Anda di halaman 1dari 21

HASIL DAN ANALISIS NERACA BAHAN MAKANAN (NBM)

KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2015

Kabupaten Mojokerto terletak di antara 111°20’13” sampai dengan 111°40’47” bujur


timur dan antara 7°18’35” sampai dengan 7°47” lintang selatan. Secara geografis Kabupaten
Mojokerto tidak berbatasan dengan laut (pantai), hanya berbatasan dengan wilayah kabupaten
lainnya yaitu: sebelah utara dengan Lamongan dan Kabupaten Gresik, sebelah timur dengan
Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Pasuruan, sebelah selatan dengan kota Batu dan Kota
Malang, sebelah barat dengan Kabupaten Jombang. Sedangkan ditengah-tengah terdapat
wilayah Kota Mojokerto.

Luas wilayah Kabupaten Mojokerto adalah 969.360 Km2 atau sekitar 2,09% dari luas
Provinsi Jawa Timur, dengan rincian penggunaan areal Pemukiman 132,440 Km2, Pertanian
371,010 Km2, Hutan 289,480 Km2, Perkebunan 170,000 Km2, Rawa-rawa/waduk 0,490 Km2,
Lahan kritis 0,200 Km2, Padang rumput 1,590 Km2, Semak-semak/alang-alang 0,720 Km2.
Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Mojokerto ini dari tahun ke tahun mengalami
peralihan fungsi, misalnya lahan pertanian yang berubah fungsi menjadi lahan pemukiman,
pekarangan, bangunan dan lahan industri serta sebagian lagi dialihkan menjadi jalan.
Luas lahan untuk usaha pertanian seluruhnya 97.790 Ha, terdiri dari lahan sawah
seluas 36.777 Ha dan lahan bukan sawah 61.013 Ha. Dari luas lahan sawah tersebut terdapat
36.574 Ha (67,1%) berpengairan teknis. Sisanya adalah lahan sawah berpengairan setengan
teknis, sederhana, desa/non PU dan tadah hujan. Lahan sawah yang dapat ditanami padi
sebanyak dua kali luasnya tidak bertambah. Sebaliknya untuk luas lahan sawah yang hanya
dapat ditanami padi satu kali (24,33%).
Berdasarkan struktur tanahnya, wilayah Kabupaten Mojokerto cenderung cekung
ditengah-tengah dan tinggi di bagian selatan dan utara. Bagian selatan merupakan wilayah
pegunungan dengan kondisi tanah yang subur, yaitu meliputi Kecamatan Pacet, Trawas,
Gondang, dan Jatirejo. Bagian tengah merupakan wilayah dataran sedang, sedangkan bagian
utara merupakan daerah perbukitan kapur yang cenderung kurang subur

Topografi wilayah Kabupaten Mojokerto cekung di tengah dan tinggi di bagian


selatan dan utara. Bagian selatan merupakan wilayah pegunungan yang subur, meliputi
Kecamatan Pacet, trawas, Gondang dan jatirejo. Bagian tengah merupakan wilayah dataran,
sedangkan bagian utara merupakan daerah perbukitan kapur yang kurang subur. Sekitar 30%
dari seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto kemiringan tanahnya lebih dari 15 derajat,
sedangkan sisanya merupakan wilayah dataran dengan tingkat kemiringan lahan kurang dari
15 derajat. Letak ketinggian kecamatan-kecamatan di wilayah Kabupaten Mojokerto rata-rata
berada dibawah 500 m dari permukaan laut, kecamatan yang memiliki ketinggian tertinggi
adalah Kecamatan pacet, dimana ketinggiannya lebih dari 700 m dari permukaan laut.

Jumlah penduduk Kabupaten Mojokerto pada pertengan tahun 2014 jumlah penduduk
1.174.603 jiwa dan pada akhir Tahun 2014 sebanyak 1.186.497 jiwa. Dalam analis Neraca
Bahan Makanan (NBM) ketersedian per kapida, jumlah penduduk sebagai pembagi total
keersedian masing-masing komoditi digunakan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.

Kabupaten Mojokerto bukanlah daerah pertanian tetapi merupakan daerah industri,


hal ini terlihat pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2015 dimana sektor
industry menyumbang PDRB sebesar Rp. 27.874.153,0 sedangkan sector pertanian (termasuk
kehutanan dan perikanan) hanya sebesar 4.963.941,0. Hampir separuh PDRB sektor industri
diperoleh dari Industri Makanan dan Minuman, sehingga keberlanjutan industri ini perlu
didukung oleh perkembangan sektor pertanian.

4.1. Neraca Bahan Makanan (NBM) Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

4.1.1 Padi-padian

Produksi komoditi padi-padian yang terbesar adalah berasal dari padi sebesar 301.178
ton dan jagung sebesar 109.252 ton (Lampiran 1. Kolom 3). Hasil analisa neraca bahan
makanan setelah dikonversi kedua komoditi ini dapat menyediakan beras 173.173,30 ton dan
jagung sebesar 97.234,28 ton (Tabel 4.1). Selain dari kedua komoditi ini, juga disumbang
oleh keberadaan tepung gandum (terigu) sebesar 12.648,92 ton.

Tabel 4.1 Ketersediaan berbagai Komoditi Padi-padian serta Suplai Kalori, Protein
dan Lemak per Kapita di Kabupaten Mojokerto Tahun 2015
Ketersediaan per kapita/Per capita availability
Padi-padian Bahan
Gram/ Kalori Protein Lemak
(Cereal) (Ton) Kg/Th
Hari (kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
Padi gagang/gabah
Gabah/Beras 173.173,30 147,43 403,92 1.466,24 35,95 5,65
Jagung/Maize 97.234,28 82,78 226,80 724,61 18,78 7,96
Jagung basah/(muda) - - - - -
Gandum/Wheat -
Tepung Gandum 12.648,92 10,77 29,50 98,25 2,66 0,30
Total 283.056,50 240,98 660,22 2.289,09 57,38 13,91
Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa ketersediaan beras memiliki angka ketersediaan
per kapita tertingi dibanding jenis bahan makanan lainnya yang mencapai 147,43 kg/tahun
dengan ketersediaan energinya 1.466,24 kkal/hari, protein 35,95 gram/hari dan lemak 5,65
gram/hari. Ketersediaan per kapita untuk jenis bahan makanan yang lain yaitu : untuk jagung
82,78 kg/tahun, tepung gandum 10,77 kg/tahun. Selanjutnya dapat dihitung total
ketersediaan per kapita kelompok komoditi padi-padian adalah sebesar 660,22 gr/hari yang
dapat menghasilkan energi sebesar 2.289,09 kkal/hari dan protein sebesar 57,38 gr/hari.
Dengan ketersediaan energi dan protein tersesbut sudah memenuhi standar rata-rata AKE
dan AKP nasional pada tingkat konsumsi masing-masing adalah 2150 kkal dan 57 g
perkapita perhari. Namun menurut Hardinsyah, dkk., (2010), ditinjau dari proporsi protein
masih diperlukan anjuran konsumsi protein hewani sebesar 14 gram (25 %).

4.1.2 Makanan Berpati

Produksi kelompok komoditi makanan berpati yang terbesar adalah dari Ubi kayu
sebesar 54.898,00 ton dan Ubi jalar sebesar 46.648,00 ton (Lampiran 1. Kolom 3). Hasil
analisa neraca bahan makanan setelah dikonversi kedua komoditi ini dapat menyediakan Ubi
kayu sebesar 52.630,71 ton dan Ubi jalar sebesar 41.050,24 ton (Tabel 4.2).

Tabel 4.2 Ketersediaan berbagai Komoditi Makanan Berpati serta Suplai Kalori,
Protein dan Lemak per Kapita di Kabupaten Mojokerto Tahun 2015
Ketersediaan per kapita/
Makanan Berpati Bahan Per capita availability
Strach (Ton) Gram/ Kalori Protein Lemak
Kg/Th
Hari (kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
Ubi jalar/Sweet potatoes 41.050,24 34,95 95,75 119,78 1,12 0,34
Ubi kayu/Cassava 52.630,71 44,81 122,76 160,69 1,04 0,31
Gaplek /Cassava/ Manioc - - - - - -
Tapioka Cassava/ Tapioca - - - - - -
Sagu/Tepung sagu - - - - - -
Sago pith/ Sago flour
Total 93.680,95 79,76 218,51 280,47 2,16 0,66

Pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa ketersediaan ubi kayu memiliki angka
ketersediaan per kapita tertingi dibanding jenis bahan makanan berpati lainnya yang
mencapai 44,81 kg/tahun dengan ketersediaan energinya 160,69 kkal/hari, protein 1,04
gram/hari dan lemak 0,31 gram/hari. Ketersediaan per kapita untuk jenis bahan makanan
berpati selain ubi kayu adalah ubi jalar sebesar 34,95 kg/tahun. Selanjutnya dapat dihitung
total ketersediaan per kapita kelompok komoditi makanan berpati adalah sebesar 218,51
gr/hari yang dapat menghasilkan energi sebesar 280,47 kkal/hari dan protein sebesar 2,16
gr/hari. Sebagai makanan sumber karbohidrat kelompok makanan berpati sudah melebihi
dari persayaratan AKE yang ditetapkan oleh FAO RAPA yaitu sebesar 102 kkal/hari.

4.1.3 Komoditi Buah Biji Berminyak

Produksi kelompok komoditi Buah Biji Berminyak yang terbesar adalah berasal dari
kedelai sebesar 4.623,00 ton diikuti kacang tanah berkulit 3.336,84 ton, kacang tanah lepas
kulit 1.902,00 ton, kacang hijau 1.702,00 ton, kelapa berkulit 521,00 ton dan kelapa daging
124,54 ton (Lampiran 1. Kolom 3). Hasil analisa neraca bahan makanan setelah dikonversi
kelompok komoditi ini dapat menyediakan kedelai sebesar 4.376,13 ton diikuti kacang tanah
lepas kulit 1.645,04 ton, kacang hijau 1.582,86 ton, kelapa berkulit 224,97 ton dan kelapa
daging 124,54 ton (Tabel 4.3).

Tabel 4.3 Ketersediaan berbagai Komoditi Buah Biji Berminyak serta Suplai Kalori,
Protein dan Lemak per Kapita di Kabupaten Mojokerto Tahun 2015
Ketersediaan per kapita/
Buah Bij Berminyak Bahan Per capita availability
Pulses Nut and Oil Seeds (Ton) Gram/ Kalori Protein Lemak
Kg/Th
Hari (kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
Kacang tanah berkulit
Kacang tanah lepas kulit 1.645,04 1,40 3,84 15,61 0,87 1,48
Kedelai/Soyabeans 4.376,13 3,73 10,21 23,33 2,47 1,02
Kacg hijau/Green bean 1.582,86 1,35 3,69 8,09 0,49 0,04
Kelapa berkulit/Coconuts in husk/ 224,97 0,19 0,52 1,00 0,01 0,10
Kelapa daging/Kopra/ Coconuts - - - - - -
meat/Copra
Total 7.829,00 6,67 18,26 48,03 3,84 2,64

Pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa ketersediaan kedelai memiliki angka


ketersediaan per kapita tertingi dibanding jenis bahan Buah Biji Berminyak lainnya yang
mencapai 3,73 kg/tahun dengan ketersediaan energinya 23,33 kkal/hari, protein 2,47
gram/hari dan lemak 1,02 gram/hari. Ketersediaan per kapita untuk jenis bahan Buah Biji
Berminyak selain kedelai adalah kacang tanah lepas kulit 1,40 kg/tahun, kacang hijau 1,35
kg/tahun, dan kelapa berkulit 0,19 kg/tahun. Selanjutnya dapat dihitung total ketersediaan
per kapita komoditi Buah Biji Berminyak adalah sebesar 18,26 gr/hari yang dapat meng-

Standar Analisa Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Mojokerto 2015 h a l a m a n | 33
hasilkan energi sebesar 48,03 kkal/hari dan protein sebesar 3,84 gr/hari. Dengan
ketersediaan energi dan protein tersebut, kelompok komoditi ini masih rendah sumbangan-
nya dalam memenuhi standar rata-rata AKE dan AKP nasional pada tingkat konsumsi
masing-masing adalah 2150 kkal dan 57 g perkapita perhari (Hardinsyah, dkk., 2010).

4.1.4 Komoditi Buah-Buahan

Tabel 4.4 Ketersediaan berbagai Komoditi Buah-Buahan serta Suplai Kalori, Protein
dan Lemak per Kapita di Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Ketersediaan per kapita/Per capita availability


Bahan
Buah-Buahan / Fruits Gram/ Kalori Protein Lemak
(Ton) Kg/Th Hari (kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
Alpokat/Avocados 1.149,12 0,98 2,68 1,39 0,01 0,11
Jeruk/Oranges 88,59 0,08 0,21 0,06 0,00 0,00
Duku/Lanzon - - - - - -
Durian/Durians 1.539,09 1,31 3,59 1,06 0,02 0,02
Jambu/Waterapples 670,23 0,57 1,56 0,63 0,01 0,00
Mangga/Mangoes 26.998,83 22,99 62,97 22,92 0,25 0,08
Nanas/Pineapples 1,42 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Pepaya/Papayas 675,36 0,57 1,58 0,54 0,01 -
Pisang/Bananas 24.663,54 21,00 57,53 37,05 0,40 0,12
Rambutan/Rambutans 828,34 0,71 1,93 0,53 0,01 0,00
Salak/Salacia 2.187,78 1,86 5,10 8,24 0,03 0,01
Sawo/Sapodila 395,47 0,34 0,92 0,85 0,01 0,02
Semangka/Watermelon 176,85 0,15 0,41 0,05 0,00 0,00
Belimbing 465,21 0,40 1,09 0,34 0,00 0,00
Manggis - - - - - -
Nangka/Cempedak 1.589,70 1,35 3,71 1,10 0,01 0,00
Markisa - - - - - -
Sirsak 269,64 0,23 0,63 0,28 0,00 0,00
Sukun 247,73 0,21 0,58 0,64 0,01 0,00
Apel - - - - - -
Anggur - - - - - -
Lainnya/Others *) - - - - - -
Total 61.946,89 52,74 144,49 75,69 0,77 0,37

Standar Analisa Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Mojokerto 2015 h a l a m a n | 34
Produksi kelompok komoditi Jenis Buah-Buahan yang terbesar adalah berasal dari
buah mangga sebesar 29.031,00 ton diikuti kelompok besar lainnya yaitu pisang 25.879,90
ton, salak 2.347,40 ton, durian 1,710,10 ton, nangka 1.603,00 ton, alpokat 1.158,50 ton, dan
beberapa jenis lainnya dalam jumlah yang lebih rendah (Lampiran 1. Kolom 3). Hasil analisa
neraca bahan makanan setelah dikonversi kelompok komoditi ini dapat menyediakan buah
mangga sebesar 26.998,83 ton diikuti kelompok besar lainnya yaitu pisang 24.663,54 ton,
salak 2.187,78 ton, durian 1.539,09 ton, nangka 1.589,70 ton, alpokat 1.149,12 ton, dan
beberapa lainnya dalam jumlah yang lebih rendah (Tabel 4.4).

Pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa ketersediaan mangga memiliki angka


ketersediaan per kapita tertingi dibanding komoditi Jenis Buah-Buahan lainnya yang
mencapai 22,99 kg/tahun dengan ketersediaan energinya 22,92 kkal/hari, protein 0,25
gram/hari dan lemak 0,08 gram/hari. Ketersediaan per kapita untuk komoditi Jenis Buah-
Buahan selain mangga adalah yaitu pisang 57,53 gram/hari, salak 5,10 gram/hari, durian
3,59 gram/hari, nangka 3,71 gram/hari, dan alpokat 2,68 gram/hari. Selanjutnya dapat
dihitung total ketersediaan per kapita kelompok komoditi Jenis Buah-Buahan adalah sebesar
144,49 gr/hari yang dapat menghasilkan energi sebesar 75,69 kkal/hari dan protein sebesar
0,77 gr/hari. Dengan ketersediaan energi yang berasal dari kelompok komoditi Buah-
Buahan tersebut jika diakumulasikan dengan sayur-sayuran, kontribusinya untuk memenuhi
AKE yang ditetapkan oleh FAO RAPA yaitu sebesar 102 kkal/hari (Hardinsyah, dkk.,
2010).

4.1.5 Komoditi Sayur-sayuran

Produksi kelompok komoditi Jenis Sayur-sayuran yang terbesar adalah berasal dari
sayuran cabe sebesar 4.603,20 ton diikuti kelompok besar lainnya yaitu bawang daun
1.911,80 ton, bawang merah 1.234,26 ton, tomat 1,078,20 ton, labu siam 1.000,10 ton, dan
beberapa jenis lainnya dalam jumlah yang lebih rendah (Lampiran 1. Kolom 3). Hasil analisa
neraca bahan makanan setelah dikonversi kelompok komoditi ini dapat menyediakan
sayuran cabe sebesar 4.327,93 ton diikuti kelompok besar lainnya yaitu bawang daun
1.851,39 ton, bawang merah 1.128,11 ton, tomat 975,34 ton, dan labu siam 968,40 ton
(Tabel 4.5).

Standar Analisa Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Mojokerto 2015 h a l a m a n | 35
Tabel 4.5 Ketersediaan berbagai Jenis Sayur-sayuran serta Suplai Kalori, Protein dan
Lemak per Kapita di Kabupaten Mojokerto Tahun 2015
Ketersediaan per kapita/Per capita availability
Bahan
Sayur-sayuran/Vegetable Gram/ Kalori Protein Lemak
(Ton) Kg/Th
Hari (kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
Bawang Merah 1.128,11 0,96 2,63 0,92 0,04 0,01
Ketimun/Cucumber 9,87 0,01 0,02 0,00 0,00 0,00
Kacang Merah - - - - - -
Kacang Panjang 10,26 0,01 0,02 0,01 0,00 0,00
Kentang/Potatoes 937,90 0,80 2,19 1,14 0,04 0,00
Kubis/Cabbage 178,43 0,15 0,42 0,07 0,00 0,00
Tomat/Tomatoes 975,34 0,83 2,27 0,55 0,03 0,01
Wortel/Carrots - - - - - -
Cabe/Chilli 4.327,93 3,68 10,09 8,84 0,40 0,21
Terong/Eggplant 341,82 0,29 0,80 0,21 0,01 0,01
Petsai/ Sawi 396,40 0,34 0,92 0,06 0,01 0,00
Bawang Daun/Spring onion 1.851,39 1,58 4,32 0,84 0,05 0,02
Kangkung/Swamp cabbage 550,24 0,47 1,28 0,22 0,03 0,01
Lobak/Radish - - - - - -
Labu siam/Chayotte 968,40 0,82 2,26 0,43 0,01 0,00
Buncis/Greenbeans 0,10 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Bayam/Spinach 0,58 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Bawang Putih/Garlic 36,90 0,03 0,09 0,07 0,00 0,00
Kembang Kol 0,97 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Jamur 796,16 0,68 1,86 0,28 0,07 0,01
Melinjo 7,21 0,01 0,02 0,01 0,00 0,00
Petai 895,21 0,76 2,09 1,07 0,08 0,02
Jengkol - - - - - -
Others *)
Total 13.413,23 11,42 31,29 14,71 0,77 0,29

Pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa ketersediaan sayuran cabe memiliki angka
ketersediaan per kapita tertingi dibanding komoditi Jenis Sayur-sayuran lainnya yang
mencapai 3,68 kg/tahun dengan ketersediaan energinya 8,84 kkal/hari, protein 0,40
gram/hari dan lemak 0,21 gram/hari. Ketersediaan per kapita untuk komoditi Jenis Sayur-
sayuran selain cabe yaitu bawang daun 4,32 gram/hari, bawang merah 2,63 gram/hari,
tomat 2,27 gram/hari, dan labu siam 2,26 gram/hari. Selanjutnya dapat dihitung total

Standar Analisa Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Mojokerto 2015 h a l a m a n | 36
ketersediaan per kapita kelompok komoditi Jenis Sayur-sayuran adalah sebesar 31,29
gr/hari yang dapat menghasilkan energi sebesar 14,71 kkal/hari dan protein sebesar 0,77
gr/hari. Dengan ketersediaan energi yang berasal dari kelompok komoditi sayur-sayuran
tersebut jika diakumulasikan dengan buah-buahan, kontribusinya untuk memenuhi AKE
yang ditetapkan oleh FAO RAPA yaitu sebesar 102 kkal/hari (Hardinsyah, dkk., 2010).

4.1.6 Komoditi Daging

Tabel 4.6 Ketersediaan berbagai Jenis Daging serta Suplai Kalori, Protein dan Lemak
per Kapita di Kabupaten Mojokerto Tahun 2015
Ketersediaan per kapita/Per capita availability
Bahan
Jenis Daging/Meat Gram/ Kalori Protein Lemak
(Ton) Kg/Th
Hari (kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
Daging Sapi/Beef 8.938,16 7,61 20,85 43,16 3,92 2,92
Daging Kerbau/Buffalo Meat 143,65 0,12 0,34 0,28 0,06 0,00
Daging Kambing/Lamb 1.665,25 1,42 3,88 5,98 0,64 0,36
Daging Domba/Lamb 294,78 0,25 0,69 1,42 0,12 0,10
Daging Kuda/Lainnya 9,20 0,01 0,02 0,03 0,00 0,00
Daging Babi/Pork - - - - - -
Daging Ayam Buras 421,58 0,36 0,98 2,97 0,18 0,25
Daging Ayam Ras 101,79 0,09 0,24 0,72 0,04 0,06
Daging Itik/Duck Meat 124,15 0,11 0,29 0,94 0,05 0,08
Jeroan semua jenis 4.071,85 3,47 9,50 12,06 1,49 0,61
Total 15.770,41 13,43 36,78 67,55 6,51 4,38

Produksi kelompok komoditi Jenis Daging adalah berasal dari daging sapi sebesar
9.408,99 ton diikuti kelompok besar lainnya yaitu jeroan semua jenis 4.071,85 ton dan daging
kambing 1.752,90 ton, serta beberapa jenis lainnya dalam jumlah yang lebih rendah
(Lampiran 1. Kolom 3). Hasil analisa neraca bahan makanan setelah dikonversi kelompok
komoditi ini dapat menyediakan daging sapi sebesar 8.938,16 ton diikuti kelompok besar
lainnya yaitu jeroan semua jenis 4.071,85 ton, dan daging kambing 1.665,25 ton (Tabel 4.6).
Pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa ketersediaan daging sapi memiliki angka
ketersediaan per kapita tertingi dibanding komoditi Jenis Daging lainnya yang mencapai 7,61
kg/tahun dengan ketersediaan energinya 43,16 kkal/hari, protein 3,92 gram/hari dan lemak
2,92 gram/hari. Ketersediaan per kapita untuk komoditi Jenis daging selain daging sapi yaitu
jeroan semua jenis 9,50 gram/hari, dan daging kambing 3,88 gram/hari. Selanjutnya dapat
dihitung total ketersediaan per kapita kelompok komoditi Jenis Daging adalah sebesar 36,78

Standar Analisa Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Mojokerto 2015 h a l a m a n | 37
gr/hari yang dapat menghasilkan energi sebesar 67,55 kkal/hari dan protein sebesar 6,51
gr/hari. Sebagai bahan makanan sumber energy dan protein, ketersediaan daging di
Kabupaten Mojokerto masih rendah. Sebagai bahan pangan hewani komoditi daging ini
hanya memberikan AKE sebesar 3,07% sedangkan menurut standar FAO-RAPA untuk
menyediakan makanan yang berimbang diperlukan energi dari kelompok hewani sebesar
20%. AKP yang dihasilkan dari kelompok komoditi daging hanya 11,42%, keadaan ini belum
memenuhi standar yang ditetapkan, sebagaimana menurut Hardinsyah, dkk., (2010), ditinjau
dari proporsi protein diperlukan anjuran konsumsi protein hewani sebesar 14 gram (25 %).

4.1.7 Komoditi Telur

Produksi kelompok komoditi Jenis Telur yang terbesar adalah berasal dari telur itik
sebesar 2.427,04 ton diikuti telur ayam ras 1.903,31 ton dan telur ayam buras 446,13 ton
(Lampiran 1. Kolom 3). Hasil analisa neraca bahan makanan setelah dikonversi kelompok
komoditi ini dapat menyediakan telur itik sebesar 2.004,25 ton diikuti telur ayam ras 1.864,29
ton dan telur ayam buras 317,38 ton (Tabel 4.7).

Tabel 4.7 Ketersediaan berbagai Komoditi Telur serta Suplai Kalori, Protein dan
Lemak per Kapita di Kabupaten Mojokerto Tahun 2015
Ketersediaan per kapita/Per capita availability
Bahan
Telur Gram/ Kalori Protein Lemak
(Ton) Kg/Th
Hari (kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
Telur Ayam Buras 317,38 0,27 0,74 1,28 0,08 0,10
Telur Ayam Ras 1.864,29 1,59 4,35 5,96 0,48 0,42
Telur Itik/Ducks Eggs 2.004,25 1,71 4,67 8,50 0,53 0,69
Total 4.185,92 3,56 9,76 15,73 1,09 1,21

Pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa ketersediaan telur itik memiliki angka
ketersediaan per kapita tertingi dibanding komoditi Jenis Telur lainnya yang mencapai 1,71
kg/tahun dengan ketersediaan energinya 8,50 kkal/hari, protein 0,53 gram/hari dan lemak
0,69 gram/hari. Ketersediaan per kapita untuk komoditi Jenis telur selain telur itik yaitu telur
ayam ras 4,35 gram/hari, dan telur ayam buras 0,74 gram/hari. Selanjutnya dapat dihitung
total ketersediaan per kapita kelompok komoditi Jenis Telur adalah sebesar 9,76 gr/hari yang
dapat menghasilkan energi sebesar 15,73 kkal/hari dan protein sebesar 1,09 gr/hari. Sebagai
bahan makanan sumber energy dan protein, ketersediaan telur di Kabupaten Mojokerto masih
rendah. Sebagai bahan pangan hewani komoditi telur ini hanya memberikan AKE sebesar

Standar Analisa Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Mojokerto 2015 h a l a m a n | 38
0,72% sedangkan menurut standar FAO-RAPA untuk menyediakan makanan yang
berimbang diperlukan energi dari kelompok hewani sebesar 20%. AKP yang dihasilkan dari
kelompok komoditi telur ini hanya 1,91%, keadaan ini belum memenuhi standar yang
ditetapkan, sebagaimana menurut Hardinsyah, dkk., (2010), ditinjau dari proporsi protein
diperlukan anjuran konsumsi protein hewani sebesar 14 gram (25 %).

4.1.8 Komoditi Susu

Produksi kelompok komoditi Susu berasal dari ketersediaan susu sapi lokal sebesar
2.948,30 ton dan susu impor 93.968,24 ton (Lampiran 1. Kolom 3). Hasil analisa neraca
bahan makanan setelah dikonversi kelompok komoditi ini dapat menyediakan susu sapi
sebesar 2.485,42 ton dan susu impor 93.968,24 ton (Tabel 4.8).

Tabel 4.8 Ketersediaan Susu serta Suplai Kalori, Protein dan Lemak per Kapita di
Kabupaten Mojokerto Tahun 2015
Ketersediaan per kapita/Per capita availability
Bahan
Susu Gram/ Kalori Protein Lemak
(Ton) Kg/Th
Hari (kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
Susu Sapi/Cow Milk 2.485,42 2,12 5,80 3,54 0,19 0,20
Imported Milk 93.968,24 80,00 219,18 133,70 7,01 7,67
Total 96.453,66 82,12 224,98 137,23 7,20 7,87

Pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa ketersediaan susu sapi mencapai 2,12 kg/tahun
dengan ketersediaan energinya 3,54 kkal/hari, protein 0,19 gram/hari dan lemak 0,20
gram/hari. Sedangkan ketersediaan per kapita untuk susu impor 219,18 gram/hari.
Selanjutnya dapat dihitung total ketersediaan per kapita kelompok komoditi Susu adalah
sebesar 224,98 gr/hari yang dapat menghasilkan energi sebesar 137,23 kkal/hari dan protein
sebesar 7,20 gr/hari. Sebagai bahan pangan hewani komoditi susu ini hanya memberikan
AKE sebesar 6,24% sedangkan menurut standar FAO-RAPA untuk menyediakan makanan
yang berimbang diperlukan energi dari kelompok hewani sebesar 20%. AKP yang dihasilkan
dari kelompok komoditi susu ini hanya 11,43%, keadaan ini belum memenuhi standar yang
ditetapkan, sebagaimana menurut Hardinsyah, dkk., (2010), ditinjau dari proporsi protein
diperlukan anjuran konsumsi protein hewani sebesar 14 gram (25 %).

Standar Analisa Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Mojokerto 2015 h a l a m a n | 39
4.1.9 Komoditi Ikan

Sebagaimana diketahui Kabupaten Mojokerto tidak memiliki laut atau pantai,


sehingga tidak ada produksi dari jenis ikan laut. Ketersediaan ikan laut hanya didatangkan
dari daerah lain (impor). Ikan yang dihasilkan di Kabupaten ini hanya jenis ikan air tawar,
seperti ikan mujair, ikan mas, ikan lele, ikan gurami, ikan tombro, ikan gabus dan udang
tawar (sungai). Jenis ikan-ikan ini dan ikan lain-lainya serta ikan yang diimpor, dalam
analisa NBM ini dikelompokkan dalam kelompok ikan lainya (other). Dalam kelompok
Produksi kelompok komoditi Jenis Ikan adalah berasal dari ikan mujair sebesar 134,52 ton,
ikan mas 405,00 ton, udang 1,26 ton dan yang terbesar ikan lainnya 337,49 ton (Lampiran 1.
Kolom 3). Hasil analisa neraca bahan makanan setelah dikonversi kelompok komoditi ini
dapat menyediakan bahan ikan lainya sebesar 11.733,96 ton, diikuti ikan mas 392,85 ton,
ikan mujair 130,17, ikan Mas dan udang 1,23 ton (Tabel 4.9).

Tabel 4.9 Ketersediaan berbagai Komoditi Ikan serta Suplai Kalori, Protein dan
Lemak per Kapita di Kabupaten Mojokerto Tahun 2015
Ketersediaan per kapita/Per capita availability
Minyak dan Lemak/ Bahan
Gram/ Kalori Protein Lemak
Oil and Fat (Ton) Kg/Th
Hari (kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
Tuna/Cakalang/Tongkol - - - - - -
Kakap/Giant Seaperch - - - - - -
Cucut/Sharks - - - - - -
Bawal/Pomfret - - - - - -
Teri/Anchovies - - - - - -
Lemuru/IndianOil/Sardinella - - - - - -
Kembung/Indian Mackerels - - - - - -
Tenggiri/Narrow Bard - - - - - -
Bandeng/Milk Fish - - - - - -
Belanak/Multes - - - - - -
Mujair/ 130,17 0,11 0,30 0,22 0,05 0,00
Ikan Mas/ 392,85 0,33 0,92 0,63 0,12 0,01
Udang/Shrimp 1,23 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Rajungan/Swim Crab - - - - - -
Kerang darah/Blood Cockles - - - - - -
Cumi-cumi & Sotong - - - - - -
Others 11.733,96 9,99 27,37 15,60 2,67 0,41
Total 12.258,21 10,44 28,59 16,45 2,83 0,43

Standar Analisa Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Mojokerto 2015 h a l a m a n | 40
Pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa ketersediaan ikan lainnya (aneka ikan) memiliki
angka ketersediaan tertingi yang mencapai 9,900 kg/tahun dengan ketersediaan energinya
15,60 kkal/hari, protein 2,67 gram/hari dan lemak 0,41 gram/hari. Ketersediaan per kapita
untuk komoditi jenis ikan mujair 0,30 gram/hari, ikan mas 0,92 gram/hari, dan udang dalam
jumlah sedikit. Selanjutnya dapat dihitung total ketersediaan per kapita kelompok komoditi
Jenis Ikan adalah sebesar 28,59 gr/hari yang dapat menghasilkan energi sebesar 16,45
kkal/hari dan protein sebesar 2,83 gr/hari. Sebagai bahan pangan hewani komoditi ikan ini
hanya memberikan AKE sebesar 0,75% sedangkan menurut standar FAO-RAPA untuk
menyediakan makanan yang berimbang diperlukan energi dari kelompok hewani sebesar
20%. AKP yang dihasilkan dari kelompok komoditi ikan ini hanya 4,96%, keadaan ini belum
memenuhi standar yang ditetapkan, sebagaimana menurut Hardinsyah, dkk., (2010), ditinjau
dari proporsi protein diperlukan anjuran konsumsi protein hewani sebesar 14 gram (25 %).

4.1.10 Komoditi Minyak dan Lemak


Produksi kelompok komoditi Jenis Minyak dan Lemak yang berasal dari lemak sapi
sebesar 376,70 ton, diikuti kacang tanah 84,17 ton, lemak kambing 77,53 ton, kopra 72,76
ton, lemak domba 13,30 ton, dan dari jenis yang lainnya dalam jumlah lebih rendah
(Lampiran 1. Kolom 3). Hasil analisa neraca bahan makanan (produksi dan impor) setelah
dikonversi kelompok komoditi ini dapat menyediakan lemak minyak sawit/minyak goreng
sebesar 10.407,57 ton, diikuti lemak sapi sebesar 376,70 ton, kacang tanah 84,17 ton, lemak
kambing 76,76 ton, kopra 73,91 ton, lemak domba 13,61 ton (Tabel 4.10).

Tabel 4.10 Ketersediaan berbagai Komoditi Minyak dan Lemak serta Suplai Kalori,
Protein dan Lemak per Kapita di Kabupaten Mojokerto Tahun 2015
Ketersediaan per kapita/Per capita availability
Minyak dan Lemak/ Bahan
Gram/ Kalori Protein Lemak
Oil and Fat (Ton) Kg/Th
Hari (kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
Kacang tanah/Minyak 84,17 0,07 0,20 1,77 - 0,20
Kopra/Minyak goreng 72,76 0,06 0,17 1,48 0,00 0,17
Minyak sawit/Palm Oils - -
Minyak sawit/Minyak goreng 10.407,57 8,86 24,28 218,96 - 24,28
Lemak Sapi/Cattle Fats 376,70 0,32 0,88 7,19 0,01 0,79
Lemak Kerbau/Buffalo Fats 6,21 0,01 0,01 0,12 0,00 0,01
Lemak Kambing/Goat Fats 76,76 0,07 0,18 1,46 0,00 0,16
Lemak Domba/Sheep Fats 13,30 0,01 0,03 0,25 0,00 0,03
Lemak Babi/Pig Fats - - - - - -
Total 11.037,46 9,40 25,74 231,23 0,02 50,27

Standar Analisa Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Mojokerto 2015 h a l a m a n | 41
Pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa ketersediaan komoditi minyak sawit/minyak
goreng memiliki angka ketersediaan per kapita tertingi dibanding komoditi lainnya yang
mencapai 8,86 kg/tahun dengan ketersediaan energinya 218,96 kkal/hari dan lemak 24,28
gram/hari. Ketersediaan per kapita untuk komoditi Jenis Minyak dan Lemak yang lainnya
yaitu lemak sapi sebesar 0,88 gram/hari, kacang tanah 0,20 gram/hari, lemak kambing 0,18
gram/hari, kopra 0,17 gram/hari, lemak domba 0,25 gram/hari. Selanjutnya dapat dihitung
total ketersediaan per kapita kelompok komoditi Jenis Minyak dan Lemak adalah sebesar
25,74 gr/hari yang dapat menghasilkan energi sebesar 231,23 kkal/hari, protein sebesar 0,02
gr/hari dan lemak 50,27 kkal/hari. Ketersediaan energi yang berasal dari kelompok komoditi
minyak dan lemak ini sudah memenuhi standar rata-rata AKE yaitu sebesar 10,51% karena
menurut standar FAO-RAPA untuk menyediakan makanan yang berimbang diperlukan
energi dari kelompok lemak dan minyak ini sebesar 10%.

4.2 Ketersediaan Pangan Tahun Kabupaten Mojokerto 2015

Berdasarkan hasil penghitungan NBM Tahun 2015 diketahui bahwa ketersediaan


berbegai jenis bahan bahan makanan (Tabel 4.11) menghasilkan ketersediaan per kapita
sebanyak 540,20 kg/tahun atau 1.425,75 gr/hari. Dari ketersediaan ini dapat menghasilkan
energi sebanyak 3.281,19 kilo kalori/kapita/hari, protein sebanyak 82,58 gr/kapita/hari dan
lemak sebanyak 81,90 gr/kapita/hari. Situasi ketersediaan energi dan protein di Kabupaten
Mojokerto tahun 2015 ini menggambarkan bahwa tingkat ketersediaan energi sudah melebihi
Angka Kecukupan Energi (AKE) 2.200 kkalori/kapita/hari, dan juga melebih Angka Kecukupan
Protein (AKP) 57 gr/kapita/hari.

Walaupun ketersediaan energi di Kabupaten Mojekorto tahun 2015 sudah melebih


AKP, namun ketersediaan energi ini sebagian besar berasal dari kelompok bahan makanan
padi-padian 69,8% seperti terlihat pada Gambar 4.1. Kontribusi ketersediaan energi yang juga
cukup besar berasal dari kelompok makanan berpati (8,5%) dan minyak dan lemak (7,0%).
Sedangkan kontribusi ketersediaan energi dari kelompok bahan makanan lainnya relatif kecil.
Demikian juga ketersedian energi dari kelompok bahan pangan hewani relatif rendah hanya
7,2% (daging 2,1%, telur 0,5%, susu 4,2% dan ikan 0,5%), sedangkan menurut FAO RAPA
(1989) kontribusi energi dari pangan hewani sebaiknya sekitar 15% dari total energi.

Standar Analisa Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Mojokerto 2015 h a l a m a n | 42
Tabel 4.11 Ketersediaan berbagai Jenis Bahan Makanan serta Suplai Kalori, Protein
dan Lemak per Kapita di Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Ketersediaan per kapita/Per capita availability


Bahan
Jenis Bahan Makanan Gram/ Kalori Protein Lemak
(Ton) Kg/Th
Hari (kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
1. Padi-padian 283.056,50 240,98 660,22 2.289,09 57,38 13,91
2. Makanan Berpati 93.680,95 79,76 218,51 280,47 2,16 0,53
3. Gula 11.630,92 9,90 27,13 104,99 - -
4. Buah/Biji Berminyak 7.829,00 6,67 18,26 48,03 3,84 2,64
5. Buah-buahan 61.946,89 52,74 144,49 75,69 0,77 0,37
6. Sayur sayuran 13.413,23 11,42 31,29 14,71 0,77 0,29
7. Daging 15.770,41 13,43 36,78 67,55 6,51 4,38
8. Telur 4.185,92 3,56 9,76 15,73 1,09 1,21
9. Susu 96.453,66 82,12 224,98 137,23 7,20 7,87
10. Ikan 12.258,21 10,44 28,59 16,45 2,83 0,43
11. Minyak Lemak 11.037,46 9,40 25,74 231,23 0,02 50,27
Total 520,40 1.425,75 3.281,19 82,58 81,90

2.1% 0.5% 4.2% 0.5% 7.0%


0.4%
2.3%
1.5%
3.2%
8.5%
69.8%

PADI-PADIAN/ CEREALS MAKANAN BERPATI GULA/SUGAR


BUAH BIJI BERMINYAK BUAH-BUAHAN/ FRUITS SAYUR-SAYURAN
DAGING/MEAT TELUR/EGGS SUSU/MILK
IKAN/FISH MINYAK & LEMAK

Gambar 4.1. Proporsi Ketersediaan Kalori Berdasarkan Kelompok Bahan Makanan di


Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Sumber penyedia protein di Kabupaten Mojekorto pada tahun 2015 ini didominasi
kelompok padi-padian padahal sasaran yang diharapkan adalah bergesernya pola konsumsi
masyarakat dari kelompok padi-padian menuju kelompok pangan hewani ataupun kelompok
kacang-kacangan. Pada Gambar 4.2. terlihat bahwa proporsi ketersediaan protein yang
bersumber dari padi-padian sebesar 69,5 persen, pangan hewani 21,3 persen, dan buah biji
berminyak sebesar 4,7 persen. Sisanya sebanyak 4,5 persen dari sumber lainnya meliputi

Standar Analisa Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Mojokerto 2015 h a l a m a n | 43
umbi-umbian, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Sedangkan menurut Hardinsyah (2010),
menyatakan bahwa rata-rata AKE dan AKP nasional pada tingkat konsumsi adalah 57 g
perkapita perhari denganproporsi anjuran protein hewani 25 %.
7.9% 1.3% 8.7% 3.4% 0.0%

0.9%

0.9%
4.7%

0.0% 69.5%

2.6%

PADI-PADIAN/ CEREALS MAKANAN BERPATI GULA/SUGAR


BUAH BIJI BERMINYAK BUAH-BUAHAN/ FRUITS SAYUR-SAYURAN
DAGING/MEAT TELUR/EGGS SUSU/MILK
IKAN/FISH MINYAK & LEMAK

Gambar 4.2. Proporsi Ketersediaan Protein Berdasarkan Kelompok Bahan Makanan di


Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

4.3. Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

Pola Pangan Harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan atau kelompok pangan
yang didasarkan pada sumbangan energinya, baik secara absolut maupun relatif terhadap total
energi penyediaan atau konsumsi pangan yang mampu mencukupi kebutuhan konsumsi
pangan penduduk baik kuantitas, kualitas maupun keragamannya, dengan mempertimbang-
kan aspek-aspek sosial, ekonomi, budaya, agama dan citarasa. PPH ketersediaan berguna
sebagai instrumen sederhana menilai situasi ketersediaan berupa jumlah dan komposisi
pangan menurut jenis pangan secara agregat. Disamping itu juga berguna sebagai basis untuk
penghitungan skor PPH yang digunakan sebagai indicator mutu gizi pangan dan pada tingkat
ketersediaan. Semakin tinggi skor PPH semakin baik mutu gizi dan keragaman pangan pada
tingka ketersediaan pangan.

Seteleh dilakukan perhitungan ketersedian masing-masing kelompok bahan makanan


secara rinci teah dihasilkan energi yang dapat dihasilkan setiap jenis bahan makanan baik
yang diproduksi oleh Kabupaten Mojokerto maupun yang di datangkan dari daerah lain
(import) tahun 2014. Rekapitulasi energi yang dapat dihasilkan dari setiap kelompok
komoditi bahan makanan tersebut digunakan sebagai dasar untuk menghitung Pola Pangan
Harapan (PPH) ketersedian di Kabupaten Mojokerto tahun 2015. Hasil perhitungan tersebut
sebagaimana yang disajikan pada Tabel 4.12 berikut ini.

Standar Analisa Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Mojokerto 2015 h a l a m a n | 44
Tabel 4.12. Pola Pangan Harapan (PPH) Tingkat Ketersediaan Kelompok Bahan
Pangan Berdasarkan Analisis NBM Kabupaten Mojokerto 2015
Kelompok Skor
Energi (Kal) % AKE Bobot Skor riil Skor PPH
Bahan Pangan Maks
1. Padi-padian 2.289,09 104,05 0,50 52,02 25,00 25,00
2. Umbi-umbian 281,61 12,80 0,50 6,40 2,50 2,50
3. Pangan Hewani 224,91 10,22 2,00 20,45 20,45 24,00
4. Minyak dan Lemak 243,30 11,06 0,50 5,53 5,00 5,00
5. Buah/biji berminyak 1,48 0,07 0,50 0,03 0,03 1,00
6. Kacang-kacangan 46,55 2,12 2,00 4,23 4,23 10,00
7. Gula 104,99 4,77 0,50 2,39 2,39 2,50
8. Sayuran dan buah 89,26 4,06 5,00 20,29 20,29 30,00
9. Lain-lain - - - - - -
Jumlah 3.281,19 149,15 11,50 111,34 79,89 100,00

Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Kabupaten Mojokerto cukup tinggi hingga


mencapai 149,15 persen (Gambar 4.3). Hal ini menunjukkan bahwa dari sisi produksi bahan
pangan Kabupaten Mojokerto sudah lebih dari cukup. Namun sebagaimana diketahui bahwa
komposisi tingkat ketersediaan pangan di Kabupaten Mojokerto sebagian besar masih
didominasi oleh kelompok padi-padian yang mencapai 104,05 persen.
- 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00
%
Padi-padian

Umbi-umbian 12.80 104.05

Pangan Hewani 10.22


Minyak dan Lemak 11.06
Buah/biji ber- minyak 0.07
Kacang- kacangan 2.12
Gula 4.77
Sayuran dan buah 4.06
Lain-lain -
Jumlah 149.15

Gambar 4.3. Persentase Angka Kecukupan Energi (AKE) Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Perolehan skor PPH yang baru mencapai 79,89 persen, hal ini menunjukkan bahwa
keragaman produksi bahan pangan di Kabupaten Mojokerto masih belum cukup baik mutu
gizinya. Keragaman produksi yang belum cukup baik dapat dijelaskan dengan Gambar 4.4.
Skor PPH riil yang dapat dihasilkan dari kelompok padi-padi adalah 52,02 jauh lebih besar
dari skor maksimal yaitu 25, sehingga penilaian skor PPH untuk kelompok padi-padian juga

Standar Analisa Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Mojokerto 2015 h a l a m a n | 45
25. Skor PPH riil yang lebih besar dari skor maksimal juga dihasilkan dari kelompok bahan
makanan umbi-umbian, minyak dan lemak. Namun skor PPH riil untuk kelompok bahan
makanan pangan hewani (20,45), buah/biji berminyak (0,03), kacang-kacang (4,23), gula
(2,39), sayur dan buah (20,29) masih lebih rendah dari skor maksimal. Guna meningkatkan
skor PPH tahun yang akan datang di Kabupaten Mojokerto perlu upaya meningkatkan
ketersediaan untuk kelompok komoditi tersebut, terutama untuk kelompok bahan makanan
pangan hewani hingga mencapai skor PPH maksimal (24), kacang-kacang hingga mencapai
skor PPH maksimal (10) dan kelompok bahan makanan sayuran dan buah hingga mencapai
skor PPH maksimal (30).

120.00

100.00

80.00
Skor PPH

60.00

40.00

20.00

Minyak Buah/biji
Padi- Umbi- Pangan Kacang- Sayuran
dan ber- Gula Lain-lain Jumlah
padian umbian Hewani kacangan dan buah
Lemak minyak
Skor riil 52.02 6.40 20.45 5.53 0.03 4.23 2.39 20.29 - 111.34
Skor PPH 25.00 2.50 20.45 5.00 0.03 4.23 2.39 20.29 - 79.89
Skor Maks 25.00 2.50 24.00 5.00 1.00 10.00 2.50 30.00 - 100.00

Gaambar 4.4. Perbandingan Skor PPH dengan skor riil dan Skor Maksimal Kabupaten
Mojokerto Tahun 2015

Standar Analisa Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Mojokerto 2015 h a l a m a n | 46
Tabel 4.13. Perbandingan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Tingkat Ketersediaan
Dengan Standar Nasional Kabupaten Mojokerto 2015
Perbandingan Skor PPH
Kontribusi Energi
Kelompok Dengan
Skor PPH di Mojokerto Standar Nasional
Bahan Pangan
% %
1. Padi-padian 25,00 29,96 100,00
2. Umbi-umbian 2,50 3,00 100,00
3. Pangan Hewani 20,45 25,59 85,19
4. Minyak dan Lemak 5,00 5,99 100,00
5. Buah/biji berminyak 0,03 0,04 3,36
6. Kacang-kacangan 4,23 5,07 42,32
7. Gula 2,39 2,86 95,44
8. Sayuran dan buah 20,29 24,31 67,62
9. Lain-lain - 0,00 -
Jumlah 79,89 100,00

Berdasarkan Tabel 4.12 di atas, skor PPH 79,89 diperoleh kontribusi yang utama
adalah dari padi-padian (29,96%), pangan hewani (25,59%), dan sayur-sayuran (24,31%),.
Meskipun kelompok pangan hewani dan sayur-sayuran dapat memberikan kontribusi energi
yang sudah relatif besar, namun skor PPH yang dicapai belum maksimal. Oleh karena itu,
maka ketersediaan dari kedua kelompok komoditi ini perlu ditingkatkan.

Skor dari masing-masing komoditi tersebut, apabila dibandingkan dengan standar


nasional, ternyata hanya terdapat 3 kelompok komoditi yang sudah memenuhi standar
nasional yaitu kelompok komoditi padi-padian, umbi-umbian, dan lemak dan minyak.
Sedangkan skor PPH yang masih rendah yaitu komoditi buah/biji berminyak (3,36%) dan
kacang-kacangan (42,32%), oleh sebab itu kedua kelompok komoditi ini perlu ditingkatkan
ketersediannya yang secara tidak langsung akan dapat menyumbangkan peningkatan skor
PPH secara keseluruhan

Standar Analisa Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Mojokerto 2015 h a l a m a n | 47
1. Hasil analisa NBM Kabupaten Mojokerto diperoleh ketersediaan kalori, protein dan
lemak dari masing-masing jenis bahan makanan sebagai berikut:

Ketersediaan per kapita


Jenis Bahan Makanan Kalori Protein Lemak
(kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
1. Padi 2.289,09 57,38 13,91
2. Makanan Berpati 280,47 2,16 0,53
3. Gula 104,99 - -
4. Buah/ Biji Berminyak 48,03 3,84 2,64
5. Buah-buahan 75,69 0,77 0,37
6. Sayur sayuran 14,71 0,77 0,29
7. Daging 67,55 6,51 4,38
8. Telur 15,73 1,09 1,21
9. Susu 137,23 7,20 7,87
10. Ikan 16,45 2,83 0,43
11. Minyak Lemak 231,23 0,02 50,27
Total 3.281,19 82,58 81,90

2. Potensi ketersediaan bahan pangan di Kabupaten Mojokerto terutama


bersumber dari kelompok padi-padian, makanan berpati, susu, dan minyak
lemak. Bedarasarkan analisa NBM Kelompok bahan pangan ini
ketersediaannya sudah melebihi kebutuhan penduduk setiap tahunnya.
3. Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Kabupaten Mojokerto cukup tinggi hingga
mencapai 149,15 persen. Namun komposisi tingkat ketersediaan pangan di
Kabupaten Mojokerto sebagian besar masih didominasi oleh kelompok padi-padian
yang mencapai 104,05 persen.
4. Sumber penyedia protein di Kabupaten Mojekorto pada tahun 2015 ini didominasi
kelompok padi-padian padahal sasaran yang diharapkan adalah bergesernya pola
konsumsi masyarakat dari kelompok padi-padian menuju kelompok pangan hewani
ataupun kelompok kacang-kacangan.
5. Dari analisa ketersediaan energi Kabupeten Mojokerto menghasilkan PPH
ketersediaan yang relatif masih rendah yaitu sebesar 79,98.

Standar Analisa Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Mojokerto 2015 h a l a m a n | 48
6. Rendahnya Skor PPH ketersedian yang dapat dihasilkan dari analisa Neraca Bahan
Makanan karena belum berimbangnya ketersediaan antar kelompok bahan makanan
yang dapat diproduksi di Kabupaten Mojokerto.
7. Skor PPH riil untuk kelompok bahan makanan pangan hewani (20,45), buah/biji
berminyak (0,03), kacang-kacang (4,23), gula (2,39), sayur dan buah (20,29) masih
lebih rendah dari skor maksimal masing-masing kelompok komoditi.

6.2. REKOMENDASI
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat direkomendasikan untuk ditindaklanjuti hal-hal
berikut ini.
1. Kelompok bahan pangan yang ketersediaannya masih kurang dan perlu ditingkatkan
untuk memenuhi kebutuhan penduduk adalah bahan pangan hewani, gula, buah/biji
berminyak buah-buahan, sayur-sayuran, daging telur dan ikan.
2. Guna meningkatkan skor PPH tahun yang akan datang di Kabupaten Mojokerto perlu
upaya meningkatkan ketersediaan untuk kelompok komoditi tersebut, terutama untuk
kelompok bahan makanan pangan hewani hingga mencapai skor PPH maksimal (24),
kacang-kacang hingga mencapai skor PPH maksimal (10) dan kelompok bahan
makanan sayuran dan buah hingga mencapai skor PPH maksimal (30).
3. Perlu kajian lebih mendalam tentang sistem kewaspadaan pangan dan gizi untuk
mendapatkan gambaran yang rinci informasi situasi pangan dan gizi, menginvestigasi
daerah yang diindikasikan daerah rawan pangan, penyusunan kebijakan dan
pelaksanaan intervensi untuk penangan kerawanan pangan dan gizi, serta perencanaan
program yang berkaitan dengan ketahanan gizi masyarakat.
4. Perlu dukungan program dan kebijakan politik anggaran yang berorientasi
ketahanan pangan untuk mempertahan produksi bahan pangan yang sudah
tinggi dan meningkatkan ketersediaan bahan pangan yang masih kurang
sehingga mencapai keseimbangan pangan (PPH 100) pada tahun 2020.

Standar Analisa Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Mojokerto 2015 h a l a m a n | 49
Standar Analisa Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Mojokerto 2015 h a l a m a n | 50

Anda mungkin juga menyukai