Anda di halaman 1dari 5

A.

Definisi fluid challenge test


Fluid Challenge test adalah metode yang aman untuk memulihkan volume sirkulasi
berdasarkan kebutuhan fisiologis dibandingkan menggunakan fixed hemodynamics end-
point. Cairan diberikan dalam kuantitas kuantitas kecil untuk memproduksi suatu
peningkatan volume sirkulasi dengan menilai respon perubahan hemodinamik pada tiap
jumlah cairan yang diberikan. Teknik ini merupakan tes diagnostik untuk hipovolemi dan
metode titrasi dari dosis optimal cairan untuk kebutuhan individu.
Fluid challenge test adalah suatu pengujian kepada seseorang yang syok hipovolemik.
Dengan memberikan pasien cairan kristaloid, misalnya NaCl 0,9% sebanyak 250ml IV
dengan kecepatan maksimal.
B. Tujuan
Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa tes ini meningkatkan ventrikular
preload dan kecepatan infusi lebih penting dibandingkan jumlah infusan untuk mencapai
tujuan ini, untuk melihat respon pasien terhadap cairan yang diberikan tersebut,
dengan melihat tekanan darah pasien dan urin output.
C. Indicator
Indikator dalam tes ini yang utama adalah stroke volume atau cardiac output.Namun
dapat juga mengukur penigkatan cairan dengan memonitor CVP dan/atau PAWP atau
indikator indikator lain. Parameter parameter yang dapat digunakan terdapat pada tabel 1
dibawah.
D. Pemilihan cairan
Pemilihan penggunaan cairan berbeda dari tiap sumber, namun keduanya dapat dipakai.
Penggunaan koloid lebih menguntungkan dibandingkan kristaloid didasarkan oleh
ketahanan koloid dalam volume intravaskular yang lebih lama dibandingkan kristaloid.
Kristaloid akan cepat terekstravasasi ke jaringan dibandingkan koloid sehingga
pengukuran volume vaskular akan lebih sulit jika menggunakan kristaloid. Namun pada
pasien dengan permeabilitas vaskular meningkat, hal ini tidak akan berarti. Cairan
hiperonkotik juga akan menarik cairan dari interstitial ke dalam intravaskular sehingga
akan meningkatkan jumlah cairan intravaskular melebihi dari jumlah yang diberikan.
Kecepatan pemberian lebih penting dibandingkan jumlah dan tipe cairan. Bukti cukup
kuat pada beberapa penelitian, didapatkan bahwa pemberian sedikit cairan bolus (250ml
atau 3ml/kg dan biasanya koloid) pada waktu yang singkat (5-10 menit). Respon terhadap
stroke volume yang didapat dengan CO monitor dinilai positif jika terdapat peningkatan
SV sebesar 10-15%
Pada ventrikel yang kurang terisi degan baik, test ini meningkatkan SV. Gagal untuk
meningkatkan SV dengan fluid challenge dapat berarti sirkulasi kurang responsif
terhadap cairan atau inadequate challenge. Jika CVP atau PAWP gagal untuk naik
minimal 3 mmHg, dan SV gagal untuk meningkat, makan peningkatan volume sirkulasi
mengisi kekurangan rongga vaskular periferal dan tidak meningkatkan cardiac filling.
Maka fluid challenge harus diulang kembali. SV dimonitor dibandingkan CO selama tes
berlangsung karena penurunan HR merupakan respon pada fluid challenge dapat
berakibat turunnya CO walaupun terjadi penigkatan SV.
Dasar dari fluid challenge adalah untuk mengetahui peningkatan volume intravaskular
dengan penginfusan yang cepat Perubahan peningkatan CVP dan pulmonary artery
wedge pressure (PAWP) setelah penambahan cairan akan bergantung pada volume awal
intravaskular. Jika tidak terdapat perubahan pada CVP, maka volume intravaskular
rendah. Peningkatan CVP yang signifikan akan terjadi jika terdapat penambahan yang
berarti terhadap volume intravaskular. Begitu pula pada PAWP. Peningkatan (minimum
3mmHg) CVP atau PAWP menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dan
mungkin merupakan indikasi dari volume sirkulasi yang adekuat.penilaian terhadap
respon klinis dan kecukupan perfusi jaringan juga penting untuk diperhatikan. Jika tidak
adekuat, maka perlu dimonitor stroke volume sebelum dilakukan fluid challenge test
lebih lanjut atau dipertimbangkan untuk dilakukan batuan sirkulasi lebih lanjut.

Respon SV, CVP, atau PAWP terhadap penambahan 200mL blood volume. Pada pasien hipovolemik, tidak
terdapat peningkatan yang signifikan pada CVP dan PAWP, tetapi terdapat peningkatan SV. Pada pasien normal,
terdapat peningkatan CVP dan PAWP tapi tidak terdapat peningkatan SV

Sebelum dilakukan fluid challenge, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan untuk menilai
fluid responsiveness apakah fluid challenge test ini akan meningkatkan SV atau tidak.

a. Heart lung interaction

Fluktuasi yang konsisten dari SV, tekanan sistolik, dan tekanan pulsasi dengan
mechanically ventilated breath secara konstan merupakan prediktor yang sensitif dan
spesifik terhadap volume responsiveness. Hasilnya akan menunjukka nilai caveat dimana
volume tidal > 8ml/kg dan absennya respirasi spontan atau aktivitas aritmogenik

b. Passive leg raising

Elevasi dari kaki menstimulasi auto transfusi secara hemodinamis yang sama dengan
exogenous fluid challenge. CO dan pulse pressure berubah sebagai respons terhadap PLR
merupakan prediktor dari fluid responsveness.

c. Corrected flow time(FTc)

Didapat dari esofageal doppler monitoring dan dapat digunakan sebagai prediktor fluid
challenge.
E. Cara melakukan
Bila pasien dengan keadaan syok, tekanan darah rendah, nadi cepat, lemah, maka
dapat dilakukan fluid challenge test ini untuk melihat apakah syok pada pasien
merupakan syok hypovolemik atau bukan. Bila dengan fluid challenge test ini,
tekanan darah meningkat atau nadi menjadi normal, maka pasien mengalami
hipovolemik. Kemudian kita juga bisa melihat urin yang dihasilkan. Bila pasien tidak
menghasilkan urin (anuri) setelah challenge test, kita dapat menggunakan furosemid 100-
400mg IV. Bila setelah penggunaan furosemid, pasien tetap dalam keadaan anuri, maka
kemungkinan pasien mengalami Acute Tubular Necrosis.
Monitoring tekanan vena sentral merupakan panduan yang sangat membantu untuk terapi
cairan. Pengukuran tekanan vena sentral menunjukkan
kapabilitas jantung kanan untuk menerima beban cairan tambahan. Dijumpai
beberapa variasi dari metode fluid challenge namun secara umum 50 sampa 200ml c
rystalloid diberikan secara sekuen, dan diukur tingkat tekanan vena sentral setelah
10 menit pemberian cairan.
• CVP awal diukur
• Cairan diberikan dengan kecepatan 20 ml/menit selang periode 10 menit
• Pembacaan dilakukan tiap 10 menit
• Jika CVP > 5 cmH20 diatas penilaian awal maka fluid
challenge dihentikan, diasumsikan bahwa ventrikel kanan tidak mampu menerima
tambahan beban cairan
• Peningkatan antara 3 dan 5 cmH20 diatas penilaian awal mempunyai arti yang
kurang tegas (equivocal) sehingga pengukuran dilakukan lagi setelah 30 menit.
• Peningkatan < 2 cmH20 diatas penilaian awal menunjukkan adanya deplesi volume.
• Fluid challenge diulang sampai dijumpai adanya ekspansi volume yang
adekuat.
• Fluid challenge dihentikan segera jika dijumpai tanda tanda syok atau adanya
tanda tanda ketidakmampuan jantung.

Kesimpulan
Fluid Challenge test adalah metode yang untuk memulihkan volume sirkulasi
berdasarkan kebutuhan fisiologis, untuk mendiagnostik dan terapi hipovolemi, dengan
melihat respon pasien terhadap cairan yang diberikan tersebut, dengan melihat tekanan
darah pasien, nadi dan urin output. Cairan yang diberikan berupa cairan koloid atau
kristaloid

Anda mungkin juga menyukai