Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Toddler adalah periode dimana anak memiliki rentang usia 12-36
bulan. Masa ini merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif
karena anak berusaha mencari tahu bagaimana semua terjadi dan
bagaimana mengontrol orang lain melalui perilaku tempertantrum,
negativisme, dan keras kepala. Masa ini merupakan periode yang sangat
penting untuk pencapaian perkembangan dan pertumbuhan intelektual
(Wong, 2004).
Perkembangan motorik yang dicapai anak usia toddler terbagi
menjadi dua meliputi perkembangan motorik halus dan perkembangan
motorik kasar. Motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu, dilakukan otak kecil, dan
memerlukan koordinasi yang cepat, sedangkan motorik kasar merupakan
aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh (Halimsyah,
2008).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Proses percepatan dan
perlambatan perkembangan motorik anak usia toddler adalah faktor
herediter, hormonal,dan lingkungan. Faktor lingkungan merupakan faktor
yang memegang peranan penting dalam menentukan tercapai dan tidaknya
potensi yang sudah dimiliki dan stimulasi masuk dalam faktor lingkungan
yaitu lingkungan pos natal (Hidayat,2009).
Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam
menjaga hubungan dengan anak, melalui komunikasi ini pula perawat dapat
membudahkan berbagai data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya
digunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan keperawatan.

1
Beberapa cara yang dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan anak,
antara lain :
1. Melalui orang lain atau pihak kerja
2. Bercerita
3. Memfasilitasi
4. Meminta untuk menyebutkan keinginan
5. Pilihan pro dan kontra
6. Penggunaan skala
7. Menulis
8. Menggambar
9. Bermain
Dampak dari komunikasi dengan kekerasan terhadap anak-anak adalah
hilangnya fitrah kelembutan. Berdasarkan pengalamannya, anak yang terbiasa
dengan kekerasan, sejak kecil sudah terlihat karena sudah terbiasa dengan
kekerasan, ia pun akan membutuhkan setiap kali akan melakukan sesuatu. Hal
itu terjadi karena fitrah kelembutannya sudah melemah. Komunikasi dengan
kekerasan juga akan membuat anak tidak memiliki keberanian untuk
mengungkapkan pendapatnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi komunikasi pada anak usia toddler ?
2. Apa saja pirinsip-prinsip komunikasi pada anak usia toddler ?
3. Bagaimana strategi atau teknik komunikasi pada anak usia toddler ?
4. Bagaimana tumbuh kembang anak usia toddler ?
5. Apa saja Aspek-Aspek Perkembangan Anak usia toddler ?
6. Bagaimana Perkembangan Motorik Kasar Dan Halus ?
7. Bagaimana Perkembangan Psikososial ?
8. Bagaimana cara anak dalam Kemampuan Sosial ?
9. Bagaimana Fase Anal pada anak ?
10. Bagaimana Perkembangan Pada Anak Usia Toddler ?
11. Apa saja Hambatan Komunikasi Pada Anak usia toddler ?
12. Bagaimana Penyelesaian Masalah pada tumbuh kembang Toddler ?

2
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah membaca makalah ini, mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan (PSIK) 6A diharapkan mampu memahami dan menjelaskan
tentang konsep asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan informasi pada
usia toddler.
2. Tujuan Khusus :
a. Memahami dan menjelaskan definisi komunikasi pada anak usia toddler.
b. Memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip komunikasi pada anak.
c. Memahami dan menjelaskan strategi atau teknik komunikasi pada anak..
d. Memahami dan menjelaskan tumbuh kembang anak usia toddler.
e. Memahami dan menjelaskan Aspek-Aspek Perkembangan Anak usia
toddler.
f. Memahami dan menjelaskan Perkembangan Motorik Kasar Dan Halus.
g. Memahami dan menjelaskan Perkembangan Psikososial.
h. Memahami dan menjelaskan cara anak dalam Kemampuan Sosial.
i. Memahami dan menjelaskan Fase Anal pada anak.
j. Memahami dan menjelaskan Perkembangan Pada Anak Usia Toddler.
k. Memahami dan menjelaskan Hambatan Komunikasi Pada Anak usia
toddler.
l. Memahami dan menjelaskan Penyelesaian Masalah pada tumbuh
kembang Toddler.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Informasi adalah data yang sudah dibentuk ke dalam sebuah formulir


bentuk yang bermanfat dan dapat digunakan untuk manusia. Information is
data that has ben shaped into a form that is meaning full and usefuil to human
being menurut (Kenneth, C. 2004)

Komunikasi adalah proses yang melibatkan seseorang untuk


menggunakan tanda-tanda (alamiah atau universal berupa simbol-simbol
berdasarkan perjanjian manusai). Verbal atau non verbal yang disadari atau
tidak disadari yang bertujuan untuk mempengaruhi orang lain.

Usia toddler adalah usia antara 1-4 tahun, dimana seorang anak mulai
belajar menentukan arah perkembangan dirinya, suatu fase yang mendasari
bagaimana derajat kesehatan, perkembangan emosional, derajat pendidikan,
kepercayaan diri, kemampuan bersosialisasi serta kemampuan diri seorang
anak di masa mendatang.

Komunikasi pada anak memiliki dua ciri pokok yaitu :

1. Isi/pesan yaitu mengacu pada arti harfiah dari pertukaran kata-kata antara
pihak-pihak yang berkomunikasi. Isi adalah pesan atau apa-apa yang
dikomunikasikan
2. Proses adalah menunjuk pada aspek komunikasi relasional atau non verbal.
Ekspresi wajah, gerakan kepala, gerak gerik tangan dan postur gerakan tubuh,
semuanya memiliki arti dalam berkomunikasi. Dan khususnya untuk anak-
anak mereka lebih mengikuti dan menginterpretasikan komunikasi non verbal
sebelum mereka memahami arti dari kata-kata tersebut. (Nelson, 2000)

B. Prinsip-Prinsip Komunikasi Pada Anak


Dalam komunikasi pada anak membutuhkan pertimbangan khusus
sebagai perawat dapat menggembangkan hubungan kerja yang baik dengan

4
anak maupun dengan keluarga. Perawat banyak menerima informasi dari
orang tua, karena kontak antara orang tua dengan antar umum akrab.
Informasi yang diberikan orang tua dapat di asumsikan dan diandalkan dengan
baik.
Perawat memberikan perhatian periodik kepada bayi dan anak ketika
mereka bermain untuk membuat mereka berpartisipasi dengan baik. Anak
yang lebih besar dapat secara aktif terlibat dalam komunikasi. Anak-anak
umumnya responsip terhadap pesan non verbal dengan gerakan yang tiba-tiba
atau mengancam membuat mereka takut. Perawat memasuki ruangan dengan
senyum yang lebar dan gerakan tangan tertentu akan menghalangi
terbentuknya hubungan. Perawat harus tetap anggun dan tenang membiarkan
anak terlebih dahulu bertindak dalam hubungan interpersonal. Nada suara
yang tenang bersahabat dan yakin adalah yang terbaik.
Anak tidak suka dipandangi ketika berkomunikasi perawat harus
melakukan kontak mata. Anak kecil sering kali tidak dapat berbuat apa-apa
terutama dalam situasi yang meliputi interaksi dengan personal perawatan
kesehatan (W haley dan wong 2004)
Ketika diperlukan penjelasan atau petunjuk, perawat menggunakan
bahasa langsung dan sederhana harus jujur, membohongi anak dengan
mengatakan bahwa jika sakit bilang sakit jika tidak bilang tidak untuk
meminimalkan ketakutan pada anak perawat harus selalu mengatakan jujur.
Menggambar dan bermain adalah cara yang efektif untuk berkomunikasi
dengan anak. Hal ini memberikan kesempatan pada anak berkomunikasi
secara verbal dan non verbal. Perawat dapat menggunakan gambar sebagai
media untuk komunikasi pada anak.

C. Strategi/Tehnik Komunikasi Toddler


Strategi komunikasi pada toodler diantaranya:
1. Anak berkomunikasi secara verbal maupun non verbal.
2. Anak bersifat egosentris dan hanya memahami hal-hal yang berhubungan
dengan dirinnya.
3. Anak tidak dapat membedakan fantasi dan kenyataan.
4. Anak memahami anologi secara literal (mis. Anak harus di izinkan untuk
melakukan eksplorasi pada lingkungan).

5
5. Anak harus di izinkan menjelajahi lingkungan.
6. Anak memahami kalimat yang pemdek dan sederhana, kata-kata yang
dipahami dan penjelasan yang konkrit.

Tehnik dan alat untuk meningkatkan komunikasi

1. Papan komunikasi dengan kata-kata, huruf/gambar yang menunjukan


kebutuhan dasar (toilet, air)
2. Kertas dan pensil untuk menunjukan ekspresi dari kebutuhan / pikiran.
3. Melibatkan keluarga dan teman dalam pengiriman perawatan jiwa.
4. Penggunaan sikap non verbal seperti kedipan mata /gerakan jari untuk
merespon.
5. Menggunakan kata yang dapat dipahami anak, menghindari terminology
medis.
D. Tumbuh Kembang Pada Anak

Pertumbuhan ditandai dengan perubahan ukuran bagian badan anak,


yaitu dari kecil menjadi besar. Sedangkan perkembangan ditandai oleh
perubahan kemampuan, yaitu dari pengetahuan yang terbatas pada waktu
lahir menjadi kaya akan kemampuan, seperti berjalan, berlari, tersenyum,
berbicara, belajar, dan bergaul di kemudian hari. Didalam mempelajari proses
perkembangan manusia dengan tugas-tugas perkembangannya kita harus
memahami dengan baik istilah seperti ; belajar dan kematangan. Belajar
adalah adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh dengan latihan atas
dasar kematangan dari orang yang sedang belajar itu. Dan kematangan adalah
kelengkapan dari pertumbuhan dan perkembangan fungsi-fungsi badan dan
mental sehingga seseorang dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-
baiknya. Mental adalah mengenai keadaan psikologis, yaitu mencakup
pikiran, status emosional dan perilaku.

Toddler adalah anak anatara rentang usia 12 sampai 36 bulan atau anak
usia 1 – 3 th . Toddler tersebut ditandai dengan peningkatan kemandirian
yang diperkuat dengan kemampuan mobilitas fisik dan kognitif lebih besar.

6
1. Perkembangan Kognitif (Piaget)

a. Fase sensori motor

1. 12-24 bln . perkembangan cepat, masih sederhana dalam


kemampuan mencari alasan.
2. 13-18 bln memakai eksperimen yang aktif untuk mencapai
tujuan yang sebelumnya, mulai mengambil keputusan yang
rasional dan alasan yang intelektual.
3. Merasa berbeda dengan orang lain ditunjukkan dgn
keberanian melakukan hal-hal bersifat resiko, tanpa ada
ortu.
4. Sadar akan adanya akibat yang dilakukan, dan tidak dapat
menstransfer pengetahuan yang baru.
5. Belum dapat mengaplikasikan obyek yang sempurna.
6. 19-24 bulan merupakan akhir tahap sensorimotor yang
mana dapat menduga sesuatu yang mempunyai pengaruh
padanya, Imitasi dengan meningkatkan simbol-simbol,
mulai merasa mengantisipasi waktu, suhu, mengingat dan
mampu menunggu dan Berfikir dan berperilaku egosentris

b. Fase pre Konseptual

Dengan karakteristik :

1. Egosentris : Ketidakmampuan menempatkan situasi dari

perspektif orang lain sehungga Implikasi Anak


membutuhkan opini/alasan dari orang lain

2. Transduktif

a. Perpindahan nilai-nilai yang buruk

b. Alasan dari satu bagian ke bagian lain implikasinya


terima alasan anak

7
3. Organisasi Global : Perubahan pada satu bagian akan

merubah seluruh bagian dan implikasi terima alasan


anak.

4. Centration : Fokus lebih dari 1 aspek daripada

kemungkinan alternatif lain

5. Animisme : Membedakan aktifitas hidup pada obyek

mati implikasi jaga agar anak tidak ketakutan.

6. Irreversibility

Ketidakmampuan memutar balikkan & merubah


tindakan fisik yang dilakukan. Implikasi berikan
penghargaan & instruksi yang positif

7. Magical : Percaya bahwa pikiran mempunyai kekuatan


dan berakibat sesuatu. Implikasinya Jelaskan bahwa
pikiran tidak menyebabkan terjadinya sesuatu & hal itu
tidak bertujuan
8. Ketidakmampuan untuk menghemat : Tidak mampu
berfikir bahwa sesuatu dapat berubah ukuran, bentuk,
volume, panjang. Implikasi merubah persepsi akan
pandangan anak

2. Perkembangan Moral

a. Tingkah laku ditentukan karena kebebasan & pembatasan dari


lingkungan.
b. Orientasi hukuman & kepatuhan menjadi tindakan baik/buruk
tergantung dari reward/hukuman yang diberikan

3. Perkembangan Spiritual

8
a. Proses kognitif belum matang
b. Mengenal ide tentang Tuhan & ajaran agama

4. Perkembangan Body Image

a. Mengenal penggunaan bagian-bagian tubuh & berangsur-angsur


mengenal namanya
b. Mengenal perbedaan seksual
c. Menggunakan nama/dengan kata pengganti dapat menggunakan
simbol untuk sesuatu obyek

5. Perkembangan Seksualitas

a. Senang mengekspresikan bagian tubuhnya


b. Belajar kata-kata yang berhubungan dengan anatomi, eleminasi dan
reproduksi

6. Perkembangan Sosial

a. Mengembangkan sikap sosial bermain


b. Belajar menjauhi orang tua walaupun masih cemas
c. Kemampuan berbahasa dan berhubungan dengan orang lain
meningkat.

7. Perkembangan Bahasa

Komunikasi, adanya rasa ingin tahu yang besar dan belum fasihnya
kemampuan bahasa,sehingga pada saat memberikan penjelasan kepada
anak toddler gunakanlah kata-kata yang sederhana dan singkat.

a. Perbendaharaan kata 200-300 kt


b. Menggunakan 2-3 kata dalam kalimat
c. Menggunakan kata ganti
d. Mampu mengikuti perintah sederhana
e. Mampu menyebutkan keinginan makan

9
E. Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini
1. Aspek Perkembangan Kognitif

Tahapan Perkembangan Kognitif sesuai dengan teori Piaget adalah:


(a) Tahap sensorimotor, usia 0 – 2 tahun. Pada masa ini kemampuan anak
terbatas pada gerak-gerak refleks, bahas awal, waktu sekarang dan ruang
yang dekat saja (b) Tahap pra-operasional, usia 2 – 7 tahun. Masa ini
kemampuan menerima rangsangan yang terbatas. Anak mulai berkembang
kemampuan bahasanya, walaupun pemikirannya masih statis dan belum
dapat berpikir abstrak, persepsi waktu dan tempat masih terbatas (c) Tahap
konkret operasional, 7 – 11 tahun.

Pada tahap ini anak sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas


menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat dan
membagi (d) Tahap formal operasional, usia 11 – 15 tahun. Pada masa ini,
anak sudah mampu berfikir tingkat tinggi, mampu berfikir abstrak

2. Aspek Perkembangan Fisik

Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian


gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot
terkoordinasi. Keterampilan motorik anak terdiri atas keterampilan
motorik kasar dan keterampilan motorik halus. Keterampilan motorik anak
usia 4-5 tahun lebih banyak berkembang pada motorik kasar, setelah usia 5
tahun baru.terjadi perkembangan motorik halus.

Pada usia 4 tahun anak-anak masih suka jenis gerakan sederhana


seperti berjingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari kesana kemari, hanya
demi kegiatan itu sendiri tapi mereka sudah berani mengambil resiko.
Walaupun mereka sudah dapat memanjat tangga dengan satu kaki pada
setiap tiang anak tangga untuk beberapa lama, mereka baru saja mulai
dapat turun dengan cara yang sama.

Pada usia 5 tahun, anak-anak bahkan lebih berani mengambil resiko


dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun. Mereka lebih percaya diri
melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat suatu obyek,

10
berlari kencang dan suka berlomba dengan teman sebayanya bahkan
orangtuanya.

3. Aspek Perkembangan Bahasa


Perkembangan bahasa anak usia toddler secara umum pemerolehan
bahasa anak usia 1 – 3 tahun merupakan proses yang bersifat fisik dan
psikis. Secara fisik kemampuan anak dalam memproduksi kata – kata
ditandai oleh perkembangan bibir, lidah, dan gigi mereka yang sedang
tumbuh. Pada tahap tertentu pemerolehan bahasa. kemampuan
mengucapkan dan memahami arti kata juga tidak lepas dari kemampuan
mendengarkan, melihat dan mengartikan symbol – simbolbunyi dengan
kematangan otaknya. Sedangkan secara psikis, kemampuan memproduksi
kata – kata dan variasi ucapan sangat ditentukan oleh situasi emosional
anak saat berlatih mengucapkan kata – kata.
Pada usia ini anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa.
Diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang
belum jelas maknanya. Anak terus belajar dan berkomunikasi, memahami
pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran.
Pada anak usia 13 bulan, anak sudah mulai dapat mengucapkan
kata – kata sederhana seperti “mama” atau “papa”. Pada usia 17 bulan,
umumnya anak sudah dapat mengucapkan kata gantidiri dan merangkainya
dengan beberapa kata sederhana dan mengutarakan pesan – pesan seperti,
“ Adik mau susu.” . Pada anak usia 18 – 23 bulan, anak mengalami
perkembangan yang pesat dalam mengucapkan kata – kata.
Perbendaharaan kata anak – anak pada usia ini mencapai 50 kata. Selain
itu anak sudah mulai sadar bahwa setiap benda memiliki nama sehingga
hal ini mendorongnya untuk melancarkan kemampuan bahasanya dan
belajar kata – kata baru lebih cepat.
4. Aspek Perkembangan Sosio-Emosional
Banyak keluarga dan pendidik anak usia dini menekankan
perkembangan social selama masa kanak-kanak awal atau tahun-tahun
prasekolah. Aspek-aspek perkembngan social emosional anak-anak
prasekolah dapat menjadi bagian integral dari perkembangan area lainya,
seperti perkembangan aspek kognitif dan perkembangan motorik.

11
a. Elemen-elemen Sosial dari bermain dan implikasinya pada pendidikan
Dalam bermain anak mengalami perubahan dari permainan solitair,
parallel, sampai kepermainan asosiatif. Dari bermain anak belajar
sejumlah peraturan social.
b. Otonomi dan inisiatif yang berkembang, serta implikasinya pada
pendidikan
Anak pada masa kanak-kanak awal menurut perkembangan
psikososial Erikson berada pada tahap perkembangan otonomi vs rasa
malu dan ragu-ragu, serta perkemnbangan inisiatif vs rasa bersalah.
c. Perasaan tentang diri (self) dan implikasinya pada pendidikan
Perkembangan self diawali dari perasaan diri secara fisik
seperti ‘saya adalah anak perempuan’, ‘saya berambut panjang ‘,
kemudian berkembang menjadi perasaan diri yang lebih bersifat
psikologis, seperti ‘saya pandai meklompat’, ‘saya disenagi orang
banyak’. Perkembangan self yang baik akan meningkatkan self-esteem
yang positf anak yang memiliki self-esteen positif akan lebih
berprestasi, lebihpercaya diri dan lebih mandiri serta ramah.
d. Hubungan teman sebaya,serta implikasinya pada pendidikan
Anak yang popular terbukti memiliki keterampilan social yang
lebih tinggi disbanding anak yang populer. Anak yang populer terlibat
dengan hubungan teman sebaya yang lebih kompleks,dan hal ini lebih
menguntungkan dan mengingatkan lagi bagi perkembangan
kognitifnya.
e. Konflik social, serta implikasinya pada pendidikan
Anak-anak yang mengalami konflik dan mampu mengatakan
secara verbal akan mencoba menyelesaikan konfliknya dengan
kekuatan fisik. Oleh karena itu belajar mengatakan perasaannya untuk
menyelesaikan konfllik secara verbal menjadi hal yang sangat penting
bagi anaka pada masa kanak-kanak awal.
f. Perilaku prososial, dan implikasinya pada pendidikan
Perilaku prososial dapat berkembang apabila anak diajarkan
untuk berfikir dengan cara sudut pandang orang lain, hal ini dapat
diperoleh melalui permainan pura-pura.
g. Ketakutan-ketakutan anak beserta implikasinya pada pendidikan

12
Anak-anak mengalami perkembangan emosi dari senang,
marah, susah menjadi malu, kecewa dan sebagainya. Pada masa ini
anak tidak perlu belajar bagaimana cara mengekspresikan emosinya,
tetapi perlu belajar mengendalikannya.
h. Pemahaman gender dan implikasinya pada pendidikan
Anak masa kanak-kanak awal sering mengembangkan
stereotipi tentang gender yang salah , seperti anak perempuan tidak
boleh menjadi polisi. Pendidik mempunyai peranan penting untuk
mengajarkan anak sadar akan gendernya sendiri , menentang
berkembangnya stereotipi tentang gender yang salah, serta mendengar,
serta mendorong anak-anak bermain secara lintas gender.

F. Perkembangan Motorik Kasar Dan Halus


1. Motorik Kasar

Perkembangan kemampuan motorik kasar adalah kemampuan


yang berhubungan dengan gerak – gerak kasar yang melibatkan sebagian
besar organ tubuh seperti berlari, dan melompat. Perkembangan motorik
kasar ini sangat dipengaruhi oleh proses kematangan anak juga bisa
berbeda.

Pada fase ini perkembangan motorik sangat menonjol. Motorik


kasar anak umur 15 bulan antara lain sudah bisa berjalan sendiri tanpa
bantuan orang lain. Anak usia 18 bulan sudah mulai berlari tapi masih
sering jatuh, menarik-narik mainan, mulai senang naik tangga tetapi masih
dengan bantuan. Pada anak usia 24 bulan berlari sudah baik, dapat naik
tangga sendiri dengan kedua kaki tiap tahap. Sedangkan pada anak usia 36
bulan sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan, memakai baju dengan
bantuan, mulai bisa naik sepeda beroda tiga

2. Motorik Halus

Kemampuan motorik adalah kemampuan yang berhubungan


ketrampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata –
tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangakan melalui
kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti bermain

13
puzzle, menyusuun balok, memasukkan benda ke dalam lubang sesuai
bentuknya, membuat garis, melipat kertas, dan sebagainya.

Motorik halus pada anak usia 15 bulan antara lain sudah bisa
memegangi cangkir, memasukkan jari ke lubang, membuka kotak,
melempar benda. Pada anak usia 18 bulan sudah bisa makan dengan
menggunakan sendok, bisa membuka halaman buku, belajar menyususun
balok-balok. Anak usia 24 bulan sudah bisa membuka pintu, membuka
kunci, menggunting sederhana, minum dengan menggunakan gelas atau
cangkir, sudah dapat menggunakan gelas atau cangkir, sudah dapat
menggunakan sendok dengan baik. Sedangkan pada anak usia 36 tahun
sudah bisa menggambar lingkaran, mencuci tangannya sendiri,
menggosok gigi.

G. Perkembangan Psikososial

Menurut Sigmund Freud, pada fase ini tergolong dalam fase Anal
dimana pusat kesenangan anak pada perilaku menahan faeses bahkan
kadangkala anak bermain-main dengan faesesnya. Anak belajar
mengidentifikasi tentang perbedaan antara dirinya dengan orang lain
disekitarnya. Konflik yang sering terjadi adalah adanya Oedipus complex atau
katarsis yaitu dimana seorang anak laki-laki menyadari bahwa ayahnya lebih
kuat dan lebih besar dibandingkan dirinya.sedangkan pada wanita disebut
dengan Elektra complex. Sedangkan Erickson menggolongkan tahap ini dalam
fase Otonomi vs Guilt, ( inisiatif vs rasa malu dan bersalah ) Perkembangan ini
berpusat pada kemampuan anak untuk mengontrol tubuh dan lingkungannya.
Adapun Piaget bahwa saat ini merupakan Fase Preoperasional dimana sifat
egosentris sangat menonjol.

Pada fase ini sering ditemukan ketidakmampuan untuk menempatkan


diri sendiri ditempat orang lain. Kohlberg menggolongkan masa ini dalam
Fase Konvensional ,Anak mulai belajar baik dan buruk,benar atau salah
melaui budaya sebagai dasar peletakan nilai moral. Kohlberg menggolongkan
fase ini dalam 3 tahap yaitu Egosentris ,kebaikan seperti apa yang saya mau,
tahap berikutnya adalah Oreintasi hukuman dan ketaatan,baik dan buruk
sebagai konsekuensi tindakan, dan tahapan yang terakhir adalah Inisiatif,Anak

14
menjalankan aturan sebagai sesuatu yang menyenangkan dirinya. Komunikasi,
adanya rasa ingin tahu yang besar dan belum fasihnya kemampuan
bahasa,sehingga pada saat memberikan penjelasan kepada anak toddler
gunakanlah kata-kata yang sederhana dan singkat.

H. Kemampuan Sosial
1. Menangkap & melempar obyek
2. Memegang & melepaskan
3. Menggambar
4. Memegang erat saat seseorang berkata : Jangan disentuh!!!!
5. Mengeluarkan makanan saat terasa tidak enak

I. Fase Anal

Pada tahap anal, Freud percaya bahwa fokus utama dari libido adalah
pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Konflik utama pada
tahap ini adalah pelatihan toilet – anak harus belajar untuk mengendalikan
kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan kontrol ini menyebabkan rasa prestasi
dan kemandirian.

Menurut Sigmund Freud, keberhasilan pada tahap ini tergantung pada


cara di mana orang tua pendekatan pelatihan toilet. Orang tua yang
memanfaatkan pujian dan penghargaan untuk menggunakan toilet pada saat
yang tepat mendorong hasil positif dan membantu anak-anak merasa mampu
dan produktif. Freud percaya bahwa pengalaman positif selama tahap ini
menjabat sebagai dasar orang untuk menjadi orang dewasa yang kompeten,
produktif dan kreatif.

Namun, tidak semua orang tua memberikan dukungan dan dorongan


bahwa anak-anak perlukan selama tahap ini. Beberapa orang tua ‘bukan
menghukum, mengejek atau malu seorang anak untuk kecelakaan. Menurut
Freud, respon orangtua tidak sesuai dapat mengakibatkan hasil negatif. Jika
orangtua mengambil pendekatan yang terlalu longgar, Freud menyarankan
bahwa-yg mengusir kepribadian dubur dapat berkembang di mana individu
memiliki, boros atau merusak kepribadian berantakan. Jika orang tua terlalu

15
ketat atau mulai toilet training terlalu dini, Freud percaya bahwa kepribadian
kuat-analberkembang di mana individu tersebut ketat, tertib, kaku dan obsesif.

Perkembangan bahasa anak usia toddler secara umum pemerolehan


bahasa anak usia 1 – 3 tahun merupakan proses yang bersifat fisik dan psikis.
Secara fisik kemampuan anak dalam memproduksi kata – kata ditandai oleh
perkembangan bibir, lidah, dan gigi mereka yang sedang tumbuh. Pada tahap
tertentu pemerolehan bahasa ( kemampuan mengucapkan dan memahami arti
kata juga tidak lepas dari kemampuan mendengarkan, melihat dan
mengartikan symbol – simbolbunyi dengan kematangan otaknya. Sedangkan
secara psikis, kemampuan memproduksi kata – kata dan variasi ucapan sangat
ditentukan oleh situasi emosional anak saat berlatih mengucapkan kata – kata.

Pada usia ini anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa.


Diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang belum
jelas maknanya. Anak terus belajar dan berkomunikasi, memahami
pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran.

Pada anak usia 13 bulan, anak sudah mulai dapat mengucapkan kata –
kata sederhana seperti “mama” atau “papa”. Pada usia 17 bulan, umumnya
anak sudah dapat mengucapkan kata gantidiri dan merangkainya dengan
beberapa kata sederhana dan mengutarakan pesan – pesan seperti, “ Adik mau
susu.” . Pada anak usia 18 – 23 bulan, anak mengalami perkembangan yang
pesat dalam mengucapkan kata – kata. Perbendaharaan kata anak – anak pada
usia ini mencapai 50 kata. Selain itu anak sudah mulai sadar bahwa setiap
benda memiliki nama sehingga hal ini mendorongnya untuk melancarkan
kemampuan bahasanya dan belajar kata – kata baru lebih cepat.

J. Perkembangan Pada Anak Usia Toddler


Secara umum perkembangan anak Toddler (Thompson, 2003:58) di
bagi menjadi 3 yaitu :
1. Perkembangan Kognitif
Menurut Jean Piagiet pada usia 1-3 tahun anak sudah dapat :
a. Membedakan diri sendiri dengan setiap objek.

16
b. Mengenal diri sebagai pelaku kegiatan dan mulai bertindak dengan
tujuan tertentu contohnya : menarik seutas tali untuk menggerakkan
sebuah mobil atau menggerakkan mainan supaya bersuara.
c. Menguasai keadaan tetap dari objek misalnya : menyadari bahwa benda
tetap ada meskipun tidak terjangkau oleh mata.
2. Bahasa
Pada usia Toddler, anak mulai menggunakan bahasa, kata-kata sebagai
symbol dapat menunjukan benda-benda atau kelompok benda dan satu
objek dapat menunjukkan benda lain.
3. Sosial
Sebagian besar anak toddler merasa cukup aman tanpa kehadiran orang
tuanya mereka dapat enak berinteraksi dengan anak lain maupun dengan
orang dewasa.

Toddler adalah anak adalah anak anatara rentang usia 12 sampai 36


bulan. Toddler tersebut ditandai dengan peningkatan kemandirian yang
diperkuat dengan kemampuan mobilitas fisik dan kognitif lebih besar.
Perkembangan ketrampilan motorik yang cepat membolehkan anak untuk
berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri sendiri seperti makan,
berpakaian dan eliminasi. Pada awal toddler berjalan dalam posisi tegak
dengan sikap papan berjalan, abdomen menonjol, dan lengan berada
diluar sisi untuk keseimbangan. Segera anak mulai mengemudikan kursi,
menggunakan pegangan atau dinding untuk mempertahankan
keseimbangan sambil meninggikan, menempatkan kaki pada langkah
yang sama sebelum melanjutkan langkah. Keberhasilan memberikan
dorongan untuk mencoba cara yang lebih tegak untuk mengalihkan kursi
dengan cara yang sama. Ketrampilan daya gerak segera meliputi berlari,
melompat, berdiri satu kaki beberapa detik, dan menendang bola

Kemampuan motorik halus meningkat dari menggambar lingkaran


secara spontan sampai menggambar garis silang dengan benar. Pada usia
tiga tahun, anak menggambar orang kayu sederhana dan biasanya dapat
menumpuk kotak-kotak kecil menjadi menara. Peningkatan ketrampilan
daya gerak, kemampuan untuk melepas pakaian, dan perkembangan

17
control sfingter memungkinkan anak untuk toilet training jika toddler
telah mengembangkan kemampuan kognitif yang penting. Orangtua
sering konsultasi pada perawat untuk pengkajian kesiapan toilet training.

Anak toddler memiliki beberapa ciri dan tuntutan perkembangan antara


lain:

1. Selalu ingin mencoba apa yang bisa dilakukan2


2. Menuntut dan menolak apa yang ia mau atau yang mereka tidak mau
3. Tertanam perasaan otonomi

Dalam mengasuh anak toddler peran orang tua sangat menentukan


sikap anak di saat ia mulai tumbuh dan berkembang pra sekolah, sekolah,
remaja dan dewasa. Beberapa sikap yang seharusnya orang tua lakukan
dalam medidik anak toddler :

1. Berikan kesempatan pada anak untuk bergerak bebas, namun tetap


awasi anak dari bahaya.
2. Usahakan agar anak mau bermain dengan anak lain, agar nantinya ia
bisa bersosialisasi.
3. Bila berbicara dengan anak, gunakan kalimat pendek dan sederhana
agar anak mudah mengerti.
4. Ajarkan untuk membereskan mainannya setelah bermain, tujuannya
mengajarkan anak untuk bertanggung jawab.

K. Hambatan Komunikasi Pada Anak


Dalam berkomunikasi dengan anak perawat akan menemui beberapa
hambatan dalam proses komunikasi tersebut hal ini meliputi:
1. Keterbatasan dalam perkembangan bahasa, konsep dan pengalaman.
2. Keterbatasan dalam memahami konsep abstrak.
3. Kadangkala kurang atau tidak tanggap dalam diajak bicara.
4. Ucapan kata tidak jelas.

18
L. Penyelesaian Masalah pada tumbuh kembang Toddler

Usia 12 – 18 bulan

1. Persiapkan ortu adanya perubahan tingkah laku pada masa


toddler,terutama negativisme dan ritualisme.
2. Hitung kalori makanan yang biasa diberikan pada anak dan
berangsurangsur hentikan makanan dari botol dan tingkatkan makanan
dalam bentuk yang padat.
3. Kaji pola tidur dan kebiasaan sebelum tidur, Apakah ada penundaan pada
waktu tidur.
4. Persiapkan orangtua tentang kemungkinan bahaya dalam rumah seperti
keracunan atau terjatuh.
5. Tekankan tentang pentingnya orang tua saling berkomunikasi (briefing).
6. Bicarakan mengenai permainan-permainan baru yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kemampuan motorik, bahasa, kognitif dan sosial.
7. Tekankan tentang pentingnya teman sebaya dalam bermain.
8. Bicarakan tentang berbagai metode untuk mendisiplinan anak, keefektifan
metode tersebut dan eksplorasi keadaan orangtua tentang negatisme pada
anak; tekankan bahwa negatifisme merupakan aspek penting dalam
pengembangan diri dan kemandirian anak.
9. Bicarakan tentang tanda-tanda kesiapan anak untuk melakukan toilet
training, tekankan tentang pentingnya menunggu kesiapan fisik dan
piskologis anak, bicarakan tentang kemungkinan timbulnya rasa takut
anak, seperti terhadap gelap dan suara-suara tertentu.
10. Kaji kemampuan anak untuk berpisah dengan orangtua dan kemampuan
menghadapi situasi yang tidak familiar dengannya.
11. Beri kesempatan pada orang tua untuk mengucapkan perasaannya,
keletihan, frustasi dan kemarahannya

Usia 24-36 bln

1. Bicarakan pentingnya peniruan pada anak dan perlunya melibatkan anak


dalam berbagai aktifitas.

19
2. Bicarakan tentang pendekatan yang dilakukan untuk toilet training dan
harapan-harapan yang realistik.
3. Tekankan keunikan proses berfikir pada toddler, terutama bahasa yang
digunakan, pemahaman yang kurang tentang waktu danketidakmampuan
melihat peristiwa dari perspektif orang lain.
4. Tekankan untuk menanamkan kedisiplinan secara kongkrit.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi adalah proses yang melibatkan seseorang untuk
menggunakan tanda-tanda (alamiah atau universal berupa simbol-simbol
berdasarkan perjanjian manusai). Verbal atau non verbal yang disadari atau
tidak disadari yang bertujuan untuk mempengaruhi orang lain.
Usia toddler adalah usia antara 1-4 tahun, dimana seorang anak mulai
belajar menentukan arah perkembangan dirinya, suatu fase yang mendasari
bagaimana derajat kesehatan, perkembangan emosional, derajat pendidikan,
kepercayaan diri, kemampuan bersosialisasi serta kemampuan diri seorang
anak di masa mendatang.

B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini penuls berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya dan menambah pengetahuan.
Khususnya bagi tenaga medis yaitu perawat menggunakan bahasa langsung,
sederhana dan jujur serta tidak membohongi anak.

21
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2007. Prinsip dan Praktek Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat

PAUD

Arya, P.K. 2008. Rahasia mengasah talenta anak. Jogjakarta: Think

Georgep Chell. (2009). Sistem informasi manajemen. Jakarta : Salemba Empat

Nelson. (2000). Ilmu kesehatan anak Nelson vol.1. Jakarta: EGC

Papalia, Diane E, Etc. 2008. Human development (psikologi perkembangan,

Terjemahan a. K. Anwar). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Supratto Tommy. (2009). Pengantar teori dan manajement komunikasi. Jogyakarta:

Medpress

22

Anda mungkin juga menyukai