Anda di halaman 1dari 2

FORMULASI DIAGNOSIS

 Gangguan cemas yang dialami pasien tidak dapat diketahui penyebabnya secara
jelas (tidak terdapat objek tertentu yang menimbulkan kecemasan).
Diagnosis gangguan anxietas fobik dapat disingkirkan
 Gangguan cemas berulang tidak terjadi disaat pasien berada di tempat yang sulit
atau tempat yang ramai. Gangguan panik dengan agorofobia dapat disingkirkan.
 Gangguan cemas tidak disebabkan oleh penyakit serius ataupun gejala-gejala fisik
yang menurut pasien dirasakan dan berusaha datang ke dokter untuk
mengobatinya, sedangkan pada gangguan cemas menyeluruh, pasien hanya
merasakan gejala hiperaktivitas otonomik sebagai akibat dari kecemasannya.
 Kecemasan pada passien tidak berhubungan dengan suatu peristiwa ataupun
trauma yang sebelumnya dialami oleh pasien.
 Pada pasien keluhan cemas telah dirasakan sejak 15 tahun yg lalu,
perasaan cemas ini sering diikuti dengan rasa pusing, telapak tangan berkeringat,
jantung berdebar-debar dan badan terasa lemas. Pasien juga sulit tidur dan sulit
berkonsentrasi
 Dari pemeriksaan status mental, didapatkan mood pasien eutimia dengan afek luas.
Hal ini sesuai dengan Pedoman Diagnostik cemas menyeluruh DSM IV:
 Ansietas dan kekhawatiran yang berlebihan terjadi hampir setiap hari selama setidaknya
6 bulan
 Orang tersebut sulit untuk mengendalikan kekhawatirannya diakibatkan 3 atau lebih
dari 6 gejala:
1. gelisah atau merasa terperangkap
2. Mudah merasa lelah
3. sulit berkonsentrasi atau pikiran merasa kosong
4. mudah marah
5. otot tegang
6. Gangguan tidur
Ø Fokus dari ansietas tidak terbatas hanya pada gambaran gangguan aksis 1, misalnya
misalnya ansietas / cemas bukan karena mengalami serangan panik (seperti
pada gangguan panik), merasa malu berada di keramaian (seperti pada fobia sosial),
merasa kotor seperti pada gangguan obsesif kompulsif, jauh dari rumah atau kerabat
dekat (seperti pada gangguan ansietas perpisahan), bertambah berat badan (seperti pada
anoreksia nervosa), mengalami keluhan fisik berganda (seperi
pd gangguan somatisasi/mengalami penyakit yang serius (hipokondriasis), juga ansietas
dan kekhawatiran tidak hanya terjadi selama gangguan stres pasca trauma.
Ø Kecemasan, kekhawatiran atau gejala fisik yang menyebabkan penderitaan yang
bermakna secara klinis atau gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan atau area penting
fungsi lainnya
Ø Menurut PPDGJ III, pedoman diagnostikuntuk gangguan cemas menyeluruh:
1. Penderita harus menunjukan anxietas sebagai gejala primer yg harus berlangsung
setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan.
2. Gejala tersebut mencakup unsur-unsur:
- Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seprti diujung tanduk dan nasib
buruk)
- Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak santai)
- Overaktivitas otonomik (kepala terasa sakit, keringatan, jantung berdebar-debar,
sesak napas, kelujhan lambung, pusing kepala)
3. Pada anak-anak sering terlihat kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan & keluhan
somatik berulang yg menonjol.
4. Adanya gejala lain yg sifatnya sementara, khususnya untuk depresi, tidak
membatalkan diagnosis utama gangguan cemas menyeluruh selama tidak memenuhi
kriteria lengkap dari episode depresif.
Ø Jadi berdasarkan DSM IV dan PPDGJ III pasien ini dapat ditegakkan
diagnosis: gangguan cemas menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai