PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Benda apapun akan berubah oleh karena bekerjanya gaya yang diberikan
padanya. Jika gaya-gaya cukup besar, benda akan patah atau mengalami fracture.
Jika sebuah gaya diberikan pada benda lain seperti pegas yang digantung vertikal,
panjang benda akan berubah. Jika besar perpanjangan lebih kecil dibandingkan
dengan panjang benda, eksperimen menunjukkan bahwa Δx sebanding dengan
berat atau gaya yang diberikan pada benda. Dapat kita tuliskan sebagai persamaan
Pada kendaraan bermotor, baik mobil ataupun sepeda motor, dipasang
sistem alat yang berfungsi untuk meredam kejutan. Sistem alat ini dinamakan
shockabsorber, yang kebanyakan orang menyebutnya shockbreaker. Salah satu
komponen shocksabsorber adalah pegas (pir spiral). Coba bayangkan apabila
kendaraan tidak menggunakan shockabsorber. Pasti akan cepat lelah dan tidak
menyenangkan ketika berkendara. Pada saat berkendaraan melewati jalan
berlubang, berat kendaraan dan pengendara akan menekan pegas sehingga
termampatkan. Pegas akan kembali ke bentuk semula pada jalan rata.
Terdapat macam macam bentuk elastisitas, yaitu elastisitas zat padat,
elastisitas pada pegas, dan energy potensial pegas.
B. Rumusan Masalah
Dibawah ini adalah penjelasan dari masing masing bentuk dari elastisitas
dan Contoh soal beserta cara penyelesaiannya.
1
BAB II
ELASTISITAS ZAT PADAT
1. Tegangan (δ)
Tegangan adalah besamya gaya yang bekerja pada suatu benda pada luas
penampang tertentu. Secara matematis, tegangan dirumuskan sebagai berikut.
2. Regangan (e)
Regangan adalah perubahan relatif ukuran benda yang mengalami
tegangan. Regangan dihitung dengan cara membanding- kan pertambahan
panjang suatu benda terhadap panjang awalnya. Secara matematis, regangan
dirumuskan sebagai berikut.
ii
3. Modulus Elastisits (Modulus Young)
4. Batas Elastis
Sifat elastisitas benda memiliki batas sampai pada suatu besar gaya
tertentu. Apabila gaya yang diberikan lebih kecil daripada batas elastisitas,
benda akan kembali ke bentuk semula ketika gayp tersebut dihilangkan. Akan
tetapi, apabila gaya yang diberikan lebih besar daripada batas elastisitas benda,
benda tidak dapat kembali ke bentuk sem,ula. Benda secara permanen berubah
bentuk.
Pegas merupakan benda elastis karena dapat kembali ke bentuk semula ketika
gaya pada pegas dihilangkan. Gaya yang dapat menggerakkan benda kembali ke
bentuk semula disebut gaya pemulih.
ii
1. Hukum Hooke
Tanda negatif pada hukum Hooke bermakna bahwa gaya pemulih pada
pegas selalu berlawanan dengan arah simpangan pegas. Tetapan pegas (k)
menyatakan ukuran kekakuan pegas. Pegas yang kaku memiliki nilai k yang
besar, sedangkan pegas lunak memiliki k kecil.
Dari persamaan di atas, besarnya gaya yang bekerja pada benda dapat
ditulis sebagai berikut.
ii
C. Hukum Hooke untuk Susunan Pegas
Sebuah pegas yang diberi gaya akan mengalami pertambahan panjang sesuai
gaya yang diberikan padanya. Bagaimana jika pegas yang diberi gaya’berupa
susunan pegas (lebih dari satu)? Berbagai macam susunan pegas antara lain sebagai
berikut.
1. Susunan Seri pegas
ii
3. Energi Potensial Pegas
Energi potensial pegas merupakan kemampuan pegas untuk kembali ke
bentuk semula. Berdasarkan hukum Hooke, besarnya gaya pemulih sebanding
dengan simpangan benda.
Besarnya energi potensial pegas dihitung dengan langkah sebagai
berikut.
ii
BAB III
PENUTUP
A. Contoh soal
Ditanyakan :
a. δ
b. e
c. Y
Jawab:
ii
2. Seutas kawat sepanjang 1 meter ditarik dengan gaya 4 N. Luas penampang
kawat tersebut 2 mm2 dan modulus elastisitasnya 101° N/m2. Hitung
pertambahan panjang kawat akibat gaya yang diberikan!
Penyelesaian:
Diketahui:
Y = 1010 N/m2
A = 2 mm2 = 2×10-6 m2
ℓ=1m
F=4N
Ditanyakan = ∆ℓ
Jawab:
ii
DAFTAR PUSTAKA
http://www.fisika.org/2017/04/elastisitas-zat-padat-hukum-hooke.html
http://www.pelajaran.co.id/2016/23/elastisitas-fisika-pengertian-rumus-hukum-hooke-
dan-contoh-soal.html
ii
DAFTAR ISI
ii