Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Agrisistem, Desember 2015, Vol. 11 No.

2 ISSN 1858-4330

RESPON PADI MUTAN PADA MEDIA BOKASHI KANDANG AYAM

RESPONSE OF MUTANT RICE TO CHIKEN MANURE BOKASHI MEDIA

Sudirman
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa
Email: sudirman.stppgowa@gmail.com

ABSTRAK
Penerapan teknologi budidaya pertanian melalui penggunaan benih unggul dan perbaikan
lingkungan tumbuh merupakan kunci utama peningkatan produktvitas tanaman padi.
Penggunaan pupuk organik seperti bokashi feses ayam merupakan salah satu upaya dalam
meningkatkan produksi padi mutan. Penelitian dilaksanakan di Green House STPP Gowa,
Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi
Selatan. Penelitian dilaksanakan April sampai September 2013. Penelitian menggunakan
Rancangan Petak Terpisah dengan Rancangan Acak Kelompok sebagai rancangan
lingkungan. Dosis bokashi ditempatkan sebagai Petak Utama, terdiri atas 4 taraf, yaitu: 0.5
kg polybag-1; 1.0 kg polybag-1, 1.5 kg; 2.0 kg polybag-1. Genotipe mutan ditempatkan
sebagai anak petak, terdiri atas 4 taraf, yaitu: varietas IR 64 (pembanding); Genotipe rad
Som 5-1; Genotipe rad Som 1-8; Genotipe rad Som 7-3. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) Genotype mutan padi hasil iradiasi sinar gamma rad Som 5-1 memberikan
respon terbaik pada semua komponen tumbuh yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah
anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah bernas, jumlah gabah hampa per rumpun,
bobot 1000 bulir dan hasil gabah per rumpun. (2) Dosis 1.0 kg polybag-1 memberikan
pertumbuhan dan produksi mutan padi yang terbaik pada komponen panjang malai, bobot
1000 bulir dan hasil gabah per rumpun dan (3) Tidak terdapat interaksi anatara genotype
padi mutan dengan pupuk bokashi kandang ayam.
Kata kunci: Genotipe, padi mutan, bokashi kandang ayam

ABSTRACT
The application of agricultural cultivation technology through the use of improved seed
and improvement of planting environment are the main keys in improving the productivity
of rice crop. The use of organic fertilizer like bokashi from chicken manure is an effort to
increase mutant rice production. The experiment was conducted at Green House of STPP
Gowa located in village of Romang Lompoa, District Bontomarannu, Gowa regency,
province of South Sulawesi. The experiment was conducted from April to September 2013.
This study was set using Splitplot design with randomized block design as the
environmental design. Dosage of bokashi was set as the main plots, consisting of 4 levels,
namely: 0.5 kg polybags-1; 1.0 kg polybags-1; 1.5 kg polybags-1 and 2.0 kg polybags-1.
Mutant genotype was placed as a subplot, consisting of 4 levels, namely: varieties IR 64
(comparator); Som rad genotypes 5-1; Som rad genotypes 1-8; Genotype Som rad 7-3. The
results showed that: (1) rice mutant genotype of Som5-1 resulted from gamma ray

70
Jurnal Agrisistem, Desember 2015, Vol. 11 No.2 ISSN 1858-4330

irradiation gave the best response in all components of growth observed, namely plant
height, number of productive tillers, panicle length, number of pithy grain, number of
hollow grains per hill, weight of 1000 grains and grain yield per hill. (2) dose of 1.0 kg
polybags-1 provide best growth and production of rice mutants showed by parameters of
panicle length, weight of 1000 grains and grain yield per hill and (3) There was no
interaction between mutant rice genotypes and chicken manure bokashi.
Keywords: Genotype, rice mutant, bokashi chicken manure

PENDAHULUAN belum mampu mengatasi masalah


Beras merupakan komoditi yang sangat tersebut, bahkan terjadi penurunan
penting karena lebih dari 90 persen efisiensi pemupukan (Adiningsih, 1992
masyarakat Indonesia menjadikan beras dalam Suhartatik dan Sismiyati, 2000).
sebagai makanan pokok, dan kemudian Bahkan adanya peningkatan penggunaan
diperkuat oleh budaya harus pupuk kimia telah menyebabkan
mengkonsumsi beras (nasi) baru terjadinya pencemaran lingkungan
kemudian dapat dikatakan makan. Beras (Suhartatik dan Sismiyati, 2000). Salah
juga komoditi yang strategis secara satu indikator menurunnya kualitas
politis karena banyak kepentingan umum sumberdaya lahan, khususnya sawah
di dalamnya seperti masalah ketahanan adalah menurunnya kandungan C
pangan, kondisi politik, stablitas organik tanah. Dilaporkan oleh Karama
keamanan, stabilitas ekonomi dan et al. (1990) bahwa dari 30 lokasi tanah
lapangan kerja, sehingga perlu adanya sawah di Indonesia yang diambil secara
campur tangan pemerintah di dalamnya. acak, 68% diantaranya mempunyai
kandungan C tanah kurang dari 1,5 %
Intensifikasi padi dengan asupan pupuk dan hanya 9 % yang lebih dari 2%.
kimia dalam jumlah besar dan dalam Hasil analisis sampel tanah dari berbagai
jangka waktu lama, serta kurangnya daerah sentra produksi padi di Jawa
memperhatikan penggunaan bahan Tengah seperti di Kabupaten Grobogan,
organik dalam sistem produksi padi Kabupaten Sragen, Kabupaten Batang
sawah telah mengakibatkan dan Kabupaten Sukoharjo menunjukkan
terganggunya keseimbangan hara tanah hal yang sama, yaitu bahwa Rerata
yang berakibat terhadap penurunan kandungan C organik tanah berada di
kualitas sumberdaya lahan itu sendiri. bawah 2 % (Pramono et al, 2001;
Gejala ini terlihat dibeberapa wilayah Pramono et al, 2002). Data tersebut
sentra produksi padi, dimana terjadi mengambarkan bahwa kondisi lahan
pelandaian produktivitas, bahkan secara sawah yang sudah sekian lama
nasional pada beberapa tahun terakhir ini diusahakan secara intensif dengan
produksi padi cenderung melandai. asupan agrokimia tinggi, telah
Pelandaian produksi dapat disebabkan mengalami semacam gejala sakit “soil
oleh berbagai faktor, terutama sickness”.
penggunaan pupuk yang sudah
melampaui batas efisiensi teknis dan Penerapan teknologi selama ini cendrung
ekonomis (Adiningsih dan Soepartini, menggunakan biaya tinggi dengan
1995) pemberian input yang terus meningkat
sehingga akibatnya kualitas tanah yang
Upaya untuk menanggulangi pelandaian semakin menurun dengan penggunaan
produksi melalui pemupukan berimbang pupuk anorganik (Anonim, 2004).

71
Jurnal Agrisistem, Desember 2015, Vol. 11 No.2 ISSN 1858-4330

Penggunaan pupuk anorganik akan alasan pupuk anorganik responnya akan


mendorong terjadinya peningkatan lebih cepat yang diperlihatkan dari
peroduktivitas tanaman, namun dalam pertumbuhan tanaman dan hasil lebih
jangka waktu yang relative panjang baik. Tanggapan tanaman terhadap
hingga saat ini telah menimbulkan efek pupuk anoragnik sangat cepat yang
samping yaitu menjadikan tanah-tanah efeknya dapat segera terlihat pada warna
pertanian Indonesia menjadi semakin daun padi. Sebagian besar petani
keras sehingga menurunkan cendrung beranggapan bahwa tanaman
produktivitasnya. padi yang berwarna hijau gelap dapat
Dewasa ini banyak pupuk yang beredar memberikan produksi yang maksimal.
di pasaran dan memberikan hasil yang Selama ini sudah terlanjur menjadi
cukup baik. Akan tetapi, pupuk yang paham terutama pada petani tradisional
beredar adalah pupuk anorganik yang bahwa dengan menggunakan pupuk
biasa kita kenal sebagai pupuk kimia. kimia otomatis dapat meningkatkan
Pemakaian pupuk seperti ini dalam kesuburan tanahnya. Disamping pupuk
jangka waktu yang lama bukan N, pupuk P dan K pada program
memberikan hasil yang positif, intensifikasi padi telah menyebabkan
melainkan hasil yang negatif karena penimbunan fosfat dan kalium pada
pupuk kimia dapat merusak ekosistem. tanah sawah yang menyebabkan efisiensi
Untuk itu diperlukan sesuatu zat yang pupuk menurun. Penurunan efisiensi ini
bukan hanya menyehatkan, tetapi juga dapat disebabkan oleh banyak faktor,
ramah terhadap lingkungan. Salah satu namun faktor yang utama adalah
alternatif yang dapat dilakukan untuk hubungan tanah dan tanaman. Berbagai
mengatasi hal itu adalah pemberian analisis dan asumsi terjadinya
pupuk organik. Beberapa pupuk organik pelandaian produktivitas/penurunan
yang beredar di pasaran, di antaranya efisiensi pupuk adalah karena
pupuk kompos, pupuk cair organik dan terkurasnya hara lain sebagai akibat
guano. Ketiga pupuk ini mengandung pemupukan N dan P berlebihan. Untuk
unsur hara baik makro dan mikro yang melaksanakan intensifikasi padi sawah
sangat dibutuhkan oleh tanaman (Erida diperlukan rakitan teknologi pemupukan
et al, 2011). yang lebih efisien dan mudah diadopsi
petani.
Penggunaan pupuk, pestisida, dan bahan
kimia lainnya yang terus menerus dapat Mengingat ketersediaan pupuk kimia
merusak biota tanah, keresistenan hama pada saat sekarang ini semakin sulit, dan
harganya semakin mahal, akibat adanya
dan penyakit, serta dapat merubah
kandungan vitamin dan mineral pengurangan subsidi oleh pemerintah,
beberapa komoditi padi. Hal ini tentunya maka penggunaannya harus diusahakan
jika dibiarkan lebih lanjut akan seefisien mungkin. Pemupukan yang
berpengaruh fatal bagi siklus kurang dari kebutuhan tanaman akan
kelangsungan kehidupan, bahkan jika menjadikan tidak optimalnya produksi.
padi yang telah tercemar tersebut Kelebihan pemupukan juga berarti
dimakan oleh manusia secara terus pemborosan dan dapat menyebabkan
menerus, tentunya akan menyebabkan tanaman rentan terhadap serangan hama
kerusakan jaringan bahkan kematian. dan penyakit, serta dapat menimbulkan
Petani pada umumnya menggunakan pencemaran lingkungan. Peningkatan
pupuk kimia seperti urea, SP-36 dan KCl efisiensi pemupukan dapat dilakukan
pada tanaman padi lebih banyak, dengan dengan pemberian bahan organik. Salah
satu sumber bahan organik yang banyak
72
Jurnal Agrisistem, Desember 2015, Vol. 11 No.2 ISSN 1858-4330

tersedia disekitar petani adalah pupuk tanah; fungsi kimia dapat meningkatkan
kandang (Erida et al, 2011). kapasitas tukar kation (KTK) tanah,
Upaya yang dapat dilakukan agar tidak meningkatkan daya sangga tanah dan
terjadi keadaan yang lebih buruk lagi, meningkatkan ketersediaan beberapa
yang dapat mengganggu keberlanjutan unsur hara serta meningkatkan efisiensi
sistem produksi padi sawah, maka perlu penyerapan P; dan fungsi biologi sebagai
ditempuh upaya-upaya guna sumber energi utama bagi aktivitas jasad
mengkonservasi dan merehabilitasi renik tanah. Mengingat begitu penting
sumberdaya lahan yang ada. Model peranan bahan organik, maka
intensifikasi padi sawah dimasa penggunaannya pada lahan-lahan yang
mendatang sudah selayaknya untuk tidak kesuburannya mulai menurun menjadi
bertumpu kepada penggunaan pupuk amat penting untuk menjaga kelestarian
kimia guna mencapai target produksi, sumberdaya lahan tersebut.
namun perlu difikirkan dan Selain pemupukan, penggunaan varietas
dikembangkan upaya-upaya untuk juga merupakan faktor dalam
mengembalikan kesuburan lahan. Salah meningkatkan produksi padi. Varietas
satu upaya yang dapat ditempuh untuk sangat menentukan produktivitas.
memperbaiki kondisi tersebut adalah Varietas yang sesuai dengan keadaan
pemasyarakatan kembali penggunaan lingkungan diharapkan tumbuh dengan
bahan organik pada usahatani padi baik dan memberikan hasil yang tinggi.
sawah. Dalam penelitian ini digunakan empat
Upaya peningkatan kesuburan tanah galur padi mutan (Erida et al , 2011).
adalah dengan penambahan bahan Penerapan teknologi budidaya pertanian
organik atau pupuk organik. Thamrin melalui penggunaan benih unggul dan
(2000), melaporkan bahwa pemberian perbaikan lingkungan tumbuh
bahan organik mampu meningkatkan merupakan kunci utama peningkatan
hasil gabah padi kering panen secara produktvitas tanaman padi. Selama ini
nyata. Dalam prakteknya penggunaan budidaya tanaman padi hanya
pupuk organik masih jarang dilakukan difokuskan pada lahan sawah atau lahan
petani karena jumlah yang dibutuhkan yang digenangi air, sedangkan pada
persatuan luas sangat besar. Sebagai lahan kering belum mendapatkan
contoh Mowidu (2001) melaporkan perhatian, pada hal jika potensi lahan
bahwa dengan pemberian 20-30 ton ha-1 kering dapat dimanfaatkan secara
bahan/pupuk organik, terlihat optimal untuk budidaya tanaman padi
dampaknya terhadap peningkatan maka luasan areal tanaman padi akan
porositas total, jumlah pori berguna, bertambah yang berarti pula bahwa
jumlah pori penyimpanan lengas dan produksi padi secara nasional akan
kemantapan agregat serta menurunkan meningkat. Beberapa Genotipe hasil
kerapatan zarah, kerapatan bongkah dan iradiasi sinar gamma yang telah
permeabilitas. beberapa kali mengalami mengujian
Menurut Karama et al. (1990) dalam cekaman kekeringan menunjukkan
Suhartatik dan Sismiyati (2000), adanya respon yang baik terhadap
mengemukakan bahwa bahan organik cekaman kekeringan.
memiliki fungsi-fungsi penting dalam Penggunaan pupuk organik seperti
tanah yaitu; fungsi fisika yang dapat bokashi feses ayammerupakan salah satu
memperbaiki sifat fisika tanah seperti upaya dalam meningkatkan produksi
memperbaiki agregasi dan permeabilitas padi mutan. Namun seberapa besar
73
Jurnal Agrisistem, Desember 2015, Vol. 11 No.2 ISSN 1858-4330

efektivitas penggunaan beberapa dosis ditempatkan sebagai Petak Utama (PU),


bokashi feses ayam yang dicobakan terdiri atas 4 taraf, yaitu:
selama masih belum memperlihatkan P1 = 5,5 ton ha-1 (0.5 kg polybag-1)
respon yang lebih baik. Oleh sebab itu P2 = 11,0 ton ha-1 (1.0 kg polybag-1)
perlu dilakukan penelitian dengan P3 = 16,5 ton ha-1 (1.5 kg polybag-1)
interval dosis bokashi feses ayamyang P4 = 22,0 ton ha-1 (2.0 kg polybag-1)
kebih tinggi pada beberapa galur padi
mutan. Penelitian bertujuan untuk Genotipe mutan ditempatkan sebagai
mendapatkan genotipe uji tertentu yang anak petak, terdiri atas 4 taraf, yaitu:
mempunyai respon yang baik terhadap V1 = varietas IR 64 (kontrol)
pupuk bokashi, mengetahui dosis V2 = Genotipe rad Som 5-1
tertentu yang memberikan pertumbuhan V3 = Genotipe rad Som 1-8
dan hasil Genotipe lebih baik serta V4 = Genotipe rad Som 7-3
mengetahui adanya interaksi antara
genotipoe mutan dengan dosis pupuk Terdapat 16 kombinasi perlakuan,
bokashi. masing-masing diulang tiga kali,
sehingga tedapat 48 unit pengamatan.
Setiap unit pengamatan menggunakan
BAHAN DAN METODE dua buah media (polybag). Rerata
perlakuan diuji dengan Uji beda Nyata
Tempat dan Waktu Jujur (BNJ).
Penelitian dilaksanakan di Green House
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Pelaksanaan Penelitian
(STPP) Gowa, Kelurahan Romang
Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, Masing-masing benih genotipe mutan
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. padi dan varietas terlebih dahulu
April sampai September 2015. direndam dengan air hangat dengan suhu
kurang lebih 30˚C, selama 8 jam.
Bahan dan Alat Sebelum benih ditanam, terlebih dahulu
dilakukan persiapan media tumbuh.
Bahan tanaman yang digunakan dalam Persiapan dimulai dengan meng-
penelitian ini adalah 3 Genotipe mutan ayak/menyaring tanah mediteran merah
padi toleran cekaman kekeringan, yaitu kuning. Tanah dicampur dengan pupuk
IR rad Som 5-1, IR rad Som 1-8, IR rad bokashi dengan dosis berdasarkan
Som 7-3 dan varietas IR 64, pupuk perlakuan.
kandang bokashi kotoran ayam dan
tanah mediteran merah kuning. Sebelum penanaman, media diatur
susunannya beredasarkan tata letak
Alat yang digunakan: pengayak tanah, percobaan di lapang. Penanaman
polybag, ember, cangkul, skop, alat dilakukan dengan cara tanam benih
ukur, kamera, timbangan, alat tulis langsung dalam media polybag sebanyak
menulis. 3 biji/polybag pada kondisi tanah macak-
macak.
Metode Penelitian
Umur 14 hari setelah tanam dilakukan
Penelitian ini menggunakan Rancangan penjarangan menjadi 1 tanaman, untuk
Petak Terpisah (RPT) dengan selanjutnya dipindahkan ke tanaman
Rancangan Acak Kelompok sebagai yang tidak tumbuh pada polybag
rancangan lingkungan. Dosis bokashi lainnya.

74
Jurnal Agrisistem, Desember 2015, Vol. 11 No.2 ISSN 1858-4330

Pengamatan genoptie padi mutan disajikan pada


Komponen tumbuh yang diamati Tabel 1.
meliputi:
1. Tinggi tanaman, diukur dari 1. Tinggi Tanaman
permukaan tanah hingga ujung daun Perlakuan dosis bokashi feses ayam
tertinggi. yang diaplikasi pada padi mutan pada
2. Jumlah anakan produktif, ditentukan pengamatan umur 7 0 H S T dan
dengan menghitung anakan yang interaksinya diperoleh hasil yang tidak
menghasilkan malai. berpengaruh sedangkan galur-galur yang
3. Panjang malai, diukur dari leher malai dicobakan menunjukkan pengaruh nyata
sampai ujumg malai terhadap Rerata tinggi tanaman. Untuk
4. Jumlah gabah bernas, dihitung jumlah lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
gabah bernas atau berisi tiap malai 2.
5. Jumlah gabah hampa per malai, Tabel 2 menunjukkan bahwa Genotipe
dihitung jumlah gabah yang hampa rad Som 5-1 (V2) berbeda nyata dengan
(tidak berisi) tiap malai. genotipe lainnya. Dimana Varietas IR 64
6. Bobot 1000 gabah bernas, dihitung sebagai kontrol tidak berbeda nyata
1000 bulir gabah pada kadar air 14% dengan genotipe lainnya. terhadap tinggi
7. Hasil gabah per rumpun, dihitung dari tanaman.
bobot gabah kering bernas kadar
air.14% yang berasal dari satu Gambar 1, menunjukkan bahwa tinggi
rumpun. tanaman genotipe padi mutan pada
pemberian bokashi feses ayam dengan
dosis 2,0 kg polybag-1 (P4) cenderung lebih
HASIL DAN PEMBAHASAN tinggi dibandingkan dengan dosis 1.5 kg
polybag-1 (P3) , dosis 1.0 kg polybag-1 (P2 )
Hasil dan dosis 0.5 kg polybag-1 (P1 ).
Hasil analisis sidik ragam disajikan pada
tujuh komponen pertumbuhan dan hasil

Tabel 1. Hasil analisis sidik ragam pada dosis pupuk bokashi feses ayam (P), genotipe padi
mutan (V) serta interaksinya (P xV) terhadap pertumbuhan dan komponen hasil
tanaman padi

Parameter Sumber keragaman


P V PxV
Tinggi tanaman (hari) umur 70 hst NS S NS
Jumlah anakan produktif S S NS
Panjang malai S S NS
Bobot gabah bernas per rumpun NS S NS
Jumlah gabah hampa NS S Ns
Bobot 1000 butir (g) S S NS
Hasil gabah per rumpun S S NS
Keterangan: NS = non signifikan (p 0,05), S = signifikan perlakuan, P = dosis bokashi
feses ayam, V = genotipe mutan

75
Jurnal Agrisistem, Desember 2015, Vol. 11 No.2 ISSN 1858-4330

Tabel 2. Tinggi tanaman (cm) padi mutan pada media bokashi feses ayam umur 70 HST
Pupuk Genotipe Mutan NP BNJ
Organik V1 V2 V3 V4
P1 97,33 111,67 102,00 108,00
P2 101,67 124,67 102,33 102,33
P3 100,67 116,67 110,00 103,33
11,02
P4 105,00 122,67 105,67 101,67
b a b b
Rerata 101,17 118,92 105,00 103,83

Keterangan: Nilai tengah diikuti oleh huruf yang berbeda berarti berbeda nyata pada Uji
beda Nyata Jujur taraf α 0,05. V1= varietas IR 64 (kontrol), V2= Genotipe
rad Som 5-1, V3= Genotipe rad Som 1-8, V4= Genotipe rad Som 7-3

Tinggi Tanaman (cm)


110
109
108 108.75

107 107.75 107.67


106
Rata-2
105
104 104.75

103
102
P1 (0.5 kg) P2 (1.0 kg) P3 (1.5 kg) P4 (2.0 kg)

Gambar 1. Tinggi tanaman genotipe padi dengan pemberian bokashi feses ayam

2. Jumlah Anakan Produktif perlakuan varietas IR 64 sebagai


Dosis bokashi feses ayam yang pembanding memberikan jumlah anakan
diaplikasikan pada genotipe mutan terkecil dan berbeda nyata dibandingkan
dan beberapa genotipe padi mutan genotipe mutan lainnya yaitu Genotipe
berpengaruh nyata dan interaksinya tidak rad Som 1-8 (V3) dan Genotipe rad Som
berpengaruh nyata terhadap rerata 7-3 (V4). Sedangkan perlakuan dosis
jumlah anakan produktif (Tabel 3). bokashi feses ayam1,5 kg polybag-1 (P3)
Tabel 3, menunjukkan bahwa perlakuan memberikan jumlah anakan produktif
genotipe mutan padi rad Som 5-1 lebih banyak dan berbeda dengan
memberikan jumlah anakan produktif perlakuan lainnya. Sementara perlakuan
terbesar dan berbeda nyata dengan dosis terendah 0,5 kg/polybag (P1)
perlakuan kontrol atau varietas IR 64 memberikan jumlah anakan produktif
(V1) dan genotipe lainnya. Sedangkan terendah tetapi juga berbeda nyata
dengan dosis lainnya.
76
Jurnal Agrisistem, Desember 2015, Vol. 11 No.2 ISSN 1858-4330

Tabel 3. Jumlah anakan produktif padi mutan pada media bokashi kandang ayam
Pupuk Genotipe Mutan
Organik Rerata NP BNJ
V1 V2 V3 V4
P1 32,67 36,67 27,67 31,67 32,17 d
P2 41,00 53,00 39,67 40,33 c 3,27
43,5
P3 52,67 56,00 51,33 32,33 a
51,83
P4 39,67 62,00 41,67 40,33 b
48,42
Rerata b 56,92
a c d 4,80
42,75 40,08 36,16
Keterangan : Nilai tengah yang diikuti oleh huruf yang berbeda berarti berbeda nyata
pada Uji beda Nyata Jujur Jujur taraf α 0,05. P1 = 0.5 kg polybag-1 ,P2 = 1.0
kg/polybag, P3 = 1.5 kg polybag-1, P4 = 2.0 kg polybag-1, V1 = varietas IR
64 (sebagai kontrol), V2 = Genotipe rad Som 5-1, V3=Genotipe rad Som 1-
8, V4=Genotipe rad Som 7-3

Tabel 4. Panjang malai genotipe padi mutan pada media bokashi kandang ayam
Pupuk Genotipe Mutan
Organik Rerata NP BNJ
V1 V2 V3 V4
P1 b
23,91 28,31 25,25 26,69 26,04
P2 a
25,20 30,04 26,37 26,14 26,94 0,60
P3 b
26,73 28,66 23,83 23,98 25,80
P4 a
27,45 28,38 24,73 25,31 26,46
Rerata b a c c 0,27
25,82 28,85 25,05 25,53
Keterangan : Nilai tengah yang diikuti oleh huruf yang berbeda berarti berbeda nyata pada
Uji beda Nyata Jujur taraf α 0,05. P1 = 0.5 kg polybag-1, P2 = 1.0 kg polybag-
1
, P3= 1.5 kg polybag-1, P4 = 2.0 kg polybag-1, V1 = varietas IR 64 (sebagai
kontrol), V2 = Genotipe rad Som 5-1, V3=Genotipe rad Som 1-8,
V4=Genotipe rad Som 7-3

3. Panjang Malai (cm) 1,0 kg dan 2,0 kg terhadap Rerata


Hasil sidik ragam (Tabel 4), menunjukan panjang malai genotipe padi mutan.
bahwa perlakuan dosis bokashi feses Kedua dosis tersebut memberikan
ayam(P) dan beberapa genotipe padi pengaruh berbeda nyata dengan kedua
muta (V) serta interaksinya berpengaruh dosis lainnya. Sedangkan genotipe rad
tidak nyata terhadap panjang malai. Som 5-1 memberikan pengaruh nyata
lebih tinggi dibandingkan dengan
Tabel 4, menunjukkan bahwa perlakuan genotipe pembanding IR 64 (V1), dan
pemberian bokashi feses ayam dengan juga kedua genotipe lainnya, namun
dosis 0,5 kg pot-1 (P1) tidak berbeda genotipe rad Som 1-8 (V3) tidak berbeda
nyata dengan pemberian bokashi 1,5 kg nyata dibandingkan dengan panjang
tetapi berbeda nyata dengan pemberian malai pada genotipe rad Som 7-3 (V4).
77
Jurnal Agrisistem, Desember 2015, Vol. 11 No.2 ISSN 1858-4330

Tabel 5. Jumlah gabah bernas padi mutan pada media bokashi feses ayam
Pupuk Genotipe Mutan
Organik NP BNJ
V1 V2 V3 V4
P1 109,27 186,47 171,30 152,57
P2 142,60 177,80 178,80 172,93 9,25
P3 144,90 208,43 147,37 130,13
P4 108,90 184,07 130,07 144,77
Rerata c a b b
126,42 189,19 156,89 150,10
Keterangan : Nilai tengah yang diikuti oleh huruf yang berbeda berarti berbeda nyata
pada Uji beda Nyata Jujur taraf α 0,05. V1= varietas IR 64 (kontrol), V2=
Genotipe rad Som 5-1, V3= Genotipe rad Som 1-8, V4= Genotipe rad Som
7-3

4. Jumlah Gabah Bernas terhadap Rerata jumlah gabah bernas


Hasil sidik ragam (Tabel 5), menunjukan genotipe padi mutan. Sementara varietas
bahwa perlakuan pemberian bokashi (P) IR 64 (V1) sebagai control
dan interaksi antara perlakuan bokashi memperlihatkan jumlah gabah bernas
feses ayam dan genotipe padi mutan (P x lebih kecil dan berbeda nyata dibanding
V) berpengaruh tidak nyata, sedankan dengan dua genotipe padi mutan lainnya
perlakuan genotipe padi mutan yaitu genotipe rad Som 1-8 (V3) dan
berpengaruh sangat nyata terhadap Genotipe rad Som 7-3 (V4). Sedangkan
jumlah gabah bernas. perlakuan dosis bokashi feses ayamtidak
memberikan pengaruh nyata terhadap
Tabel 5, menunjukkan bahwa, perlakuan jumlah gabah bernas.
genotipe padi mutan rad Som 5-1 (V2)
berbeda nyata dengan Genoipe lainnya

GABAH BERNAS/MALAI (bulir)


170
165 168.03
160
155 157.71
154.9
150
145 RATA-2
140 141.95
135
130
125
P1(0.5 kg ) P2(1.0 kg) P3(1.5kg) P4(2.0 kg)

Gambar 2. Jumlah gabah bernas genotipe padi pada pemberian bokashi feses ayam
78
Jurnal Agrisistem, Desember 2015, Vol. 11 No.2 ISSN 1858-4330

Tabel 6. Jumlah gabah hampa padi mutan pada media bokashi feses ayam
Pupuk Genotipe Mutan
Organik NP BNJ
V1 V2 V3 V4
P1 78,03 31,93 39,43 38,67
P2 30,07 15,43 24,03 36,27 20,12
P3 67,90 15,00 23,17 46,40
P4 92,37 21,47 22,77 29,00
Rerata b a a a
67,09 20,96 27,35 37,59
Keterangan : Nilai tengah yang diikuti oleh huruf yang berbeda berarti berbeda nyata
pada Uji beda Nyata Jujur taraf α 0,05. V1= varietas IR 64 (kontrol), V2=
Genotipe rad Som 5-1, V3= Genotipe rad Som 1-8, V4= Genotipe rad Som
7-3

Gambar 2, menunjukkan bahwa jumlah gabah hampa, sedangkan genotipe padi


gabah bernas genotipe padi mutan pada mutan (V) berpengaruh sangat nyata
pemberian bokashi feses ayam dengan terhadap jumlah gabah hampa per malai.
dosis 1,0 kg polybag-1 (P2) cenderung lebih
tinggi dibandingkan dengan dosis 0.5 kg Tabel 6, menunjukkan bahwa, genotipe
polybag-1 (P1), dosis 1.5 kg polybag-1 (P3 ) padi mutan rad Som 5-1 (V2) tidak
dan dosis 2.0 kg polybag-1 (P4 ). berbeda nyata dengan genotipe padi
mutan rad Som 1-8 (V3) dan genotipe
5. Jumlah Gabah Hampa per Malai padi mutan rad Som 7-3 (V4) terhadap
Hasil sidik ragam (Tabel 6), menunjukan Rerata jumlah gabah hampa per malai.
bahwa pemberian bokashi (P) dan Ketiga genotipe padi mutan tersebut
interaksi antara dosis pupuk bokashi memberikan pengaruh berbeda nyata
dengan genotipe padi mutan (P x V) dengan varietas kontrol yaitu IR 64 (V1).
berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah

GABAH HAMPA/MALAI (bulir)


50
45
47.02
40
41.4
35 38.12
30
25
26.45 RATA-2
20
15
10
5
0
P1( 0.5 kg) P2( 1.0 kg) P3(1.5 kg) P4(2.0 kg)

Gambar 3. Jumlah gabah hampa genotipe padi mutan pada pemberian bokashi feses
ayam.
79
Jurnal Agrisistem, Desember 2015, Vol. 11 No.2 ISSN 1858-4330

Tabel 7. Bobot 1000 bulir gabah bernas padi mutan pada media bokashi feses ayam
Pupuk Genotipe Mutan Rerata
Organik NP BNJ
V1 V2 V3 V4
P1 23,01 19,15 21,88 24,03 22,02 b
P2 23,67 16,49 20,39 21,14 20,42 a 2,39
a
P3 18,46 15,03 21,55 21,58 19,16
a
P4 19,26 15,19 19,01 19,18 18,16

Rerata 21,10 a
16,47 c 20,71 b 21,48 a 2,40

Keterangan : Nilai tengah yang diikuti oleh huruf yang berbeda berarti berbeda nyata
pada Uji beda Nyata Jujur taraf α 0,05. P1 = 0.5 kg polybag-1, P2= 1.0 kg
polybag-1, P3= 1.5 kg polybag-1, P4= 2.0 kg polybag-1, V1= varietas IR 64
(sebagai kontrol), V2= Genotipe rad Som 5-1, V3=Genotipe rad Som 1-8,
V4= Genotipe rad Som 7-3

Gambar 3, jumlah gabah hampa genotipe Som 7-3 (V4) tidak berbeda nyata
padi mutan pada pemberian bokashi dibandingkan dengan bobot 1000 gabah
feses ayam dengan dosis 1,0 kg per bernas varietas kontrol IR 64 (V1).
polybag (P2) cenderung lebih sedikit gabah
hampa dibandingkan dengan dosis 0.5 kg
7. Hasil Gabah per Rumpun (g)
polybag-1 (P1), dosis 1.5 kg polybag-1 (P3)
dan dosis 2.0 kg polybag-1 (P4). Hasil sidik ragam (Tabel 8), menunjukan
bahwa pemberian bokashi feses ayam(P)
6. Bobot 1000 gabah bernas (g) dan genotipe padi mutan (V)
Hasil sidik ragam (Tabel 7) menunjukan berpengaruh sangat nyata terhadap 1000
bahwa pemberian bokashi (P) dan gabah bernas, sedangkan interaksi
genotipe padi mutan (V) berpengaruh genotipe padi mutan dengan dosis
sangat nyata terhadap 1000 gabah bokashi feses ayam (P x V) berpengaruh
bernas, sedangkan interaksi genotipe tidak nyata terhadap hasil gabah per
padi mutan dengan dosis bokashi feses rumpun.
ayam(P x V) berpengaruh tidak nyata Perlakuan pemberian bokashi feses ayam
terhadap bobot 1000 gabah bernas. dengan dosis 0,5 kg polybag-1 (P1) tidak
Perlakuan pemberian bokashi feses ayam berbeda nyata dengan pemberian
dengan dosis 1,0 kg polybag-1 (P2) tidak bokashi 1,0 kg pot-1 (P2) tetapi berbeda
berbeda nyata dengan pemberian nyata dengan pemberian 1,5 kg dan 2,0
bokashi 1,5 kg dan 2,0 kg polybag-1 tetapi kg polybag-1 (P3, P4) terhadap Rerata
berbeda nyata dengan pemberian 0,5 kg hasil gabah per rumpun. Sedangkan
terhadap rata rata bobot 1000 bulir gabah genotipe rad Som 5-1 (V2) memberikan
bernas genotipe padi mutan. Sedangkan hasil gabah per rumpun terbesar dan
genotipe rad Som 5-1 memberikan berbeda dengan genotipe pembanding IR
pengaruh nyata lebih rendah 64 (V1), dan juga kedua genotipe
dibandingkan dengan genotipe pem- lainnya. Sementara IR 64 berbeda tidak
banding IR 64 (V1), dan juga kedua nyata dengan genotipe mutan padi rad
genotipe lainnya, namun genotipe rad Som 1-8 (V3) dan rad Som 7-3 (V4).
80
Jurnal Agrisistem, Desember 2015, Vol. 11 No.2 ISSN 1858-4330

Tabel 8. Hasil gabah per rumpun padi mutan pada media bokashi feses ayam
Pupuk Genotipe Mutan
Organik Rerata NP BNJ
V1 V2 V3 V4
P1 73,90 83,13 70,80 84,97 b
78,20
P2 84,48 85,40 84,65 83,18 b 12,85
84,43
P3 98,44 134,94 109,67 110,09 a
113,29
P4 99,47 127,23 93,00 95,02 a
103,68
Rerata b a b b 6,00
89,07 107,68 89,53 93,32
Keterangan : Nilai tengah yang diikuti oleh huruf yang berbeda berarti berbeda nyata
pada Uji beda Nyata Jujur taraf α 0,05. P1= 0.5 kg polybag-1, P2= 1.0 kg
polybag-1, P3= 1.5 kg polybag-1, P4= 2.0 kg polybag-1, V1= varietas IR 64
(sebagai kontrol), V2= Genotipe rad Som 5-1, V3= Genotipe rad Som 1-8,
V4= Genotipe rad Som 7-3

Pembahasan meningkatkan jumlah anakan produktif,


Hasil analisis ragam pada Tabel 1, panjang malai, bobot 1000 bulir dan
menunjukkan bahwa di antara kedua hasil gabah per rumpun.
faktor perlakuan, perbedaan varietas Bokashi feses ayam sebagai pupuk
merupakan faktor yang paling dominan organik memberikan pengaruh yang
pengaruhnya pada semua parameter. berbeda terhadap variabel pertumbuhan
Sebaliknya, dosis pupuk bokashi feses genotipe padi mutan yang diuji. Secara
ayam hanya berpengaruh terhadap umum tanaman yang diberi perlakuan
beberapa komponen hasil yaitu jumlah bokashi feses ayam 1,0-1,5 kg
anakan produktif, panjang malai, bobot menghasilkan rerata nilai tertinggi pada
1000 bulir, hasil gabah kering panen (g peubah tinggi tanaman, jumlah anakan
polybag-1). Interaksi dua faktor antara produktif, panjang malai, bobot 1000
dosis bokashi dan varietas tidak bulir dan hasil gabah per rumpun
berpengaruh nyata. dibandingkan dengan perlakuan dosis
Gambar 1, nampak bahwa variasi lainnya. Perbedaan ini dapat dikarenakan
Rerata t i n g g i t a n a m a n perlakuan kandungan hara yang terdapat pada
jauh lebih tinggi pada perlakuan aplikasi pupuk kandang ayam terutama
pupuk ayam dosis 1,0 kg ,1,5 kg dan 2,0 kandungan nitrogen cukup untuk
kg polybag-1. Berdasarkan Tabel 3, 6, 7, 8 memenuhi kebutuhan tanaman, sehingga
dan 9 dapat diketahui bahwa perlakuan menghasilkan kondisi tanaman yang
pupuk kandang ayam dosis 1,5 kg lebih baik.
polybag-1 memiliki Rerata tertinggi saat Muller-Samann dan Kotschi (1997)
akhir pengamatan pada peubah jumlah mengatakan, penggunaan kompos sangat
anakan produktif, panjang malai, bobot baik karena dapat memberikan manfaat
1000 bulir dan hasil gabah per rumpun baik bagi tanah maupun tanaman.
dibandingkan dengan perlakuan pupuk Kompos dapat menggemburkan tanah,
kandang ayam dosis lainnya. Pemberian memperbaiki struktur dan porositas
bokashi feses ayam mampu tanah, serta komposisi mikroorganisme
81
Jurnal Agrisistem, Desember 2015, Vol. 11 No.2 ISSN 1858-4330

tanah, meningkatkan daya ikat tanah merupakan tindakan perbaikan


terhadap air, menyimpan air tanah lebih lingkungan tumbuh tanaman yang antara
lama, dan mencegah lapisan kering pada lain dapat meningkatkan efisiensi
tanah. Kompos juga menyediakan unsur pemupukan.
hara mikro bagi tanaman, memudahkan Bahan organik juga merupakan sumber
pertumbuhan akar tanaman. mencegah berbagai nutrisi tanaman, terutama
beberapa penyakit akar, dan dapat nitrogen dan phosphor, serta dapat
menghemat pemakaian pupuk kimia dan meningkatkan KTK. Oleh karena itu
atau pupuk buatan sehingga dapat dengan adanya perbaikan KTK,
meningkatkan efisiensi pemakaian peningkatan ketersediaan hara dan
pupuk kimia. Karena keunggulannya peningkatan efisiensi serapan hara P,
tersebut, kompos menjadi salah satu maka perlakuan pemberian bahan
alternatif pengganti pupuk kimia karena organik secara sinergis dapat
harganya murah, berkualitas dan ramah memberikan efek terhadap perbaikan
lingkungan . pertumbuhan tanaman dan peningkatan
Pupuk organik maupun anorganik komponen. Pemberian bahan organik
mempunyai perbedaan masing-masing, dapat menyebabkan meningkatnya KTK
di antaranya dalam hal kecepatan tanah, sehingga daya sangga (buffer)
penyerapan unsur hara dari pupuk tanah juga meningkat. Hal ini penting
organik yang tergolong lambat kaitannya tanah dalam memegang
dibandingkan pupuk anorganik sehingga pupuk anorganik. Dengan berbagai
pengaruh yang ditimbulkan oleh pupuk kelebihan dan manfaat pemberian bahan
organik terhadap pertumbuhan yang organik pada tanah tersebut, maka
terjadi pada tanaman berlangsung peningkatan komponen hasil dan hasil
dengan lambat dibandingkan pupuk padi sawah pada berbagai perlakuan
anorganik yang berlangsung cepat. pemberian bahan organik ini, diduga
Sebaliknya, susunan unsur hara yang karena pengaruh positif pemberian
dikandung dalam pupuk organik lebih bahan organik terhadap sifat fisik,
lengkap dibandingkan pupuk anorganik. kimia dan biologi tanah sebagai media
Menurut Abbas (1992), pupuk organik tumbuh tanaman, yang selanjutnya
dapat meningkatkan ketersediaan fosfor berakibat pada perbaikan pertumbuhan
di dalam tanah, hal tersebut akan dan hasil tanaman.
memperbaiki pertumbuhan akar Hasil kajian ini menunjukkan bahwa
sehingga dapat menyerap hara lebih pada tanah-tanah sawah yang telah lama
banyak.
diusahakan secara intensif dengan tanpa
Peubah panjang malai menunjukkan atau kurang memberikan tambahan
adanya perbedaan antara perlakuan bahan organik telah mengakibatkan
penambahan pupuk bokashi feses ayam lingkungan tumbuh menjadi kurang
dengan dosis 1,0 kg memberikan jumlah optimal didalam mendukung
malai terbesar yaitu Rerata mencapai pertumbuhan tanaman. Untuk itu bahan
26,96 malai per rumpun lebih banyak organik memegang peranan amat
dari perlakuan lainnya. Bahan organik penting dan sangat dibutuhkan untuk
memeliki peranan penting dalam mengembalikan kesuburan tanah,
memperbaiki sifat fisik, kimia dan terlebih lagi pada tanah dengan
biologi tanah. Menurut Adiningsih kandungan C organik rendah. Banyak
dan Rochayati (2008), bahwa penelitian penggunaan bahan organik
pengelolaan bahan organik tanah pada lahan sawah tidak memberikan

82
Jurnal Agrisistem, Desember 2015, Vol. 11 No.2 ISSN 1858-4330

respon yang nyata terhadap masih dipengaruhi oleh interaksi antara


pertumbuhan dan hasil tanaman, namun faktor genetik (varietas) dengan
bukan berarti bahan organik tidak pengelolaan kondisi lingkungan.
penting. Karena kadang pengaruh bahan Varietas lokal pertumbuhannya sangat
organik baru terlihat untuk jangka kuat, tahan terhadap serangan hama dan
pemberian yang lama, tergantung sifat penyakit tanaman, serta mempunyai
biofisik dan jenis tanahnya. adaptasi yang baik terhadap lingkungan,
Tingginya produksi yang diperoleh pada tetapi masih memiliki kelemahan yaitu
galur Rad Som 5-1 maupun pada Rad produksi yang masih rendah.
Som 1-8 disebabkan karena tingginya Kemampuan sifat tanaman seperti
panjang malai, jumlah gabah dan berat kemampuan produksi dipengaruhi oleh
gabah isi yang cukup tinggi sehingga banyaknya gen disamping itu juga
mempengaruhi persentase gabah berisi faktor–faktor lingkungan diluar
dan produksi gabah kering panen, tanaman. Akibat yang disebabkan oleh
serta produksi gabah kering giling. faktor genetik dan Lingkungan tersebut
Selain pemupukan, penggunaan varietas sangat sulit untuk dibedakan, hanya
juga merupakan faktor dalam beberapa pengaruh lingkungan saja yang
meningkatkan produksi padi. Varietas dapat diukur, misalnya faktor–faktor
sangat menentukan produktivitas. yang sangat mempengaruhi per-
Varietas yang sesuai dengan keadaan tumbuhan dalam lingkungan yang
lingkungan diharapkan tumbuh dengan berbeda seperti tersedianya air, suhu,
baik dan memberikan hasil yang tinggi hara, maupun matahari.
(Erida et al, 2011) Dalam penelitian ini Selain faktor dosis pemupukan padi juga
digunakan tiga galur padi mutan dan dipengaruhi oleh varietas. Varietas
satu varietas sebagai kontrol. unggul merupakan salah satu komponen
Varietas terdiri dari sejumlah genotipe teknologi yang andal dan cukup besar
yang berbeda di mana masing-masing sumbangannya dalam meningkatkan
genotipe mempunyai kemampuan produksi padi, baik dalam kaitannya
menyesuaikan diri terhadap lingkungan. dengan ketahanan pangan maupun
Setiap varietas memiliki perbedaan peningkatan pendapatan petani.
genetik yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan hasil serta kemampuan
adaptasi suatu varietas berbeda-beda. KESIMPULAN
Varietas bermutu (varietas unggul) 1. Genotipe mutan padi hasil iradiasi
mempunyai salah satu sifat keunggulan sinar gamma rad Som 5-1
dari varietas lokal. Keunggulan tersebut memberikan respon terbaik pada
dapat tercermin pada sifat semua parameter yaitu tinggi
pembawaannya yang dapat meng- tanaman, jumlah anakan produktif,
hasilkan jumlah gabah bernas, bobot panjang malai, jumlah gabah bernas,
1000 bulir dan hasil gabah kering per jumlah gabah hampa per rumpun,
rumpun yang akhirnya akan memberikan bobot 1000 bulir dan hasil gabah per
padi yang berproduksi tinggi, respons rumpun.
terhadap pemupukan dan resisten 2. Dosis 1.0 kg polybag-1 memberikan
terhadap hama dan penyakit pertumbuhan dan produksi mutan
Pencapaian produksi yang tinggi padi yang terbaik pada parameter
ditentukan oleh potensi varietas unggul. panjang malai, bobot 1000 bulir dan
Potensi varietas unggul di lapangan hasil gabah per rumpun

83
Jurnal Agrisistem, Desember 2015, Vol. 11 No.2 ISSN 1858-4330

3. Tidak terdapat interaksi antara Karama, A.S., A.R. Marzuki, dan I.


genotipe mutan padi hasil iradiasi Manwan. 1990. Penggunaan pupuk
sinar gamma dengan bokashi dosis organik pada tanaman pangan.
tertentu pupuk bokashi feses ayam. Prosiding Lokakarya Nasional
Efisiensi Pupuk V. Cisarua 12-13
Nopember 1990.
Mowidu, 2001. Peranan Bahan Organik
DAFTAR PUSTAKA dan Lempung terhadap Agregasi
Abbas, K. 1992. Pengaruh pemberian bahan dan Agihan ukuran Pori pada
organik mikoriza vesikular ambuskular Entisol. Tesis Pascasarjana.
dan pupuk posfat terhadap Universitas Gajah Mada.
serapan fosfor oleh tanaman Yogyakarta.
jagung. Tesis. Program Pasca Muller-Samann KM, and J Kotschi.
Sarjana Institut Pertanian Bogor, 1997. Sustaining Growth: Soil
Bogor.
Fertility management in tropical
Adiningsih, S.J. dan S. Rochayati, 2008. smallholding. Marggraf Verlag,
Organik dalam meningkatkan Germany.
efisiensi penggu- naan pupuk dan Pramono, J., S. Kartaatmadja, H.
produktivitas tanah. Prosiding Supadmo, S. Basuki, S.C.B.
Lokakarya Efisiensi Pupuk. Setianingrum, Yulianto, H.
Cipayung Nopember 2008. Anwar, S. Jauhari, Hartoko, E.B.
Adiningsih, J.S. dan M. Soepartini. Prayitno, P. Hasapto dan Sartono.
1995. Pengelolaan Pupa pada 2001. Pengkajian pengelolaan
Sistem Usahatani Lahan Sawah. tanaman terpadu pada Padi Sawah.
Makalah Apresiasi Metodologi Laporan Pengkajian. Balai
Pengkajian Sistem Usahatani Pengkajian Teknologi Pertanian
Berbasis Padi dengan Wawasan Jawa Tengah.
Agribisnis. Bogor 7-9 September Pramono, J., H. Supadmo, Hartoko,
1995. Pusat Penelitian Sosial Widarto, S. Jauhari, E. Supratman
Ekonomi Pertanian. Bogor. dan Sartono. 2002. Laporan Hasil
Anonim, 2004.. Strategi dan langkah Pengkajian Pemupukan Spesifik
operasional program penumbuhan Lokasi pada Padi Sawah.
kantong penyangga padi di lahan Kerjasama BPTP Jawa Tengah
lebak. Direktorat Perluasan Areal. dengan Dinas Pertanian Tanaman
Makalah disajikan pada Pertemuan Pangan Propinsi Jawa Tengah.
Nasional Program Penumbuhan Ungaran. (unpublish).
Kantong Penyangga Padi di Lahan Suhartatik, E. dan R. Sismiyati, 2000.
Lebak. Palembang, 22–24 April Pemanfaatan pupuk organik dan
2004. agent hayati pada padi sawah.
Erida Nurahmi, T. Mahmud, dan Sylvia Dalam Suwarno et al. (Eds).
Rossiana S, 2011. Efektivitas Tonggak Kemajuan Teknologi
Pupuk Organik Terhadap Produksi Tanaman Pangan. Paket
Pertumbuhan Dan Hasil Cabai dan Komponen Teknologi
Merah. Jurnal vol 6 no 2. Produksi Padi. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanaman
Pangan. Bogor.
84
Jurnal Agrisistem, Desember 2015, Vol. 11 No.2 ISSN 1858-4330

Thamrin, 2000. Perbaikan beberapa


sifat fisik dan Typic Kanhapludults
dengan pemberian bahan organik
pada tanaman padi sawah. Skripsi.
Faperta, Universitas Padjajaran,
Bandung. (Tidak dipublikasikan).

85

Anda mungkin juga menyukai