Anda di halaman 1dari 18

CASE REPORT SESSION

TUMOR PAYUDARA

Disusun Oleh:
Mahdy Alief Adhiguna
Daniel Christian Fernandez
Yohanes Setyawan
Dyah Ismiranty
Shereun Husna Azhima
Asri Aulia Rahmah
Qori Lestari
Mageswary Mogan

DEPARTEMEN ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2016
KETERANGAN UMUM
Nama : Ny. E
Umur : 36 tahun
Alamat : Cangkuang Kulon, Rancaekek
Status : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT

I. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Benjolan di payudara kanan
Sejak 3 tahun SMRS pasien mengeluh adanya benjolan di payudara kanan. Benjolan
awalnya berjumlah satu buah sebesar ujung kacang merah, kemudian membesar menjadi
sebesar kelereng dan berjumlah dua buah. Keluhan tidak disertai nyeri, keluar darah atau
cairan dari puting di luar masa menyusui. Riwayat penurunan berat badan tidak ada. Keluhan
adanya benjolan di tempat lain seperti di ketiak kiri tidak dirasakan pasien. Keluhan sesak
dan batuk tidak ada.
Pasien menikah pada usia 18 tahun, anak pertama lahir saat pasien berusia 18 tahun.
Pasien memiliki 3 orang anak. Pasien mendapat haid pertama kali saat usia 13 tahun. Siklus
haid teratur tiap bulan 28-30 hari, lama haid sekitar 7 hari. Pasien mengakui belum berhenti
haid. Riwayat penyakit serupa pada keluarga tidak ada. Pasien mengakui pernah
menggunakan kontrasepsi suntik setiap 3 bulan selama 3 tahun bermula setelah melahirkan
anak ketiga.
Pasien telah berobat ke terapi alternatif dan pasien mengaku disuntik cairan herbal di
payudara, namun tidak ada perubahan, pasien kemudian berobat ke RSUD Bandung. Tidak
ada riwayat kemoterapi.

II. PEMERIKSAAN FISIK


Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Kompos mentis
Tanda vital : TD = 120/80 mmHg
RR = 20 x/menit
N = 80 x/menit
S = 36,50C
Kepala : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Leher : JVP tak meningkat
KGB (aksila/supraklavikula/infraklavikula) : Tidak teraba
Kulit : Turgor baik
Thoraks : Bentuk dan gerak simetris.
Pulmo : Sonor, VF, VR, VBS kiri = kanan
Cor : Bunyi jantung murni reguler
Abdomen : Datar, lembut
Hepar dan lien tidakteraba
Ekstremitas : Edema -/-
Status Lokalis
a/r mammaedextra :
Inspeksi : hiperemis (-), skin dimpling (-), peaud’orange (-), ulkus (-),
Retraksi puting (-), nipple discharge (-), infiltrasi dada (-)
Palpasi : teraba massa berdiameter 4mm, kenyal, batas tegas, nyeri tekan, fluktuasi
(-), KGB (-)

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Hasil Pemeriksaan Foto Roentgen
Tidak tampak metastase intrapulmonal
Tidak tampak kardiomegali

IV. DIAGNOSIS KLINIS


Tumor mammae dekstra dx. benign
V. TERAPI
Breast conserving surgery
VI. PROGNOSA
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Payudara
Payudara dewasa masing-masing terletak di torak depan dengan dasarnya terletak
darikira-kira iga kedua sampai iga keenam. Medial payudara mencapai pinggir sternum dan
dilateral setentang garis mid aksilaris dan meluas keatas ke aksila melalui suatu ekor aksila
berbentuk piramid. Payudara terletak diatas lapisan fasia otot pektoralis mayor pada
duapertigasuperomedial dan sepertiga lateral bawah otot seratus anterior. Pada 15
% kasus jaringan payudara meluas kebawah garis tepi iga dan 2 % melewati pinggir anterior
otot latissimus dorsi. Payudara yang asimetri sering dijumpai diantara wanita normal.
Separuh wanita mempunyai perbedaan volume 10 % antara 2 payudara kiri dan kanan dan
seperempatnya dengan perbedaan 20 %. Payudara kiri selalu lebih besar dibanding yang
sebelah kanan. Sistem Lobus dan Duktus Payudara terdiri dari lobus-lobus berjumlah sekitar
15 – 20 %. Jumlah yang banyak tampak pada potongan transvers dari nipel. Masing – masing
lobus dialiri oleh sistem duktus darisinus laktiferous (bila distensi mempunyai diameter 5 – 8
mm) terbuka pada nipel, dan masing-masing sinus menerima suatu duktus lobulus dengan
diameter 2 mm atau kurang. Didalam lobus mencapai 40 atau lebih lobulus. Satu lobulus
mempunyai diameter 2–3 mm dan dapat terlihat dengan mata telanjang. Masing-masing
lobulus mengandung 10 sampai 100 alveoli (Acini) yang merupakan unit dasar sekretori.
Payudara non-laktasi mempunyai berat 150-225 gr, sedangkan payudara laktasi >500gr.
Payudara pada wanita menonjol mulai dari iga ke II/III sampai ke VI/VII dan dari dekat
pinggir sternum sampai garis axilla anterior. Tetapi jaringan payudara sebenarnya bisa lebih
luas lagi sampai ke klavikula sebagai suatu lapisan jaringan tipis dan ke medial sampai ke
garis median, ke lateral sampai pinggir otot latissimus dorsi. Ada suatu bagian dari payudara
yang disebut ekor dari payudara atau “axillary projection of the breast”.

Vaskularisasi
Perdarahan payudara terutama dari cabang arteri perforantes anterior dari arteri mammaria
interna, arteri torakalis lateralis yang bercabang dari arteri aksilaris, dan beberapa arteri
interkostalis.
Drainase limfatik
 Kelenjar getah bening pectoralis (anterior), berlokasi di lipatan aksila anterior (di antara
batas bawah M. Pectoralis mayor).
 Kelenjar getah bening Subscapular (posterior), berlokasi di lipatan aksila posterior
(daerah batas lateral scapula). Drainasenya dari dinding belakang dada dan sebagain
lengan.
 Kelenjar getah bening lateral, berlokasi di daerah humerus atas. Drainasenya dari lengan.
 Drainase dari KGB pusat di aksila, kemudian ke KGB infraclavicular dan
supraclavicular.
 Sebagian drainase dari payudara ada yang langsung berhubungan dengan KGB
infraclavicular.
Persarafan payudara juga harus diperhatikan dalam proses pembedahan payudara, apabila ada
kerusakan akibat proses pembedahan maka dapat terjadi deficit fungsional pada saraf yang
terkena, sebagai contoh :

Otot/area
Nervus Defisit fungsional
persarafan
N. torasikus (of Serratus anterior Winging scapula
Bell)
N. torakodorsalis Latissimus dorsi Tidak dapat mendorong diri sendiri
untuk berdiri dari posisi duduk
N. pektoralis medial Pektoralis mayor Kelemahan dari otot pektoralis
dan lateral dan minor
N. Menyebrang axilla Anestesi pada bagian dalam lengan
interkostobrakhial secara transversal
menuju bagian
dalam lengan
Tumor Jinak Payudara
Fibrokistik
Fibrokistik digambarkan sebagai variasi dari morfologi payudara yang berespon
terhadap perubahan fisiologis pada jaringan payudara. Biasanya gejala timbul sebelum
menopause. Gejala dapat menetap jika wanita diberikan terapi hormon pada periode
postmenopause.

Fibroadenoma
Fibroadenoma merupakan tumor yang biasa terjadi pada populasi wanita. Biasa
terjadi pada wanita berumur 20-30 tahun. Teraba sebagai massa kenyal, lobulasi, berbatas
tegas, sangat mobil. Pada wanita postmenopausal, fibroadenoma dapat berinvolusi,
hyalinisasi atau mengkalsifikasi dan pada mamografi kalsifikasinya tebal atau gambaran
seperti popcorn .Fibrodenoma biasanya tumbuh dengan diamater 1-2 cm dan stabil, walaupun
dapat berkembang lebih besar. Fibroadenoma kecil (1 cm atau kurang) dianggap normal,
walaupun fibroadenoma yang lebih besar (hingga 3 cm) dianggap kelainan (disorder) dan
giant fibroadenoma (lebih dari 3 cm) dianggap penyakit (disease).

Adenoma
Adenoma tubular dan lactatinal adalah lesi yang secara histologis jinak berhubungan
dengan FAM. Cirinya adalah struktur glandular dengan sedikit atau tanpa struktur stroma.
Secara klinis dan Radiologi, mirip dengan FAM. Lactation adenoma terjadi selama kehamilan
dan laktasi, membesar saat dipengaruhi hormon gestational, dan diferensiasi sekresi saat
analisis PA. Sekali lagi biopsi adalah diagnostik dan terapi.

Sklerosing Adenosis
Sklerosing adenosis adalah proliferasi jinak baik jaringan stromal (scerosis)
berhubungan dengan peningkatan ductules terminalis yang kecil (adenosis). Biasanya
merupakan komponen fibrocystic disease dan bermanifestasi sebagai mikrokalsifikasi yang
ditemukan saat screening mammogram. Stereotactic core atau wire localization biopsy adalah
diagnosis pastinya. Terapi lebih jauh dilakukan bila lesi ini ditemukan sebagai etiologi
mikrokalsifikasi saat biopsy.

Nekrosis Lemak
Nekrosis lemak adalah inflamasi jinak non supuratif yang sering terjadi akibat trauma
atau iatrogenik payudara. Karena bukan kelainan epithelial, maka tidak mempunyai
potensiasi menjadi ganas. Nekrosis lemak muncul sebagai massa atau densitas mamografi
dengan distorsi jaringan sekeliling sekunder disebabkan oleh inflamasi kronis, sehingga
menstimulasi Ca. Dapat diikuti episode trauma, intervensi bedah atau pendulous breast.
Biasanya dibiopsi untuk membedakan dengan Ca.

Intraductal Papilloma
Solitary intraductal papilloma adalah lesi papillary breast. Biasanya terjadi pada
wanita usia 35-55 tahun, sebagai lesi tunggal, pada ductus subareolar, dan bermanifestasi
sebagai bloody nipple discharge. Papiloma intraductal pada ductus perifer muncul sebagai
massa yang teraba atau dalam mamografi

Kista
Jika gambaran kista dapat diduga melalui pemeriksaan klinis ataupun gambaran
sonografi, maka FNA merupakan tindakan diagnostik dan terapi. Kista dapat diklasifikasikan
sebagai simplex dan komplex berdasarkan gamabran sonografinya. Kista simplex berupa
struktur bulat, berbatas tegas, berdinding halus yang hipoechoic, tanpa internal echo. Kista
komplex memiliki septasi sentral, batas yang tidak tegas, atau internal echo. Kista
asimptomatik, simpleks ditemukan secara insidentil saat evaluasi. Kista simplex yang besar,
nyeri dan gambaran radologis yang tidak jelas harus diaspirasi. Kista komplex harus
diaspirasi untuk mengkonfirmasi diagnosis. Area abnormal harus diidentifikasi dengan jelas
jika sewaktu-waktu biopsi eksisional diperlukan setelah aspirasi kista. Indikasi untuk biopsi
eksisi setelah aspirasi kista bila ditemukan cairan kemerahan yang banyak, residual massa
post ispirasi, atau reakumulasi kista pada tempat yang sama setelah 2-3 kali aspirasi.
Sehingga, pemeriksaan lanjuttan harus dilakukan 4-6 minggu post aspirasi. Analisis sitologi
pada cairan jernih berwarna kemerahan tidak diperlukan; namun jika penampakan cairan
tidak biasa, hars dilakukan analisis sitologi.

Penegakan Diagnosis Kanker Payudara


Berdasarkan Protokol Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia, diagnosis kanker
payudara dapat ditegakkan melalui tahapan-tahapan berikut:
A. Pemeriksaan Klinis
Anamnesis, hal-hal yang perlu dicari adalah informasi mengenai:
a. Keluhan pada payudara atau ketiak beserta perjalanan penyakitnya:
 Benjolan
 Kecepatan tumbuh
 Rasa sakit
 Nipple discharge
 Nipple retraction (ditanyakan pula mengenai onsetnya)
 Krusta di areola
 Kelainan pada kulit, misalnya dimpling, peau d’orange, ulserasi, venektasi
 Perubahan warna kulit
 Benjolan di ketiak
 Edema lengan bawah
b. Keluhan di tempat lain (berhubungan dengan metastasis), antara lain:
 Nyeri tulang (vertebra, femur)
 Rasa penuh di ulu hati
 Batuk
 Sesak
 Sakit kepala hebat
Pemeriksaan Fisik
a. Status generalis, cantumkan perform status
b. Status lokalis :
 Pemeriksaan terhadap kedua payudara
 Massa tumor
 Lokasi
 Ukuran
 Konsistensi
 Permukaan
 Bentuk dan batas umur
 Jumlah tumor
 Terfiksasi atau tidak ke jaringan sekitar payudara, kulit, m. Pectoralis, dan dinding
dada
 Perubahan kulit
 Kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit
 Peau d’orange, ulserasi
 Nipple
 Tertarik
 Erosi
 Krusta
 Discharge
 Status KGB (jumlah, ukuran, konsistensi, terfiksir satu sama lain atau jaringan sekitar)
 KGB aksila
 KGB infraklavikula
 KGB supraklavikula
 Lokasi organ
B. Pemeriksaan radiodiagnostik/imaging
1. Recommended (diharuskan)
a. USG payudara dan mamografi untuk tumor > 3 cm
b. Foto thorax
c. USG abdomen (hepar)
2. Optional (atas indikasi)
a. Bone scanning/Bone survey (bilaman sitologi atau klinis sangat mencurigai pada lesi
> 5 cm)
b. CT-scan
C. Pemeriksaan sitologi (FNAB = Fine Needle Aspiration Biopsy)
Dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologis curiga ganas
D. Pemeriksaan histopatologi
Dilakukan potong beku dan atau parafin, bahan pemeriksaan diambil melalui :
 Core biopsy
 Biopsi eksisional
 Biopsi insisional
 Spesimen mastektomi disertai dengan pemeriksaan KGB
 Pemeriksaan imunohistokimia : ER, PR, P53, dll
E. Laboratorium
Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium rutin dan pemeriksaan
kimia darah yang sesuai dengan perkiraan metastasis.
Penentuan Stadium Secara Klinis dan Penegakan Diagnosis
Stadium klinis meliputi pemeriksaan klinis yang teliti dengan inspeksi dan palpasi pada
kulit, kelenjar payudara dan kelenjar getah bening (aksila, supraklavikular dan
servikal), penyinaran (imaging) dan pemeriksaan patologi dari jaringan payudara. Untuk
sampai kepada diagnosis kanker payudara diperlukan urutan pemeriksaan sebagai berikut :
Pemeriksaan Fisik Diagnosis
A. Anamnesa
Didahului dengan pencatatan identitas penderita secara lengkap. Adanya
tumor ditentukan sejak berapa lama, cepat atau tidak pembesarannya, disertai rasa
sakit atau tidak. Biasanya tumor pada proses keganasan mempunyai ciri
dengan batas yang ireguler dan umumnya tanpa rasa nyeri serta dapat tumbuh
progresif. Anamnesa yang lain adalah menyangkut faktor resiko dan status hormonal
penderita. Ada beberapa hal yang merupakan faktor resiko terhadap
kemungkinan terjadinya kanker payudara , antara lain:
1. Umur > 30 tahun
2. Anak pertama lahir pada usia ibu > 35 tahun
3. Tidak kawin
4. Menarche < 12 tahun
5.Menopause terlambat > 55 tahun
6. Pernah operasi tumor jinak payudara
7. Mendapat terapi hormonal yang lama
8. Adanya kanker payudara kontralateral
9. Adanya riwayat operasi ginekologi
10. Adanya riwayat radiasi pada daerah dada
11. Adanya riwayat keluarga menderita kanker payudara
Adanya faktor resiko pada seseorang diharapkan agar lebih waspada terhadap
kelainanyang ada pada payudara apakah dengan pemeriksaan rutin melakukan
SADARI sepertidikemukakan sebelumnya.
B. Pemeriksaan Fisik
Karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormonal antara lain
estrogen danprogesteron maka sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan disaat
pengaruh hormonal ini seminimal mungkin, yaitu setelah menstruasi lebih
kurang satu minggu dari hari pertamamenstruasi.
Klasifikasi kanker payudara
Pengklasifikasian kanker payudara secara histoligi menurut WHO/ Japenese Breast Cancer
Society ) dapat dibedakan melalui pendekatan, yaitu :
1. Non invasive carcinoma
a. Non- invasive ductal carcinoma
b. Lobular carcinoma in situ
2. Invasive carcinoma
a. Invasive ductal carcinoma
- Papillobulor carcinoma
- Solid tubular carcinoma
- Schirrhous carcinoma
b. Special types
- Mucinous carcinoma
- Medullary carcinoma

Klasifikasi stadium TNM (UICC/AJCC 2002)


T (ukuran tumor primer)
Tx : tumor primer tidak dapat dinilai
To : tidak terdapat tumor primer
Tis : karsinoma in situ
T1 : tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2 cm atau kurang
T1mic : adanya mikroinvasi ukuran 0,1 cm atau kurang
T1a: tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm sampai 0,5 cm
T1b: tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm sampai 1 cm
T1c : tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm sampai 2 cm
T2 : tumor dengan ukuran terbesarnya lebih dari 2 cm sampai 5 cm
T3 : tumor dengan ukuran diameter terbesar lebih dari 5 cm
T4 : ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada atau kulit
T4a: ekstensi ke dinding dada (tidak termasuk otot pektoralis)
T4b: edema (termsuk peau d’orange), ulserasi, nodul satelit pada kulit yang terbatas pada satu
payudara
T4c: mencakup kedua hal di atas
T4d: mastitis karsinomatosa
N (kelenjar getah bening regional )
Nx : kelenjar getah bening regional tidak bisa dinilai (karena telah diangkat sebelumnya)
No : tidak terdapat metastasis kelenjar getah bening
N1 : metastasis ke KGB axilla ipsilateral yang mobile
N2 : metastasis ke KGB axilla ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi, atau adanya pembesaran KGB
mamaria interna ipsilateral tanpa adanya metastasis ke KGB axilla
N2a : metastasis ke KGB axilla terfiksir atau melekat ke struktur lain
N2b : metastasis hanya pada KGB mamaria interna ipsilateral secara klinis dan tidak terdapat
metastasis ke KGB axilla
N3 : metastasis ke KGB infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa adanya metastasis KGB axilla
atau klinis terdapat metastasis pada KGB mamaria interna ipsilateral klinis dan metastasis pada KGB
axilla
N3a : metastasis ke KGB infraklavikula ipsilateral
N3b: metastasis ke KGB mamaria interna dan KGB axilla
N3c : metastasis ke KGB supraklavikula
M (metastasis jauh)
Mx : metastasis jauh belum dapat dinilai
Mo : tidak terdapat metastasis jauh
M1 : terdapat metastasis jauh

Grup Stadium
Stadium 0 Tis N0 M0
Stadium 1 T1 N0 M0
Stadium 2a T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stadium 2b T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium 3a T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stadium 3b T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Stadium 3c Tiap T N3 M0
Stadium 4 Tiap T Tiap N M1
ALGORITMA EVALUASI MASSA PAYUDARA
Dalam mengevaluasi suatu massa di payudara, terdapat beberapa algoritma untuk
membantu menentukan kemungkinan diagnosa. Diantaranya adalah algoritma yang
dikemukakan oleh ICSI (Institute for Clinical System Improvement).

Gambar 4. Algoritma Evaluasi Massa Payudara

Rencana penatalaksanaan pada pasien ini :


Modalitas terapi pada kanker payudara terdiri atas:
1. Operasi
Jenis operasi yang dapat digunakan untuk terapi kanker payudara adalah:
 BCS (Breast Conserving Surgery)
Merupakan tindakan operasi yang dapat dilakukan apabila penderita masih ingin
mempertahankan payudaranya.
BCS merupakan pilihan apabila tumor tidak multipel,tidak terletak di sentral, mamografi
tidak memperlihatkan adanya tanda keganasan lain yang difus : penderita belum pernah
mendapatkan terapi radiasi di dada, dapat kontrol teratur, dan tersedia sarana radio terapi
yang memadai.
 Mastektomi Simpel
Merupakan tindakan operasi yang bertujuan mengangkat seluruh jaringan payudara,
termasuk juga seluruh axillary tail dan fascia m. Pectoralis.
 Mastektomi radikal modifikasi
Adalah tindakan pembedahan yang bertujuan untuk mengangkat seluruh jaringan
payudara dan KGB axila, namun hanya mengikutsertakan fascia m. Pectoralis dan
meninggalkan m. Pectoralis mayor dan minor.
 Mastektomi radikal
Jenis operasi ini bertujuan untuk mengangkat seluruh jaringan payudara, KGB axila, dan
juga m. Pectoralis.

2. Radiasi
Tindakan radiasi dapat berupa terapi yang bersifat primer, adjuvant, maupun paliatif.

3. Kemoterapi
Kenoterapi dalam penatalaksanaan kanker payudara haruslah kombinasi. Adapun kombinasi
yang sering dipakai antara lain:
o CMF (Cyclophospamide, Adriamycin, 5 Fluoro Uracil)
o CEF (Cyclophospamide, Epirubicin, 5 Fluoro Uracil)
o CAF (Cyclophospamide, Adriamycin , 5 Fluoro Uracil)
o Taxane + Doxorubicin
o Capecetabin

4. Hormonal
Terapi hormonal dapat terdiri dari :
 Ablative : bilateral ovarektomi
 Additive: Tamoxifen
 Optional: aromatase inhibitor, GnRH

5. Terapi Biologis ( Molecular targetting therapy)
Adapun terapi yang dilakukan terbagi atas :
a. Kanker payudara stadium 0
b. Dilakukan BCS atau mastektomi simpel
c. Kanker payudara stadium dini atau operabel
d. Dilakukan tindakan pembedahan ( BCS, mastektomi radikal, atau mastektomi radikal
modifikasi), yang disertai dengan pemberian terapi adjuvant (baik berupa radiasi,
kemoterapi, maupun terapi hormonal)
e. Kanker Payudara lokal lanjut
 Operabel : Mastektomi simpel + radiasi kuratif + kemoterapi adjuvant + terapi hormonal
 Inoperabel:
1. Radiasi kuratif + Terapi hormonal
2. Radiasi + operasi + kemoterapi + terapi hormonal
3. Kemoterapi Neoadjuvant + Operasi + Kemoterapi + Radiasi + Terapi hormonal
4. Kanker Payudara Lanjut metastase Jauh
 Terapi primer berupa terapi sistemik (kenoterapi dan terapi hormonal)
 Terapi Tokoregional (radiasi dan pembedahan) apabila diperlukan.
Skrining kanker payudara
American Cancer Society merekomendasikan pemeriksaan Breast Self Examination
secara rutin setiap bulan mulai usia 20 tahun, clinical breast examination oleh seorang tenaga
kesehatan professional setiap 3 tahun untuk wanita usia antara 20-39 tahun serta setiap
tahunnya setelah usia 40 tahun, mamografi dilakukan setiap tahunnya untuk usia 40 tahun ke
atas. Untuk wanita yang termasuk risiko tinggi, disarankan untuk melakukan mamografi saat
usia 35 atau 40 tahun, kemudian tiap 2-3 tahun sampai usia 50 tahun. Untuk wanita usia 50-
69 tahun, mamografi dan CBE dianjurkan setiap1-2 tahun. Setelah usia 70 tahun,keuntungan
mamografi sedikit sekali dilaporkan.
Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk membedakan apakah benjolan
merupakan lesi nodular atau kistik.
Teknik pemeriksaan
Inspeksi
Inspeksi payudara dan nipple dengan posisi pasien duduk sambil tolak pinggang.
Yang dinilai adalah perubahan kulit, simetris,kontur, retraksi. Begitu pula dilakukan dengan
posisi lengan di samping, di atas kepala, menekan panggul dan membungkuk ke depan. Juga
dinilai kulit tiap aksila, apakah ada kemerahan, pigmentasi, infeksi.
Palpasi
Pemeriksaan membutuhkan waktu sekitar 3 menit untuk setiap payudara. Dengan
menggunakan jari ke-2, 3 dan 4. Diperlukan pemeriksaan sistematis, dengan cara
pemeriksaan secara melingkar atau pun sejajar dan berikan tekanan, mulai dari tekanan yang
ringan hingga dalam. Pemeriksaan harus mencakup seluruh payudara. Yang dinilai ialah
konsistensi jaringan, rasa nyeri, adanya nodul. Bila terdapat nodul, tentukan lokasi, ukuran,
bentuk, konsistensi, batas, nyeri tekan, mobilitas. Palpasi juga daerah aksila, seperti gambar
di bawah ini. Raba apakah ada pembesaran KGB aksila.

Gambar Teknik Pemeriksaan Payudara oleh Dokter


Breast Self Examination (BSE)
Dilakukan dalam 2 posisi yaitu posisi berbaring dan berdiri.
1. Posisi berbaring
 Penderita berbaring dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan, dan letakkan tangan
kanan di belakang kepala.
 Dengan menggunakan bantalan ketiga jari tengah kiri untuk merasakan apakah ada
benjolan pada payudara kanan.
 Tekan daerah payudara dengan arah naik turun atau melingkar (Gambar 1).
 Ulangi untuk payudara sebelahnya.
2. Posisi berdiri
 Ulangi pemeriksaan di atas dengan posisi berdiri.
 Agar lebih aman, periksa payudara anda dengan berdiri di depan kaca dan perhatikan
apakah adanya perubahan pada bentuk, warna, pembengkakan payudara, perubahan pada
puting payudara.
Gambar langkah-langkah Dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari)

Masa teraba saat palpasi


Usia Lesi yang biasa Karakteristik
dijumpai
15-25 Fibroadenoma Bulat, mobile, tidak nyeri
25-50 Kista Lunak hingga keras, bulat,
mobile, kadang nyeri
Fibrocystic changes Noduler, ropelike
Kanker Irregular, stelate, keras,
batas tidak tegas
> 50 Kanker (kecuali jika Irregular, stelate, keras,
tidak dapat batas tidak tegas
Kehamilan/menyusui dibuktikan) Irregular, stelate, keras,
Lactating adenoma, batas tidak tegas
kista, mastitis, kanker
DAFTAR PUSTAKA

 Protokol Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi (PERABOI) 2003. Cetakan I : 2004.


 www.emedicine.com/plastic/topic521.htm#section~introduction
 www.wisc.edu/wolberg/breast.html
 www.wisc.edu/wolberg/breast.html#anatomy
 www.cancerbacup.org.uk/Cancertype/Breast/Typesofbreastcancer/Pagetsdisease#5830

Anda mungkin juga menyukai