MASYARAKAT PESISIR (DESA TAMAN AYU, KECAMATAN GERUNG, KABUPATEN LOMBOK BARAT)
UJIAN AKHIR SEMESTER
Oleh:
Arina Gita Nararya
20070316015
PROGRAM STUDI MAGISTER
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 1439 H / 2017 M KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan mengandung arti bahwa manusia ditempatkan pada posisi pelaku dan penerima manfaat dari proses mencari solusi dan meraih hasil pembangunan. Dengan demikian maka masyarakat harus mampu meningkatkan kualitas kemandirian mengatasi masalah yang dihadapi. Upaya-upaya pemberdayaan masyarakat seharusnya mampu berperan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) terutama dalam membentuk dan merubah perilaku masyarakat untuk mencapai taraf hidup yang lebih berkualitas. Pembentukan dan perubahan perilaku tersebut, baik dalam dimensi sektoral yakni dalam seluruh aspek/sektor-sektor kehidupan manusia; dimensi kemasyarakatan yang meliputi jangkauan kesejahteraan dari materiil hingga non materiil; dimensi waktu dan kualitas yakni jangka pendek hingga jangka panjang dan peningkatan kemampuan dan kualitas untuk pelayanannya, serta dimensi sasaran yakni dapat menjangkau dari seluruh strata masyarakat. Pemberdayaan masyarakat tidak lain adalah memberikan motivasi dan dorongan kepada masyarakat agar mampu menggali potensi dirinya dan berani bertindak memperbaiki kualitas hidupnya, melalui cara antara lain dengan pendidikan untuk penyadaran dan pemampuan diri mereka. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir atau dikenal dengan PEMP merupakan salah satu program ungguulan dari Departemen Perikanan dan Kelautan dalam rangka pengemangan dan pemanfaatan potensi ekonomi di daerah secara optimal. Program ini ditujukan untuk mengembangkan masyarakat pesisir yang mata pencahariannya bersumber dari eksplorasi dan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan kelautan, Tujuan dimunculkannya PEMP adalah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir melalui pengembangan kegiatan ekonomi, peningkatan kualitas SDM, partisipasi masyarakat, penguatan modal dan penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat pesisir. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir dicoba dilakukan di Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat karena memiliki corak kultur yang khas, dengan kondisi masyarakat yang majemuk dan beragam, serta dinamika kehidupan yang selalu berusaha untuk dapat berkembang. 1.2 Rumusan Permasalahan Berdasarkan uraian singkat pada latar belakang tersebut, maka rumusan permasalhan dilakukannya pembahasan ini adalah ‘Bagaimana Pelaksanaan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) di Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung?’.
1.3 Tujuan Pembahasan
Berdasarkan uraian singkat latar belakang dan rumusan permasalahan, maka tujuan dilakukannya pembahasan ini adalah untuk ‘Mengindentifikasi Pelaksanaan Program Permberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung’. BAB II PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum
Desa Taman Ayu merupakan wilayah pesisir memiliki arti strategis karena merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut, serta memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang sangat kaya dan beragam. Namun, karakteristik laut tersebut belum sepenuhnya dipahami dan diintegrasikan secara terpadu. Kebijakan pemerintah yang sektoral dan bias, akhirnya menjadikan laut sebagai kolam sampah raksasa, Dari sisi sosial ekomomi, pemanfaatan kekayaan laut masih terbatas pada kelompok pengusaha besar dan pengusaha asing, Nelayan sebagai jumlah terbesar merupakan kelompok profesi paling miskin di Indonesia. Penduduk merupakan salah satu aspek penting dalam melakukan pembangunan, yaitu sebagai subjek utama untuk pembangunan sekaligus sebagai penghambat pembangunan, karena majunya suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas sumberdaya manusianya. Oleh karena itu, sebagai subjek utama yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kemajuan suatu daerah maka perlu diupayakan pembangunan baik yang berkaitan dengan materi maupun spiritual. Jumlah penduduk di Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung pada tahun 2016 adalah 3674 Jiwa yang terdiri atas 1886 jiwa laki-laki dan 1788 jiwa perempuan. Keberhasilan pembangunanpun tergantung dari tingkat pendidikan penduduk. Oleh karena itu tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator dalam penentuan pencapaian angka indeks pembangunan manusia (IPM). Masalah pendiddikan merupakn masalah yang dijadikan barometer dalam melihat tingkat kemajuan suatu daerahm sementara maju dan mundurnya pendidikan tidak terlepas dari ketersediaan berbagai lrmbaga pendukung kegiatan belajar dan mengajar. Timgkat pendidikan berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat, yang selanjutnya sangat diperlukan dalam penentuan mata pencaharian dan sikap masyarakat atas pendidikan ankanya. Dengan pendidikan tinggi masyarakat akan dengan mudah menyerap informasi dalam pelaksanaan pekerjaan dan mempunyai inovasi dalam pengembangan ekonomi keluarganya. Inobaso yang dilakukan diantranya perbaikan dalam penentuan pekerjaan dan mengatur pendapatannya yang lebih bersifat ekonomi produktif. Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Taman Ayu yang bersekolah sampai SD tetapi tidak tamat adalah 540 jiwa, masyarakat yang taman SMP 336 dan yang taman SMA 163 jiwa. Sedangkan masyaraka yang berhasil hingga ke perguruan tinggi adalah sebayak 23 jiwa. Berdasarkan data tersebut, diketahui masyarakat di Desa Taman Ayu tergolong masih sangat lemah, karena masih rendahnya minat masyarakat untuk melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi. 2.2 Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) di Desa Taman Ayu Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat merupakan suatu Program pemerintah yang dilaksanakan sebagai salah satu upaya dalam mengatasi kemiskinan khususnya di daerah pedesaan masyarakat pesisir. Program ini merupakan program untuk membentuk masyarakat mampu dan mandiri dalam mengurus dirinya sendiri, yang dalam pelaksanaannya meliputi dua macam kegiatan yaitu kegiatan pengembangan usaha/ekonomi dan pengunan serta pemeliharaan sarana dan prasarana fisik. Maksud dan tujuan PEMP sesuat dengan akte pendirian No. 78/2000/28 adalah: a. Membantu percepatan uupaya penanggulangan kemiskinan masyarakat pesisir, b. Membantu melaksanakan dan memasyarakatkan program pemerintah secara umum khususnya pelaksanaan PEMP di Kecamatan Gerung, c. Membentu masyarakat untuk membangun dan mengembangkan potensi keswadayaan dalam bidang ekonomi, sosial untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat di Desa Taman Ayu. Program PEMP dalam pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu tahapn persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengendalian program dan tahap pelestarian kegiatan, Langkah awal yang dilakukan dalam mempersiapkan pelaksanaan PEMP adalaha mensosialisasi adanya program PEMP ke seluruh lapisan masyarakat. Sosialisasi ini merupajan suatu kegiatan yang cukup penting untuk memperoleh informasi yang lengkap tenang program PEMP itu sendiri. Dengan sosialisai yang dilkukan dengan baol dam maksimal akan memberikan pemahaman yang baik pula ke masyarakat khususnya masyarakat miskin sebagai sasaran program ini yang pada akhirnya mereka dapat mensukseskan kegiatan ini dengan melaksanakan program ini dan tidak terjadi penyimpangan. Sejak pertama kali mendapatkan tugas program PEMP, seluruh komponen masyarakat di Kecamatan Gerung, diundang oleh camat untuk berdiskusi mengenai PEMP. Melalui penjelasan dari fasilitator kecamatan, beberapa RT yang dihuni oleh masyarakat menengah ke tas haru memahami bahwa PEMP bukan ditujukan kepda mereka, malinkan program PEMP dituju bagi masyarakat menengah ke bawah. Setelah ditetapkan RT/RW yang didominasi oleh masyarakat miskin, maka dilakukan sosialisasi melalui undangan RT/RW di balai atau suatu tempat yang dirasa cukup untuk mampu menampung seluruh warga. Demikianlah cara yang dilakukan fasilitator dalam memperkenalkan program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP). Program PEMP, untuk melakukan proses pemberdayaan masyarakat. Menjadi lembaga pengelolaan dana kredit yang berasal dari PEMP yang secara teknis ditangani oleh Unit Pengelolaan Keuangan (UPK). Berdasarkan pendapat camat Kecamatan Gerung, adanya program pemberdayaan ini harus didukung dengan keberadaan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang beranggotakan waga yang telah dipilih dan diberi kepercayaan oleh warga masyarakat setempat, seperti perwakitan RT/RW atau perwakilan organisasi kemasyarakatan. Salah satu BKM yang terdapat di Kecamatan Gerung adalah BKM Swamittra. Adapun struktur organisasi BKM Swamitra, adalah: a. Sekretasis, b. Unit Pengelola Lingkungan (UPL), c. Unit Pengelola Keuangan (UPK), d. Unit Pengelola Sosial (UPS). Tugas sekretaris adalah untuk membantu administrasi BKM. UPL bertanggungjawab pada perencanaan, perbaikan serta penataan sarana dan prasarana dasar lingkungan dan lain-lain. UPK bertanggungjawab pada pengelolaan pinjaman bergulis dan akses kegiatan yang berkaitan dengan pemipulan dana atau akses modal masyarakat. Sedangkan UPS mengelola hal yang berkaitan dengan kerelawanan, mengelola pusat informasi dan pengaduan masyarakat, dan lain-lain sesuai kesepakatan masyarakta. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketuan BKM Swamitra Kecamatan Gerung, bahwa program PEMP di Desa Taman Ayu mengadakan permodalan melalui BKM Swamitra yang sumber pendanaan berasal dari: Dana dari Program PEMP dan hasil dari upaya-upaya yang dilakukan oleh BKM. Dana yang diterima BKM pada tahun 2011 melalui PEMP yaitu sebesar Rp 250.000.000,- dengan alokasi dana: a. Dana Ekonomi Produktif Rp 202.168.350; b. Dana Fisik Rp 38.172.150; c. Jasa Fasilitator fan Biaya Operasional Rp 9.659.500. Adapun syarat-syarat yang dapat dipenuhi untuk mendapatkan dana bantuan/pinjaman bergulis PEMP oleh BKM Swamitra, yaitu: a. Warga Desa Taman Ayu Kecamatan Gerung (KTP atau surat keterangan lain); b. Warga yang dikategorikan miskin; c. Membentuk suatu kelompok; d. Mengajukan proposal usaha; e. Menandatangani surat perjanjian pinjaman (Bersifat tanggung, Bungan pinjaman 1,5 %, dan diangsur 18 bulan). Persyaratan tersebut membuat kelompok masyarakat miskin yang benar- benar rentan menjadi tidak memiliki akses untuk mendapatkan pinjaman PEMP untuk melakukan usaha ekonomi produktif. Persyarakat tersebut menjadikan tujuan PEMP sebagai pemberdayaan masyarakat miskin kurang tercapai, dimana lebih berorientasi pada pencapaian target ekonomis saja. Untuk memudahkan BKM, maka dibentuk suatu Kelompok Swadaya Masyarakat yang merupakan instrumen pemberdayaan masyarkat yang akan ditumbuhkan kemandairiannya. Dengan demikian, bukan hanya masyakat miskin secara indivisu yang akan diberdayakan, malainkan sejumlah orang dalam masyarakat yang tergabung dalam KSM yang dikenai tindakan berupa pemberian kredit usaha ekonoomi produktif/pinjaman bergulir. KSM penerima bantuan PEMP harus memenuhi beberapa persyarakat, sebagai berikut: a. Beranggotakan minimal 3 orang, b. Aggota berasal dari keluarga berpenghasilan rendah (berdasarkan hasil kesepakatan desa), c. Jumlah anggota tidak miskin dibatasi jumlahnya, tidak lebih dari 1/3 jumlah anggota KSM. Untuk keterpaduan program PEMP, Peran BKM adalah sebagai motor penggerak masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya. Peran BKm adalah untuk mengorganisasikan warga secara partisipasif untuk merumuskan PJM Gerung, menumbuhkan kegiatan pemberdayaan masyarakat miskin agar mampu meningkatkan kesejahteraan mereka, mengawasi proses pemanfaatan dana masyarakat (BLM) yang sehari-hari dikelola oleh UPK. Dalam pelaksanaan PEMP, perlu diperhatikan beberapa hal bagi masyarakat dalam mengelola bantuan yang akan diteruma melalui lembaga lokal setempat, dalam hal ini BKM. Selain sebagai suatu persyaratan dalam penyaluran dana bantuan/hibah, dimaksudkan juga untuk mewujudkan seta tercapainya bisi dan misi program PEMP tersebut, Beberapa hal yang harus diperhatika masyarakat adalah: a. Masyarakat mennetukan sisapa kelompok sasarannya, b. Masyarakat mennetukan kelembagaan yang mempresentasikan nilai dan prinsip universal sebagai pimpinan kolektif mereka dalam membangun kemandirian dan keberlanjutan upaya penanggulangan kemiskinan, c. Masyarakat merencanakan/mennetukan sendiri bagaimana menanggulangi kemiskiman melalui PJM Pronangkis yang disepakati bersama, d. Masyarakat menggalang, memanfaatkan, mengoptimalkan dan mengelola sumberdaya yang dimilikinya serta sumberdaya luar yang diperolehnya, baik dari sumberdaya PEMP, pemerintah daerah maupun sumberdaya lainnya, untuk berlatih mengimplementasikan rencana mereka dalam menganggulangi kemiskinan, e. Masyarakat menentukan bagaimna menata dan membangun lingkungan permukiman yang terpadu, sehat, produktif, dan lestari, f. Melembagakan komunitas pembelajaran, baik ditingkat masyarakat kecamatan melalui komunitas belajar kecamatan maupun komunitas belajar pada tingkat perkotaan, g. Pemerintah daerah mampu memfungsikan KPK-D dalam menyusun SPK-D berbasis aspirasi serta kebutuhan masyarakat, h. Pemerintah daerah menjalin kemitraan sinergis dengan masyarakat kelompok pedulim sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi hingga tahap pemeliharaan. Pada umumnya, KSM kurang memiliki kemampuan dalam menyusun atau membuat proposal mengenai rincian biaya dan kegiatan usaha yang akan ditekuninya. Maka, dalam hal ini BKM merupakan wadah yang mengelola perguliran dana PEMP bagi usaha masyarakat. Melalui BKM anggota KSM dapat memperoleh bantuan. Dari kendala tersebut, mengingat masyarakat tidak merespon semua komponen yang ditawarkan dalam program PEMP dan kurang perhatiannya BKM dalam memberdapyakan masyarakat, maka dapat timbul dampak negatif dan positif dari kegiatan PEMP bagi masyarakat. Adapun dampak positifnya, yaitu: a. Keuangan PEMP semakin meningkat jumlahnya tiap harinya, b. Dapat memberikan kesempatan luas bagi masyarakat/KSM yang membutuhkna dana lunak, c. Dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru. Sedangkan dampak negatifnya dalaha: a. Dapat memunculkan kecemburuan sosial, b. Kurang kreatifnya masyarakat, karena mengandalkan pinjaman PEMP ke BKM setiap membutuhkan dana. BAB III PENUTUP