Anda di halaman 1dari 10

PENYULUHAN KESEHATAN

STASE MATERNITAS
DI BANGSAL KEBIDANAN/KANDUNGAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ABDUL AZIZ

CITRA BORNEO
I4052171020

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik Penyuluhan : ASI (Air Susu Ibu)

Pokok Bahasan : Meningkatkan produksi ASI

Sasaran : Ibu post partum beserta keluarga

Tempat : Ruang kebidanan/kandungan RSUD dr. Abdul Azis

Waktu : Jam 08:00-08:30 wib

Hari/ Tanggal : Rabu, 17 Januari 2018

Penyaji : Mahasiswa Profesi Ners Stase Maternitas Ruang


Kebidanan/Kandungan

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah di berikan penyuluhan tentang meningkatkan produksi ASI diharapakan Ibu
yang akan bersalin dan ibu post pasrtum beserta keluarga mampu memahami tentang
faktor dan makanan yang dapat membantu pengeluaran ASI.

B. Tujuan Instruksional Khusus


1) peserta penyuluhan dapat menyebutkan apa itu ASI
2) peserta penyuluhan dapat menyebutkan manfaat ASI eksklusif bagi bayi dan ibu
3) peserta penyuluhan dapat menyebutkan teknik marmet, kompres hangat, dan breast
care.
4) peserta penyuluhan dapat menyebutkan dampak yang terjadi jika ASI tidak lancar

C. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta Metode Waktu

Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam ceramah 3 Menit


2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Membina hubungan
saling percaya
4. Menyampaikan
Tujuan pokok materi
Pelaksanaan Menjelaskan materi tentang: 1. Mendengarkan ceramah 15 menit
1. Pengertian ASI 2. Menanyakan
2. manfaat ASI eksklusif materi yang
bagi bayi dan ibu belum di mengerti
3. menyebutkan teknik
marmet, kompres
hangat, dan breast
care.
Penutup 1. Memberikan 1. Menjawab Tanya 12 menit
pertanyaan pertanyaan jawab
2. Menarik kesimpulan 2. Menjawab salam
3. Menyampaikan hasil
evaluasi
4. Menutup penyuluhan
( salam )

D. Setingan Tempat
C B C
A = Penyaji
B = Pasien
A
C = Keluarga Pasien

E. Garis Besar Materi (terlampir)


1. Pengertian ASI
2. Faktor yang mempengaruhi produksi ASI
3. Makanan yang meningkatkan produksi ASI
4. Dampak yang terjadi bila ASI tidak lancer

F. Evaluasi
1. Evaluasi struktural
 Kesiapan pasien beserta keluarga
 Kesiapan tempat disekitar bed pasien
 Kesiapan waktu pelaksanaan
 Kesiapan tim penyaji
 Kesiapan materi penyaji
 Kesiapan leaflet
2. Evaluasi Proses
 Peserta penyuluhan akan memenuhi waktu pelaksana
 Peserta aktif dalam melakukan tanya jawab
3. Evaluasi hasil
 Kegiatan penyuluhan berjalan dengan waktu yang telah di tentukan
 Adanya kesepakatan antara pasen dan keluarga dengan perawat dalam
melaksanakan implementasi
 Pasien dan keluarga dapat menjelaskan faktor dan makanan yang
meningkatkan produksi ASI

G. Lampiran
Materi lengkap
1. ASI
ASI adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita
melalui proses menyusui. ASI mengandung nutrisi, hormone, unsur kekebalan, anti
alergi serta anti radang. ASI merupakan cairan kompleks yang mengandung
berbagai unsur penting yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin larut air, vitamin
larut lemak, mineral, dan sel-sel epitel. Secara umum, kadar gizi ASI tinggi saat
lahir dan akan berkurang selama periode laktasi. Kadar besi dalam ASI matang
(mature) adalah 0,2–0,9 mg/L, dan menurut Almatsier S rata-rata kadar besi ASI
0,3 mg/L (Breymann dkk, 2007).
Pada ASI mengandung antibodi dalam jumlah besar yang berasal dari tubuh
seorang ibu. Antibodi tersebut membantu bayi menjadi tahan terhadap penyakit,
selain itu juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi (Istiqomah, Wulandari
dan Azizah 2015).
Upaya dalam peningkatan produksi ASI bisa dilakukan dengan cara
melakukan perawatan payudara sejak dini dan rutin, memperbaiki teknik menyusui,
atau dengan mengkonsumsi makanan yang dapat mempengaruhi produksi ASI.
2. Faktor yang mempengaruhi produksi ASI
a. Persiapan fisik dan mental yang baik dari ibu dan memahami pengelolaan
menyusui hingga ibu benar-benar termotivasi untuk menyusui.
b. Isapan segera bayi baru lahir dapat segera merangsang reflex produksi ASI dan
pengeluaran ASI.
c. Pengosongan payudara setiap kali menyusui penting dilakukan agar produksi
ASI tetap lancar.
d. Keadaan gizi ibu semasa hamil mempengaruhi kelancaran produksi ASI.

3. Makanan yang meningkatkan produksi ASI


a. Daun Katuk
Daun katuk mengandung hampir 7% protein dan 19% serat kasar, vitamin |K,
pro-vitamin A ( beta karotin Vitmin B dan C. Mineral yang dikandung adalah
Kalsium (2,8%) zat besi, kalium, fisfor dan magnesium (Endang dan Kuswati,
2016).
b. Jinten Hitam
Hal ini dikarenakan jintan hitam mengandung unsur lipid dan struktur hormon
dimana senyawa aktif ini berperan aktif dalam proses produksi air susu.
Kandungan polifenol dalam jintan hitam juga berperan dalam meningkatkan
kadar prolaktin dan oksitosin yang telah dibuktikan dalam penelitian (Raza,
2010).
c. Daun Kelor
Keunggulan daun kelor terletak pada kandungan nutrisinya, terutama golongan
mineral dan vitamin. Setiap 100 g daun kelor mengandung 3390 SI vitamin A,
dua kali lebih tinggi dari bayam dan tigapuluh kali lebih tinggi dari buncis.
Daun kelor juga tinggi kalsium, sekitar 440 mg/100 g, serta fosfor 70 mg/100g
(Zakaria1 , Veni Hadju, Suryani As’ad, dan Burhanuddin Bahar, 2016)
d. Buah Pepaya dan Daun Pepaya
Laktagogum merupakan obat yang dapat meningkatkan atau memperlancar
pengeluaran air susu. Pepaya sebagai salah satu buah yang mengandung
laktagogum merupakan buah tropis yang dikenal dengan sebutan
Caricapapaya. Buah pepaya merupakan jenis tanaman yang mengandung
laktagogum memiliki potensi dalam menstimulasi hormon oksitoksin dan
prolaktin seperti alkaloid, polifenol, steroid, flavonoid dan substansi lainnya
paling efektif dalam meningkatkan dan memperlancar produksi ASI
(Istiqomah, Wulandari dan Azizah, 2015).
Menurut Lingga dalam Murtiana (2011), yang menyatakan bahwa buah pepaya
memiliki beberapa senyawa yang dapat meningkatkan produksi dan kualitas
ASI. Peningkatan produksi ASI dipengaruhi oleh adanya polifenol dan steroid
yang mempengaruhi reflek prolaktin untuk merangsang alveoli yang bekerja
aktif dalam pembentukan ASI.
Pada daun papaya mengandung Enzim Papain dan kalium, fungsi enzim
berguna untuk memecah protein yang dimakan sedangkan kalium berguna
untuk memenuhi kebutuhan kalium dimasa menyusui.karena jika kekurangan
kalium maka badan akan terasa lelah, dan kekurangan kalium juga
menyebabkan perubahan suasana hati menjadi depresi, sementara saat
menyusui ibu harus berfikir positif dan bahagia (Wiknjosastro, 2009).
e. Daun Bangun-bangun
Daun ini banyak digunakan ibu-ibu suku Batak untuk memperlancar ASI,
karena daun, batang dan rantingnya mengandung zat besi.
f. Daun Ubi Jalar
Daun ubi jalar (Ipomoea batatas), memiliki kandungan lemak dan kolesterol
yang sangat rendah, juga sumber yang baik untuk protein, kalsium, niasin dan
besi. Selain itu daun ubi jalar kaya akan serat makanan, provitamin A, Vitamin
C, Thiamin, Ribloflamin, Vitamin B6, Folat, magnesium, fosfor, potasium, dan
mangan. Daun ubi jalar juga dapat meningkatkan produksi ASI karena dalam
daun ubi tersebut ada zat-zat laktagogum, oksitosin dan prolaktin yang dapat
meningkatkan produksi ASI sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi
melalui ASI Suswanti dan Kuswati, 2016).
g. Biji Klabet
Di Eropa tanaman ini digunakan sebagai pelancar ASI yang mengandung
minyak lemak, trigoneli, 16 asam amino, karbohidrat, seng dan mineral.

h. Jamu Uyup-uyup
Jamu uyup – uyup atau gepyokan adalah jamu yang digunakan untuk meningkatkan
produksi ASI pada ibu yang menyusui. Bahan baku jamu uyup – uyup sangat
bervariasi antar pembuat jamu, namun pada umumnya selalu menggunakan bahan
empon – empon (kencur, jahe, bengle, laos, kunir, daun katu, temulawak, puyang dan
temu giring). Jamu ini terbukti efektif memperlancar ASI (Kumalasari, Arimbi,
Ismunandar, 2014).
i. Daun Pare
Secara empiris, daun pare (M. charantia L.) digunakan oleh masyarakat
terutama ibu menyusui sebagai pelancar ASI. Beberapa penelitian telah
dilakukan oleh Entin (2002) yang membuktikan bahwa daun katuk, daun pare,
dan daun papaya merupakan suplemen yang merupakan tanaman tradisional
dan memiliki potensi meningkatkan produksi susu.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif

1. Motivasi Menyusui

Kurangnya motivasi baik dari ibu sendiri ataupun keluarga juga menyebabkan

proses menyusui terganggu. Misalnya, ketika si bayi rewel terus, ia langsung


diberi

susu formula atau pakai dot supaya diam. Keluarga kurang mendukung untuk
proses

pemberian ASI sehingga ibu pun tidak memiliki motivasi yang kuat untuk
memberi

ASI secara ekslusif kepada bayinya. Untuk itu, keluarga mendapatkan informasi
atau

menejemen ASI sehingga ASI eksklusif bisa dilakukan (Nakita, 2007)

2. Pengetahuan ibu tentang ASI

Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap


kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit atau
klinik

bersalin lebih menitik beratkan upaya agar persalinan berlangsung dengan baik,
ibu

dan anak berada dalam dalam keadaan selamat dan sehat. Masalah pemberian
ASI

kurang mendapat perhatian. Sering makanan pertama yang disajikan justru susu

buatan atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang tidak mendidik pada ibu,
dan

ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI. Pengaruh itu akan
semakin

buruk apabila di sekeliling kamar bersalin dipasang gambar-gambar atau poster


yang

memuji penggunaan susu buatan (MHD. Arifin Siregar, 2004)

3. Status Psikologis Ibu

Pembuatan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan ibu yang

selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai
bentuk

ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya. Pada ibu
ada 2

macam reflek yang menyebabkan keberhasilan dalam menyusui bayinya, reflek

tersebut adalah :
H. Referensi
Alegantina, Sukmayati. Isnawati, Ani dan Widowati, Lucie. (2013). Jurnal
Kefarmasian Indonesia Vol 3(1) :1-8
Breymann C, Von Seefried B, Stahel M, Geisser P, Canclini C .(2007) Milk iron
content in breast-feeding mothers after administration of intravenous iron
sucrose complex. J Perinat Med. Vol 35 :115–8.
Entin, W., 2002. Kinetika Fermentabilitas Daun Pepaya (Caricia pepaya L),
Skripsi, Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan,
Institusi Pertanian Bogor. Bogor.
Istiqomah, Sri B. Wulanadari, Dewi T. Azizah, Ninik. (2015). Pengaruh Buah
Pepaya Terhadap Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Menyusui Di Desa
Wonokerto Wilayah Puskesmas Peterongan Jombang Tahun 2014. Jurnal
Edu Health, VOL. 5(2). 102-108
Raza, Asif, Yasin. Uses of Nigella Sativa (Ranunculaceae): ATraditional Medicine
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jogjakarta:
Andi Offset
Suwanti, Endang dan Kuswati. (2016). Hubungan Konsumsi Ekstrak Daun Kentang
Manis Dengan Produksi Asi Di Laktasi Ibu Di Kabupaten Klaten. Skripsi
Suwanti, Endang dan Kuswati. (2016). Pengaruh Konsumsi Ekstrak Daun Katuk
Terhadap Kecukupan Asi Pada Ibu Menyusui Di Klaten. Skripsi
Wiknjosastro, Hanifa (2009). Ilmu Kebidanan Edisi 3. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka.
Zakaria. Hadju, Veni. As’ad, Suryani, dan Bahar, Burhanuddin. (2016). Pengaruh
Pemberian Ekstrak Daun Kelor Terhadap Kuantitas Dan Kualitas Air Susu
Ibu (Asi) Pada Ibu Menyusui Bayi 0-6 Bulan. Jurnal Mkmi, Vol. 12(3) :
161-169
Kumalasari, Retno, Arimbi D, Ismunandar A. 2014. Pemberian Jamu Uyup – Uyup
Terhadap Kelancaran Pengeluaran Air Susu Ibu (Asi) Pada Ibu Nifas.
Akademi Kebidanan Perwira Husada Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai