Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tema : Personal Hygiene


Sasaran : Pasien dan Keluarga di Poli Kulit dan Kelamin
Hari/Tanggal : Sabtu, 05 November 2016
Tempat : Poli Kulit dan Kelamin

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan mengenai personal hygiene diharapkan pasien
dan keluarga memahami tentang pentingnya personal hygiene (kebersihan diri).

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pasien dan keluarga
dapat:
1. Menyebutkan dengan benar hal-hal yang harus diperhatikan pada kebersihan
diri.
2. Menyebutkan dengan benar alasan dan kegunaan melakukan personal hygiene
(kebersihan diri).
3. Menyatakan mampu melaksanakan langkah-langkah personal hygiene
(kebersihan diri) dan menerapkannya setiap hari.

C. Metode
Ceramah dan tanya jawab

D. Materi
Terlampir

E. Media
Leaflet
F. Proses Kegiatan Penyuluhan
Alokasi waktu: 30 menit
No Komunikator Komunikan waktu
Pre Interaksi
1 Memberi salam dan memperkenalkan diri Menjawab salam
2 Menjelaskan tujuan penyuluhan dan tema Mendengarkan 5 menit
penyuluhan
Isi 10 menit
3 a) Menjelaskan pengertian personal hygiene Mendengarkan
b) Menjelaskan tujuan personal hygiene
c) Menjelaskan jenis dan tindakan personal
hygiene
4 a) Memberikan kesempatan kepada Mengajukan 5 menit
komunikan untuk bertanya tentang materi pertanyaan
yang disampaikan
b) Diskusi
Penutup 5 mnt
5 Menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan Mendengarkan
penyuluhan
6 Menutup penyuluhan dan mengucapkan salam Membalas salam

G. Evaluasi
1. Sebutkan kembali hal-hal yang harus diperhatikan pada kebersihan diri
2. Sebutkan kembali alasan dan kegunaan melakukan personal hygiene (kebersihan
diri).

Materi Penyuluhan
A. Pengertian personal hygiene
Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara
kesehatan (Perry & Potter, 2006). Tindakan personal hygiene diperlukan untuk
kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan.

B. Tujuan personal hygiene


1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
4. Mencegah penyakit
5. Meningkatkan rasa percaya diri

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene


1. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap
kebersihannya.
2. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status sosial-ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada penderita DM harus menjaga
kebersihan diri terutama jika terdapat luka.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh
dimandikan.

6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
7. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.

D. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene


1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan diri dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi
adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi
pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan
harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

E. Jenis-jenis personal hygiene


1. Mencuci tangan
2. Perawatan rambut
3. Perawatan kulit
4. Perawatan gigi
5. Perawatan kuku
6. Perawatan kaki
7. Perawatan mata
8. Perawatan telinga
9. Perawatan genetalia dan anus

F. Jenis-jenis personal hygiene


1. Cuci Tangan
Cuci tangan sangat penting ketika:
a) Sebelum dan sesudah menggunakan toilet atau sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas tertentu.
b) Sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, sebelum beristirahat, sebelum
dan sesudah makan.
c) Setelah batuk, bersin/meniup hidung dan berada didekat seseorang yang
sedang sakit untuk mengontrol penyebaran kuman yang dapat menyebabkan
pilek dan flu.
d) Sebelum dan setelah memasak dan membungkus makanan untuk mencegah
makanan dari kerusakan dan mengurangi kontaminasi. Ketika menangani
makanan jangan menggaruk/memegang telinga, hidung, mulut atau luka
terbuka.
e) Cuci tangan setelah menggunakan sarung tangan atau tissue.
2. Rambut
a) Cuci rambut minimal dua kali seminggu menggunakan sampo ringan, bilas
dengan air bersih.
b) Keringkan rambut setelah dicuci.
c) Sisirlah rambut 3 hingga 4 kali sehari dengan sikat rambut berbulu lembut
atau sisir bergigi jarang.
d) Cuci sikat rambut atau sisir setiap kali anda mencuci rambut.
e) Minyaki kulit kepala, sekali seminggu, atau sejam sebelum mencuci rambut
3. Kulit
a) Mandi minimal dua kali sehari dan cuci muka minimal 3 kali sehari.
b) Orang yang aktif berolahraga/bekerja diluar hingga berkeringat disarankan
untuk mandi setelah aktivitas.
c) Gunakan sabun ringan secukupnya, spon mandi dapat digunakan untuk
menggosok, atau gunakan penggosok punggung atau penggosok tumit jika
tersedia.
d) Bagian genital dan anus harus dibersihkan setelah BAB atau BAK karena
jika dalam kondisi tidak higienis dapat menyebabkan iritas dan infeksi.
e) Bilas dengan bersih setelah memakai sabun.
f) Keringkan badan dengan handuk bersih.
g) Hindari berbagi sabun dan handuk dengan rekan kerja.
h) Ganti dengan baju dalam yang bersih setelah mandi
4. Gigi
a) Sikat gigi minimal dua kali sehari/sehabis makan lalu bilas.
b) Menyikat gigi sebelum tidur penting.
c) Ketika gosok gigi, perhatikan untuk membersihkan partikel makanan yang
tersangkut diantara dan didalam celah antara gigi rata dibelakang, gigi
geraham dan gigi geraham bungsu.
d) Sikat dengan arah kebawah untuk gigi atas dan sikat kearah atas untuk gigi
bawah.
e) Gunakan gerakan melingkar. Bersihkan juga lidah dan bagian dalam gigi.
f) Sikat gigi harus memiliki ujung bulu yang dapat kembali ke bentuk semula.
g) Sikat harus dibilas bersih dan kering setelah dipakai.
h) Tidak ada pasta gigi yang sempurna. Gunaka pasta gigi yang tidak
mengandung bahan pengasah atau antiseptic yang kuat.
5. Kuku
a) Jangan memotong kuku terlalu dekat dengan ujung kulit. Badan sehat
mempunyai kuku sehat. Kuku rapuh/tak berwarna merah mengindikasikan
kondisi kurang sehat atau adanya penyakit.
b) Mengecat kuku terus menerus dapat menyebabkan keratin atau kuku robek.
c) Potong kuku 1 minggu sekali (menggunakan pemotong kuku dan
dihaluskan/dikikir)
6. Kaki
a) Gosok kaki dengan spon, batu kambang atau penggosok kaki yang tidak
terbuat dari bahan pengamplas ketika mandi.
b) Keringkan jari kaki sehabis mandi.
c) Biarkan kuku kaki tetap pendek.
d) Gunakan alas kaki yang aman dan nyaman
e) Perawatan kaki yang lebih diperlukan untuk penderita diabetes
7. Perawatan mata, telinga dan hidung
a) Bersihkan daerah mata dari arah luar ke dalam (bersihkan kotoran mata yang
menempel pada sudut kelopak mata).
b) Bila mata kemasukan benda segera keluarkan menggunakan dengan kain/tisu
yang lembut, lakukan secara hati-hati. Bila mata terkena air sabun segera
cuci menggunakan air bersih, dan hindari mengosok-gosok mata dengan jari
tangan.
c) Saat mengendarai sepeda motor gunakan kaca mata/kaca pelindung.
d) Bersihkan hidung dari sekresi kering dengan tisu yang lembut.
e) Bersihkan telinga jika terdapat kotoran pada daun telinga bagian luar. Jangan
membersihkan telinga hingga ke telinga bagian dalam karena hanya akan
merusak struktur telinga. Jika terdapat keluhan seperti banyaknya kotoran
dalam telinga hendaknya melakukan pemeriksaan ke layanan kesehatan.

Referensi
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses
dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai