Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SARI
Daerah panas bumi Sampuraga terdiri dari sembilan satuan batuan, urutan dari tua ke muda adalah
Satuan Granit (PTg), Lava Andesit Porfiri (Tlap), Lava Andesit (Tla), Lava Andesit Basaltis (Tlab), Dasit
(Qd), Aliran Piroklastik (Qap), Sedimen (Qs), Lahar Sorikmarapi (Qslh), dan Endapan Aluvium
(Qa).Fluida panas di bawah permukaan daerah panas bumi Sampuraga diindikasikan oleh mata air
panas Sirambas, Longat, dan mata air Roburan Lombang yang memiliki temperatur antara 42 °C -
100,8 °C dengan pH netral ( 6,8 - 7,7 ), sumur bor air panas, lumpur panas, dan fumarol
bertemperatur 97 °C dengan pH 3,4. Kemunculan manifestasi berada pada lingkungan batuan
vulkanik Tersier-Kuarter dan sedimen Kuarter yang berasosiasi dengan beberapa struktur sesar
pembentuk depresi Panyabungan yang berarah baratlaut - tenggara.Air panas yang bersifat asam
pada lokasi fumarol bertipe sulfat, sedangkan air panas lainnya yang bersifat netral pada lokasi
mata air panas Sampuraga, Longat maupun Roburan Lombang bertipe klorida dan bikarbonat.
Estimasi suhu fluida pada reservoir menurut formula geotermoneter air (Giggenbach, 1988) dan
geotermometer gas (Nicholson, K., 1993), diperkirakan bahwa temperatur reservoir adalah sekitar
230 oC, termasuk dalam tipe temperatur tinggi.
7,01 dan satu sumur bor dengan temperatur terkumpul menjadi air tanah dalam dan dangkal.
airnya yang keluar adalah sebesar 43 °C dengan Selanjutnya di elevasi rendah, yaitu morfologi
pH 7,7. pedataran akan muncul berupa mata air panas
Sumur bor ini merupakan sumur landaian suhu dan air dingin.
PT. Pertamina (SMR-3) yang dikerjakan pada • Daerah aliran air permukaan /limpasan (run-off
tahun 1980 dengan kedalaman mencapai 250 water area) mencakup areal seluas 29 % dari
meter. Dalam laporannya menyebutkan bahwa luas daerah penyelidikan. Aliran air permukaan
mulai kedalaman 76 sampai 250 meter telah merupakan air hujan yang mengalir di
terjadi semburan air panas dengan temperatur permukaan tanah dan membentuk sungai. Aliran
sampai di permukaan antara 39 – 42 ºC dan debit air di sungai secara gravitasi mengalir dari
sekitar 1350 liter/menit. Temperatur tertinggi elevasi tinggi ke rendah, seperti halnya yang
sebesar 92 oC di kedalaman 225 m dengan terjadi di sungai-sungai Aek Sirambas, Batang
gradien termal sebesar 2,61 oC/10 m. Litologi Gadis dan Aek Pohan.
sumur dibagi menjadi empat satuan, yaitu breksi • Manifestasi panas bumi Sampuraga dan Longat
vulkanik, pasir tufaan, breksi andesit, dan andesit terdapat pada daerah aliran permukaan
dengan harga pH batuannya berkisar antara 5,8 – (discharge area), sedangkan manifestasi panas
7,2. Mineral ubahannya berupa mineral lempung, bumi Roburan Lombang terdapat di daerah
oksida, pirit, klorit, dan silika, dengan tingkat limpasan dan munculan air tanah. Air hujan yang
ubahan sedang sampai lemah. meresap ke dalam bumi melalui zona
• Manifestasi Roburan Lombang; berupa mata air permeabilitas batuan, kemudian mengalami
panas bertemperatur 49,8 °C dengan pH sebesar proses pemanasan oleh gejala
7,25. Lokasinya berada di Desa Roburan vulkanisme/magmatisme atau batuan penghantar
Lombang, yaitu bagian selatan daerah panas secara konveksi, konduksi atau radiasi,
penyelidikan. selanjutnya muncul ke permukaan berupa mata
air panas.
KEHILANGAN PANAS
Perhitungan kehilangan energi panas terhadap
manifestasi panas bumi berupa mata air panas yang KARAKTERISTIK AIR PANAS
berasal dari kelompok mata air panas Sampuraga, Kandungan kimia air panas berdasarkan hasil
Longat dan mata air panas Roburan Lombang ploting pada diagram segi tiga Cl - SO4 -HCO3, air
dapat dilihat pada tabel di bawah ini. panas Sampuraga 1 dan air panas Roburan Dolok 2
Total energi panas yang hilang (heat loss) pada yang memiliki pH asam terletak pada posisi sulfat.
manifestasi panas bumi daerah penyelidikan adalah Sampel air panas Sampuraga 2, Sampuraga 3,
sebesar 2.226 Watt. Sampuraga 4, dan air panas Roburan Lombang
yang memiliki pH netral terletak pada posisi
HIDROLOGI klorida. Sedangkan air panas yang memiliki pH
Wilayah air tanah daerah penyelidikan terbagi tiga, netral lainnya, seperti air panas Longat, air panas
yaitu wilayah resapan air, limpasan dan munculan bor Longat, dan Air panas Roburan Dolok 1, pada
air tanah, dan wilayah aliran permukaan. posisi bikarbonat (Gambar 4).
• Daerah resapan air (re-charge area) mencakup Berdasarkan diagram segi tiga Na-K-Mg, posisi
luas areal sekitar 47 % dari luas daerah mata air panas Sampuraga 2, Sampuraga 3, dan
penyelidikan. Pada areal ini air hujan meresap mata air panas Sampuraga 4, terletak pada partial
ke bumi melalui permeabilitas batuan (feed- equilibrium, sebagai indikasi bahwa manifestasi
zone). Selanjutnya terakumulasi menjadi air yang muncul ke permukaan dipengaruhi oleh
tanah dalam dan air tanah dangkal interaksi antara fluida panas dengan batuan
(catchment/reservoir area) dan daerah akumulasi sebelum bercampur dengan air permukaan
air tanah. (meteoric water). Sedangkan air panas Sampuraga
• Daerah munculan air tanah mencakup areal 1, Longat, Roburan Lombang, Roburan Dolok 1,
seluas 24 % dari luas daerah penyelidikan. Air Roburan Dolok 2, dan air panas sumur bor Longat
hujan (meteoric water) yang turun di daerah terletak pada immature water, sebagai indikasi
resapan air (re-charge area) tersebut pengaruh air permukaan lebih dominan pada
meresap ke bumi melalui zona permeabilitas pembentukan air panas tersebut (Gambar 5).
batuan, sebagian besar masuk ke bumi dan
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Berdasarkan diagram segi tiga Cl, Li, dan B, posisi yang berhubungan dengan temperatur reservoir
mata air panas tipe klorida terletak mengarah ke adalah sekitar 230 oC. Tempertur tersebut termasuk
posisi tengah diagram (Gambar 6). Pada ke dalam temperatur tinggi (high entalphy).
pembentukan manifestasi berupa mata air panas
yang netral di daerah penyelidikan menunjukkan SEBARAN MERKURI DAN CO2
adanya interaksi antara fluida panas dengan batuan,
didukung oleh hasil analisis isotop. Distribusi secara lateral pada kedalaman satu
Hasil analisis isotop, konsentrasi Isotop 18O dan 2H meter, tanah dan udara tanah memperlihatkan
(D) mata air panas Sampuraga 3, Sampuraga 4, anomali temperatur > 31 oC yang terletak di sekitar
Longat, sumur bor Longat, dan air panas Roburan air panas Sampuraga. Anomali pH < 5,0 dan
Lombang serta air dingin menunjukkan nilai δ18O anomali Hg > 200 ppb (Gambar 8) terletak di
berkisar antara –10.38 sampai –8.12 o/oo, bagian tengah daerah penyelidikan, yaitu di sekitar
sedangkan nilai δD berkisar –66.7 sampai –52.5 fumarol Sampuraga. Sedangkan anomali CO2 > 2%
o/oo. Nilai rasio dari sampel air setelah diplot pada selain terletak di sekitar lokasi air panas
grafik δD terhadap δ18O dengan garis air meteorik Sampuraga, muncul juga di bagian barat, timur dan
δD = 8δ18O +14, memperlihatkan bahwa posisi air utara pada daerah penyelidikan. (Gambar 9).
panas Sampuraga 3 dan Sampuraga 4 terletak pada DISKUSI
posisi sebelah kanan dari garis meteoric water line Keberadaan panas bumi di daerah Sampuraga
(18O shift) yang signifikan. Hal ini merupakan diindikasikan oleh adanya fumarol dan lumpur
indikasi adanya pengkayaan oksigen 18 dari air panas Sampuraga, mata air panas Sampuraga,
panas akibat reaksi substitusi oksigen 18 dari Longat, dan mata air panas Roburan Lombang.
batuan dengan oksigen 16 dari fluida panas pada Air panas di manifestasi panas bumi Sampuraga
saat terjadi interaksi antara fluida panas dengan termasuk tipe air sulfat untuk pH asam dan bertipe
batuan sebelum muncul ke permukaan berupa mata klorida untuk pH netral yang terletak pada daerah
air panas. Sedangkan air panas Longat, air bor partial equilibrium, sebagai indikasi telah
Longat, dan air panas Roburan Lombang, serta air terjadinya interaksi fluida panas dengan batuan
dingin Sirambas terletak pada garis meteoric water perlu didukung oleh oksigen 18 shift dari sampel
line. Hal ini merupakan indikasi bahwa air tersebut isotop dari air panas pH netral.
adalah air permukaan (Gambar 7). Pendugaan temperatur bawah permukaan yang
Gas; komposisi gas dari fumarol Sampuraga berhubungan dengan reservoir panas bumi adalah
mencirikan adanya sedikit hembusan gas dan termasuk temperatur tinggi (high entalphy), yaitu
sublimasi belerang. Pengukuran langsung diperkirakan sekitar 230 oC. Hal ini yang didukung
dilapangan dengan tube gas, terdeteksi adanya CO2 oleh geotermometer NaK sebesar 233 oC dan dari
= 16%, H2S = 50 ppm, dan CO = 2 ppm. Hasil geotermometer gas sebesar 322 oC.
analisis dari tabung gelas vakum berisi larutan Sistem panas bumi di Daerah Sampuraga
NaOH di laboratorium, menunjukkan gas total = diperkirakan sebagai up flow tipe vulkanik dengan
44.7638 mmol, atau 1717.18 mgram, dan H2O total sumber panasnya terletak di bawah manifestasi
dalam stem 6753 mgram. panas bumi Sampuraga dengan kedalaman yang
GEOTERMOMETER belum diketahui. Dalam sistem ini terjadi interaksi
antara fluida panas dengan batuan, hal ini didukung
Penghitungan temperatur dengan geotermometer oleh adanya pengkayaan oksigen 18 dari isotop air.
air menggunakan geotermometer NaK yang Total energi panas yang hilang (heat loss) pada
mengacu kepada Giggenbach, 1988. Dengan manifestasi panas bumi Sampuraga adalah sebesar
memakai persamaan: ToC = [1390/((log Na/K + 2.226 Watt. Perhitungan di atas hanya berdasarkan
1.75]-273, diperoleh temperatur 233 oC. Sedangkan pada manifestasi panas bumi berupa mata air
berdasarkan konsentrasi gas dari fumarol panas, sehingga data tersebut tidak dapat dijadikan
menggunakan geotermometer gas CO2 dalam dasar dalam menduga besarnya potensi panas bumi
satuan mol/kg steam dan mengacu kepada di daerah ini.
Nicholson,K., 1993, berdasarkan persamaan: log Kehadiran endapan sinter karbonat pada
CO2 = 37.43 + 73192/T – 11829 x 103/T2 + manifestasi Sampuraga menunjukkan bahwa
0.18923T - 86.187 log T, diperoleh temperatur 322 terdapat interaksi antara fluida hidrotermal yang
o
C. Berdasarkan hasil perhitungan geotermometer bertipe klorida dengan batuan
air dan gas tersebut, temperatur bawah permukaan sedimen/metasedimen karbonatan, sehingga dalam
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
PUSTAKA
Akbar., N., 1972 Inventarisasi dan penyelidikan
pendahuluan gejala panasbumi di Aceh,
P.Weh, Sumatera Utara dan Jambi,
Direktorat Geologi.
Bemmelen, van R.W., 1949. The Geology of
Indonesia. Vol. I A. The Hague. Netherlands.
Fournier, R.O., 1981. Application of Water
Geochemistry Geothermal Exploration and
Reservoir Engineering, “Geothermal
System: Principles and Case Histories”.
John Willey & Sons. New York.
Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute
Equilibria Deviation of Na-K-Mg-Ca Geo-
Indicators. Geochemica Acta 52. pp. 2749 –
2765.
Giggenbach, W.F., and Goguel, 1988, Methods for
the collection and analysis of geothermal
and volcanic water and gas samples, Petone
New Zealand .
Kooten , V., and Gerald, K., 1987, Geothermal
Exploration Using Surface Mercury
Geochemistry, Journal of volcanology and
Geothermal Research , 31, 269-280.
Nicholson, K., 1993, Geothermal Fluids
Chemistry & Exploration Technique
Springer Verlag, Inc. Berlin.
Pertamina Divisi Panas Bumi., 1991, Survey
Kombinasi ( Geologi, Geokimia, Geofisika )
di daerah Sorik Marapi, Sumatera Utara.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Besarnya
No Kelompok Manifestasi Kehilangan Panas
(Watt)
Lokasi Penyelidikan
Cl
Ma
tu
80
re
wa
te
rs
60
rs
te
wa
c
ni
40
lca
Ph
Vo
er
ip
he
ra
20
l w
at
er
s
S te a m h e a t e d w a te r s
SO 4 20 40 60 80 HCO 3
Na/1000
80
% Na K
60 Full equilibrium
160° 10
T Kn 0°
T Km 0°
22
40
Partial equilibrium
ox
b
ir
we
20
Immature waters
ROCK
K/100 20 40 60 % Mg 80 Mg
δ O
-30
-11 -10 -9 -8 -7
‰ -6 -5 -4
AP Sampuraga 3
-40
AP Sampuraga 4
‰
18
δD=8δ O+14 AP Longat
δD
-50
AP Bor Longat
AD Roburan Lombang
-60 AD Sirambas
-70
98000 Manyabar
Iparbonda
Gunungtua PETA DISTRIBUSI Hg TANAH
Hutabargottarimbaru
Gunungmanauon
Sabajambu
DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA
Hutanaingkan
T. 109
222.4
Kampungpadang
KAB. MANDAILING NATAL, SUMUT
Hutabargiculu
Pasamutabargo Adianyior
Sigalepangjae
Sabaninjang
Panyabungan Hutasiantar
Barbaranjae A6800
A. Sipolupolu Kampungbaru
Tarutungjae
Sipolupalu
Runding Barbaranjulu B7000
94000 A Lopan
Pagaran
0 2000 4000 m
Hututanga Pagaransigantal
C6500
Pidotidolok
Pulolimbang
D7000 KETERANGAN:
T. 997
218.5 E7000
B. Gadis
DK. SIGANTANGNA MENEK
92000 Longat
F6500 G7000
>200
CD1
H1850
Hutabaringina
100 - 200
TB D. Siombun
Dalanlidang
TL APB CD3 TP1 APS3 Sabajior
90000 T.
A1000
998
DK. SIPIPISAN
APL
H0
APS1
APS4EF1 APS2
<100
791
B1000
Porbangunan
C1000 I-500 Sirambas
Aekgodang
Fumarola
D1000 SIHIREHIRE
AOLANSIPALIS Aekngali
ADIAN NAGOON
Daerah Perkampungan
86000
DK. PARLAYANAN
Limbandolok
Jalan Raya
Gunungmanauon
Sabajambu
Iparbonda
DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA
Hutanaingkan
T. 109
222.4
KAB. MANDAILING NATAL, SUMUT
Kampungpadang
Hutabargiculu
Pasamutabargo Adianyior
Sigalepangjae
Sabaninjang
Panyabungan Hutasiantar
Barbaranjae A6800
A. Sipolupolu Kampungbaru
Tarutungjae
Sipolupalu
Runding B7000
Barbaranjulu
Pagaran
0 2000 4000 m
94000 A Lopan
Hututanga Pagaransigantal
C6500
D7000
Pulolimbang
Pidotidolok
KETERANGAN:
T. 997
218.5 E7000
B. Gadis
DK. SIGANTANGNA MENEK
92000 Longat
F6500 G7000
>2 %
CD1
Hutabaringina 1-2%
H1850
TB D. Siombun
A1000
TL APB CD3 TP1 APS3
APS1
Sabajior
Dalanlidang
<1 %
APL
90000 T.
791998
DK. SIPIPISAN H0 APS4EF1 APS2
B1000
Porbangunan
C1000 I-500 Sirambas
Aekgodang
Fumarola
D1000 SIHIREHIRE
E1000
Mata air panas
88000
F1000
G1000
F3500 Titik Pengamatan
AOLANSIPALIS Aekngali
ADIAN NAGOON
Daerah Perkampungan
86000
DK. PARLAYANAN
Limbandolok
Jalan Raya
1300
Purba Lama
Kontur topo selang 25 mt
Raburandolok