Peran Orangtua Dalam Perkembangan Bakat
Peran Orangtua Dalam Perkembangan Bakat
PENDAHULUAN
Sejak lahir seorang anak sudah di anugerahi bakat yang istimewa oleh yang
maha kuasa, namun terkadang bakat ini tidak mampu untuk berkembang
sebagaimana mestinya karena ktidakpahaman orang tua atau bahkan fasilitas
pendukung yang tidak diberikan secara optimal untuk mendukung segala potensi
yang dimiliki seorang anak. Padahal banyak para ahli mengatakan bahwa masa
kanak-kanak adalah masa emas di mana segala potensi seorang anak bias terlihat
dan harus dikembangkan secara optimal.
1
Pada akhirnya peran orang tua sangatlah besar terhadap kesuksesan seorang
anak, memahami karakter anak dan bakat nya akan menjadi kunci keberhasilan
anak dalam mencapai hal-hal yang menjadi kesenangannya. Untuk itulah orang
tua juga menjadi factor penentu keberhasilan anaknya.
1.3 Tujuan
Mengetahui apa pengertian Bakat
Mengetahui bagaimana cara mengenali bakat anak
Mengetahui apa pentingnya mengembangkan bakat anak
Mengetahui bagaimana peranan orangtua dalam mengembangkan bakat
anak
2
BAB II
ISI
Bakat adalah suatu anugrah yang diberikan pada setiap anak, tidak
pandang apakah berkulit hitam,outih, sawo matang, kuning langsat. Kaya atau
miskin, dari keluarga berpendidikan atau bukan. Setiap anak adalah khusus dan
unik. Bakat adalah keajaiban yang tersimpan secara genetik, yang akan muncul
besinar dan mencapai potensinya yang maksimal bila dikembangkan dengan cara
yang tepat.
Bakat merupakan kemampuan terhadap sesuatu yang menunjukkan
kemampuan di atas rata-rata yang telah ada pada diri kita secara alamiah dan perlu
dilatih untuk mencapai hasil yang maksimal. Bakat bukanlah sifat tunggal,
melainkan merupakan sekelompok sifat yang secara bertingkat membentuk bakat.
Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan.
Sehingga mungkin saja seseorang tidak mengetahui dan mengembangkan
bakatnya sehingga akan menjadi kemampuan yang talent.
3
3. Anak menyukai kreasi dan memiliki apresiasi (pemahaman dan penghargaan)
yang tinggi terhadap hal yang menjadi bakat dan minatnya. Apabila ia
menyukai aktivitas piano. maka menyukai aktivitas bermain piano. Maka ia
juga menyukai kegatan mendengarkan orang lain memainkan piano, ia dapat
pula melihat/menganalisa secara detail teknik bermain piano yang dilakukan
orang lain.
4. Anak tidak pernah merasa bosan dan selalu mencari kegiatan yang
berhubungan dengan keterbakatannya. Ia memiliki motivasi internal yang
sangat kuat.
5. Anak biasanya mempunyai kemampuan pada bidang tersebut yang amat
menonjol sekali dibanding dengan kemampuan lainnya.
6. Tanpa digali, kemampuannya sudah muncul sendiri.
Penggalian bakat dengan cara mengikuti minat sang anak secara terarah
dan jelas tujuannya akan mampu mengidentifikasi bakat yang anak miliki.
Ajarkan anak untuk mengenali dirinya sendiri, menggali kemampuan dan batasan-
batasan yang dimilikinya. Kalau kiranya yang diminta melenceng sekali dari
minat dan kemampuannya maka beri batasan dengan pemberian alasan yang tepat
dan masuk akal buat si anak , Jika masih nekat minta mencoba, silahkan dicoba
tetapi dengan perencanaan dan pertimbangan yang baik. Contohnya, seorang anak
memiliki minat banyak sekali,baim yang memang minat karena bakat maupun
minat peer pressure atau tren ingin coba-coba. Beberapa langkah yang perlu
dilakukan dalam tahap identifikasi bakat si anak adalah :
4
peralatan, baiaya,schedule, dan lain-lain. Pertimbangkan pro dan cons-nya
bersama sianak sebelum mengambil keputusan.
3. Apabila akan mengambil keputusan, buat perjanjian dengan si anak. Misalnya
si anak ingin mencoba terlebih dahulu, maka tentukan batas waktu mencoba.
Gunakan deadline semisal 2 minggu 1 bulan. Selama masa percobaan ini, si
anak boleh membatalkan keinginannya bila ternyata ia tidak menyukainya.
1. Anak berada dalam keadaan selalu tumbuh dan berubah dan bentuk perubahan
sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan
2. Ciri khas seorang anak adalah mempunyai dorongan yang besar untuk belajar.
Oleh karena itu, tugas utama orang tua pada saat ini adalah menunjang proses
itu dan menyediakan kesempatan agar proses belajar terjadi dengan
memberikan kelonggaran untuk belajar sendiri tanpa terlalu memaksa
3. Ada tahap-tahap khusus dalam perkembangan anak dimana anak paling mudah
dapat menerima macam cara belajar tertentu. Pada tahap khusus ini bakat
psikis tertentu paling dimungkinkan berkembang, sedang pada tahap
berikutnya akan hilang, misalnya bakat musik. Oleh karena itu, sering kita lihat
adanya masa-masa tertentu dimana anak-anak sangat tertarik pada suatu hal
khusus.
Oleh karena itu adanya ciri-ciri khas pada anak yang sedang tumbuh,
hendaknya para orang tua menggunakan kesempatan tepat tersebut diatas didalam
mengembangkan anak.
5
1. Memperkaya anak dengan bermacam-macam pengalaman dan memperdalam
pengalamannya. Oleh karena makin banyak dan makin bervariasi hal-hal baru
yang dilihat dan didengar anak, maka makin tertarik pula anak untuk
mengalami bermacam-macam hal. Makin besar variasi rangsang lingkungan
yang dapat dipecahkan atau ditanggulangi maka besar kemampuannya untuk
menanggulangi berbagai-bagai masalah. Hal ini sangat membantu motivasi
belajar anak.
2. Dorong atau rangsanglah anak untuk meluaskan kemampuan dari satu bakat ke
bakat lainnya. Misalnya, setelah ia mengarang cerita, anjurkan untuk membuat
pula ilustrasi (menggambar). Hal ini memberikan kesempatan pada anak untuk
mencoba berbagai bakatntya.
4. Berilah penghargaan dan pujian untuk usaha anak, walau sekecil apapun usaha
tersebut, karena hal ini merupakan langkah awal menuju berkembangnya bakat
secara maksimal nanti.
5. Sediakanlah sarana yang cukup bagi pengutaraan bakat tersebut, sebab tanpa
adanya sarana atau medium sebagai alat realisasi, bakat tidak akan
berkembangdan tidak akan tampil. Misalnya seorang anak yang bakatnya main
biola, tidak akan berkembang bakatnya bila tidak ada sarananya, yaitu biola.
6
Akhirnya, oleh karena pengembangan bakat merupakan interaksi antara sifat
yang diturunkan dan proses belajar yang terjadi di sepanjang hidupnya, maka
sangatlah penting hubungan akrab ibu sebagai orang tua dengan anak. Suasana
emosional yang baik merupakan prasyarat yang tidak dapat diperkecil artinya.
Peranan ibu dalam pengembangan bakat lebih penting dari siapapun, oleh
karena ibu yang dapat mempunyai kesan yang lebih benar tentang anaknya. Ibu
dapat mengenal anak secara individual, lebih mengenal akan minat anaknya, tahu
hal-hal yang menjadi motivasinya dan saat-saat anak menyukai sesuatu lebih dari
lainnya. Ibu mengetahui seberapa besar daya juang anak terhadap rintangan-
rintangan, sehingga dengan demikian hanya ibulah yang dapat mengatur suasana
yang sangat khusus dan unik bagi anaknya agar dapat tetap dipertahankan proses
belajar yang bergairah. Karenanya tugas ibu dalam mengembangkan bakat
anaknya tidak dapat diwakilkan kepada siapapun
7
5. Orangtua menciptakan lingkungan dimana orangtua mengajak anak utuk
menyanyi, menggambar, melukis, memainkan alat musik, jadi bukan kegiatan
intelektual semata-mata
6. Tanpa perlu makan banyak biaya, orantua dapat menjadikan rumah sebagai
semacam pusat kreativitas bagi anak, dimana anak sendiri atau bersama teman
lainnya dapat bersibuk sendiri secara kreatif.
8
mungkin. Ajak anak mengamati, mendengarkan berbagai suara, meraba berbagai
tekstur benda, mencium berbagai bau dan mengecap berbagai rasa. Menstimulasi
otak dilakukan dengan cara memberi nutrisi yang halal dan bergizi yang
diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak sejak dalam kandungan serta banyak
menghadirkan fakta dan informasi yang dapat di cerap oleh anak. Menstimulasi
informasi diarahkan untuk meyakini adanya Pencipta melalui fakta-fakta
penciptaan alam. Orangtua juga bisa membacakan cerita, mengajari anak untuk
selalu mengaitkan fakta baru dengan informasi yang sudah diberikan, serta
menghindarkan anak dari fakta dan informasi yang merusak dengan cara
menseleksi tayangan TV, buku dan majalah. Perlu dipahami oleh orangtua, bahwa
anak memahami standar secara bertahap seiring dengan kesempurnaan akalnya.
Anak usia dini belum sempurna akalnya. Namun, orangtua tetap perlu
mengenalkan standar-standar kepada anak secara berulang-ulang tanpa memaksa
anak untuk melakukannya.
9
3. Kenalkan dengan Lingkungan Sosial
Pengenalan terhadap lingkungan sosial akan memberikan bekal empiris
kepada anak yang kelak bermasyarakat dalam alam pergaulan dewasa. Anak
dilatih mengerti fungsi berbagi diri, pada saat yang sama seorang anak, selain
menjadi dirinya sendiri, juga merupakan bagian yang organis dari sebuah
kelompok, komunitas. Dalam hal ini, anak berkembang menjadi dirinya sendiri,
sekaligus berkenalan dengan aturan main, dengan norma, sehingga dia dapat
bergaul dengan wajar.
10
Bila kita terpaksa melarang apa yang sedang dikerjakan anak-anak, seperti
mencoret-coret dinding, atau merusakkan barang-barang, usahakan tidak melarang
secara tegas. Beri dia pengertian dengan kalimat yang mendidik dan dapat
dipahami oleh anak. Usahakan untuk memberi pengertian kepada anak bahwa
Anda sebenarnya cukup menghargai proses kreatif yang dia kerjakan. Selama ini
yang sering terjadi, anak dilarang mengerjakan segala sesuatu tanpa penjelasan
yang memadai, padahal penjelasan sangat perlu untuk tidak memastikan
kreativitas anak.
11
lingkungannya semakin mengenali lingkungannya dan mengharga apa yang ada di
sana.
12
8. Menggugah Anak Dengan Rangsangan yang Beragam
Untuk memperkaya penilaian dan pemahaman anak terhadap
lingkungannya, orang tua perlu menggugah anak dengan rangsangan-rangsangan
yang beragam. Orang tua perlu memperkenalkan anak dengan berbagai ranah
kehidupan, seperti kehidupan sosial dan ekonomi, seni, olah raga, ilmu
pengetahuan, dan kehidupan religius. Rangsangan yang beragam ini memberikan
perspektif yang beragam pada anak dan memperkaya wawasan anak. Ketertarikan
anak kepada beragam ranah kehidupan meningkatkan ketertarikannya terhadap
kehidupan dan dunia yang lebih luas. Orang yang kreatif punya imajinasi yang
sangat kaya karena ia juga punya pengalaman berhubungan dengan beragam hal
dalam beragam ranah kehidupan.
Anak perlu dilibatkan secara aktif anak dalam ranah-ranah kehidupan. Selain
imajinasinya diperkaya, ia juga perlu menjalani secara kongkret aktivitas-aktivitas
dalam ranah kehidupan itu.
9. Melakukan Aktivitas-aktivitas Kreatif
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk melibatkan anak dalam
beragam ranah kehidupan sejak dini. Berikut ini contoh-contohnya.
1. Membayangkan apa yang akan dilakukan ketika dewasa
Anak di sini diajak untuk bermain dengan cara menggambarkan apa yang akan
dilakukannya pada saat ia sudah dewasa. Apa pekerjaan mereka? Apa saja
aktivitas yang dilakukan? Kalau mereka punya rumah, seperti apa rumah
mereka? Ini adalah contoh pertanyaan yang dapat diajukan dalam permainan
ini.
2. Membuat cerita sebelum tidur yang bersambung dan menggugah rasa
penasaran anak
Di sini orang tua membuat cerita yang menarik untuk anak. Cerita itu dibuat
bersambung dari malam ke malam. Setiap malam, cerita dihentikan pada
adegan yang menggugah rasa ingin tahu dan diteruskan pada malam
berikutnya.
13
3. Mengajak anak untuk bermain peran yang ia ciptakan sendiri.
Ajak anak untuk memilih peran tertentu yang ia tentukan sendiri. Minta ia
tampilkan peran itu selengkap mungkin. Ornag tua juga ikut terlibat sebagai
peserta permainan dan ikut memilih peran yang juga mereka mainkan. Buat
seolah-olah ada panggung tempat mementaskan peran itu. Bisa juga peran-
peran itu dimainkan bersama oleh orang tua dan anak sehingga ada dialoh di
situ.
4. Biarkan anak menjadi penunjuk jalan.
Ketika sedang berjalan-jalan, seringkali anak berjalan terlalu cepat, berlari, dan
tak sabar. Ini dapat dimanfaatkan untuk memberi kesempatan dan
memfasilitasi anak menjadi pelopor. Minta anak menjadi penunjuk jalan.
Gugah ia untuk membayangkan bahwa ia adalah pemimpin atau pemandu
perjalanan yang bertugas membawa rombongannya sampai ke tujuan.
5. Menari bersama.
Menari mengikuti musik tertentu adalah kegiatan yang menggugah ungkapan
kreatif anak. Ajak anak untuk menari, menampilkan gerakan yang sesuai
dengan irama musik. Orang tua ikut menari dengan anak.
6. Menumbuhkembangkan Motivasi
Kreativitas dimulai dari suatu gagasan yang interaktif. Bagi anak-anak,
dorongan dari luar diperlukan untuk memunculkan suatu gagasan. Dalam hal
ini, para orangtua banyak berperan. Dengan penghargaan diri, komunikasi
dialogis dan kemampuan mendengar aktif maka anak akan merasa dipercaya,
dihargai, diperhatikan, dikasihi, didengarkan, dimengerti, didukung, dilibatkan
dan diterima segala kelemahan dan keterbatasannya. Dengan demikian, anak
akan memiliki dorongan yang kuat untuk secara berani dan lancar
mengemukakan gagasan-gagasannya. Selain itu, untuk memotivasi anak agar
lebih kreatif, sudah seharusnya kita memberikan perhatian serius pada aktivitas
yang tengah dilakukan oleh anak kita, misalnya dengan melakukan aktivitas
bersama-sama mereka.
7. Mengendalikan Proses Pembentukan Anak Kreatif
14
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua dalam pembentukan anak
kreatif adalah:
Persiapan waktu, tempat, fasilitas dan bahan yang memadai. Waktu dapat
berkisar antara 10-30 menit setiap hari; bergantung pada bentuk kreativitas
apa yang hendak dikembangkan. Begitu pula dengan tempat; ada yang
memerlukan tempat yang khusus dan ada pula yang dapat dilakukan di
mana saja. Fasilitas tidak harus selalu canggih; bergantung pada sasaran
apa yang hendak dicapai. Bahan pun tidak harus selalu baru; lebih sering
justru menggunakan bahan-bahan sisa atau bekas.
Mengatur kegiatan. Kegiatan diatur sedemikian rupa agar anak-anak dapat
melakukan aktivitasnya secara individual maupun berkelompok. Kadang-
kadang anak-anak melakukan aktivitas secara kompetitif; kadang-kadang
juga secara kooperatif.
Menyediakan satu sudut khusus untuk anak dalam melakukan aktivitas.
Memelihara iklim kreatif agar tetap terpelihara. Caranya dengan
mengoptimal-kan poin-poin tersebut di atas.
8. Mengevaluasi Hasil Kreativitas
Selama ini kita sering menilai kreativitas melalui hasil atau produk
kreativitas. Padahal sesungguhnya proses itu pada masa kanak-kanak lebih
penting ketimbang hasilnya. Pentingnya penilaian kita terhadap proses
kreativitas bukan berarti kita tidak boleh menilai hasil kreativitas itu sendiri.
Penilaian tetap dilakukan. Hanya saja, ada satu hal yang harus kita perhatikan
dalam menilai. Hendaknya kita menilai hasil kreativitas tersebut dengan
menggunakan perspektif anak, bukan perspektif kita sebagai orangtua
15
membaca, menulis, maupun berhitung, sehingga anak-anak memiliki kesiapan
untuk melakukan aktivitas belajar sebagaimana yang dikehendaki di sekolah.
c. Orangtua sebagai motivator, artinya bahwa orangtua dapat memotivasi anak
dan mendorongnya baik langsung maupun tidak langsung, sehingga membuat
anak-anak itu menyukai kegiatan belajar dan bekerja.
d. Orangtua sebagai supporter, artinya bahwa orangtua seharusnya mampu
memberikan dukungan baik moril maupun materiil yang sangat diperlukan anak
untuk melakukan kegiatan belajar baik di rumah maupun kepentingannya di
sekolah. Dukungan yang deberikan hendaknya didasarkan pada prinsip-prinsip
pedagogis, sehingga benar-benar dukungannnya lebih bermakna bagi
pertumbuhan dna perkembangan anak.
e. Orangtua sebagai fasilitator, artinya bahwa orangtua seharusnya mampu
menyisihkan waktu, tenaga, dan kemampuannya untuk menfasilitasi segala
kegiatan anak dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Orangtua dapat
menciptkan lingkungan yang kondusif bagi terciptanya kegiatan belajar dan
bermain bagi anak di rumah, sehingga memungkinkan semua kebutuhan anak
untuk tumbuh dan berkembang dapat dicapai dengan mudah.
f. Orangtua sebagai model, artinya bahwa orangtua seharusnya menjadi contoh
dan teladan di rumah dalam berbagai aspek kecakapan dan perilaku hidupnya,
sehingga anak-anak dapat mengikuti yang baik-baik di rumah, sebelum anak-anak
memasuki kehidupan di tengah-tengah masyarakat.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/4541703/Peran_Orang_Tua_dalam_Mengembangkan
_Kreativitas. diakses pada tanggal 10 Oktober pukul 13.00 WIB .
Suarni, E. (2008), Peranan Orangtua Dalam Membimbing Bakat Anak Usia 6-12
tahun. Jurnal UIN. 1 (1).
18