FF Grandy
FF Grandy
Disusun oleh:
112015419
1
Bab I
Pendahuluan
1.2. Tujuan
Dengan melakukan kunjungan ke rumah salah seorang pasien, diharapkan kita dapat
melakukan analisa keadaan pasien atau kasus penyakit yang dideritanya dengan
pendekatan keluarga, yakni diantaranya sebagai berikut :
- Mengetahui diagnosis kerja beserta diagnosis banding yang terjadi pada pasien
tersebut melalui anamesis dan pemeriksaan fisik maupun penunjang.
- Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan kesehatan pada pasien
tersebut seperti status imunisasi pasien.
- Dapat menyusun strategi yang akan dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
pasien.
2
- Mengingatkan kesadaran pasien dan keluarganya mengenai pentingnya imunisasi
tetanus toxoid pada ibu hamil.
- Memberikan penjelasan mengenai pentingnya gaya hidup sehat selama masa
kehamilan.
1.3. Masalah
Masalah yang akan dibahas adalah mengenai pelayanan imunisasi tetanus toxoid pada
ibu hamil, yang mana akan dilakukan bersamaan dengan pendekatan kedokteran
keluarga. Hal ini dilakukan karena cakupan pelayanan imunisasi tetanus toxoid di
wilayah Puskesmas Telagasari belum mencapai target. Hal ini dikarenakan banyak
faktor salah satunya adalah lingkungan masyarakat yang masih belum menyadari akan
pentingnya imunisasi tetanus toxoid pada ibu hamil.
1.4. Sasaran
Sasaran dalam hal ini adalah ibu hamil yang belum melakukan imunisasi tetanus
toxoid di wilayah kerja Puskesmas Telagasari periode 27 November sampai 23
Desember
3
Bab II
Metode dan Materi
2.1 Metode
Metode yang digunakan adalah penemuan penderita aktif adalah kegiatan
mendatangi pasien ke rumahnya dengan berdasarkan data yang didapat dari puskesmas,
atau dari pasien yang sedang berobat ke Puskesmas.
2.2 Materi
Materi yang disampaikan pada saat kunjungan adalah:
4
Bab III
Kerangka Teori
Cara Pemberian:
a) Vaksin dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan. Tujuannya agar suspensi menjadi
homogen.
b) Penyuntikkan vaksin TT untuk mencegah tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer
yang disuntikkan secara intramuskular, dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval
4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya. Untuk
mempertahankan titer antibodi terhadap tetanus pada wanita usia subur, maka
dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis ke empat dan ke lima diberikan dengan interval
minimal 1 tahun setelah pemberian dosis ke tiga dan ke empat.
c) Imunisasi TT dapat diberikan secara aman selama masa kehamilan bahkan pada
trimester pertama.
d) Di unit pelayanan statis: vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4
minggu, dengan ketentuan: vaksin belum kadaluawarsa, vaksin disimpan dalam suhu
6
2oC hingga 8oC, tidak pernah terendam air, terjaga sterilitasnya, tidak beku, VVM
masih dalam kondisi A atau B.
e) Di posyandu: vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi.
= Jumlah Ibu Hamil yang Mendapat Imunisasi TT2, TT3, TT4, TT5 di
Wilayah Kerja Puskesmas dalam Kurun Waktu Satu Tahun
x100
Jumlah Sasaran Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas %
dalam Kurun Waktu Satu Tahun
7
Bab IV
Pengumpulan Data
8
4.4. Keadaan Rumah/Lingkungan
a. Jenis bangunan : Permanen
b. Lantai Rumah : Keramik dan Semen
c. Luas Rumah : 75 m2
d. Penerangan : Cukup
e. Kebersihan : Cukup
f. Ventilasi : Baik
g. Dapur : Ada
h. Jamban keluarga : Ada
i. Sumber air minum : Sumur bor
j. Sumber pencemaran air : Tidak Ada
k. Pemanfaatan perkarangan : Ada
l. Sistem pembuangan limbah : Ada
m. Tempat pembuangan sampah : Ada
n. Sanitasi lingkungan : Cukup
9
4.8. Daftar Anggota Keluarga
Keterangan:
10
ibu hanya meminum tablet penambah darah yang diberikan oleh bidan. BAB dan BAK
tidak terdapat keluhan
11
Leher
Tidak ada kelainan bentuk, tiroid dan kelenjar getah bening tidak teraba membesar.
Toraks
Paru : Suara napas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Tampak membuncit
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-) epigastrium, hepar dan lien tidak
teraba. Ballotement (+)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
TFU : 22 cm
Anus dan Rektum : (tidak dilakukan)
Genitalia : (tidak dilakukan)
Anggota Gerak : Akral hangat, Udem (-)
b. Preventif
- Menghindari makanan dan minuman yang terlalu asam, berminyak dan atau
pedas
12
- Makan-makanan yang bergizi dan seimbang.
- Memotivasi pasien untuk mengubah pola makan menjadi sehari 3 kali dengan
2 kali makanan cemilan sehat di antara waktu makan
- Memberikan tablet suplementasi besi untuk kehamilannya.
c. Rehabilitatif
- Istirahat cukup
- Menjaga makanan dan minuman sehari-hari
- Kontrol ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut jika gejala
berulang dan bertambah parah.
- Kontrol ke fasilitas kesehatan atau posyandu untuk memeriksakan
kehamilannya secara rutin.
4.17. Prognosis
a. Penyakit : Ad bonam
b. Keluarga : Ad bonam
c. Masyarakat : Ad bonam
13
Bab V
Ny Eneng G2P1A0 hamil 32 minggu dengan keluhan mual sejak kurang lebih 1 bulan
terakhir. Mual sering muncul saat mengkonsumsi makanan tertentu dan menciu bau amis.
Pasien pernah muntah kira-kira 1 minggu yang lalu sebanyak 2 kali, berisi makanan yang
dimakan. Pasien terkadang kehilangan nafsu makan dan kadang merasa cepat capek
sehingga pasien lebih memilih untu lebih banyak berisitirahat di tempat tidur. Pasien sudah
pernah memeriksakan kehamilannya di bidan terdekat dan sudah pernah melakukan
pemeriksaan USG. Riwayat imunisasi saat kecil lengkap. Pasien hanya makan 1-2 kali
sehari dengan variasi menu kurang, sering makan pedas asam , dan berlemak. Riwayat
penyakit dahulu tidak ada
14
1.3.2 Ventilasi
Sirkulasi udara kurang baik. Suasana rumah kurang nyaman.
1.3.3 Pencahayaan
Pencahayaan didalam rumah cukup.
1.3.4 Kebersihan
Kebersihan dalam rumah cukup tetapi tampak tidak tersusun rapi.
15
Bab VI
Penutup
I Kesimpulan
Imunisasi tetanus toxoid dapat memberikan perlindungan pada setiap ibu hamil
dan bayi yang akan dilahirkan. Imunisasi tetanus toxoid diberikan tidak hanya saat usia
balita dan usia sekolah namun juga untuk wanita usia subur, calon pengantin dan juga ibu
hamil. Pemberian imunisasi tetanus toxoid ini sebagai salah satu upaya negara untuk
mengeliminasi kejadian tetanus neonatal dan maternal akibat persalinan dan perawatan
tali pusat yang kurang baik.
II Saran
a. Puskesmas
Menyediakan poster, pembagian leaflet dan penyuluhan imunisasi tetanus
toxoid ibu hamil di puskesmas dan posyandu sehingga lebih banyak
masyarakat yang mengetahui informasi mengenai manfaat imunisasi TT
pada ibu hamil.
Meminta kader posyandu membuat jadwal kunjungan keluarga agar dapat
memberikan lebih banyak pendampingan dan informasi kepada ibu hamil,
sehingga akan berdampak perubahan perilaku yang lebih baik.
b. Pasien
Memperbaiki pola makan menjadi 3 kali sehari dengan 2 cemilan sehat di
antara waktu makan
Mengurangi makan makanan yang terlalu asam dan atau pedas
Memvariasikan menu makanan tiap harinya.
Mengkonsumsi tablet suplementasi besi selama kehamilannya.
Mengatur pola istirahat dan aktifitas dengan baik.
16
Daftar Pustaka
1. Pusat Data dan Informasi. Buletin jendela data dan informasi kesehatan: Eliminasi
tetanus maternal dan neonatal. Kemenkes RI 2012 September:1; Jakarta: September;
2012.p. 1-9.
2. World Health Organization. Maternal and neonatal tetanus elimination. [online]. 2015.
Diunduh dari: http://www.who.int/immunization. 18 November 2017.
3. Diana RA. Gambaran epidemiologi tetanus neonatorum di kabupaten serang tahun 2005
– 2009 2 Juli 2009 Diundih dari: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125373-S-5814-
Gambaran%20epidemiologi-Abstrak.pdf, 18 November 2017.
4. Imunisasi TT. Diunduh dari: http://repository.usu.ac.id. 18 November 2017.
5. Direktorat Jenderal PP dan PL Kementerian Kesehatan RI. Buku acuan peningkatan
cakupan dan mutu pelayanan imunisasi di Puskesmas. Jakarta: DepKes, 2011.
17
Lampiran
18