Anda di halaman 1dari 7

Journal Reading

The Relative Effectiveness of Five Antiepileptic Drugs in


Treatment of Benzodiazepine-Resistant Convulsive Status
Epilepticus: A Meta-Analysis of Published Studies

Disusun oleh:
Christi Giovani Anggasta Hanafi, S. Ked 04084821719204
Lola Meristi, S. Ked 04084821719205

Pembimbing:
dr. R. M. Indra, Sp.A(K)

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


RSUP Dr. MOH. HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Journal Reading
The Relative Effectiveness of Five Antiepileptic Drugs in Treatment of
Benzodiazepine-Resistant Convulsive Status Epilepticus: A Meta-Analysis of
Published Studies

Oleh :
Christi Giovani Anggasta Hanafi, S. Ked 04084821719204
Lola Meristi, S. Ked 04084821719205

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan
Klinik di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Periode 11 Desember 2017 – 19 Februari
2018.

Palembang, Desember 2017

dr. R. M. Indra, Sp.A(K)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan journal reading dengan judul “The Relative Effectiveness of Five
Antiepileptic Drugs in Treatment of Benzodiazepine-Resistant Convulsive Status
Epilepticus: A Meta-Analysis of Published Studies” sebagai salah satu syarat dalam
mengikuti Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP dr. Moh.
Hoesin Palembang.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. R. M. Indra,
Sp.A(K) selaku pembimbing yang telah membantu penyelesaian journal reading ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dokter muda dan semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan journal reading ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan journal reading ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat kami harapkan. Demikianlah penulisan laporan ini, semoga
bermanfaat.

Palembang, Desember 2017

Penulis
TELAAH JURNAL
PICO VIA
1. Population
Populasi dari penelitian ini adalah pasien dengan status epileptikus yang resisten
terhadap benzodiazepine sebagai terapi utama. Penelitian hanya pada manusia dan
pasien dengan status epileptikus konvulsif dimasukkan dalam penelitian. Tidak
terdapat pengecualian berdasarkan kelompok usia, komorbid atau riwayat epilepsi.

2. Intervention
Intravena lacosamide, levetiracetam, valproate, phenytoin dan phenobarbital sebagai
terapi lini kedua setelah gagal dengan benzodiazepine. Tidak ada dosis atau kadar
yang spesifik.

3. Comparison
Tidak terdapat pembanding dalam penelitian ini.

4. Outcome
Hasil penelitian ini menunjukkan efikasi levetiracetam sebesar 68,5% (95% CI:
56.2–78.7%), phenobarbital 73.6% (95% CI: 58.3– 84.8%), phenytoin 50.2% (95%
CI: 34.2–66.1%) dan valproate 75.7% (95% CI: 63.7–84.8%). Valproate,
levetiracetam dan phenobarbital dapat dijadikan terapi lini pertama pada status
epileptikus yang resisten terhadap benzodiazepine. Penelitian tentang Lacosamide
tidak dimasukkan karena kekurangan data. Penelitian ini tidak mendukung
penggunaan phenytoin sebagai terapi lini pertama.

5. Validity
a. Apakah pertanyaan penelitian didefinisikan dengan jelas dan spesifik?
Ya, pertanyaan penelitian didefinisikan dengan jelas dan spesifik. Penelitian ini
secara jelas mengungkapkan populasi yang diteliti, jenis intervensi dan hasil akhir
yang dinilai.
b. Apakah studi-studi yang dilibatkan dalam review dan meta analisis menggunakan
desain yang sesuai untuk menjawab pertanyaan yang diajukan?
Ya, studi-studi yang dilibatkan sesuai untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Pada penelitian ini terdapat beberapa desain studi yaitu 1 randomized double-
blinded trial, 5 open-label trials, 18 case series and 3 case reports. Studi-studi
tersebut menggambarkan 798 episode status epileptikus konvulsif.

c. Apakah strategi pencarian artikel yang relevan dinyatakan dengan jelas?


Ya, strategi pencarian artikel dinyatakan dengan jelas. Protokol pre-spesifik yang
digunakan untuk pencarian, ekstraksi dan analisis data adalah mengikuti
metodologi dari “Systematic Reviews: Center of Review and Dissemination’s
guidance for undertaking reviews in health care” yang dipublikasikan oleh Centre
of Review and Dissemination, University of York dan “Cochrane Handbook of
Systematic Review of Intervention”. Pencarian berdasarkan internet dilakukan
online dengan database MEDLINE dan EMBASE, keduanya diakses melalui
Ovid. Beberapa penulis studi yang diidentifikasi dikontak melalui email atau
telepon untuk menanyakan analisis data pada studi mereka. Dari total 2754 studi
yang diidentifikasi dengan MEDLINE/EMBASE, 2652 studi dikeluarkan karena
tidak relevan. Dari sisa 102 studi, hanya 27 studi yang dimasukkan dalam
penelitian. Jumlah studi per-obat sebanyak 32 studi.

d. Apakah dilakukan penilaian terhadap kualitas studi-studi yang dilibatkan dalam


review dan meta analisis?
Ya, dilakukan penilaian terhadap kualitas studi-studi yang dilibatkan. Studi
diklasifikasikan berdasarkan level menurut Oxford Centre of Evidence Based
Medicine (CEBM). Pada kasus randomized trials dan studi prospektif non-
randomized, penilaian resiko bias menggunakan Cochrane Collaboration’s Tool
for Assessment of Risk. Level bukti dari studi-studi ini adalah level 4 (18 studi,
66%), level 4- (3 studi, 11%), level 2b (5 studi, 19%) dan level 1b (1 studi, 4%).
Pada studi prospektif, penilaian resiko bias juga dilakukan (Tabel 1)
Tabel 1

6. Importance
a. Apakah hasil yang diinginkan konsisten antar studi-studi yang dilibatkan?
Tidak, hasil yang diinginkan tidak konsisten antar studi. Pada penelitian ini
terdapat heterogenitas seperti desain studi (retrospective, prospective, randomized
dan non-randomized, blinded dan non-blinded), demografi (usia, jenis kelamin,
komorbid dan pengobatan sebelumnya), karakteristik intervensi (dosis, tetesan
infus, manufacture dan level obat) dan karakteristik kondisi (etiologi, seminologi
kejang, durasi kejang sampai menjadi status epileptikus, durasi status epileptikus
sebelum intervensi), karakteristik respon (durasi terminasi kejang, follow up pada
kejang re-emerging). Walaupun banyak heterogenitas pada penelitian ini, tetapi
nilai I2 relative rendah dan pada batas yang masih dapa diterima.

b. Apa hasil keseluruhan dari meta analisis?


Hasil penelitian ini menunjukkan efikasi levetiracetam sebesar 68,5% (95% CI:
56.2–78.7%), phenobarbital 73.6% (95% CI: 58.3– 84.8%), phenytoin 50.2%
(95% CI: 34.2–66.1%) dan valproate 75.7% (95% CI: 63.7–84.8%). Valproate,
levetiracetam dan phenobarbital dapat dijadikan terapi lini pertama pada status
epileptikus yang resisten terhadap benzodiazepine. Penelitian tentang Lacosamide
tidak dimasukkan karena kekurangan data. Penelitian ini tidak mendukung
penggunaan phenytoin sebagai terapi lini pertama.

c. Seberapa signifikan dan presisi hasilnya?


Pada penelitian ini, jumlah studi yang dijadikan sampel hanya 27 studi. Apabila
jumlah sampel kurang dari 100 subbjek biasanya tidak adekuat untuk memberikan
hasil statistik yang reliabel. Pada penelitian ini juga didapatkan lebar interval
kepercayaan yang sangat besar. Semakin sempit interval kepercayaan atau
semakin dekat nilai hasil akhir dengan skor estimasi interval kepercayaan maka
semakin presisi hasil akhir yang diinginkan.

7. Applicable
Apakah penelitian ini dapat diaplikasikan?
Ya, penelitian ini dapat diterapkan karena ketersediaan obat-obat lini kedua seperti
levetiracetam, phenytoin, phenobarbital dan asam valproat ada di Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian ini, obat-obat tersebut dapat diberikan pada pasien
dengan status epileptikus yang resisten dengan benzodiazepine.

Anda mungkin juga menyukai