STASE MATERNITAS
DI BANGSAL KEBIDANAN/KANDUNGAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ABDUL AZIZ
CITRA BORNEO
I4052171020
C. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta Metode Waktu
D. Setingan Tempat
C B C
A = Penyaji
B = Pasien
A
C = Keluarga Pasien
F. Evaluasi
1. Evaluasi struktural
Kesiapan pasien beserta keluarga
Kesiapan tempat disekitar bed pasien
Kesiapan waktu pelaksanaan
Kesiapan tim penyaji
Kesiapan materi penyaji
Kesiapan leaflet
2. Evaluasi Proses
Peserta penyuluhan akan memenuhi waktu pelaksana
Peserta aktif dalam melakukan tanya jawab
3. Evaluasi hasil
Kegiatan penyuluhan berjalan dengan waktu yang telah di tentukan
Adanya kesepakatan antara pasen dan keluarga dengan perawat dalam
melaksanakan implementasi
Pasien dan keluarga dapat menjelaskan faktor dan makanan yang
meningkatkan produksi ASI
G. Lampiran
Materi lengkap
1. ASI
ASI adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita
melalui proses menyusui. ASI mengandung nutrisi, hormone, unsur kekebalan, anti
alergi serta anti radang. ASI merupakan cairan kompleks yang mengandung
berbagai unsur penting yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin larut air, vitamin
larut lemak, mineral, dan sel-sel epitel. Secara umum, kadar gizi ASI tinggi saat
lahir dan akan berkurang selama periode laktasi. Kadar besi dalam ASI matang
(mature) adalah 0,2–0,9 mg/L, dan menurut Almatsier S rata-rata kadar besi ASI
0,3 mg/L (Breymann dkk, 2007).
Pada ASI mengandung antibodi dalam jumlah besar yang berasal dari tubuh
seorang ibu. Antibodi tersebut membantu bayi menjadi tahan terhadap penyakit,
selain itu juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi (Istiqomah, Wulandari
dan Azizah 2015).
Upaya dalam peningkatan produksi ASI bisa dilakukan dengan cara
melakukan perawatan payudara sejak dini dan rutin, memperbaiki teknik menyusui,
atau dengan mengkonsumsi makanan yang dapat mempengaruhi produksi ASI.
2. Faktor yang mempengaruhi produksi ASI
a. Persiapan fisik dan mental yang baik dari ibu dan memahami pengelolaan
menyusui hingga ibu benar-benar termotivasi untuk menyusui.
b. Isapan segera bayi baru lahir dapat segera merangsang reflex produksi ASI dan
pengeluaran ASI.
c. Pengosongan payudara setiap kali menyusui penting dilakukan agar produksi
ASI tetap lancar.
d. Keadaan gizi ibu semasa hamil mempengaruhi kelancaran produksi ASI.
h. Jamu Uyup-uyup
Jamu uyup – uyup atau gepyokan adalah jamu yang digunakan untuk meningkatkan
produksi ASI pada ibu yang menyusui. Bahan baku jamu uyup – uyup sangat
bervariasi antar pembuat jamu, namun pada umumnya selalu menggunakan bahan
empon – empon (kencur, jahe, bengle, laos, kunir, daun katu, temulawak, puyang dan
temu giring). Jamu ini terbukti efektif memperlancar ASI (Kumalasari, Arimbi,
Ismunandar, 2014).
i. Daun Pare
Secara empiris, daun pare (M. charantia L.) digunakan oleh masyarakat
terutama ibu menyusui sebagai pelancar ASI. Beberapa penelitian telah
dilakukan oleh Entin (2002) yang membuktikan bahwa daun katuk, daun pare,
dan daun papaya merupakan suplemen yang merupakan tanaman tradisional
dan memiliki potensi meningkatkan produksi susu.
1. Motivasi Menyusui
Kurangnya motivasi baik dari ibu sendiri ataupun keluarga juga menyebabkan
susu formula atau pakai dot supaya diam. Keluarga kurang mendukung untuk
proses
pemberian ASI sehingga ibu pun tidak memiliki motivasi yang kuat untuk
memberi
ASI secara ekslusif kepada bayinya. Untuk itu, keluarga mendapatkan informasi
atau
bersalin lebih menitik beratkan upaya agar persalinan berlangsung dengan baik,
ibu
dan anak berada dalam dalam keadaan selamat dan sehat. Masalah pemberian
ASI
kurang mendapat perhatian. Sering makanan pertama yang disajikan justru susu
buatan atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang tidak mendidik pada ibu,
dan
ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI. Pengaruh itu akan
semakin
Pembuatan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan ibu yang
selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai
bentuk
ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya. Pada ibu
ada 2
tersebut adalah :
H. Referensi
Alegantina, Sukmayati. Isnawati, Ani dan Widowati, Lucie. (2013). Jurnal
Kefarmasian Indonesia Vol 3(1) :1-8
Breymann C, Von Seefried B, Stahel M, Geisser P, Canclini C .(2007) Milk iron
content in breast-feeding mothers after administration of intravenous iron
sucrose complex. J Perinat Med. Vol 35 :115–8.
Entin, W., 2002. Kinetika Fermentabilitas Daun Pepaya (Caricia pepaya L),
Skripsi, Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan,
Institusi Pertanian Bogor. Bogor.
Istiqomah, Sri B. Wulanadari, Dewi T. Azizah, Ninik. (2015). Pengaruh Buah
Pepaya Terhadap Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Menyusui Di Desa
Wonokerto Wilayah Puskesmas Peterongan Jombang Tahun 2014. Jurnal
Edu Health, VOL. 5(2). 102-108
Raza, Asif, Yasin. Uses of Nigella Sativa (Ranunculaceae): ATraditional Medicine
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jogjakarta:
Andi Offset
Suwanti, Endang dan Kuswati. (2016). Hubungan Konsumsi Ekstrak Daun Kentang
Manis Dengan Produksi Asi Di Laktasi Ibu Di Kabupaten Klaten. Skripsi
Suwanti, Endang dan Kuswati. (2016). Pengaruh Konsumsi Ekstrak Daun Katuk
Terhadap Kecukupan Asi Pada Ibu Menyusui Di Klaten. Skripsi
Wiknjosastro, Hanifa (2009). Ilmu Kebidanan Edisi 3. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka.
Zakaria. Hadju, Veni. As’ad, Suryani, dan Bahar, Burhanuddin. (2016). Pengaruh
Pemberian Ekstrak Daun Kelor Terhadap Kuantitas Dan Kualitas Air Susu
Ibu (Asi) Pada Ibu Menyusui Bayi 0-6 Bulan. Jurnal Mkmi, Vol. 12(3) :
161-169
Kumalasari, Retno, Arimbi D, Ismunandar A. 2014. Pemberian Jamu Uyup – Uyup
Terhadap Kelancaran Pengeluaran Air Susu Ibu (Asi) Pada Ibu Nifas.
Akademi Kebidanan Perwira Husada Purwokerto.