2.2 Nitrat
2.3 Nitrit
2.4 Amonia
2.5 Bioreaktor
media) di dalam bioreaktor sehingga akan banyak yang ikut terbuang bersama
dengan air limpasan (effluent), sedangkan mikroba pada biakan melekat, bekerja
mengurangi nitrat dengan menempel pada media buatan sehingga peluang ikut
terbuang dengan air limpasan lebih kecil. Dalam rangka mendapatkan proses yang
lebih efisien digunakan denitrifikasi biakan melekat, karena kontak antara limbah
yang mengandung polutan dalam hal ini air limbah dengan bakteri lebih banyak
dibandingkan dengan biakan tersuspensi sehingga proses reduksi kadar nitrat
berlangsung lebih maksimal.
Bioreaktor yang baik adalah menggunakan prinsip biofiltrasi yang
memiliki struktur menyerupai saringan dan tersusun dari tumpukan media
penyangga yang disusun baik secara teratur maupun acak di dalam suatu
bioreaktor. Adapun fungsi dari media penyangga yaitu sebagai tempat tumbuh
dan berkembangnya bakteri yang akan melapisi permukaan media membentuk
lapisan massa yang tipis (biofilm) (Herlambang dan Marsidi 2003). Bakteri yang
menempel ini akan menguraikan nitrat yang terkandung dalam air limbah. Air
limbah yang akan diolah dikontakan dengan bakteri dalam bentuk lapisan film
yang melekat pada permukaan media.
Pada proses degradasi limbah menggunakan bakteri, hal yang harus
diperhatikan adalah bagaimana bakteri yang digunakan dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik agar bekerja secara optimal. Salah satu kunci penting
adalah menggunakan media yang tepat. Media yang digunakan bisa berupa plastik
(polivinil chlorida), kerikil dan pecahan batu, gambut, kompos, arang aktif, sabut
kelapa, humus, dan tanah. (Nurcahyani 2006).
Keefektifan dari suatu media dalam bekerja tergantung pada beberapa
faktor diantaranya: (a) luas permukaan media, dimana semakin luas permukaan
media maka akan semakin besar jumlah biomassa, (b) volume rongga, semakin
besar volume rongga atau ruang kosong maka semakin besar kontak antara air
limbah dengan biomassa yang menempel. Kedua faktor tersebut bertujuan untuk
mengoptimalkan kerja bakteri dalam mendegradasi limbah yang akan diolah
(Herlambang dan Marsidi 2003). Bakteri yang tumbuh pada permukaan media
akan berperan sebagai lapisan aktif biologis yang akan kontak langsung dengan
air limbah melalui celah-celah media. Lapisan biomassa merupakan lapisan sel
14
mikroba yang berkaitan dengan penguraian zat polutan yang melekat pada suatu
permukaan media. Proses pembentukan lapisan biomassa di media diperlukan
waktu yang agak lama sehingga tingkat efisiensi penurunanya cukup rendah pada
awal proses degradasi limbah, seiring berjalannya waktu efesiensi akan
mengalami peningkatan dengan terbentuknya lapisan biomassa yang tebal.
Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik alami, yang
merupakan bagian dari siklus nitrogen. Secara alami dalam siklus nitrogen, nitrat
akan diubah menjadi nitrit selanjutnya nitrit menjadi gas nitrogen, tetapi jika pada
suatu lingkungan tertentu kadar nitrat dan nitrit terlalu banyak atau melebihi
ambang batas normal maka akan menggangu siklus nitrogen.
Proses denitrifikasi secara biologis merupakan suatu proses reduksi nitrat
dan nitrit menjadi bentuk gas nitrogen sebagai hasil akhir yang dilakukan oleh
mikroorganisme dalam kondisi tanpa oksigen terlarut (DO). Pada proses ini
mikroba memanfaatkan ion nitrat dan nitrit sebagai terminal penerima (akseptor)
15
pengurangan nitrat menjadi lebih efisien. Hal ini disebabkan mikroba heterotrof
tidak dapat menghasilkan nutrien untuk dikonsumsi sendiri sehingga mencari
nutrien dari luar dengan mengkonsumsi senyawa organik.
Dibawah kondisi anoxic, bakteri heterotrof dirangsang untuk
menggunakan nitrat dan nitrit sebagai penerima elektron untuk respirasi sel
(Ketchum 1988; Cappuccino dan Sherman 1992). Beberapa bakteri heterotrof
yang sering digunakan dalam denitrifikasi antara lain Achromobacter xylosoxidan,
Pseudomonas aeruginosa, Flavobacterium indologenes dan Pasteurella spp
(Drysdale et al. 1999). Belakangan ini bakteri heterotrof sudah jarang
dimanfaatkan sebagai agen biologis untuk melakukan proses denitrifikasi karena
sifat ketergantungan terhadap senyawa organik dalam proses pengolahan limbah
menjadi suatu masalah. Hal ini menyebabkan bakteri heterotrof kurang cocok
untuk pengolahan limbah secara in situ dikarenakan terbatasnya jumlah senyawa
organik pada kebanyakan air limbah (Dahab 1991).
100C namun dengan laju pengurangan nitrat yang lebih rendah (Herlambang dan
Marsidi 2003; Woon 2007).
e) Waktu Tinggal (Hydraulic Retention Time/ HRT)
Waktu tinggal merupakan lamanya kontak yang terjadi antara air limbah
dengan bakteri pengolah sebelum dikeluarkan sebagai air limpasan (effluent).
Waktu tinggal yang dibutuhkan dalam proses denitrifikasi tergantung pada
karakteristik air limbah dan kondisi lingkungan.