi dan interval nilai
Tabel VII
No Interval Keterangan
1 45-51 Rendah
2 52-58 Cukup
3 59-65 Baik
4 66-72 Tinggi
y
My
N
6147
My
105
= 58,54285714
kategori cukup yaitu berada pada interval 52- 58 dengan nilai rata- rata
58,54.
80
B. Pengujian Hipotesis
Untuk memudahkan dalam analisis regresi dengan skor mentah ini maka
perlu dibuat tabel kerja regresi intensitas mengikuti kegiatan kepramukaan dan
bawah ini:
Tabel VIII
81
9. 58 56 3364 3136 3248
82
31. 78 70 6084 4900 5460
83
53. 53 46 2809 2116 2438
84
75. 64 59 4096 3481 3776
85
97. 67 63 4489 3969 4221
N = 105
x = 6969
y = 6147
x2 = 467919
y2 = 364401
xy = 411687
86
Uji Koefisien Korelasi antara variabel X dengan Y
N (xy ) (x)(y )
rxy
{N .x 2 (x) 2 }{N . y 2 (y) 2 }
105(411687) (6969)(6147)
{105.4679919 (6969) 2 }{105.364401 (6147) 2 }
43227135 42838443
{49131495 48566961}{38262105 37785609}
388692
{564534}{476496}
388692
2.689981929
388692
518650.357
= 0.749429735
adalah:
ro = 0.749
rt = 0.195
Berarti = ro > rt
87
C. Pembahasan Hasil Penelitian
itu signifikan, maka harga rxy= 0.749 dapat di konsultasikan dengan table r-
teoretik dengan N= 105 atau derajat kebebasan db= 105- 2. Dari tabel r-
teoretik dengan N=105 (atau db=103) akan ditemukan harga r- teoretik pada
taraf signifikan 5% atau rt 5%= 0,195. Karena harga rxy sebesar 0, 749 maka
sangat signifikan.
kecerdasan emosional.
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Termasuk kategori baik yaitu pada interval 66-71 dengan nilai rata-rata
66,37
yang dapat membangun mental untuk bekal yang akan datang, kategori ini
cukup yaitu berada pada interval 52-58 dengan nilai rata-rata 58,54
pada taraf 5 % (0.195) sehingga ro> dari pada rt sehingga hipotesis yang
B. Saran-saran
89
1. Bagi Mahasiswa
intrakurikuler lain.
91
DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
xi
BAB II KAJIAN PUSTAKA
xii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 89
B. Saran-Saran ................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Al Hajj, Muslim bin, Imam Abi Husain, juz 4, Shahih Muslim Beirut Libanon, Darul
Al-Ulumiah, t.th.
At-Tirmidzi, Abi Isa Muhammad bin Isa bin Surah, Sunan At-Tirmidzi, (darul fikri,
Bairut, t.th
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta, cet. II, 1998.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid I, Yogyakarta : Andi Offset, cet XXIV,
1980.
Hajar, Imam Ahmad Bin Ali Bin, Juz 10, Fathul Bari, (Darul Ihya: Kitab
Al-Alhiyyah, Mesir, t.th
Moeliono, Anton M., dkk., Tim Penyusun Kamu Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta :
Balai Pustaka, 1994.
Shapiro, Lawrence E., Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak, Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama, 1997.