Anda di halaman 1dari 4

Fluktuasi asimetri ikan nila 69 dari Danau Tempe dan .....

(Ani Widiyati)

FLUKTUASI ASIMETRI IKAN NILA 69 (Oreochromis niloticus) DARI


DANAU TEMPE (SULAWESI SELATAN) DAN IKAN NILA GIFT
DARI SUKAMANDI, JATILUHUR, DAN SUKABUMI

Ani Widiyati*) dan Komar Sumantadinata**)

ABSTRAK

Fluktuasi asimetri organ berpasangan merupakan salah satu metode sederhana yang
dapat digunakan untuk menghitung keragaman fenotip pada ikan nila. Penelitian ini
bertujuan untuk mengukur fluktuasi asimetri ikan nila 69 dari Danau Tempe (Sulawesi
Selatan) dan ikan nila GIFT dari Sukamandi, Jatiluhur, dan Sukabumi. Ikan nila yang
digunakan berukuran konsumsi (150—250 g/ekor) dan berasal dari masing-masing
lokasi diukur 50 ekor sebagai ikan uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan nila
69 dari Danau Tempe mempunyai nilai fluktuasi asimetri bilangan (Fan) dan besaran
(Fam) gabungan terkecil yaitu 0,8 dan 2,84. Ikan nila dari Jatiluhur mempunyai nilai
fluktuasi asimetri bilangan (Fan) dan besaran (Fam) gabungan tertinggi yaitu 4,43 dan
16,66.

ABSTRACT: Fluctuating asymmetry of nile tilapia 69 (Oreochromis niloticus)


from Lake Tempe (South Sulawesi) and GIFT nile tilapia from
Sukamandi, Jatiluhur, and Sukabumi. By: Ani Widiyati and
Komar Sumantadinata

The asymmetric fluctuating of couple organs were used as simple method to calculate
fenotype variation of nile tilapia. The objective of this study was to measure the
asymmetric fluctuation nile tilapia 69 from Lake Tempe (South Sulawesi) and nile
tilapia GIFT product from West Java (Jatiluhur, Cirata, Sukamandi, and Sukabumi).
The results showed that nile tilapia from Lake Tempe had the smallest value of
fluctuating asymmetry number (Fan) and magnitute (Fam), which are 0.8 and 2.84
prespectively. The biggest value of fluctuating asymmetry number (Fan) and
magnitute (Fam), which are 4.43 and 16.66 respectively.

KEYWORDS: fluctuating asymmetry, nile tilapia, Lake Tempe, West Java

PENDAHULUAN di atas 500 g/ekor). Untuk memenuhi


kebutuhan pasar ekspor maka diperlukan ikan
Ikan nila merupakan salah satu ikan nila dengan pertumbuhan cepat dan ukuran
introduksi dari Sungai Nil di Afrika, dibawa individu yang besar.
masuk ke Indonesia dari Taiwan pada tahun
1969. Ikan nila disukai oleh pembudi daya Permasalahan yang sudah lama dihadapi
karena mempunyai pertumbuhan yang lebih oleh pembudi daya ikan nila adalah
cepat dibandingkan dengan ikan mujair kecenderungan penurunan pertumbuhan,
(Widiyati & Sudarto, 1995). Permintaan ikan nila ukuran individu mengecil, matang gonad pada
konsumsi untuk pasar lokal (ukuran individu usia dini (Widiyati & Sudarto, 1995). Menurut
100-300 g/ekor) semakin meningkat, pangsa Leary et al. (1985), rendahnya kualitas genetik
pasar semakin luas dengan adanya permintaan akan berakibat negatif terhadap sifat-sifat
ikan tersebut untuk ekspor (ukuran individu penting dalam budi daya ikan, antara lain

*)
Peneliti pada Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor
**)
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor

395
J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No.3 Tahun 2007: 395--398

menurunnya tingkat sintasan dan BAHAN DAN METODE


pertumbuhan ikan. Fenomena ini juga dicirikan
dengan meningkatnya individu yang asimetri Ikan uji yang digunakan untuk penelitian
dan abnormal. Hal ini terlihat dari perbedaan ini adalah 5 strain ikan nila yang didatangkan
bentuk ukuran, jumlah, dan ciri morfologi yang pada tahun 1969. Ikan nila 69 tersebut berasal
lain pada organ berpasangan antara organ dari Danau Tempe, ikan nila dari Balitkanwar
bagian kiri dan kanan (Wilkins et al., 1995). Sukamandi (nila GIFT generasi 6 introduksi
tahun 1997), pembudi daya ikan Sukabumi
Informasi tentang keragaman genetik yang (turunan nila GIFT dari generasi 3 introduksi
dimiliki oleh setiap populasi akan menjadi tahun 1995), pembudi daya ikan KJA di Jatiluhur
dasar dalam melakukan program pemuliaan (nila GIFT turunan generasi 3), dan pembudi
ikan, sehingga keberhasilan program tersebut daya ikan Cirata (nila GIFT turunan generasi 3
sangat bergantung pada sumber dari Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi). Ikan
keanekaragaman genetiknya. Pengukuran uji dari masing-masing lokasi sebanyak 50 ekor
keragaman genetik ikan dapat dilakukan dengan ukuran 150—250 g/kg.
berdasarkan karakter morfologi (meristik,
morfometrik, dan fluktuasi asimetri), serta Penelitian dilakukan dengan metode
karakter genotipnya (isozyme, DNA deskriptif, yaitu mendeskripsikan berbagai
mitokondria, DNA mikrosatelit). Pengukuran peubah secara umum yang dikelompokkan
keragaman genetik dengan menghitung jumlah sebagai karakter morfologi sedangkan untuk
organ-organ berpasangan yang asimetri lebih menghitung fluktuasi asimetri dilakukan
mudah dilakukan serta dengan biaya yang jauh pengukuran mengikuti metode dari Leary et
lebih murah dibandingkan dengan pengukuran al. (1985) yaitu dengan cara menghitung ciri
berdasarkan karakter genotipnya. meristik bilateral yang terdiri atas jumlah jari-
jari lemah sirip dada, jari-jari lemah sirip perut,
Menurut Clarke (1992), kestabilan sisik pada garis rusuk (LL), dan tapis insang
perkembangan organ-organ berpasangan pada pertama bagian dalam. Agar lebih mudah dalam
hewan berhubungan erat dengan tingkat penghitungan organ-organ tersebut, ikan nila
keragaman genetiknya. Kestabilan organ- dimatikan kemudian organ dipisahkan dari
organ berpasangan disebut dengan fluktuasi tubuh dengan cara memotong bagian pangkal
asimetri. Nilai stabilitas perkembangan organ tanpa merusak organ. Selanjutnya pengamatan
berpasangan diukur dengan dua angka, yaitu dilakukan di bawah mikroskop binokuler.
dengan bilangan (number) rataan sifat asimetri
per individu dengan angka rataan besaran Hasil pengukuran fluktuasi asimetri
(magnitute) asimetri. Pengukuran stabilitas bilangan (Fan), yaitu jumlah karakter individu
perkembangan dengan kedua angka tersebut asimetri dari sejumlah individu yang diamati
pada setiap individu yang kemudian diperoleh dapat diketahui dengan rumus (Leary et al.,
nilai tengah dari keseluruhan asimetri dapat 1985).
digunakan untuk menduga berkurangnya
keragaman genetik akibat silang dalam suatu Σ [Zi ]
populasi ikan (Leary et al., 1985). Fan =
N
Young et al. (1995) menyatakan bahwa
adanya asimetri bilateral pada ikan rainbow di mana :
trout signifikan dengan peningkatan Fan = fluktuasi asimetri bilangan
homosigositas pada ikan tersebut. Menurut Zi = jumlah individu asimetri untuk ciri meristik
Nurhidayat (2000), pada ikan lele dumbo asal tertentu
Sleman, Tulungagung, dan Bogor ditemukan N = jumlah contoh
stabilitas perkembangan organ tubuh yang Sedangkan untuk fluktuasi asimetri
rendah pada sirip dada dan sirip perut, hal ini besaran (Fam) yaitu jumlah absolut perbedaan
diduga akibat mengalami tekanan silang dalam. karakter organ kiri dengan kanan dari sejumlah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui individu yang diamati dapat dihitung dengan
fluktuasi asimetri ikan nila 69 (Oreochromis rumus:
niloticus) dari Danau Tempe (Sulawesi Selatan),
dan ikan nila GIFT dari Sukamandi, Jatiluhur, Σ [xi - yi ]
dan Sukabumi. Fam =
N

396
Fluktuasi asimetri ikan nila 69 dari Danau Tempe dan ..... (Ani Widiyati)

di mana: lebih baik dibandingkan dengan ikan nila GIFT


Fam = fluktuasi asimetri besaran dari Jatiluhur dan Sukabumi.
Xi = jumlah organ kiri
Nilai fluktuasi asimetri terbesar adalah ikan
Yi = jumlah organ kanan
nila dari Jatiluhur, tingginya nilai tersebut
N = jumlah contoh
diduga tingkat homozigositas ikan paling
Selanjutnya dari hasil perhitungan nilai tinggi dibandingkan ikan nila dari Danau
fluktuasi asimetri bilangan (Fan) dan fluktuasi Tempe, Sukamandi, Sukabumi, dan Cirata. Dari
asimetri besaran (Fam) dapat digunakan untuk hasil wawancara dengan pembudi daya ikan
pendugaan terhadap heterozigositas/ nila dari Cirata dan Jatiluhur, mereka
homozigositas gen pada ikan. Jika nilainya memperoleh benih dari unit perbenihan rakyat
semakin besar maka diduga heterosigositas (UPR) dari Sukabumi. Pada umumnya kegiatan
gen semakin kecil atau homozigositasnya perbenihan di UPR di Sukabumi tidak
semakin besar. memperhatikan teknik pemuliaan. Selain itu
pembudi daya juga tidak mempunyai data
HASIL DAN BAHASAN
tentang silsilah tetua, jumlah pasangan induk
Nilai fluktuasi asimetri bilangan (Fan) dan ikan yang dipijahkan, dan frekuensi pemijahan.
besaran (Fam) gabungan organ berpasangan Pembenih ikan nila biasanya hanya memiliki
seperti jari-jari lemah sirip dada, jari-jari lemah induk sedikit (10—25 pasang) karena mereka
sirip perut, tapis insang, sisik linealateralis atas berpendapat lebih ekonomis dalam
dan bawah ikan nila, terbesar diperoleh dari pemeliharaannya.
ikan nila GIFT Jatiluhur yaitu 4,43 dan 16,66; Menurut Tave (1986), jika perkawinan
dan terkecil diperoleh dari ikan nila dari Danau mengabaikan tetua, peluang terjadinya in-
Tempe yaitu 0,8 dan 1,4 (Tabel 1). Untuk hasil breeding sangat besar. Selanjutnya dikatakan
pengukuran fluktuasi asimetri gabungan baik pula, untuk menghindari terjadinya inbreed-
besaran (Fam) dan bilangan (Fan) dari Danau ing tersebut sebaiknya pemijahan dilakukan
Tempe mempunyai nilai paling kecil. Hal ini minimal menggunakan 50 pasang induk. Hal
diduga karena heterozigositas gen ikan nila ini sesuai dengan hasil penelitian Nurhidayat
dari Danau Tempe paling tinggi dibandingkan (2000) yang menyatakan bahwa fluktuasi
dari Cirata, Jatiluhur, Sukamandi, dan Sukabumi. asimetri pada ikan lele dumbo relatif lebih
Nilai fluktuasi asimetri ikan nila dari tinggi dibandingkan ikan nila, berarti
Sukamandi paling kecil di antara hasil budi keragaman genetik ikan lele dumbo tersebut
daya (GIFT). Hal ini disebabkan ikan nila dari lebih rendah dibandingkan ikan nila hasil
Sukamandi adalah ikan nila GIFT generasi 6 penelitian ini.
dari ICLARM Filipina, di mana ikan ini adalah Rendahnya nilai keragaan pada pembenih
ikan seleksi famili yang belum disebarluaskan ikan lele dumbo diduga karena penggunaan
dan dipijahkan oleh pembudi daya ikan nila. pasangan induk yang dipijahkan sedikit yaitu
Fenomena tersebut memperlihatkan bahwa 1—2 pasang induk (Nurhidayat, 2000),
mutu genetik ikan nila GIFT dari Sukamandi sedangkan pada ikan nila paling sedikit 10

Tabel 1. Nilai fluktuasi asimetri bilangan (Fan) dan asimetri besaran (Fam) gabungan (jari-
jari lemah sirip dada, perut, tapis insang, linealateralis atas, dan bawah) dari Danau
Tempe (Sulawesi Selatan), Cirata, Jatiluhur, Sukabumi, dan Sukamandi (Jawa Barat)
Table 1. Fluctuating asimmetry value of number (Fan) and magnitute (Fam) (softray
pectoral and ventral fin, branchial arch, and linealateralis) from Lake Tempe
(South Sulawesi), Cirata, Jatiluhur, Sukabumi, and Sukamandi (West Java)

Asa l ik a n B ila n g a n ( Fa n ) B e sa ra n ( Fa m )
In d iv id u a l st o c k N um b er M a g n it u d e

C ira t a 3 ,6 1 1 5 ,9 8
Ja t ilu h u r 4 ,4 3 1 6 ,6 6
D anau T e mpe
0 ,8 1 ,4 0
L a ke Te m p e
S u kab u m i 3 ,9 1 1 5 ,1 9
S u kam an d i 1 ,7 5 2 ,8 4

397
J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No.3 Tahun 2007: 395--398

pasang induk. Menurut Leary et al. (1985), Leary, R.F., F.W. Allendorf, and K.L. Knudsen.
rendahnya keragaman genetik berhubungan 1985. Development instability and high
dengan terjadinya silang dalam yang dapat meristic counts in interspecific hybrid of
meningkatkan homozigositas. Jika frekuensi salmonid fishes. Evolution. 39(6): 1,318—
silang dalam meningkat maka akan terjadi 1,326.
perubahan morfologi pada individu tersebut, Nurhidayat, M.A. 2000. Fluktuasi Asimetri pada
yang diduga disebabkan oleh meningkatnya Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.) yang
homozigositas. Homozigositas tersebut Berasal dari Tiga Daerah Sentral Budidaya
menyebabkan menurunnya kemampuan di Pulau Jawa. Tesis. Program Pascasarjana.
individu untuk berkembang secara normal. Hal Institut Pertanian Bogor. 26 pp.
tersebut sesuai dengan pernyataan Tave Tave, D. 1986. Genetics for fish hatchery man-
(1986) bahwa jika suatu organisme memiliki alel agers. AVI Publishing Company, Inc.
resesif yang tersembunyi dalam bentuk Westport, Connecticut. 299 pp.
homozigot, maka jika alel tersebut muncul akan
Widiyati, A. dan Sudarto. 1995. Evaluasi
menyebabkan fenotip yang abnormal.
pertumbuhan beberapa strain ikan nila
KESIMPULAN DAN SARAN (nila’69, nila GIFT, dan nila Chitralada).
Prosiding Seminar Hasil Penelitian
Ikan nila dari Danau Tempe mempunyai Perikanan Air Tawar 1994/1995,
nilai fluktuasi asimetri bilangan (Fan) dan Balitkanwar. Sukamandi. p. 44—49.
besaran (Fam) gabungan terkecil yaitu 0,8 dan Wilkins, N.P., E. Gosling, A. Linnane, C. Jordan,
2,84; sedangkan ikan nila dari Jatiluhur and H.P. Courtney. 1995. Fluctuating
mempunyai nilai fluktuasi asimetri bilangan asymmetry in atlantic salmon, european
(Fan) dan besaran (Fam) gabungan terbesar trout and their hybrids, including triploids.
yaitu 4,43 dan 16,66. Aquaculture. 137: 77—85.
DAFTAR PUSTAKA Young, W.P., P.A. Wheeler, and G.H. Thorgaard.
1995. Asymmetry and variability of meristic
Clarke, G.M. 1992. Fluctuating asymmetry: A characters and spotting in isogenic lines
technique for measuring developmental of rainbow trout. Aquaculture. 137: 67—76.
stress of genetic and environmental ori-
gin. Acta Zool. Fennica. 191: 31—35.

398

Anda mungkin juga menyukai