OLEH:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kasus yang berjudul “Batu Saluran Kemih”. Tujuan penulisan laporan
kasus ini adalah untuk melengkapi persyaratan kepanitraan klinik di Departemen
Ilmu Bedah Umum RSUP H. Adam Malik Medan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara..
Penulis menyadari laporan kasus ini tidaklah sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan laporan kasus ini. Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi
kita semua terutama untuk pengembangan ilmu kedokteran.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar...................................................................................... i
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................... 1
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
buli, dan uretra. Sistem organ genitalia atau reproduksi pria terdiri atas testis,
epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan penis. Pada
umumnya organ urogenitalia terletak di rongga retroperitoneal dan terlindungi
oleh organ lain yang berada di sekitarnya, kecuali testis, epididimis, vas deferens,
penis dan uretra.4
b. Ureter
7
b.Uretra
Uretra merupakan saluran yang menyalurkan air kemih ke luar dari buli-
buli melalui proses miksi. Secara anatomis uretra dibagi menjadi dua bagian, yaitu
uretra posterior dan uretra anterior. Pada pria, organ ini berfungsi juga dalam
menyalurkan cairan mani. Uretra dilengkapi dengan katup uretra interna yang
terletak pada perbatasan buli-buli dan uretra, serta katup uretra eksterna yang
terletak pada perbatasan uretra anterior dan posterior. Mukosa uretra yang
8
meliputi dari glans penis dibentuk oleh lapisan skuamos epithelium. Pada bagian
proksimalnya dibentuk oleh tipe lapisan transisional. 4,7
Katup uretra interna terdiri atas otot polos yang dipersarafi oleh sistem
simpatik sehingga pada saat buli-buli penuh, katup ini terbuka. Katup uretra
eksterna terdiri atas otot bergaris yang dipersarafi oleh sistem somatik. Aktivitas
katup uretra eksterna ini dapat diperintah sesuai dengan keinginan seseorang. Pada
saat berkemih katup ini terbuka dan tetap terutup pada saat menahan rasa ingin
berkemih. Panjang uretra wanita kurang lebih 3-5 cm, sedangkan uretra pria
dewasa kurang lebih 23-25 cm.4,7
2.3.5. Iklim
10
Insidensi batu ssaluran kemih lebih tinggi pada negara yang memiliki
iklim hangat dan panas. Kemungkinan besar hal ini disebabkan karena
pengeluaran urin yang rendah dan kurangnya asupan cairan. Faktor inilah yang
menyebabkan pola geografi di Amerika Utara dan sabuk batu Afro-Asia.10
Selain itu, perbedaan musim juga berhubungan dengan suhu dan hilangnya
cairan tubuh akibat presipitasi dan juga mungkin karena peningkatan produksi
vitamin D akibat induksi dari sinar matahari. Angka kejadian batu saluran kemih
lebih tinggi pada musim panas dan gugur dibandingkan musim dingin dan semi.
Di Amerika Utara, prevalensi batu saluran kemih cenderung meningkat ketika
rerata suhu tahunan (5.2°C di Dakota Utara hingga 22°C di Florida) dan indeks
ahaya matahari (14.6 di Washington hingga 39.7 di Florida) meningkat.6,10
2.3.6. Pekerjaan
Paparan panas dan dehidrasi yang dapat mengakibatkan batu saluran
kemih dapat terjadi pada pekerjaan. Juru masak dan ahli mesin, sering terkena
paparan suhu yang tinggi, memiliki tingkat kejadian batu saluran kemih tertinggi
dibandingkan personel lain. Orang yang bekerja di peleburan baja juga memiliki
tingkat insidensi yang tinggi karena terpapar dengan suhu tinggi dibanding dengan
11
orang yang bekerja di suhu normal. Pemeriksaan metabolik yang lebih dalam
selanjutnya mengungkapkan bahwa pekerja yang terpapar suhu tinggi memilliki
volume urin yang rendah dan hipositraturia. Penelitian lain yang dilakukan pada
pekerja pabrik kaca menunjukkan bahwa pekerja yang terpapar dengan suhu
tinggi dalam jangka panjang mengalami persipitasi yang besar. Akibatnya, pekerja
yang terkena paparan suhu tinggi memiliki volum urin dan pH yang rendah, level
asam urat yang tinggi, massa jenis urin yang tinggi, sehingga menyebabkan
supersaturasi asam urat. Hal ini menyebabkan 38% pekerja di pabrik tersebut
mengalami batu asam urat. Individu yang memiliki pekerjaan kantoran seperti
manager atau pegawai profesional memiliki risiko tinggi terkena batu saluran
kemih, namun penyebabnya masih belum jelas.6
2.3.7. Riwayat Keluarga
Orang dengan riwayat keluarga yang memiliki batu saluran kemih
memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita batu saluran kemih yang
berulang, terlebih lagi jika orang tersebut memiliki riwayat gangguan saluran
cerna (terutama yang menyebabkan diare kronik), osteoporosis, infeksi saluran
kemih atau gout artritis.6
Insidensi batu saluran kemih akan meningkat sebanyak dua kali pada
pasien dengan riwayat keluarga tingkat pertama yang memiliki riwayat batu
saluran kemih. Pasangam dari orang yang memiliki riwayat batu kalsium oksalat
juga memiliki risiko yang lebih tinggi menderita batu saluran kemih dikarenakan
adanya pengaruh lingkungan dan faktor makanan.5
Selain pengaruh lingkungan dan faktor makanan, genetik juga memiliki
peran besar.5 Peran genetik seperti defek pada pengasaman urin, cystinuria,
ataupun defek pada gen yang mengatur jalur metabolisme kalsium sehingga
terjadi hiperkalsiuria menyumbangkan faktor risiko signifikan dalam riwayat
keluarga.5,11,12
2.4.2. Hiperurikosuria
14
Batu asam urat dapat terjadi akibat gout artritis atau pada penyebab
sekunder dari kelebihan produksi purin. Penyebab sekunder dari batu ini termasuk
diare kronik yang diakibatkan oleh ileostomi, kolitis ulserasi, dan penyakit Chron.
Diare kronik ini menyebabkan orang tersebut terpapar dengan kondisi pH urin
yang rendah akibat hilangnya bikarbonat, berkurangnya eksresi amonia, dan
rendahnya volume urin.6
Kalsium fosfat terbentuk ketika pH urin berada <6,4 dan sering disebut sebagai
batu brusit, sedangkan batu infeksi apatit dihubungkan dengan pH urin >6,4.5
Infeksi juga dapat terjadi sebagai akibat dari obstruksi urin dan keadaan
statis pada bagian kalkulus proksimal. Infeksi juga dapat menjadi faktor penyebab
persepsi rasa nyeri pada pasien karena bakteri dapat menghasilkan eksotoksin
maupun endotoksin yang akan mengubah aktivitas peristaltik otot saluran kemih.
Inflamasi lokal dapat menyebabkan aktivasi kemoreseptor dan persepsi nyeri yang
mengikuti pola referal.5
1. Tingkat Kejenuhan
Kelarutan ion atau molekul dalam suatu larutan dibedakan menjadi tiga
bagian besar, yaitu undersaturation, metastable, dan unstable. Undersaturation
merupakan keadaan dimana konsentrasinya masih dibawah titik Ksp. Pada situasi
ini Kristal masih belum terbentuk. Metastable merupakan keadaan dimana
konsentrasi larutannya sudah diatas Ksp, namun masih belum mencapai titik
formation product. Pada situasi ini sudah mulai terjadi pertumbuhan kristal dan
16
2. Teori Nukleasi
Pada teori ini menjelaskan bahwa batu saluran kemih berasal dari kristal
atau benda asing terbenam dalam urin yang konsentrasinya jenuh. Batu saluran
kemih tidak selalu terbentuk pada pasien dengan hiperekskresi atau pasien yang
beresiko menderita dehidrasi.5
Teori ini menyatakan bahwa batu saluran kemih terbentuk akibat ketiadaan
ata rendahnya konsentrasi dari inhibitor batu yang alami, mencakup magnesium,
sitrat, piropospat, dan lain sebagainya. Namun teori ini masih banyak diragukan,
dikarenakan banyak orang yang menderita batu saluran kemih walaupun dia
memiliki faktor inhibitori, dan adanya orang yang tidak menderita penyakit batu
saluran kemih walaupun dia tidak memiliki faktor inhibitori.5
17
b) Hiperoksaluria
Hiperoksaluria adalah keadaan oksalat yang terdapat di urin lebih dari 40
mg/hari yang dapat menyebabkan saturasi kalsium-oksalat di urin sehingga dapat
menyebabkan pembentukan batu kalsium oksalat.5 Kerusakan di sel tubulus ginjal
yang diakibatkan oleh lipid peroxidation dan radikal bebas memiliki peran dalam
pembentukan kristal oksalat. Kerusakan membran membantu fiksasi dan
pertumbuhan kristal kalsium oksalat.6
Diare kronik dapat mengubah metabolisme oksalat. Malabsorpsi
menyebabkan peningkatan lemak dan empedu di saluran cerna. Kalsium yang
terdapat di saluran cerna dapat mengikat lemak sehingga menyebabkan reaksi
penyabunan (saponifikasi). Hal ini akan menyebabkan jumlah kalsium yang
berikatan dengan oksalat di saluran cerna menurun. Oksalat yang tidak terikat ini
akan diabsorpsi melalui dinding saluran cerna secara pasif, terlebih lagi dengan
adanya garam empedu. Peningkatan kecil dalam penyerapan oksalat akan
menyebabkan pembentukan kalsium oksalat secara signifikan di ginjal. Hal ini
akan menyebabkan potensi nukleasi heterogen dan pertumbuhan kristal.5
Orang yang mengalami peningkatan kadar oksalat urin tidak secara
otomatis membentuk batu kalsium oksalat. Ada faktor lain yang
mempengaruhinya seperti kelainan metabolisme, peran bakteri Oxalobacter
formigenes,anion transporter Slc26a6,dehidrasi, hipositraturia, kadar inhibitor
yang rendah, dan malabsorpsi.5
c) Hipositraturia
Hipositraturia adalah sebuah keadaan dimana kadar sitrat urin kurang dari
320 mg/hari atau kurang dari 0,6 mmol/hari pada pria atau 1,03 mmol/hari pada
wanita. Keseimbangan asam basa memiliki peranan penting dalam mengatur
eksresi sitrat. Pada keadaan metabolik asidosis, terjadi penurunan kadar sitrat urin
akibat peningkatan penyerapan tubulus dan penurunan sintesis sitrat di sel
peritubular.6
20
batu MAP hanya dapat jika terdapat hubungan dengan infeksi saluran kemih yang
diakibatkan oleh bakteri pemecah urea.5,6
BAB 3
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
Deskripsi : Hal ini dialami pasien sejak 6 bulan ini, benjolan semakin
lama semakin membesar, dan semakin memberat dalam 3
bulan ini. Mual dan muntah setelah makan dijumpai dalam 3
bulan ini. Pasien juga mengeluhkan perut terasa penuh
setelah makan Batuk dan demam tidak dijumpai. Riwayat
penurunan berat badan dijumpai dalam 2 bulan ini. Riwayat
keluarga menderita kanker dijumpai yaitu adik kandung
pasien dan telah meninggal. Os sebelumnya sudah dirawat
dirumah sakit luar dengan diagnosis Carcinoma Gaster.
RPT : Tidak Jelas
STATUS PRESENS
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 130/90
Denyut Nadi : 98 x/menit
Temperatur : 36,60C
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala; Mata : konj. Palpebre anemis (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil isokor(+/+),
diameter pupil (3cm/3cm)
Palpasi : SF ka = ki
Perkusi: sonor
Perkusi ; Timpani
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap
Hb 8,7 12-16
Ht 28 36-47
Leukosit 4,030 4,5-11,0
Trombosit 248 150-450
Waktu trombin
Pt 1,04
Aptt 0,76
TT 17,5
INR 1,51
FUNGSI HATI
ALBUMIN 2,3 3,5-5,0
HATI
25
SGOT 28 5-34
SGPT 13 0-55
FUNGSI GINJAL
UREUM 28 18-55
KREATININ 0,42 0,7-1,3
ELEKTROLIT
NATRIUM 135 135-155
KALIUM 1,9 3,6-5,5
KLORIDA 99 96-106
TUMOR MARKER
CEA 3,10 ≤5
CA 19-9 891,5 ‹ 37,0
Telah dilakukan MSCT scan Abdomen dengan kontras IV, potongan Axial, tebl
irisan 5 cm dengan hasil sebagai berikut:
batas tidak tegas, tepi irreguler di hemiabdoen tengah ukuran 4,1 X 3,8 cm
proyeksi pyloric gaster. Tampak massa hiperdens batas tegas, tepi reguler
Kesimpulan Radiologis:
Sugestif massa maligna di poyeksi pyloric gaster dan suspek massa di corpus
gaster disertai dengan dilatasi gaster
Ascites
Kesimpulan : Ca Gaster
Makroskopik
Diterima 3 buah jaringan masing-masing seujung beras, kenyal, warna abu-abu
Mikroskopik
Sediaan jaringan tampak permukaan mukosa dan kelenjar dengan pelapis epitel
torak. Inti bulat monoton, kromatin halus merata, sitoplasma eosinofilik, struma
terdiri dari jaringan ikat, tidakdijumpai tanda-tanda keganasan pada sediaan inti
Kesimpulan
Hepar :
Permukaan : Reguler, Normal
Pinggir : Tumpul
Ukuran : Normal
Parenkim : Tampak Kasar, massa(+),
Ascites : Tidak Dijumai
Pemb. Darah : Vena Porta Bizzare
Vena Hepatica Normal
Limpa :
Ukuran : Normal
Vena Lienalis : Normal
Kandung Empedu :
Ukuran : Normal
Dinding : Normal
Pankreas : Normal
Ginjal : Normal
FOLLOW UP
P
Tanggal S O A
Terapi Rencana
01/05/2016 Mual (+), dada Sens : Compos Mentis -Susp tumor gaster - Tirah Baring -USG Abdomen
terasa panas, TD : 110/70 mmHg, - Diet M2 - feces rutin
mencret (+) HR : 80 x/menit, - IVFD Nacl 0,9% 20 gtt/i - Gastroskopi + Biopsi
RR : 20 x/menit, T 36.8°C - Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam - Ct- Scan Abdomen
- Inj. Ketorolac 30 mg/12 jam - Anemia Profil
Mata : - PCT 3 x 500 mg KP - Urinalisa
- konj. Anemis +/+ - KSR 1x 600 mg - LFT, RFT, Viral
- Sklera ikterik -/- - Dulcolac tab 3 tab I Marker
Leher : - CRP
-JVP R-2 cm H2O - CEA, Ca 19-9
Thorak
-SP : Vesikuler
-ST : Rh -/-
Abdomen :
Inspeksi : Simetris, tampak
masa diregio epigastrium
Palpasi : teraba massa
diepigastrium, mobile, tidak
bergranul dengan tepi
reguler, ukuran +/- 10 cm x3
cm
Perkusi : tympani
Auskultasi : peristaltik (+)
19/05/2016 - Sens : Compos Mentis Susp tumor gaster -Tirah Baring Assasment digestif :
TD : 120/80 mmHg, - IVFD Clinimix + Ivelip/12 Rencana operasi angkat
HR : 76 x/menit, jam lambung atau dilakukan
RR : 20 x/menit, T :36.8°C - Ranitidin 50 mg/12 jam biopsi ulang dengan
-cefotaxim 1 gr/ 12 jam gastroskopi
Abdomen :
Inspeksi : Simetris, tampak Pasien setuju dilakukan
masa diregio epigastrium operasi
Palpasi : teraba massa
diepigastrium, mobile, tidak
bergranul dengan tepi
reguler, ukuran +/- 10 cm x3
cm
Perkusi : tympani
Auskultasi : peristaltik (+)
21/05/2016 - Sens : Compos Mentis Susp tumor gaster -Tirah Baring Hasil Lab 21/05/2016
TD : 110/80 mmHg, -TPN Clinimix + Hb 11.6
HR : 84 x/menit, Ivelip/24jam Eri 4.45
RR : 20 x/menit, T :36.7°C - Ranitidin 50 mg/12 jam Leu 3.800
-cefotaxim 1 gr/ 12 jam Ht 37
Abdomen : PLT 227.000
Inspeksi : Simetris, tampak MCV 82
masa diregio epigastrium MCH 26.1
Palpasi : teraba massa MCHC 31.1
diepigastrium, mobile, tidak RDW 20.4
bergranul dengan tepi MPV 9.0
reguler, ukuran +/- 10 cm PCT 0.200
x3 cm PDW 9.0
Perkusi : tympani
Auskultasi : peristaltik (+) HATI
Albumin 2.6
Ekstremitas : edema (-/-)
Elektrolit
Na 132
K 2.2
Cl 95
37
BAB 4
DISKUSI
TEORI KASUS
FAKTOR RESIKO
Faktor resiko kanker lambung antara Pada kasusu ini, faktor resikonya adalah
lain infeksi Helicobakterpilori, diet pasien berusia di atas 50 tahun dan
tinggi nitrat (nitrosamine) sebagai riwayat keluarga menderita kanker
pengawet, makanan yang diasap dan dijumpai.
diasinkan, perokok, atrofi lambung. Di
samping itu ada juga factor-faktor
resiko yang mempermudah
1. Seks, kanker lambung pada pria dua
kali lebih sering dari pada perempuan.
2. Umur, kebanyakan kanker
lambung pada umur 50-70 tahun dan
jarang dibawah umur 40 tahun.
3. Alkohol
4. Operasi lambung sebelumnya.
5. Polip lambung
6. Sindrom Kanker familial
GAMBARAN KLINIS
Pada stadium awal, kanker lambung Pada pasien dijumpai:
sering tidak menimbulkan gejala karena - mual dan muntah setelah makan
- perut terasa penuh setelah
lambung masih berfungsi normal.
makan.
Gejala biasanya baru timbul setelah
- Teraba massa atau benjolan di
massa tumor cukup besar sehingga
perut
menimbulkan gangguan aktivitas - Riwayat penurunan berat badan
motorik pada segmen lambung, dijumpai
gangguan pasase, infiltrasi tumor
disekitar lambung, atau terjadi
metastasis.
Tanda dan gejala kanker gaster sebagai
38
berikut:
• Penurunan nafsu makan
• Penurunan berat badan
• Nyeri perut, nyeri ulu hati
• Perut terasa penuh setelah
makan
• Mual
• Muntah dengan atau tanpa darah
• Teraba massa atau benjolan di
perut
DIAGNOSIS Anamnesis:
Diagnosis pada kanker lambung dapat Benjolan pada perut dialami pasien
ditegakkan dengan melakukan sejak 6 bulan ini, benjolan semakin
anamnesis, pemeriksaan pemeriksaan lama semakin membesar, dan semakin
fisik dan pemeriksaan penunjang yang memberat dalam 3 bulan ini.
Mual dan muntah setelah makan
adekuat.
dijumpai dalam 3 bulan ini. Perut terasa
Dari anamnesis dapat ditemukan gejala
penuh setelah makan dijumpai.
–gejala dan adanya factor risiko yang
Riwayat penurunan berat badan
mencurigai kearah kanker lambung.
dijumpai dalam 2 bulan ini. Riwayat
Antara pemeriksaan penunjang yang
keluarga menderita kanker dijumpai
dilakukan adalah:
yaitu adik kandung pasien dan telah
1) Tumor marker
meninggal.
Level serum Carcinoembryonic antigen
(CEA) dan CA 19-9 sering kali Pemeriksaan Fisik:
Abdomen :
meningkat pada pasien dengan kanker
Palpasi : Soepel, teraba massa di regio
lambung stadium lanjut.
epigastrium 10 x 5 cm,
2) Endoskopi Nyeri tekan (+)
Merupakan pemeriksaan utama yang
Hasil Pemeriksaan Gastroskopi
digunakan untukmenemukan kanker
(3/5/2016)
lambung. Ini dapat digunakan ketikas
Pada Corpus dan Antrum dijumpai
eseorang memiliki factor risiko tertentu
massa protruded, masih berdarah
atau ketika dijumpai tanda-tanda dan Pylorus ditutupi massa, scope tidak bisa
gejala yang mencurugai kanker diteruskan
39
PROGNOSIS .
Kasus stadium awal yang masih dapat
dibedah untuk tujuan kuratif (N0,M0)
memberikan angka ketahanan hidup 5
tahun sampai 50%.
Bila telah ada metastasis ke kelenjar
limf (N+), angka tersebut menurun
menjadi 10%.
BAB 5
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Publishers.
4. Tortora, G.J. dan Derrickson, B.H. 2009. Principles of Anatomy and
Jakarta.
8. Riset Kesehatan Dasar. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Mei 2016).
9. Sudoyo, Aru W. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Pusat
2016)
13. American Cancer Society. Stomach Cancer. American Cancer Society : 2014
14. McGrath, S.C.2007.Gastric Adenocarcinoma: Epidemiology, Pathology, and