Anda di halaman 1dari 4

Devi Anjaswari KUA

Air Travel and Fitness to Fly

 Why “fitness to fly” matters?


- 3,3 miliar orang menggunakan pesawat / tahunnya & diperkirakan akan mencapai 7,3 miliar pd tahun 2.034
- Sebagian penumpang punya kondisi medis yg baik tp ada beberapa faktor risiko yg perlu dinilai
- Beberapa kondisi medis bisa menghalangi terbang atau memerlukan evaluasi pra-penerbangan

 Menurut IATA, dengan 2034:


1. Indonesia diharapkan menjadi pasar terbesar
keenam untuk perjalanan udara

2. Sekitar 270 juta penumpang diharapkan untuk


terbang ke, dari dan di Indonesia

3. Menilai kelayakan penumpang untuk terbang


adalah salah satu kompetensi dokter

 Fisiologi penerbangan dasar

- jadi perubahan fisiologi manusia


 Dampak masalah medis saat penerbarangan berbeda2 kalo dr nya tangan kesemutan,
- Risiko gangguan pada penumpang lain dan crew tebal, kunang2.Temenny pengelihatannya
- Kemungkinan pengalihan pesawat ganda.
- Risiko keselamatan pasien -penting juga pada pilot u/ tau perubahan
Menyebabkan kerugian ekonomi, ketidaknyamanan, dan keselamatan fisiologi tubuh agar bisa menyesuaikan
ketinggian pesawat
 Gejala umum flight environment:
- Hipoksia
-Gas ekspansi
-Kelembaban yg rendah
- Circadian dysrhythmia
- Faktor fisik
- Psychological stresses

- Makin tinggi = tekanan atmosper


turun, ..................................................
- Kl ke atas kondisi hipobarik
-Kl ke bawah kondisi hiperbarik

 Lingkungan kabin:
-Sistem kabin pressurization system
-Pesawat menjelajah dgn ketinggian 30.000-40.000 kaki dgn ketinggian kabin 5000 - 8000 kaki (1524-2438 m)
-Kabin pesawat relatif kering (kelembaban: 10-20%)
-Ruang terbatas yang tersedia
-Penerbangan jarak jauh (Long haul) meningkatkan risiko kesehatan
Semakin rendah kabin maka makin
nyaman. {Cari cewek pendek guys biar
nyaman kayak kabin  }
 Oxyhemoglobin Dissociation Curve

-Pada sea level saturasi oksige oxyhemoglobin


sekitar 98%
-Pd ketinggian kabin sekitar 90 – ... %
-Ini kunci dari pasien kekurangan oksigen

 At a cabin altitude of 8000 feet:


- Tekanan atmosfer jadi 565 mm Hg (760 mm Hg at sea
level)
- PaO2 (arterial O2 pressure) jadi 55 mm Hg (98 mm Hg
at sea level)
- Blood oxygen saturation jadi 90% (98% at sea level)
*wisatawan dgn gangguan ........., hemorrage, ............
terganggu kompensasinya menangani hipoxemia
kambuh atau memberat*

 Efek kesehatan lingkungan penerbangan komersial


- Coronary, pulmonary, cerebrovascular, and anaemic patients  distress and exacerbation
- Rendahnya kelembaban kabin  kekeringan saluran napas, kornea(terutama di bawah lensa kontak), dan
kulit. Sehingga harus banyak minum
- Long-haul flight or crossing different time zones bisa terjadi jetlag atau circadian desynchronosis &
mempengaruhi pemberian obat-obatan
- Kecil, ruang sempit
edema perifer
kram
masalah sirkulasi darah lainnya, terutama DVT
- Setiap gas yang terperangkap akan mengembang hingga 30% selama penerbangan. Sehingga mudah
sendawa atau kentut. Pada infeksi sinus, gigi yg ditambal(<<24h maka nitrogen mengembangnyeri
aerodentalia)
hukum Boyle: tekanan dan volume gas memiliki hubungan terbalik saat suhu tetap konstan.

 Clinical Pre-flight Assessment


1. Perlu Medical clearance
- Apakah pasien mengalami sakit dlm waktu dekat, surgery, medical interventions, hospitalization, kondisi
medis serius
- Apakah perlu specific services seperti peralatan medis yang menyertainya (nebulizer, oksigen, dll)
- Isi form maskapai IATA  Medical Information Form (MEDIF)
2. Medical Travel Clearance Form – Example

 Assessment of fitness to fly


 penyakit yang secara signifikan diperburuk
oleh wisata (mis penyakit dekompresi atau
pneumotoraks yang signifikan)
*Pada penyelaman tunggal harus nunda terbang 12
jam, apalagi yg dekomposisi sikness krn dari
hiperbarik ke hipobarik sangat berbeda*
 Penyakit menular selama periode infektivitas (misal chiken pox)
 Kondisi2 yg ganggu kenyamanan penumpang lain (misal infections or tumors with foul-smelling
discharges)
 Individu dengan kondisi medis yang tidak stabil tidak boleh terbang

 Kondisi Hipoksia dan Iskemia penilaian didasarkan pada:


-Riwayat (terutama dari perjalanan udara sebelumnya)
Toleransi exercise berkurang
Pengukuran gas darah (pulse oximetry)
- Untuk penyakit paru-paru kronis yang stabil
Kemampuan untuk berjalan 100 meter di flat tanpa berhenti
Kemampuan untuk berjalan 50 meter dan menaiki 15 tangga
PaO2> 70 mm Hg tidak membutuhkan oksigen tambahan untuk perjalanan udara

 Pregnancy and air travel


- Pada ketinggian kabin hemoglobin ibu tetap 90% meskipun PaO2 menurun sampai 64 mm Hg
perubahan PaO2 janin sangat sedikit--> Tidak banyak mempengaruhi fetal
- Keadaan darurat terkait kehamilan yaitu pada trimester pertama (rentan keguguran) dan ketiga (rentan
brojol)
-Kebijakan maskapai bervariasi dan kadang-kadang dapat dinegosiasikan, secara umum:
tidak lebih dari usia kehamilan 36 minggu
> 28 minggu usia kehamilan memerlukan sertifikat medis
- waktu yang paling aman: 14-26 minggu usia kehamilan
- Wanita dengan kehamilan kembar, riwayat persalinan prematur, inkompetensi serviks, perdarahan, atau
aktivitas uterus meningkat yang mungkin mengakibatkan prematur tidak dianjurkan untuk penerbangan
- Perjalanan yang terbaik setelah 2 minggu postpartum. Bayinya 1-2 mg setelah lahir

 Kondisi spesifik lainnya


1. Penyakit pencernaan
-operasi intraperitoneal dlm waktu dekat
- hernia Irreducible
- Gas di saluran pencernaan akan menyebar selama penerbangan, tapi itu jarang masalah

2. Ophthalmology
-gas intraokular
-Perforating cedera mata
-Detachement retina

3. Gangguan THT
-operasi telinga tengah baru-baru ini atau infeksi
- Recent severe sinusitis (barotrauma sinus sangat menyakitkan dalam penerbangan)
- barotrauma sinus/ telinga berulang

4. Penyakit kejiwaan
Jika tidak stabil jangan, kecuali dikawal

Anda mungkin juga menyukai